Anda di halaman 1dari 60

PEMBELAJARAN

BERORIENTASI HOTS

KEMITRAAN 2019/2020
GRAND DESIGN PROGRAM
IMPLEMENTASI
NAWA CITA KURIKULUM 2013
(GNRM)

STANDAR PROSES PENINGKATAN KOMPETENSI


Permendikbud No. 22 Tahun PEMBELAJARAN
2016
(TERINTEGRASI PPK dan LITERASI)

1. UN/USBN
2. Uji Kompetensi REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Mengembangkan sikap, pengetahuan
dan keterampilan sebagai pribadi PLB
SMK INDUSTRI
Pencapaian SISWA SUKSES
Perkembangan Anak PAUD

1. Ujian Sekolah SMA PERGURUA


2. Meningkatnya pemahaman TIMSS SD N TINGGI
SMP
1. UN/USBN 1. UN/USBN
2. meningkatnya pemahaman TIMSS, PISA 2. meningkatnya pemahaman PISA
DESAIN PEMBELAJARAN HOTS
KURIKULU
M 2013

21ST
PPK- LEARNI
GLN DESAIN NG
PEMBEJA SKILL
RAN
HOTS

KI-KD HOTS
KURIKULUM 2013

 Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan


Pendidikan Dasar dan Menengah.
 Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah.
 Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
 Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
 Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi
Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah.
 Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Pada Satuan Pendidikan.
VIDEO PEMBELAJARAN
A. Transfer Knowledge
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Defenisi
Pengetahuan
Faktual pengetahuan tentang eleman-elemen terpisah dan memiliki cirinya tersendiri,
meliputi pengetahuan tentang terminology dan detail dan elemen yang lebih
spesifik.
Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi, mencakup
klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur
Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup pengetahuan
dalam hal keterampilan dan algoritmik, Teknik dan metode, dan model dan
struktur.
Metakoginitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai
kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman
dirinya, kemampuan meng- gunakan berbagai informasi untuk mencapai
tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
1. Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
DEFINISI

Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan


C1
L Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis,
O Memahami
C2 dan gambar
T
S
Menerapkan /
C3 Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa
Mengaplikasikan

Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-


C4 Menganalisis
bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan

H Menilai /
C5 Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar
O Mengevaluasi
T
S
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan
Mengkreasi /
C6 secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola
Mencipta
atau struktur baru
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Mengurutkan Mengatur Mengabstraksi
Menyebutkan Menjelaskan Menyimpulkan
Menentukan Menganimasi Mengatur
Menjelaskan Menceritakan Menerapkan Mengumpulkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mengkatagorikan Mengkalkulasi Memecahkan Mengarahkan Mengkatagorikan
Mencirikan Memodifikasi Menegaskan Membangun
Membilang Menghitung Menganalisis Memprediksi Mengkreasikan
Merinci
Mengidentifikasi Membangun Menyeleksi Memperjelas Mengoreksi
Mengasosiasikan Mencegah Merinci Merencanakan
Mendaftar Membandingkan
Menugaskan
Menentukan Menominasikan Memadukan
Menunjukkan Menghitung Menggambarkan Mendiagramkan Menafsirkan Mendikte
Memberi label Mengkontraskan Menggunakan Mengkorelasikan Mempertahankan Membentuk
Memberi indeks Menilai Menguji Memerinci Meningkatkan
Menjalin
Melatih Mencerahkan Menanggulangi
Memasagkan Mendiskusikan Menggali Membagankan Mengukur Menggeneralisasi
Membaca Mencontohkan Mengemukakan Menyimpulkan Merangkum Menggabungkan
Menamai Mengemukakan Mengadaptasi Menjelajah Membuktikan Merancang
Mempolakan Menyelidiki Memaksimalkan Membatas
Menandai Mempersoalkan Memerintahkan Memvalidasi Mereparasi
Menghafal Memperluas Mengkonsepkan Mengaitkan Mengetes Membuat
Menyimpulkan Melaksanakan Mentransfer Menyiapkan
Meniru Mendukung
Meramalkan Memproduksi Melatih Memproduksi
Mencatat Memproses Mengedit Memilih Memperjelas
Merangkum
Mengulang Menjabarkan
Mengaitkan Menemukan Memproyeksikan Merangkum
Mereproduksi Menyusun Menyeleksi Mengkritik Merekonstruksi
Menggali Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Meninjau Mengubah Melakukan Mendeteksi Mengarahkan Menyusun
Memilih Mempertahankan Mensimulasikan Menelaah Memutuskan Mengkode
Mentabulasi Mentabulasi Mengukur Memisahkan Mengkombinasikan
Mengartikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Memberi kode Menerangkan Membiasakan Merasionalkan menimbang Mengkonstruksi
Menulis Menafsirkan Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyatakan Memprediksi Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Melaporkan Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Menelusuri Meramalkan Menampilkan
Membedakan
2. Ranah Afektif
Proses Afektif Definisi
Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima
A1 Penerimaan rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri
peserta didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
A2 Menanggapi mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap
A3 Penilaian
suatu gejala atau stimulus tertentu.
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
A4 Mengelola
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang
A5 Karakterisasi
yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Mengorganisaik Karakterisasi
Menerima Merespon Menghargai
an Menurut Nilai
(A1) (A2) (A3)
(A4) (A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromikan Meyakini Menata Mengubah perilaku
Mematuhi Menyambut Meyakinkan Membangun Berakhlak mulia
Meminati Mendukung Memperjelas Membentuk- Melayani
Melaporkan Menekankan pendapat Mempengaruhi
Memilih Memprakarsai Memadukan Mengkualifikasi
Memilah Menyumbang Mengelola Membuktikan
Menolak Mengimani Merembuk Memecahkan
Menampilkan Menegosiasi
Menyetujui
Mengatakan
3. Ranah Psikomotor
Proses Berfikir Makna

P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang


P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk
dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada
kategori ini, siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan
tertentu.
P3 Persisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa
sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai
dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan
harmonis dan konsisten.
P5 Naturalisasi
Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan
mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang
ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan
penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat
menentukan langkah yang lebih efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi koordinat Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Beradaptasi
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mengembangkan
Menggabungkan Merancang Memutar Merumuskan
Mengatur Melatih Mengirim Memodifikasi master
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi Mensketsa
Menimbang Memanipulasi Mencampur  
Memperkecil Mereparasi Mengemas
Mengubah Menyajikan
B. Critical and Creative Thinking
1. Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, yaitu FRISCO.

ELEMEN DEFINISI
F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik

R Reason Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk disimpulkan
seperti yang telah ditentukan dalam permasalahan
Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan tersebut harus
I Inference cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya
S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya

C Clarity Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan pada
argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan

Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan,


O Overview diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.

2. Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak


kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral.
Kita diperintahkan untuk mendapatkan air sebanyak 4 Liter (tidak kurang
tidak lebih) dari sebuah Danau. Sedangkan kita hanya punya alat Dua
buah ember masing-masing berkapasitas 3 Liter dan 5 Liter. Nah,
bagaimana caranya mendapatkan air 4 Liter dengan tepat tanpa
menggunakan alat lain maupun hanya mengira-ira
C. Problem Solving
1. Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan,
menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan
untuk mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan
kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi.
2. Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan dengan
masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan menyatakan hipotesis
yang terkait dengan masalah.
3. Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk
memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah, memilih
teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi
untuk menemukan solusi.
4. Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah
ditetapkan.
5. Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah.
6. Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi
dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan
mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat.
Peta kompetensi keterampilan 4Cs sesuai dengan P21
(Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard )
   
Framework 21st IP-21CSS Aspek
Century Skills
Creativity Thinking • Berpikir secara kreatif
and innovation • Bekerja kreatif dengan lainnya
 
• Mengimplementasikan inovasi
Critical Thinking and
• Penalaran efektif
Problem Solving 4Cs • Menggunakan sistem berpikir
• Membuat penilaian dan keputusan
• Memecahkan masalah
Communication and • Berkomunikasi secara jelas
Collaboration • Berkolaborasi dengan orang lain
Information, Media • Mengakses dan mengevaluasi informasi
and Technology Skills ICTs • Menggunakan dan menata informasi
• Menganalisis dan menghasilkan media
• Mengaplikasikan teknologi secara efektif
     • Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin tahu, jujur, teliti,
Character terbuka dan penuh kehati-hatian)
Building • Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang berlaku di
masyarakat
Desain Pembelajaran
A. Analisis Kompetensi Dasar:
1. Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar yang sesuai dengan tuntutan
Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar yang menjadi
sasaran minimal yang akan dicapai sesuai Kompetensi Dasar. Sesuai dengan
format dibawah.

Format pasangan KD pengetahuan dan keterampilan


Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

<Nomor KD> <KD Pengetahuan> <Nomor KD> <KD Pengetahuan>


2. Tentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi
Dasar, sesuai dengan format dibawah, dengan cara memisahkan
target kompetensi dengan materi yang terdapat pada KD.

Format Penetapan Target KD


NO KOMPETENSI TARGET KD
DASAR
KD PENGETAHUAN  

  <KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang diamanatkan oleh KD>

KD KETERAMPILAN  

  <KD Keterampilan> <Target keterampilan yang diamanatkan oleh KD>


3. Proyeksikan dalam sumbu simetri Kombinasi dimensi
pengathuan dan proses berpikir.
Matrik Sumbu Simetri Kombinasi
METAKOGNITIF

PROSEDURAL
entang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah)

KONSEPTUAL
I PENGETAHUAN
B. Perumusan Indikator Pencapaia
Kompetensi:

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur


dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran,
(Mulyasa, 2007:139).
FUNGSI INDIKATOR

Fungsi indikator antara lain sebagai pedoman dalam:


1. mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar,
2. mendesain kegiatan pembelajaran
3. merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Ketentuan Perumusan Indikator

1. Indikator dirumuskan dari KD


2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah
dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi &
kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan
lingkungan/daerah;
Perumusan Indikator

A. Menganalisis tingkat kompetensi yang


digunakan pada KD Menganalisis KKO

B. Menganalisis Indikator
berdasarkan tingkat UKRK (Urgensi,
Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian)
kompetensi pada KD
Bagaimana Merumuskan Indikatornya? (1)

Contoh Penjabaran KD & Indikator

Muatan Pelajaran: IPA (BG Kelas 7)


KD 3.7 Menganalisis sistem peredaran darah pada manusia dan memahami gangguan pada sistem
peredaran darah, serta upaya menjaga kesehatan sistem peredaran
darah
Menganalisis C4 (Menganalisis)
Indikator:
3.2.1 Memahami
3.2.2 Mengidentifikasi
3.2.3 Mengaplikasikan
B. Analisis Tingkat UKRK pada KD (1)

Berdasar UKRK (Urgensi, Kontinuitas, Relevansi,


Keterpakaian):
• Indikator sangat penting,
• Indikator penunjang.
Keterangan:
UKRK dapat dijadikan kriteria dalam memilih dan memilah
ketepatan indikator penting atau indikator penunjang.
B. Analisis Tingkat UKRK pada KD (2)
• Urgensi adalah tingkat kepentingannya. Maka urgensi
dimaknai bahwa indikator tersebut penting dikuasai oleh
peserta didik.
• Kontinuitas adalah berkelanjutan, menjadi dasar bagi
indikator selanjutnya atau mempunyai hubungan dengan
indikator pada tingkat lanjut.
• Relevansi bermakna bahwa indikator tersebut
mempunyai hubungan dengan mata pelajaran lain serta
memiliki nilai yang aplikatif dalam kehidupan
bermasyarakat.
• Keterpakaian bermakna bahwa indikator tersebut
memiliki nilai aplikatif dalam bidang keilmuan,
kehidupan sosial, bermasyarakat.
Klasifikasi Indikator(1)
1. INDIKATOR KUNCI
• Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.
• Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang
terdapat pada KD.
• Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal
dari KD.
• dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus
teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga
kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa tercapai
berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
Klasifikasi Indikator(2)

2. INDIKATOR PENDUKUNG
• Membantu peserta didik memahami indikator
kunci.
• Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti
kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari siswa,
berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.
Klasifikasi Indikator(3)
3. Indikator pengayaan
• mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan
kompetensi dari standar minimal KD.
• tidak selalu harus ada.
• dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik
memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan
yang baik dari standar minimal KD.
Klasifikasi Indikator(4)
Dalam melakukan penilaian adalah indikator yang harus diujikan kepada siswa adalah
indikator kunci.
1. Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidikan dalam pelaksanaan penilaian,
karena ndikator inilah yang menjadi tolok ukur dalam mengukur ketercapaian
kompetensi minimal siswa berdasarkan KD.
2. Di samping itu, pencapaian kompetensi minimal ini merupakan pencapaian yang
berstandar nasional.
3. Seperti halnya dengan indikator pendukung dan indikator pengayaan di dalam
melakukan penilaian disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pemahaman peserta didik
terhadap indikator kunci yang telah diberikan.
4. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat dilakukan dengan
mengikuti langkah sebagai berikut.
a. Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang menjadi
target yang harus dicapai peserta didik.

b.Tentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK


c. Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk perumusan IPK
agar konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK di
Identifikasi dari Low Order Thinking Skill (LOTS) menuju High Order
Thinking Skill (HOTS)
d.Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK pengayaan
dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah dipenuhi oleh peserta
didik.
Format Perumusan IPK INDIKATOR
TINGKAT KOMPETENSI PROSES BERIFIKIR MATERI DAN
KD PENCAPAIAN
KD (C1-C6) SUB MATERI
KOMPETENSI

KD Pengetahuan
  Dimensi Pengetahuan: Proses Berpikir dan   IPK Penunjang:
  dimensi pengetahuan:  
Proses Berpikir: <Gradasi dimensi proses
  berfikir>

KD Keterampilan IPK Kunci:


 

  Tingkat Proses Keterampilan: Langkah Proses IPK Pengayaan :


  Keterampilan:  
<Gradasi dimensi
Keterampilan>
 
IPK Penunjang:
 

IPK Kunci:
 
IPK Pengayaan:
 
5. Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif,
psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas
dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik.
Tujuan pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter
kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran. Selain
itu, tujuan pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar
pendidikan.
6. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran:
a. Pahami KD yang sudah dianalisis
b. Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah dikembangkan
c. Pahami sintak-sintak yang ada pada model pembelajaran, rumuskan kegiatan pendahuluan yang meliputi Orientasi,
Motivasi, dan Apersepsi
d. Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada:
• IPK
• Karakteristik peserta didik
• Pendekatan saintifik
• 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration)
• PPK dan literasi
e. Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi baik individual maupun kelompok.
• memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
• melakukan kegiatan tindak lanjut
• menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
• Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD bersangkutan
f. Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran
g. Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran yang mengacu kepada IPK
PROSES SAINTIFIK
DALAM MODEL PROSES
PEMBELAJARAN SAINTIFIK
Model-Model Pembelajaran
1. Model Penemuan/Penyingkapan
a. Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti,
dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Sintak model Discovery Learning:


1)Pemberian rangsangan (Stimulation);
2)Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3)Pengumpulan data (Data Collection);
4)Pengolahan data (Data Processing);
5)Pembuktian (Verification), dan
6)Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
Model-Model Pembelajaran (2)

b. Inquiry Learning
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses
penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat.

Sintak/tahap model inkuiri meliputi:


1)   Orientasi masalah;
2)   Pengumpulan data dan verifikasi;
3)   Pengumpulan data melalui eksperimen;
4)   Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5)   Analisis proses inkuiri.
Model-Model Pembelajaran (3)
2. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan
berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok
serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan,
dan kontekstual
Sintak model Problem Based Learning :
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model-Model Pembelajaran (4)
3. Project Based Learning
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui
tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk
untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Sintak PJBL:
1) Pertanyaan mendasar
2) Mendesain perencanaan produk
3) Menyusun jadwal pembuatan
4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5) Menguji hasil
6) Evaluasi penglaman belajar
Desain Pembelajaran Berorientasi HOTS

Fasilitator memfasilitasi peserta untuk mengembangkan desain


pembelajaran berorientasi HOTS
Setiap kelompok mengembangkan desain pembelajaran berorientasi HOTS
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
– Siapkan satu pasang KD pengetahuan dan keterampilan pada mapel
dan jenjang yang sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016!
– Desainlah pembelajaran berdasarkan model pembelajaran yang dibagi
ke dalam beberapa pertemuan, sesuaikan dengan kebutuhan konten
materi yang disajikan! (LK 2f)
Desain Pengembangan Pembelajaran
Berorientasi HOTS (30’)
• LK. Format Desain Pembelajaran Berdasarkan Model Pembelajaran beserta Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD)
Struktur Penyusunan LKPD
Struktur isi LKPD minimal memuat :
1. Judul/identitas
2. Petunjuk Belajar
3. KD
4. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
5. Paparan isi Materi Pembelajaran
6. Informasi Pendukung
7. Tugas/Langkah Kerja siswa
Refleksi (5’).

1. Setelah mengikuti materi pembelajaran ini apa


yang saudara ketahui tentang Pembelajaran HOTS
2. Menurut saudara apa yang paling sulit dalam
menerapkan pembelajaran HOTS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai