Oleh:
STATUS
EPILEPTIKU
S
Ahmed Z, Spencer S.S (2004) : An Approach to the Evaluation of a Patient for Seizures and Epilepsy, Wisconsin Medical Journal, 103(1) :
49-55.
BAB 11 TINJAUAN
PUSTAKA
Status Epileptikus
Definisi
Hanhan UA, Fiallos MR, Orlowski JP. Status epilepticus. Pediatr Clin North Am 2001;48:683-94.
Klasifikasi
Men •kon
•area
tertent urut vul
Kl
ini
u dari
korteks loka si
(Partia
si •non
s
l onset)
•kedua
hemisf
awal -
er otak ban kon
(Gener
alized gkit vul
onset)
an si
Heafield MT. Managing Status Epilepticus.BMJ. Edisi 8 April2000. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1117894/ [diakses
tanggal 08 Oktober 2013]
Etiologi
Kustiowati E, Gunadharma S, Kusumastuti K, (editors) (2019) : Pedoman Tatalaksana Epilepsi, Kelompok Studi Epilepsi Perdossi
Penderita epilepsi tanpa Pengobatan yang tiba-tiba
pengobatan atau dosis dihentikan atau gangguan
pengobatan yang tidak penyerapan GIT
memadai
Faktor pencetus
Ahmed Z, Spencer S.S (2004) : An Approach to the Evaluation of a Patient for Seizures and Epilepsy, Wisconsin Medical Journal, 103(1) :
49-55.
Eksitas Glutamat
i Aspartat
Norepinefrin
Gamma Asetilkolin
amino
butyric acid Inhibisi
(GABA)
Manifestasi
Klinis
ANAMNESA Pemeriksaan
Kondisi fisik dan Fisik
psikis ,Teraipi OAE PEMERIKSAAN
mencari tanda-tanda NEUROLOGI
dan respon terhadap
gangguan yang mencari tanda-tanda
OAE sebelumnya
berkaitan dengan defisit neurologis fokal
epilepsi (trauma yang berhubungan
kepala, tanda-tanda dengan epilepsi
infeksi, kelainan
kongenital, kecanduan,
dll)
Pemeriksaan Penunjang
EEG, MRI, Pemeriksaan Laboratorium,
Pemeriksaan darah LCS (liquor cerebos
pinalis) Pemeriksaan lain-lain (co:
kelainan metabolik bawaan )
Kustiowati E, Gunadharma S, Kusumastuti K, (editors) (2019) : Pedoman Tatalaksana Epilepsi, Kelompok Studi Epilepsi Perdossi
0-60/90 menit 30-90 menit
>65 tahun 2
Total 0-6
Kustiowati E, Gunadharma S, Kusumastuti K, (editors) (2019) : Pedoman Tatalaksana Epilepsi, Kelompok Studi Epilepsi Perdossi.
BAB III LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Yanti
Jenis kelamin: Perempuan
Usia : 35 tahun
Alamat : Sampoinet
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
No. MR: 03 07 38
TMRS : 17 Mei 2022
Tanggal Pemeriksaan : 17 Mei 2022
ANAMNESA
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Keluhan Tambahan : Kejang
Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang
dengan keluhan penurunan kesadaran yang
dialami sejak 2 jam SRMS, disertai dengan kejang
seluruh badan terus menerus, setelah kejang
sempat tidak sadar selama 1 jam. Mengorok (-).
Menurut keluarga pasien tadi malam sempat
kejang 1 kali dan langsung sadar, muntah (+).
Demam (-) batuk (-) sesak nafas (-). Pasien ada
riwayat dengan keluhan yang sama tahun yang
lalu dirawat di ZA,
ANAMNESA
Riwayat penyakit dahulu : Kejang (+)
pernah dirawat di RSUZA 6 tahun yang lalu
selama 1 bulan
Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga
mengeluhkan keluhan yang sama
Riwayat Pengobatan : Tidak ada
Riwayat Kebiasaan dan Sosial : Pasien
sehari-harinya adalah seorang Ibu rumah
tangga.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present
- Keadaan umum : Sakit sedang
- Kesadaran : Sopor (E1M4V1)
- Tanda vital
Tekanan Darah: 110/84 mmHg
Nadi : 83 kali/menit, reguler
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36.8 ° C
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit : Kepala:
warna : Sawo matang
Sianosis: Tidak ada Bentuk: Normocephali
Turgor: Normal Rambut: Hitam
Kelembapan: Cukup Mata,Telinga, Hidung dan mulut dalam
batas normal
Pada leher tidak ditemukan peningkatan
Vena Jugularis dan pembesaran KGB (-)
Thorak :
Dinding dada dan paru
Inspeksi:
Bentuk: Simetris Jantung :
Retraksi: Tidak ada Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: Sf kanan dan kiri sama Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi: Sonor di semua lapangan paru Perkusi :
Auskultasi: Ves (+/+), Rh (+/-) Wz (-/-) Batas Atas: ICS II linea parasternal sinistra
Batas Kanan: ICS V linea parasternal
dekstra
Batas Kiri : ICS VI 2 jari lateral linea axilla
Abdomen dan ekstremitas anterior sinistra
Tidak ada keluhan Auskultasi : BJ 1 > BJ 2, bising (-)
Refleks: Refleks fisiologis: (+/+)
Refleks patologis :(-/-)
Pemeriksaan rangsang meningeal :
Kaku kuduk : (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
JenisPemeriksaan Hasil
Nilai Rujukan
(17/05/2022)
Hematologi
Hemoglobin 11,5 12-16 g/dl
Eritrosit 4,02
(4,7-6,1) 106/l
Leukosit 5,72
(4,0-10,0) 103/l
Trombosit 242
(100-300) 103/l
Lemak
Kolesterol Total 202 <220mg/dl
Kolesterol HDL 61 >45mg/dl
Trigliserida 64 40-140mg/dl
MetabolismeKarbohidrat
Glukosa Darah (Sewaktu) 202 <200mg/dl
Ginjal
Uream 37 15-45mg/dl
DIAGNOSIS
Status Epileptikus
TATALAKSANA
Farmakologi
O2 4lpm nk
IVFD Nacl 0.9% 10 tpm s/s Dextros 5%
Inj. Ceftriaxone Igr/ 12 jam
Inj. Diazepam ½amp (extra) – Bila masih kejang inj Diazeapam 1amp + Nacl 0,9%
2cc bolus pelan1
Drip paracetamol 1gr/ 12 jam
Fenitoin 3x10mg (via NGT)
Depacote syr 3xc1
Asam folat 3x1
Planing
Rawat HCU
Pasang NGT dan Kateter
Pantau kejang
Pantau jalan nafas, bila SPO2 < 60 lapor
Pantau KGD/12 jam
PROGNOSIS
Jumat Kejang (+)> 10x Samnolen GCS E2 M5 V2= 9 Status Epileptikus Depacote syr 3x5 cc
TD: 110/80mmHg
18 Mei 2022 Durasi <30 D selanjutnya 3x10 cc
T: 36,50C, HR : 90x/I, RR: 22x/i
Jarak 2 menit Diazepam 2x1 amp
Kaku kuduk (-)
Reflex patologis (-) Drip fenitoin 100mg kec
5cc/jam. Inj lanjut
• Pasien juga mendapat terapi fase stabilitas dan OAE selama kejang.
• Prognosis pasien ini baik total (2), berdasarkan STESS.
KESIMPULA
N
Kejang merupakan gejala yang timbul dari efek langsung atau
tidak langsung dari penyakit sistem saraf pusat ( SSP ). Salah
satu kegawat daruratan di bidang neurologi adalah status
epileptikus, yang merupakan suatu keadaan dimana seseorang
berada dalam keadaan kritis dan apabila tidak dilakukan suatu
usaha atau tindakan akan menyebabkan kematian.
EEG merupakan tes untuk membantu dalam penegakan
diagnosa dan membantu pembedaan antara kejang umum dan
kejang fokal.
Harus ditindaki secepat mungkin untuk menghindarkan
kematian atau cedera saraf permanen. Biasanya dilakukan dua
tahap tindakan yakni stabilitas pasien dan menghentikan
kejang dengan obat anti kejang.
TERIMAKASIH