Anda di halaman 1dari 14

TEORI LOCUS-TEMPUS

DELICTI
(1805-HPDN-S03-02)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bagian ini,
Anda diharapkan telah mampu:

Menguraikan berlakunya hukum pidana


menurut tempat berdasarkan
teori Locus Delicti, dan juga sekaligus Tempus
Delicti.
1805HPDN03
TEORI-TEORI LOCUS-TEMPUS
3

DELICTI TEORI PERBUATAN FISIK


01
(DE LEER VAN DE LICHAMELIJKE DAAD)

TEORI BEKERJANYA ALAT YANG


02
DIGUNAKAN
(DE LEER VAN HET INSTRUMENT)
TEORI AKIBAT
03
(DE LEER VAN HET GEVOLG)

TEORI TEMPAT YANG JAMAK


04
(DE LEER VAN DE MEERVOUDIGE PLAATS)

1805HPDN03
4

PENTINGNYA LOCUS DELICTI


Locus Delicti penting diketahui untuk:

Menentukan hukum pidana mana


yang akan diberlakukan,
hukum Indonesia atau hukum negara lain.

Menentukan kompetensi relatif suatu


pengadilan (menentukan pengadilan mana
yang akan mengurus kasus pidananya).
Misal, Pengadilan Negeri (PN) Depok
atau Pengadilan Negeri (PN) Bogor.
1805HPDN03
5

MEMILIH TEORI LOCUS DELICTI (1)

Menurut van Hamel dan Simons,


pemilihan teori Locus Delicti
bergantung pada sifat dan
corak
perkara konkret yang hendak
diselesaikan.

1805HPDN03
6

MEMILIH TEORI LOCUS DELICTI (2)

Sedangkan menurut Hazewinkel-Suringa,


Zevenbergen, dan Lonyon-Langemejer,
pemilihan teori Locus Delicti adalah
dengan menggunakan tiga teori
secara teleologis. Dengan kata lain,
menggunakan Teori Tempat yang Jamak.

1805HPDN03
CONTOH TEORI
7

TEMPAT YANG JAMAK (1)


A hendak meracuni B dalam perjalanan dari Surabaya
menuju Cirebon. A membawa racun tersebut
dari Surabaya dan memberikannya kepada B.
Kemudian, B meminum racun tersebut saat kereta
mereka tiba di Semarang. Saat di Cirebon, B sudah
tak bernyawa akibat meminum racun tersebut.

Untuk mengatasi kasus ini, hakim diberi kemerdekaan


untuk memilih di antara 3 teori Locus Delicti yang lain.

1805HPDN03
CONTOH TEORI
8

TEMPAT-WAKTU YANG JAMAK (2)


PENJELASAN
• Menurut Teori Perbuatan Fisik, tindak pidana terjadi
di Surabaya saat A memberikan racun pada B. Oleh sebab itu,
yang berwenang menangani kasus ini adalah PN Surabaya.
• Menurut Teori Bekerjanya Alat yang Digunakan, kasus terjadi
di Semarang saat B meminum racun dari A. Oleh karena itu,
yang berwenang menangani kasus ini adalah PN Semarang.
• Menurut Teori Akibat, kasus terjadi di Cirebon saat B tewas.
Oleh sebab itu, yang berwenang menangani kasus ini
adalah PN Cirebon.
1805HPDN03
9

BEBERAPA MASALAH TERKAIT ASAS-


ASAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA (1)
ASAS TERITORIAL (WILAYAH)
Pasal 3 KUHP memperluas berlakunya asas teritorial
hukum pidana dengan menyertakan kendaraan
air,
termasuk kapal perang
Memberlakukan dan kapal
ius passagii dagang.
innoxii, yaitu prinsip
yang memberlakukan hukum pidana di wilayah
mana kapal melintas.

1805HPDN03
10

BEBERAPA MASALAH TERKAIT ASAS-


ASAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA (2)
ASAS UNIVERSAL
Kejahatan terorisme;

Kejahatan Hak Asasi Manusia (HAM) berat; dan

Tindak pidana yang terjadi di Zona Ekonomi


Eksklusif (ZEE) dan landas kontinen.

1805HPDN03
11

ASAS-ASAS BERLAKUNYA HUKUM


PIDANA: PENGECUALIAN (1)
Pasal 9 KUHP: Hukum Publik Internasional membatasi
berlakunya Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 7,
dan Pasal 8 KUHP.

Termasuk yang memiliki imunitas hukum pidana


sesuai Perjanjian Wina 18 April 1961.

1805HPDN03
12

ASAS-ASAS BERLAKUNYA HUKUM


PIDANA: PENGECUALIAN (2)
Pemilik imunitas:
1) Kepala-kepala negara dan keluarganya (secara resmi,
bukan incognito atau singgah).
2) Duta negara asing dan keluarganya (konsul: tergantung
traktat antarnegara).
3) Anak buah kapal perang asing (termasuk awak kapal
terbang militer).
4) Pasukan negara sahabat yang berada di wilayah negara
atas persetujuan negara.
1805HPDN03
13

ASAS-ASAS BERLAKUNYA HUKUM


PIDANA: PENGECUALIAN (3)
Menurut Perjanjian Wina 18 April 1961,
keluarga termasuk memiliki imunitas
(hak eksteritorial).

Untuk ketua organisasi internasional


biasanya dilindungi (tergantung traktat antarnegara).

1805HPDN03
🔑 DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, A. (1994). Asas-asas Hukum Pidana (4th ed.). Jakarta:
Rhineka Cipta.

Abidin, A. Z. (1987). Asas-asas Hukum Pidana I. Bandung: Alumni.

Utrecht, E. (1965). Rangkaian Sari Kuliah Hukum Pidana I. Bandung:


PT Penerbit Universitas.

1805HPDN03

Anda mungkin juga menyukai