II
SARANA DAN PRASARANA
A. PENGERTIAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
Beberapa pengertian tentang pengadaan sarana dan prasarana menurut beberapa ahli diantaranya
sebagai berikut :
1. Menurut Christopher dan Schoner (2007) pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau
jasa secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya.
2. Menurut Edquist (2000), pada prinsipnya pengadaan publik (public procurement) adalah proses
akuisisi yang dilakukan oleh pemerintah dan institusi public untuk mendapatkan barang (goods),
bangunan (works) dan jasa (services) secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan penggunanya.
3. Menurut Gunawan (1996) pengadaan sarana dan prasarana adalah segala kegiatan untuk menyediakan
semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.
4. Menurut Abu Samman Lubis dalam bukunya tinjauan hukum dalam pengadaan barang / jasa
pemerintah pengadaan barang atau jasa pada hakikatnya adalah upaya pihak pengguna untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar
dicapai kesepakatan harga kualitas (spesifikasi), kuantitas (volume), waktu, dan kesepakatan lainnya.
B. JENIS – JENIS KEGIATAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
Menurut Barnawl dan M. Arifin (2012) dalam bukunya manajemen sarana dan prasarana, ada
beberapa jenis kegiatan pengadaan sarana dan prasarana yaitu sebagai berikut :
1. Pembelian
Pembelian merupakan cara umum yang biasa dilakukan oleh kantor, pembelian adalah
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dengan cara, yaitu kantor menyerahkan sejumlah uang kepada
penjual untuk memperoleh sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
2. Penukaran
Penukaran adalah cara pemenuhan sarana dan prasarana dengan jalan menukarkan barang yang
dimiliki oleh kantor dengan barang yang dimiliki pihak lain.
3. Penerimaan Hibah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dengan jalan
menerima pemberian sukarela dari pihak lain.
4. Rekondisi / Perbaikan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kantor yang telah
mengalami kerusakan. Perbaikan dapat dilakukan melalui penggantian bagian – bagian yang telah
rusak sehingga sarana dan prasarana yang rusak dapat digunakan kembali sebagaimana mestinya.
5. Produksi Sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan kantor melalui pembuatan sendiri yang
dilakukan oleh karyawan kantor yang bersangkutan.
6. Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kantor dengan jalan
memanfaatkan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan kantor dan kantor tersebut
membayarnya sesuai perjanjian sewa – sewanya.
7. Pendaurulanganadalah cara pemenuhan sarana dan prasarana kantor dengan jalan memanfaatkan
barang bekas agar dapat digunakan untuk kepentingan kantor.
8. Peminjaman adalah cara pemenuhan sarana dan prasarana kantor dengan jalan memanfaatkan barang
pihak lain untuk kepentingan kantor secara sukarela sesuai dengan perjanjian pinjam – meminjam.
C. TUJUAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
Pengadaan sarana dan prasarana dapat dilakukan secara konvensional ataupun secara
elektronik sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.
Hal ini berarti tujuan mengemukakan pengadaan barang yang dijelaskan kembali dalam pasal
107 peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang tujuan pengadaan barang atau jasa secara elektronik,
yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
2. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat
3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan
4. Mendukung proses monitoring dan audit
5. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.
BAB III MENERAPKAN PENERIMAAN PENYIMPANAN DAN
PENYALURAN SARANA DAN PRASARANA