0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan sarana dan prasarana kantor. Termasuk di dalamnya analisis kebutuhan, pengusulan, jenis pengadaan, tujuan pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian sarana dan prasarana kantor.
Dokumen tersebut membahas perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan sarana dan prasarana kantor. Termasuk di dalamnya analisis kebutuhan, pengusulan, jenis pengadaan, tujuan pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian sarana dan prasarana kantor.
Dokumen tersebut membahas perencanaan, pengadaan, dan pengelolaan sarana dan prasarana kantor. Termasuk di dalamnya analisis kebutuhan, pengusulan, jenis pengadaan, tujuan pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian sarana dan prasarana kantor.
MARWAH XII (OTKP I) BAB I MENGANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA KANTOR
A. PERENCANAAN KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA KANTOR
Suatu lembaga pendidikan ataupun nonpendidikan dalam hal ini dunia perkantoran tidak dapat beroperasi tanpa adanya sarana dan prasarana yang biasanya digunakan sebagai alat untuk melaksanakan kegiatannya. Sarana dan prasarana kantor adalah salah satu bagian terpenting yang dibutuhkan oleh para pekerja atau karyawan untuk dapat menjalankan kegiatan operasional dikantor. Mengingat pentingnya peran sarana dan prasarana dalam kegiatan perkantoran, penting sekali dilakukan analisis perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana. 1. Pengertian Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Perencanaan adalah suatu proses menentukan hal-hal yang ingin dicapai di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan suatu organisasi atau perusahaan tidak akan dapat tercapai jika tidak melakukan perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan- perencanaan tersebut diantaranya adalah dengan menentukan strategi, langkah, dan metode yang akan digunakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sondang P. Siagian (1997), dalam bukunya Filsafat Administrasi, menjelaskan bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses perkiraan dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan dating dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan juga merupakan proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Engkoswara dan Aan Komariah (2011), dalam bukunya Administrasi Pendidikan, menjelaskan perencanaan adalah suatu kegiatan menetapkan aktivitas yang berhubungan dengan jawaban pertanyaan 5W1H yaitu: apa (what) yang akan dilakukan, mengapa (why) hal tersebut dilakukan, siapa (who) yang melakukannya, dimana (where) melakukannya, kapan (when) dilakukan, dan bagaimana (how) melakukannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan tujuan-tujuan yang akan dirumuskan, Teknik dan metode yang digunakan, serta sumber yang diberdayakan untuk mencapai tujuan tersebut. B. ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA Analisis kebutuhan sarana dan prasarana bagi dunia perkantoran merupakan aktivitas yang sangat berguna dan bermancafaat karena dengan melakukan analisis, manajemen kantor akan medapatkan perincian yang lengkap mengenai kebbutuhan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana yang tidak digunakan merupakan suatu pemborosan dan kerugian bagi kantor tersebut dan karena itu harus dihindari. Proses kegiatan analisis kebutuhan sarana dan prasarana dapat disesuaikan dengan kemampuan kantor.
C. PENGUSULAN SARANA DAN PRASARANA
Arah pengembangan pada segi pengusulan sarana dan prasarana tentu sejalan dengan proyeksi kebuthuan di masa yang akan datang. Guna memproyeksikan kebutuhan sarana dan prasarana di masa yang akan datang, data tentang perkambangan seluruh elemen penunjang kegiatan pada suatu kantor, data tentang kebutuhan layanan terhadap mereka, data tentang kebutuhan berbagai macam ruangan baik untuk teori maupun praktik, harus dapat diidentifikasi. Dengan menggunakan analisis regresi, proyeksi kebuthuhan 5 tahun, 10 tahun, dan 25 tahun ke depan akan dibuat. Menurut Ali Imron dalam buku Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, ada sejumlah Langkah penetapan usulan sarana dan prasarana sebelum dilakukan pengadaan barang, diantaranya sebagi berikut. 1. Menampung semua usulan kebutuhan sarana dan prasaraa yang diajukan oleh setiap unit kerja dan atau menginvestarisasi kekurangan sarana dan prasarana 2. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana untuk periode tertentu, misalmya untuk satu atau dua tahun. 3. Memadukan rencana kebutuhan sarana dan prasarana yang telah disusun dengan perlengkapan yang tersedia sebelumnya. 4. Memadukan rencana kebutuhan sarana dan prasarana dengan dana atau anggaran yang tersedia. Apabila dana yang tersedia tidak memadai untuk mengadakan kebutuhan tersebut, perlu dilakukan seleksi terhadap semua kebutuhan perlengkapan yang telah direncanakan dengan melihat urgensi setiap perlengkapan yang dibutuhkan. Semua perlengkapan yang urgen harus segera didaftar. 5. Memadukan rencana (daftar) kebutuhan perlengkapan yang urgen dengan dana atau anggaran yang tersedia. Apabila ternyata masih melebihi anggaran yang tersedia, perlu dilakukan seleksi lagi dengan cara membuat skala prioritas. BAB II MENERAPKAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA A. PENGERTIAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA Beberapa pengertian tentang pengadaan sarana dan prasarana menurut beberapa ahli diantaranya sebagai berikut : 1. Menurut Christopher dan Schoner (2007) pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. 2. Menurut Edquist (2000), pada prinsipnya pengadaan publik (public procurement) adalah proses akuisisi yang dilakukan oleh pemerintah dan institusi public untuk mendapatkan barang (goods), bangunan (works) dan jasa (services) secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya. 3. Menurut Gunawan (1996) pengadaan sarana dan prasarana adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. 4. Menurut Abu Samman Lubis dalam bukunya tinjauan hukum dalam pengadaan barang / jasa pemerintah pengadaan barang atau jasa pada hakikatnya adalah upaya pihak pengguna untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar dicapai kesepakatan harga kualitas (spesifikasi), kuantitas (volume), waktu, dan kesepakatan lainnya. B. JENIS – JENIS KEGIATAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA Menurut Barnawl dan M. Arifin (2012) dalam bukunya manajemen sarana dan prasarana, ada beberapa jenis kegiatan pengadaan sarana dan prasarana yaitu sebagai berikut : 1. Pembelian Pembelian merupakan cara umum yang biasa dilakukan oleh kantor, pembelian adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dengan cara, yaitu kantor menyerahkan sejumlah uang kepada penjual untuk memperoleh sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. 2. Penukaran Penukaran adalah cara pemenuhan sarana dan prasarana dengan jalan menukarkan barang yang dimiliki oleh kantor dengan barang yang dimiliki pihak lain. 3. Penerimaan Hibah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana dengan jalan menerima pemberian sukarela dari pihak lain. 4. Rekondisi / Perbaikan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kantor yang telah mengalami kerusakan. Perbaikan dapat dilakukan melalui penggantian bagian – bagian yang telah rusak sehingga sarana dan prasarana yang rusak dapat digunakan kembali sebagaimana mestinya. 5. Produksi Sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan kantor melalui pembuatan sendiri yang dilakukan oleh karyawan kantor yang bersangkutan. 6. Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kantor dengan jalan memanfaatkan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan kantor dan kantor tersebut membayarnya sesuai perjanjian sewa – sewanya. 7. Pendaurulanganadalah cara pemenuhan sarana dan prasarana kantor dengan jalan memanfaatkan barang bekas agar dapat digunakan untuk kepentingan kantor. 8. Peminjaman adalah cara pemenuhan sarana dan prasarana kantor dengan jalan memanfaatkan barang pihak lain untuk kepentingan kantor secara sukarela sesuai dengan perjanjian pinjam – meminjam. C. TUJUAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA Pengadaan sarana dan prasarana dapat dilakukan secara konvensional ataupun secara elektronik sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Hal ini berarti tujuan mengemukakan pengadaan barang yang dijelaskan kembali dalam pasal 107 peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang tujuan pengadaan barang atau jasa secara elektronik, yaitu sebagai berikut : 1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas 2. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat 3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan 4. Mendukung proses monitoring dan audit 5. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time. BAB III MENERAPKAN PENERIMAAN PENYIMPANAN DAN PENYALURAN SARANA DAN PRASARANA
A. PENERIMAAN SARANA DAN PRASARANA
Kegiatan penerimaan adalah menerima barang atau jasa secara fisik dari suatu perusahaan, pabrik atau distributor yang disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman yang sesuai dengan persyaratan penanganan barang. Dalam penerimaan barang sarana dan prasarana kantor anda perlu memperhatikan acuan dasar dari penerimaan barang tersebut antara lain sebagai berikut : a. Fisik barang yang diterima Dalam hal ini bentuk fisik barang yang diterima oleh kantor harus dapat dirasa, diraba, atau dilihat langsung berikut adalah prosedur penerimaan fisik barang : 1) Prinsip penerimaan barang adalah menerima fisik barang dengan tidak hanya dokumentasi, tetapi harus memperhatikan barang tersebut secara langsung 2) Secara fisik barang dapat dilihat, diraba atau dirasa dan dapat dibandingkan dengan dokumen pengantaran 3) Pengecekan acak atau keseluruhan kondisi barang 4) Tanggal kadaluarsa barang, nomor rpoduksi dan kode produksi 5) Kuantitas barang yang dihitung berdasarkan dokumen pemesanan b. Dokumentasi penerimaan barang Dokumentasi penerimaan barang harus harus berdasarkan dokumen pemesanan yang mendasari jumlah barang yang harus diterima, jenis barangnya, dan harus sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh kantor. Dokumen adalah pendamping barang yang secara fisik dapat dibaca dan dicocokkan dengan barang yang dikirimkan. c. Penanganan penerimaan barang Dalam penerimaan barang untuk sarana dan prasarana kantor anda harus mengetahui kondisi yang harus dipersiapkan pada saat barang tersebut diterima B. PENYIMPANAN SARANA DAN PRASARANA 1. Penyimpanan (Saving) merupakan suatu kegiatan dan usaha dalam penyelenggaraan dan pengantaran sarana dan prasarana sebuah perusahaan. Dalam penyimpanan sarana dan prasarana kita harus memperhatikan lokasi, keamanan dan pemeliharaan dari tempat penyimpanan. 2. Asas Penyimpanan, penyimpanan barang memiliki persyaratan tertentu agar barang persediaan mudah ditemukan efisien, aman dan dapat digunakan dalam waktu tertentu. 3. Sistem Pergudangan Berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai pergudangan. a. Pengertian Gudang dan Pergudangan Menurut J. Warman (2004) Gudang adalah sebuah bangunan permanen yang digunakan untuk menyimpan barang. Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum, tetapi untuk dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang – barang perniagaan dan memenuhi syarat – syarat yang ditetapkan oleh Menteri perdagangan ( sesuai UU No. 11 Tahun 1965 tentang Pergudangan). b. Jenis Gudang Jenis Gudang berdasarkan pemanfaatannya terdiri dari dua jenis yaitu sebagai berikut : 1) Gudang Umum (Public Warehouse) Gudang umum yaitu gudang yang digunakan untuk kepentingan umum penyimpanan pada gudang umum merupakan kegiatan perusahaan jasa pergudangan dalam menyewakan ruangan gudang untuk penyimpanan dan jasa – jasa lainnya dengan pungutan biaya. 2) Gudang Khusus (Private Warehouse) Gudang khusus yaitu gudang yang digunakan untuk kepentingan pemilik gudang itu sendiri gudang ini khusus untuk menyimpan dan menimbun barang miliknya sendiri pemilik gudang tidak berkewajiban untuk menerima barang-barang milik orang lain. C. PENYALURAN SARANA DAN PRASARANA 1. Pengertian Penyaluran (Distributing) Penyaluran adalah pemindahan barang ke unit kerja untuk memperlancar dan mempermudah pekerjaam sesuai keperluan BAB IV MENETAPKAN INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA A. PENGERTIAN INVENTARISASI Menurut para ahli, inventarisasi memiliki beberapa pengertian diantaranya sebagai berikut : 1. Ibrahim Bafadal (2004), menjelaskan bahwa inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik negara secara sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan yang berlaku. 2. The Liang Gie (2002), dalam bukunya manajemen sekretaris menjelaskan bahwa inventarisasi adalah sebuah daftar yang memuat nama – nama barang milik instansi. 3. Lukas dan Rumsari (2009), dalam bukunya manajemen logistic pedoman praktis bagi sekretaris dan staf administrasi, menjelaskan bahwa inventarisasi merupakan kegiatan untuk menyediakan data atas semua logistic yang dimiliki/dikuasai/diurus organisasi, baik sebagai hasil usaha pembuatan sendiri. 4. M. Arifin dan Barnawi (2012), dalam bukunya manajemen sarana dan prasarana sekolah menerangkan bahwa inventarisasi adalah kegiatan pencatatan atau pendaftaran barang-barang secara tertib untuk keperluan pengurusan dan pencatatan. B. TUJUAN, MANFAAT SERTA DASAR HUKUM INVENTARISASI, SARANA DAN PRASARANA Penatausahaan barang milik/kekayaan pada suatu kantor layaknya disebut inventarisasi, inventaris menunjuk pada barang/benda yang secara resmi mejnadi milik kantor tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai tujuan/manfaat/dasar hukum inventarisasi sarana dan prasarana. 1. Tujuan Inventarisasi Sarana dan Prasarana a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu kantor b. Untuk menghemat keuangan baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan pengahapusan sarana dan parasaran oleh sebuah kantor. c. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu kantor yang dapat dinilai dengan uang. d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu kantor. 2. Manfaat Inventarisasi Sarana dan Prasarana a. Menyediakan data atau informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan Menyusun rencana kebutuhan barang b. Memberikan data dan infromasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam pengarahan pengadaan barang c. Memberikan data dan informasi uuntuk dijadikan bahan/pedoman dalam penyaluran barang. d. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua, rusak, atau lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya 3. Dasar Hukum Inventarisasi Sarana dan Prasarana Dasar hukum pengelolaan inventarisasi barang-barang milik negara terdapat pada peraturan pemerintah (PP) nomor 6 tahun 2006 tentang pengelolaan barang milik negara/daerah yang mengatur tentang hak kepemilikan pengelolaan dan hak atas kuasa harta/kekayaan milik negara. Institusi dan pejabat penanggungjawab atas kekayaan milik negara, yaitu sebagai berikut. a. Pembina Umum (PENUM) adalah Presiden yang secara fungsional dilakukan oleh Menteri Keuangan selanjutnya dilimpahkan kepada Direktorat Jenderal Moneter b. Pembina Barang Inventariasasi (PBI) adalah Menteri yang secara fungsional oleh Pejabat Eselon I c. Penguasaan Barang Inventaris oleh semua Pejabat Eselon I dan Kakanwil (Pembantu Penguasaan) d. Unit Pengurusan Barang (UPB) adalah Kantor/Satuan Kerja tempat barang kekayaan negara e. Penanggunjawab Pengawas Barang Inventaris (PPBI) oleh Kepala Kantor (Kuasa Menteri) f. Unit Pengelolaan Barang (UPB), orang yang ditugasi menerima/menyimpan/mengeluarkan barang g. Pada umumnya Bendahara Material adalah penguasa gudang. C. LANGKAH-LANGKAH INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA 1. Menyiapkan Lembar Hasil Opname Barang Inventaris (LHOPBI) adalah daftar yang membuat barang saat dilakukan penghitungan periodik tujuannya untuk melakukan update keadaan barang. 2. Menyiapkan Buku Induk Barang Inventaris (BIBI) adalah buku induk registrasi tempat mencatat segala macam barang inventaris, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak. 3. Menyiapkan Buku Golongan Barang Inventaris (BGBI) adalah buku pembantu tempat mencatat barang-barang inventaris menurut golongannya masing-masing berdasarkan kode klasifikasi dan kode pokok barang. BAB V MENETAPKAN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA A. PENGERTIAN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA Pemanfaat sarana dan prasarana merupakan bagian dari strategi manajemen perusahaan untuk memaksimalkan produktivitas kinerjanya. Menurut Hafidz (1989), pemanfaatan sarana dan prasarana adalah pendayagunaan berbaai peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses keberlangsungan kegiatan perkantoran. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemakaian atas pemanfaatan adalah perbuatan memakai. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemakaian atau pemanfaatan adalah kegiatan memakai suatu barang atau produk untuk mencapai tujuan tertentu. Pemakaian sarana dan prasarana adalah pemanfaatan sarana dan prasarana kantor untuk mendukung proses dan menunjang produktivitas dalam sebuah perusahaan. B. PRINSIP – PRINSIP PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA Terdapat dua prinsip pemanfaatan sarana dan prasarana kantor yang harus diperhatikan yaitu sbb: 1. Prinsip Efektivitas menunjukkan semua pemakaian perlengkapan kantor harus semata – mata untuk memperlancar pencapaian tujuan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Prinsip Efisiensi memiliki arti bahwa semua pemakaian perlengkapan kantor harus dilakukan secara hemat dan hati – hati sehingga semua sarana dan prasarana yang ada tidak mudah habis/hilang. C. PROSEDUR PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam pemanfaatan sarana dan prasarana diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Petunjuk pemakaian sarana dan prasarana kantor Dalam kaitannya dengan pemanfataan sarana dan prasarana kantor terdapat enam kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengelola perlengkapan kantor perusahaan sebagai berikut : a. Ketika membeli peralatan kantor khususnya perlengkapan kantor yang canggih, kita harus mengingatkan bagian pengadaan agar tidak lupa meminta petunjuk teknis pemakaian kepada took atau penjualnya b. Mengkaji dan memahami semua petunjuk teknis pemanfaatan dan mendeskripsikan kembali dalam bentuk yang lebih mudah dipahami semua karyawan yang akan menggunakan perlengkapan kantor. c. Menyampaikan isi petunjuk yang telah dideskripsikan kepada semua pihak atau karyawan yang akan menggunakan perlengkapan kantor tersebut. d. Melatih semua karyawan tersebut untuk mengoperasikan dan merawat perlengkapan kantor sesuai dengan petunjuk teknis yang telah disesuaikan. e. Menekankan pengawasan dan pembinaan secara terus menerus terhadap kegiatan pemanfaatan perlengkapan kantor oleh karyawan kantor. 2. Pengaturan Pemakaian Sarana dan Prasarana Kantor Pengaturan dalam pemanfaatan sarana dan prasarana kantor merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan karena dua kegiatan tersebut dilaksanakan secara bergantian. Pengaturan dan pemanfaatan sarana dan prasarana kantordapat dibedakan menjadi dau kategori yaitu sebagai berikut : a. Alat-alat langsung yang terlibat dalam proses yang berkaitan dengan produktivitas perusahaan atau sebuah instansi seperti buku, kalkulator, mesin faksmile, dan sebagainya b. Alat-alat tidak langsung yang terlibat dalam proses operasional dan berhubungan dengan produk perusahaan seperti bangunan perusahaan, meja, kursi, kamar kecil, dan sebagainya. D. TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN PEMANFAATAN SARANA DAN PRASARANA Kantor yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dapat memperlancar proses kinerja dan produksinya. Namun tingkat kualitas sarana dan prasarana tidak dapat dipertahankan secara terus menerus. Oleh karena itu harus ada upaya agar kualitas sarana dan prasarana dapat dipertahankan dalam waktu yang relative lebih lama. Berikut adalah cara pembuatan laporan pemanfataan sarana dan prasarana. 1. Memeriksa barang 2. Menghitung persediaan barang awal tahun anggaran 3. Menghitung penerimaan dan pengadaan barang 4. Menghitung pengeluaran barang
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional