Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK I:

FILSAFAT ILMU
(ANALISIS KRITIS ATAS POSITIVISME LOGIS)
OLEH

ANGGA NURDIANSYAH;
ERWIN SUSILO;
FIRMANSYAH;
FAHRUL YUZA;
MUHAMMAD HASAN

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA
ACEH
ISTILAH DAN PENGERTIAN
POSITIVISME
Postivisme (positivism) berasal dari bahasa Latin positives atau ponere yang berarti meletakkan.
Dalam filsafat, positivisme merupakan istilah umum untuk posisi filosofis yang menekankan
aspek faktual pengetahuan, khususnya pengetahuan ilmiah. Umumnya positivisme menjabarkan
pernyataan faktual pada suatu landasan pencerapan (sensasi). Dengan kata lain, positivisme
merupakan aliran filsafat yang menyatakan bahwa ilmu-ilmu alam (empiris) sebagai satu-
satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak nilai kognitif dari studi filosofis atau
metafisik.
PENGERTIAN POSITIVISME
LOGIS (PL)
Positivisme logis adalah aliran pemikiran dalam filsafat yang membatasi pikirannya pada segala
hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisi definisi dan relasi anatara
istilah-istilah.
FUNGSI ANALISIS DALAM PL
Fungsi analisis disini mengurangi metafisika dan meneliti struktur logis pengetahuan ilmiah.
PEMBATASAN
Tujuan dari pembatasan ini adalah menentukan isi konsep–konsep dan pernyataan-pernyataan
ilmiah yang dapat diverifikasi secara empiris.
LATAR BELAKANG
 Perang dunia I yang memakan banyak korban.
 Untuk menata masyarakat dari kehancuran.
 Harus menggunakan ilmu-ilmu positif, yang mana Positivisme logis beranggapan bahwa misi
administrasi masyarakat secara rasional harus dilandasi pada pengetahuan yang berkesatuan.
Kesatuan pengetahuan hanya bisa dicapai apabila dikembangkan suatu bahasa ilmiah yang
berlaku pada semua bidangilmu pengetahuan.
 Lahirnya PL, ini diawali dengan positivisme Comte (1798-1857), pokok pikiran Comte bahwa
masyarakat terdapat perkambangan cara berpikir: tahap teologis, tahap metafisis dan tahap
positif.
 PL ini disebut juga sebagai positivisme dari lingkaran wina (neo positivimse). Sebelum itu
positivisme objektif, dan positivisme psikologis subjektif.
LINGKARAN WINA GANGS
 Lingkaran Wina adalah suatu kelompok yang terdiri dari sarjanasarjana ilmu-ilmu pasti dan
alam di Wina, ibukota Austria. Kelompok ini didirikan oelh Moritz Schlick pada tahun 1924,
namun pertemuan-pertemuannya sudah berlangsung sejak tahun 1922, dan berlangsung terus
menerus sampai tahun 1938. Anggota-anggotanya antara lain: Moritz Schlick (1882-1936),
Hans Hahn (1880-1934), Otto Neurath (1882-1945), Hans Reichenbach (1891-1955), dan
Victor Kraft (1880-1975) Tokoh-tokoh yang menganut paham positivisme logis ini antara lain
Moritz Schlick, Rudolf Carnap, Otto Neurath, dan A.J. Ayer. Karl Popper
PENYEBUTAN DAN PRINSIP
 Lingkaran wina,empirisme logis atau neopositivisme.
 Prinsip isomorfi yaitu adanya hubungan mutlak antara bahasa dan dunia kefaktaan.
TUJUAN PENELITIAN PL
 Organisasi pengetahuan ilmiah dalam “kesatuan ilmu”.
 Menghilangkan perbedaan-perbedaan antara ilmu yang terpisah.
YANG DIBICARAKAN
 Pembicaraan mengenai masalah-masalah bahasa, logika simbolis dan struktur penyelidikan
ilmiah, yang terutama dengan penggunaan matematika dan logika ilmiah memasuki masalah-
masalah epistemologis.
PEMBUKTIAN KEBENARAN PL
 Pernyataan harus dapat dibenarkan secara definisi atau tautologis (pernyataan analitik).
Contohnya Mahasiswa/Mahasiswi adalah orang yang bependidikan tinggi.
 Pernyataan harus dapat dibenarkan secara empiris. Contohnya Ahmad adalah seorang
Mahasiswa UNIDA Fakultas Syariah, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.
Filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah
pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali.
KECENDRUNGAN
 Minat terhadap sains.
 Skeptis ilmu agama/ metafisika.

Mereka meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan haruslah berdasarkan inferensi logis yang
berdasarkan fakta yang jelas. Sehingga, penganut paham ini mendukung teori-teori paham
realisme, materialisme, naturalisme filsafat dan empirisme.
KRITIK KARL POPPER
 Bahwa pengetahuan ilmiah pada dasarnya tidak lain hanya berupa generalisasi pengalaman
atau fakta nyata dengan menggunakan ilmu pasti dan logika. Dan menurut positivisme logis
tugas filsafat ilmu pengetahuan adalah menanamkan dasar untuk ilmu pengetahuan.
 Menolak induktif karena kelemahan yang bisa terjadi adalah kesalahan dalam penarikan
kesimpulan, dimana dari premis-premis yang dikumpulkan kemungkinan tidak lengkap
sehingga kesimpulan atau generalisasi yang dihasilkan tidak mewakili fakta yang ada.
-END-

Anda mungkin juga menyukai