Anda di halaman 1dari 21

Penentuan Harga Transfer

Ch. 10
Dandang Setyawanti, S.E., M.Si.,
Ak., CA
TRANSFER PRICING
(PENENTUAN HARGA TRANSFER)
PENGERTIAN :
TRANSFER PRICING ADALAH PENETAPAN
HARGA UNTUK PRODUK YANG DIHASILKAN
SUATU DIVISI/CABANG YANG DITRANSFER
KE DIVISI/CABANG LAIN DALAM
PERUSAHAAN YANG SAMA

PENETAPAN
HARGA

Produk
DEPARTEMEN A DEPARTEMEN B
Dari
Dep. A
Masalah Yang Dirundingkan dalam
Transfer Pricing
Dua masalah yang selalu dirundingkan oleh
divisi penjual dan divisi pembeli

 Dasar yang digunakan sebagai landasan penentu harga transfer

 Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer


Metode Penentuan Harga
Transfer
1. Metode Harga Pasar (Market-Based Transfer
Prices)
2. Metode Harga Pokok (Cost-Besed Transfer
Prices)
3. Metode Negosiasi (Negotiation-Based Transfer
Prices)
4. Metode Arbitrasi (Arbitration-Based Transfer
Prices)
1. Metode Harga Pasar

Menurut metode ini, harga transfer ditentukan


berdasarkan harga pasar dari produk atau jasa
yang dipertukarkan.
Harga pasar yang digunakan sebagai dasar
penentuan harga transfer umumnya adalah harga
pasar yang dimodifikasi atau disebut juga harga
bpasar minus, yaitu harga pasar setelah dikurangi
dengan biaya penjualan yang dapat dihindari jika
perusahaan tidak melakukan transaksi dengan
pihak eksternal
Contoh 1: Hitunglah Laba Divisi
Perusahaan mempunyai dua Pusat Laba, Yaitu Divisi M dan
Divisi N. Divisi M menghasilkan 5.000 unit Produk A yang
dapat dijual kepada Divisi N atau kepada pihak lain di luar
perusahaan, dengan harga pasar Rp 200 per unit. Biaya
produksi produk A terdiri atas: biaya variable perunit Rp 80
dan biaya tetap total Rp 250.000. Biaya yang dapat dihindari
jika produk A dijual kepada Devisi N adalah potongan
penjualan per unit Rp 10, biaya iklan per unit Rp 5, biaya
angkut dan komisi penjualan per unit, masing-masing sebesar
2,5. Produk A di Divisi N diolah lebih lanjut menjadi produk
B dengan tambahan biaya pengolahan sebesar Rp 300 per
unit. Produk B laku dijual dengan harga Rp 700 per unit dan
biaya penjualan Rp 50 per unit. Jika dari jumlah produk A
yang dihasilkan, 60% dijual kepada Divisi N dan sisanya
dijual kepada pihak luar, tentukan laba masing-masing divisi
Tabel 1 berikut adalah perhitungan laba divisi
Tabel 1.
Perhitungan Laba Divisi
Harga transfer atas dasar Harga Pasar yang Dimodifikasi
Divisi M Divisi N

Penjualan:
5.000 x 40% x Rp 200 = Rp 400.000
5.000 x 40% x Rp 180 = Rp 540.000
Rp 940.000
3.000 x Rp 700 Rp 2.100.000
Biaya produksi
(5.000 x Rp 80) + 250.000 (Rp 650.000)
Rp 540.000 + (3.000 x Rp 300) (1.140.000)
Biaya penjualan
2.000 x Rp 20 (Rp 40.000)
2.000 x Rp 50 (Rp 150.000)

Laba Rp 250.000 Rp 510.000


Kelemahan metode ini
1.Tidak
semua produk atau jasa yang dipertukarkan
mempunyai harga pasar.
2.Mungkin saja terdapat beberapa macam harga
pasar dari produk atau jasa yang dipertukarkan
3.Pengurangan harga pasar dengan biaya yang dapat
dihindari menguntungkan bagi divisi pembeli
2. Metode Harga Pokok

Menurut metode ini, harga transfer ditentukan


atas dasar harga pokok produksi dari produk atau
jasa yang dipertukarkan.
Metode ini umumnya digunakan untuk jenis produk
atau jasa yang bersifat khusus atau tidak
dihasilkan oleh pihak eksternal perusahaan
Disamping itu, metode Harga Pokok digunakan, jika:
1.Produkatau jasa yang dipertukarkan tidak mempunyai
harga pasar
2.Terdapat beberapa macam harga pasar dari produk atau
jasa yang dipertukarkan.

Harga pokok yang digunakan dalam penentuan harga


transfer dapat berupa harga pokok penuh (full cost) atau
harga pokok variable (variable cost)
Sedangkan system harga pokok yang digunakan dapat
berupa harga pokok historis (historical cost) atau harga
pokok yang ditentukan dimuka, yang umumnya berupa
harga pokok taksiran (estimated cost) atau harga pokok
standar (standar cost)
Contoh 2. menghitung laba divisi
Misal dengan menggunakan data pada contoh 1, sbb:
Divisi M Divisi N

Produk yang dihasilkan/dibeli 5.000 unit 3.000 unit


Produk yang dijual
* Kepada Divisi N 3.000 unit -
* Kepada pihak luar 2.000 unit 3.000 unit
Biaya produksi
•Variabel per unit Rp 80 ??
•Tetap total 250.000 -
Tambahan biaya produksi per unit - Rp 300

Biaya penjualan (yang dapat dihindarI)


per unit 20 50
Harga jual per unit 200 700
Harga transfer Harga pokok ditambah laba
30% dari harga pokok
Berdasarkan data diatas, tentukan laba setiap devisi.
Tabel 2
Perhitungan Laba Divisi
Harga transfer atas dasar Harga Pokok Penuh ditambah Laba
Divisi M Devisi N
Penjualan:
•2.000 x Rp 200 = Rp 400.000
•3.000 x Rp 160 = Rp 507.000
Rp 907.000
3.000 x Rp 700 Rp 2.100.000
Biaya Produksi:
(5.000 x Rp 80) + Rp 250.000 (650.000)
Rp 507.000 + (3.000 x Rp 300) (1.407.000)
Biaya penjualan:
2.000 x Rp 20 (40.000)
3.000 x Rp 50 (150.000)

Laba Rp 217.000 Rp 543.000


Keterangan:
Perhitungan harga transfer adalah sbb:
Biaya produksi variable per unit Rp 80
Biaya tetap per unit (Rp 250.000:5.000) Rp 50
Harga pokok penuh per unit Rp 130
Laba (30% x Rp 130) Rp 39
Harga transfer per nunit Rp 169
Berdasarkan data diatas, tentukan laba setiap devisi.
Tabel 3
Perhitungan Laba Divisi
Harga transfer atas dasar Harga Pokok Variabel Ditambah Laba
Divisi M Devisi N
Penjualan:
•2.000 x Rp 200 = Rp 400.000
•3.000 x Rp 104 = Rp 312.000
Rp 712.000
3.000 x Rp 700 Rp 2.100.000
Biaya Produksi:
(5.000 x Rp 80) + Rp 250.000 (650.000)
Rp 312.000 + (3.000 x Rp 300) (1.212.000)
Biaya penjualan:
2.000 x Rp 20 (40.000)
3.000 x Rp 50 (150.000)

Laba Rp 22.000 Rp 738.000


Keterangan:
Perhitungan harga transfer adalah sbb:
Biaya produksi variable per unit Rp 80
Laba (30% x Rp 80) Rp 24
Harga transfer per nunit Rp 104
3. Metode Negosiasi
Yaitu penentuan harga transfer atas dasar tawar
menawar antara divisi penjual dengan divisi
pembeli.
Metode ini biasanya diterapkandalam hal sbb:
1.Tidaktersedianya harga pasar dari produk atau
jasa yang dipertukarkan
2.Timbulmasalah dalam penentuan besarnya laba
untuk produk atau jasa yang dipertukarkan
3.Produk atau jasa yang dipertukarkan tidak
dihasilkan oleh pihak eksternal perusahaan
Contoh 3.
Misalkan dengan menggunakan contoh diatas (contoh 1 dan
2), harga transfer tidak ditentukan atas dasar harga pasar
yang dimodifikasikan atau atas dasar harga pokok ditambah
laba, melainkan ditentukan atas dasar negosiasi antara
manajer Divisi M dan manajer Divisi N. berdasarkan
kesepakatan kedua manajer divisi tersebut, harga transfer
produk A yang diserahkan ke Divisi N adalah sebesar Rp 175
per unit.

Tabel 4 berikut adalah perhitungan laba divisi, jika harga


transfer ditentukan atas dasar negosiasi.
Tabel 4
Perhitungan Laba Divisi
Harga Transfer atas dasar Negosiasi

Divisi M Divisi N
Penjualan
2.000 x Rp 200 = Rp 400.000
3.000 x Rp 175 = Rp 525.000
(Rp 925.000)
3.000 x Rp 700 Rp 2.100.000

Biaya produksi
(5.000 x Rp 80) + Rp 250.000 (650.000)
Rp 525.000 + (3.000 x Rp 300) (1.425.000)

Biaya penjualan
2.000 X Rp 20 (40.000)
3.000 x Rp 50 (150.000)
Laba Rp 235.000 Rp 525.000
4. Metode Arbitrasi
Menurut metode ini, harga transfer ditentukan
oleh direksi atau pihak lain yang ditugaskan
sebagai arbitrator dalam penentuan harga
transfer.
Metode ini digunakan, jika timbul konflik antar
manajer dalam negosiasi harga transfer
Arbitrator, dalam hal ini menggunakan dialog
dengan para manajer yang bersangkutan.
Dialog tersebut diharapkan dapat menentukan
harga transfer yang dapat diterima oleh kedua
belah pihak.
Tabel 5
Perhitungan Laba Divisi
Harga Transfer atas dasar Arbitrasi

Divisi M Divisi N
Penjualan
2.000 x Rp 200 = Rp 400.000
3.000 x Rp 142 = Rp 426.000
(Rp 826.000)
3.000 x Rp 700 Rp 2.100.000

Biaya Produksi
(5.000 x Rp 80) + Rp 250.000 (Rp 650.000)
Rp 426.000 + (3.000 x Rp 300) (Rp 1.326.000)

Biaya Penjualan
2.000 x Rp 20 (40.000)
3.000 x Rp 50 (150.000)
Laba Rp 136.000 Rp 624.000
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai