Semsus Persalinan
Semsus Persalinan
PERSALINAN
Rahma Sasmita Indrani
P1337424523271
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN FISIOLOGIS
PADA NY.E UMUR 21 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU
DI PUSKESMAS BANJARSARI TEMANGGUNG
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 2 November 2023
Jam : 01.00 WIB
Tempat : Puskesmas Banjarsari
B. IDENTITAS PASIEN
: Ny.E : Tn.A
Nama Nama pasangan
: Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Suku bangsa Suku bangsa
Ibu mengatakan menikah 1 kali, usia menikah 20 tahun, sah, lama pernikahan 1 tahun.
1. Riwayat Obstetri
a) Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Nyeri haid : terkadang
Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari
Warna darah : merah tua
Leukhorea : ada, tidak gatal
Banyaknya
1) Hari ke 1-3 ganti pembalut 4x, 1 penuh, warna merah tua
Ibu mengatakan bahwa belum pernah hamil, bersalin ataupun nifas sebelumnya. Ini merupakan kehamilan pertamanya.
a) Riwayat Kb
Ibu mengatakan sebelumnya belum pernah menggunakan KB. Rencana setelah melahirkan : KB implan
1. Pola Pemenuhan Kebutuhan Terakhir Kali
2) Keluhan : tidak ada keluhan d) Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu : suami,
a) Personal Hygine (terakhir) dalam kondisi mendesak ibu dapat mengambil keputusan
Hygine terakhir, tanggal 1 November 2023. Jam : 17.00 WIB e) Orang terdekat ibu : suami
mandi : ya ganti pakaian : ya
f) Yang menemani ibu saat bersalin : suami
keramas : ya ganti celana dalam : ya
gosok gigi : ya
a) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan : tidak ada
(a) Hal yang belum diketahui ibu : ibu mengatakan belum mengetahui tentang pembukaan-
pembukaan persalinan yang dijelaskan bidan
(b) Hal yang ingin diketahui ibu : ibu mengatakan ingin mengetahui tentang pembukaan
persalinan
A. DATA OBYEKTIF
a) Status Present : Normal
1. Pemeriksaan Fisik
b) Status Obtetrik
a) Pemeriksaan umum
Muka : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, tidak pucat.
Keadaan umum : baik Mamae : hiperpigmentasi aerola, punting susu menonjol
Tekanan darah : 120/85 mmHg Abdomen : terdapat linea nigra, terdapat striae gravidarum
Kesadaran : composmentis Vulva : terdapat lendir darah, tidak ada oedema
Nadi : 78 x / menit Leopold I : bagian fundus terdapat 1 bagian lunak agak bulat, tidak melenting
Berat badan : 58 kg Leopold II : bagian kanan terdapat 1 bagian panjang, keras, ada tahanan seperti
papan, bagian kiri terdapat 1 bagian kecil-kecil, putus-putus
Leopold III : teraba 1 bagian bulat, tidak melenting, tidak dapat
Suhu : 36,4 ° c
digoyangkan Leopold IV : divergen
TB : 146 cm
Penurunan kepala : 4/5
TFU : 32 cm
RR : 22x / menit
TBJ : (32-12)x155 = 3.100 gram
LILA : 26 cm
1) Auskultasi
A. ANALISA
DJJ : 148 x / menit
His : 3x dalam 10 menit, selama 45 detik. Diagnosa Kebidanan
1) Pemeriksaan Dalam
Ny.E usia 21 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu,
Tanggal : 2 November 2023 Jam : 01.02
WIB janin tunggal, hidup, intra uteri, punggung kanan,
a. Vulva / vagina : tidak teraba massa presentasi kepala dalam persalinan kala I fase aktif
b. Atas indikasi : menentukan kemajuan persalinan
fisiologis.
c. Serviks
(a) Pembukaan : ɸ 4 cm Kebutuhan tindakan segera
(b) Efficement : 50 %
Persiapan persalinan
(c) STLD :+
Diagnosa potensial
(d) Kulit ketuban : utuh
Tidak ada
(e) Penyusupan :0
secara teori, waktu tunggu ibu sampai dengan pembukaan lengkap akan berdampak juga untuk kesejahteraan calon bayi.
masih ada waktu hingga 6 jam kedepan. Hasil: ibu, suami, dan keluarga mengerti akan penjelasan
Dan memberi support pada ibu agar persalinan bisa berlangsung petugas dan suami mengatakan bersedia memberikan
lebih cepat dari yang seharusnya. dukungan serta pendampingan yang maksimal untuk istrinya.
Hasil:Ibu mengerti penjelasan yang diberikan bidan
Bila ibu sudah tidak kuat berdiri maka dianjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri dengan posisi salah satu
kaki lurus dan kaki yang lain menekuk, hal ini bertujuan untuk mempercepat kemajuan persalinan dan
menjaga aliran darah ke janin tetap lancar, ibu boleh berganti posisi apabila lelah dan miring kiri kembali
apabila sudah tidak lelah.
Hasil: Ibu bersedia miring ke kiri
Menganjurkan ibu untuk istirahat makan dan minum jika tidak sedang kencang – kencang atau kontraksi.
Hasil: Ibu bersedia istirahat makan pisang dan minum segelas air
Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin.. Ibu harus berkemih sedikitnya
setiap 2 jam, atau lebih sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung kemih terasa penuh
untuk mempercepat penurunan kepala.
Hasil: Ibu mengikuti anjuran yang diberikan bidan.
Memantau kemajuan persalinan (denyut jantung janin setiap 30 menit, frekuensi dan lamanya kontraksi
uterus setiap 30 menit, nadi setiap 30 menit, pembukaan serviks setiap 4 jam, penurunan bagian terbawah
janin setiap 4 jam, tekanan darah setiap 4 jam, temperature tubuh setiap 4 jam, produksi urine setiap 2
jam sampai 4 jam.
Hasil: Kemajuan persalinan telah terpantau di partograf.
Tanggal/ jam : 2 November 2023 Jam 05.00 WIB
Catatan perkembangan (SOAP)
S = Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin bertambah, dan keluar lendir darah dari jalan lahir
O=
a. Keadaan: umum baik
b. Kesadaran: composmentis
c. Tanda-tanda vital, TD 126/83 mmhg, Nadi 85 x/menit, Suhu 36,4 0 C, RR 22 x/ menit
d. His 4x/10 menit/35 detik, DJJ 140 x / menit
e. PPV (+) lendir darah banyak
f. Kandung kemih kosong
g. Atas indikasi untuk mengetahui kemajuan pembukaan serviks maka dilakukan pemeriksaan dalam. Hasil pemeriksaan dalam :
1) V/U tenang
2) Serviks keadaan lunak
3) Pembukaan 8 cm
4) Efficement 80%
5) ketuban (+)
6) Penurunan kepala, Hodge III, Penyusupan 0, preskep POD UUK kanan depan
A = Ny.E usia 21 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, punggung kanan, presentasi kepala dalam persalinan kala I
fase aktif fisiologis.
1. Memberitahu kepada ibu dan suami mengenai hasil pemeriksaan yaitu ibu sudah mulai masuk persalinan dengan
pembukaan 8 cm, kondisi ibu normal dan janin sehat.
Hasil: Ibu dan keluarga merasa senang dengan hasil pemeriksaan yang diberikan.
1. Menganjurkan ibu untuk menarik nafas panjang lewat hidung dan menghembuskannya lewat mulut untuk memberikan
rasa rileks dan mengurangi nyeri.
Hasil: Ibu menarik nafas panjang ketika perutnya terasa kencang nyeri sedikit terasa berkurang
1. Menganjurkan ibu untuk tidak meneran dulu sebelum pembukaan lengkap karena dapat terjadi bengkak pada jalan lahir
ibu yang nantinya dapat terjadi bengkak pada jalan lahir ibu yang nantinya akan menghambat pengeluaran janin secara
normal.
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan dan tidak meneran sebelum pembukaan lengkap.
1. Mempersiapkan ruangan persalinan, perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan dalam persalinan.
Hasil: Ruangan telah disiapkan dan telah disiapkan partus set (1 klem ½ kocher, 1 gunting episiotomy, 2 klem tali
pusat, 1 gunting tali pusat, 1 umbilical cord, kateter, 2 pasang sarung tangan steril, kasa, spuit 3 cc, penghisap lendir,
spuit 10 ml), heacting set (Pinset, pegangan jarum, 2 jarum jahit, benang chromic), obat-obatan (2 ampul oksitosin 1
ml 10 IU, 10 ml lidokain 2%, 1 ampul vitamin K 10 mg/ml, salep mata oxytetrasiklin 1%), perlengkapan resusitasi
(tempat resusitasi, lampu sorot), larutan klorin 0,5% dan baju ganti ibu serta bayi.
1. Memantau kemajuan persalinan
Hasil: Kemajuan persalinan telah terpantau di partograf.
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II
Pada tanggal 2 November 2023 pukul 01.15 WIB.dilakukan pengkajian pada Ny. E usia 21 tahun G1P0A0 di Puskesmas
Banjarsari. Pada data identitas didapati bahwa usia Ny.E berusia 21 tahun. Menurut teori (Widatiningsih, 2017) usia merupakan indikator
risiko tinggi komplikasi Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi Ibu dengan
resti adalah usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Ny.E tidak termasuk usia risiko tinggi komplikasi.
Ny.E datang dan mengatakan mulai merasakan perutnya sakit dan nyeri kenceng-kenceng sejak pukul 16.00 WIB, sakit terasa
nyeri pada perut menjalar ke paha dirasakan semakin lama semakin sakit, keluar darah seperti flek, tidak keluar cairan. Menurut (Rukiyah,
2013) tanda-tanda persalinan yaitu his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir darah dari jalan lahir maka yang dirasakan
oleh Ny.E sesuai dengan yaitu tanda-tanda persalinan. His pada ibu dengan frekuensi 3x dalam 10 menit, selama 30 detik pada pembukaan
4 dan setelah mencapai pembukaan 8 his semakin bertambah dengan frekuensi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Pada teori Hidayat
(2013) dikatakan bahwa pada fase aktif frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat atau
memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih), serviks membuka dari 4 ke 10
cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10cm), terjadi penurunan bagian terbawah janin.
Maka kasus Ny.E sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Hidayat (2013). Dari riwayat pemeriksaan didapatkan bahwa Ny.E ANC
sebanyak 6x yaitu pada trimester 1 (umur kehamilan sebanyak 1 kali, trimester 2 sebanyak 2x, dan trimester 3 sebanyak 3 kali serta
selama kehamilan Ny.E tidak mengalami komplikasi yang serius.
Menurut (Kementerian Kesehatan RI, 2020) pedoman ANC minimal 6 kali selama hamil yaitu 1 kali pada trimester 1, 2 kali dalam
trimester II dan 3 kali pada trimester 3. Dapat disimpulkan bahwa Ny.E sudah melakukan batas pemeriksaan menurut (Kementrian Kesehatan
RI, 2020).
Setelah dilakukan pemeriksaan pada Ny.E didapatkan hasil pemeriksaan dalam yaitu 4 cm, setelah 4 jam pembukaan menjadi 8 cm, dan
1 setengah jam kemudian pembukaan lengkap. Menurut teori (Kurniarum, 2016) lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12-14 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam sehingga teori dan kasus Ny.E sudah sejalan.
Penatalaksanaan yang diberikan sesuai kebutuhan ibu yaitu menjelaskan tentang pembukaan dan memberitahu ibu bahwa persalinan akan
berlangsung sampai pembukaan 10 cm, ibu sudah berada di pembukaan 4 maka biasanya pembukaan akan bertambah 1 cm setiap jamnya.
Tetapi apabila His/kontraksi bagus maka proses pembukaan akan berlangsung dengan cepat dan memberi support pada ibu agar persalinan
bisa berlangsung lebih cepat. Menurut teori (Febrianti, Aslina. 2018) pada fase aktif frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat, serviks membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10cm). Hal
ini sejalan dengan yang disampaikan oleh penolong kepada Ny.E. Kemudian penolong memberikan asuhan yang optimal serta asuhan
sayang ibu diberikan sesuai kebutuhan ibu, seperti manajemen nyeri dengan pemberian teknik relaksasi dan masase, penolong
memberikan asuhan yang optimal serta asuhan sayang ibu diberikan sesuai kebutuhan ibu, seperti mengajarkan teknik pernapasan yang
baik dan benar. menurut (Damayanti, 2015) teknik pernafasan adalah salah satu keterampilan yang paling bermanfaat untuk mengatasi
rasa nyeri persalinan. Keterampilan relaksasi pernafasan untuk mengatasi rassa nyeri ini dapat digunakan selama persalinan agar dapat
mengatasi persalinan dengan baik yang berarti tidak kewalahan atau panik saat menghadapi rangkaian kontraksi. Maka yang dilakukan
penolong kepada Ny.E yaitu mengajarkan teknik pernafasan untuk mengurangi rasa nyeri sudah sesuai dengan teori
Selanjutnya menganjurkan agar Ny.E tidak mengejan terlebih dahulu saat pembukaan belum lengkap. dengan miring
kiri agar mempercepat pembukaan serviks serta aliran darah dan oksigen ke janin menjadi lancar. Menurut penelitian
(Ariastuti et al., 2015) dalam jurnal Research Midwifery Politeknik Tegal di BPM Ny. M Slerok Kota Tegal
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara posisi miring kiri dengan proses mempercepat penurunan kepala janin.
Dengan posisi miring kiri kemajuan persalinan dapat berlangsung normal dan miring kiri membantu pergerakan kepala
bayi ke posisi optimal selama kala I hingga ibu merasa lebih nyaman karena proses pembukaan terjadi secara perlahan.
Serta menganjurkan suami untuk memberi dukungan pada ibu sambil masase daerah punggung atau usap secara lembut
pundak ibu untuk merangsang dan mengurangi rasa nyeri persalinan, memberikan minum dan makanan ringan di sela
kontraksi, serta dukungan lainnya. Karena dengan dukungan penuh dari suami, tingkat kecemasan dan rasa sakit yang
dirasakan ibu menjelang proses persalinan akan menurun dan menjadikan ibu lebih tenang yang mana akan berdampak
juga untuk kesejahteraan calon bayi. Sejalan dengan teori (Rukiyah, 2013) bahwa dukungan dari orang terdekat dalam
proses persalinan merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam proses persalinan.
Pada pukul 05.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam setelah 4 jam yang menunjukkan pembukaan 8 cm, efficement
80% serta kulit ketuban masih positif. Kemudian pada pukul 06.00 dilakukan pemeriksaan dalam kembali dengan
indikasi ketuban pecah dan didapatkan Ny.E sudah berada pada pembukaan lengkap (10 cm) dengan mekonium jernih.
Setelah pembukaan lengkap ibu dipimpin untuk mengejan, selama proses persalinan suami mendampingi proses
persalinan dan memberikan dukungan kepada Ny.E. Setelah melakukan pimpinan persalinan, pada pukul 06.30 WIB
bayi lahir dengan jenis kelamin laki-laki, dan segera melakukan penilaian awal dan menghangatkan bayi dengan balutan
kain. Penatalaksanaan yang dilakukan penulis pada kala II sesuai dengan 60 langkah APN seperti dalam Praktek klinik
Kebidanan II. Menurut (Kurniarum, 2016) persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada kasus Ny.E kala II
berlangsung selama 30 menit sehingga masih dalam batas waktu normal.
Setelah bayi lahir segera melakukan penyuntikan oksitosin 10 IU setelah dilakukan pengecekan janin kedua. Kala III persalinan
dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Disebut
dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta (Kurniarum, 2016). Penatalaksanaan yang dilakukan di kala III yaitu memindahkan klem
pada tali pusat yang berjarak 5-10 cm dari vulva, peregangan tali pusat, dan melakukan pengeluaran plasenta. Pelepasan plasenta di tandai
dengan perubahan bentuk fundus, tali pusat memanjang, dan semburan darah mendadak dan tiba-tiba (Yulizawati, Detty Iriyanti, Lusiana
Elsinda, 2017). Persalinan kala III terjadi karena adanya kontraksi uterus yang distimulus oleh hormon oksitosin. Pada proses IMD, disaat
bayi mulai merangkak didada ibu sentuhan tangan di dada dan di putting susu ibu serta hentakan kepala bayi didada ibu akan merangsang
pengeluaran oksitosin. Kontak kulit dengan kulit segera lahir dan menyusu sendiri 1 jam pertama kehidupan sangat penting. IMD banyak
memberikan manfaat bagi bayi di antaranya menurunkan angka kematian bayi karena hipotermi, mendapatkan antibodi dari kolostrum,
menelan bakteri aman yang berkoloni di usus menyaingi bakteripatogen, membuat kadar glukosa bayi lebih baik setelah beberapa jam
setelahpersalinan dan menurunkan intensitas ikterus karena pengeluaran mekonium yang lebih dini. Sementara bagi ibu manfaat IMD
antara lain membuat jalinan kasih sayang ibu dan bayi, ibu merasa lebih tenang, membantu kotraksi uterus, mengurangi risiko perdarahan
dan mempercepat pengeluaran plasenta (Lestari, 2019).Inisiasi Menyusu dini (IMD) dapat mempercepat pengeluaran plasenta dikarenakan
sentuhan dan isapan pada payudara ibu mendorong terbentuknya oksitosin yang berdampak pada kontraksi pada uterus sehingga membantu
keluarnya plasenta.
Plasenta lahir pada pukul 07.10 WIB. Hal ini sesuai dengan teori Yuliyawati biasanya kala III berlangsung tidak lebih dari 30 menit
setelah bayi lahir. Perdarahan yang dialami ibu sebanyak ±150 cc. perdarahan dengan jumlah kurang dari 500 cc setelah 24 jam persalinan
termasuk perdarahan normal. Ini tidak termasuk perdarahan.
Kala IV dimulai dari kelahiran plasenta dengan kelahiran plasenta dan berakhir 2 jam kemudian. Periode ini
merupakan saat paling praktis untuk mencegah kematian ibu terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Selama sisa
waktu dalam kala IV persalinan, tanda-tanda vital, uterus, kandung kemih, lochia, serta perinium ibu harus dipantau dan
dievaluasi, sehingga semuanya berjalan stabil dalam batas-batas normal. Bidan harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan (Kurniarum, 2016). Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan
tanda-tanda vital, kontraksi uterus, kandung kemih, dan jumlah perdarahan. Setelah memastikan kontrasi uterus baik.
Dilakukan pemantauan kala IV dengan hasil TD 110/80 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,2 oC. Palpasi TFU 2 jari bawah
pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong. Jumlah perdarahan yang dikeluarkan ibu sebanyak ±55 ml. Serta
menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu dengan miring kanan dan kiri, duduk, berdiri, dan jalan-jalan. Hasil
pemantauan yang telah dilakukan dicatat di partograf. Penatalaksanaan yang telah dilakukan dengan menerapkan asuhan
sayang ibu seperti membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah serta membantu ibu memakai pakaian kering dan
bersih, pencegahan infeksi dengan melakukan dekontaminasi semua peralatan dalam larutan klorin, membersihkan tempat
persalinan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum.
Penatalaksanaan yang telah dilakukan penulis sesuai dengan 60 langkah APN.