Anda di halaman 1dari 6

RESUME BAHASA ARAB A.

Isim Nakirah dan Marifah

Isim itu terbagi kepada dua bagian, bagian pertama ialah isim nakirah yang merupakan pokok, yaitu setiap isim yang jenisnya bersifat umum, tidak ditentukan kepada suatu perkara dan tidak juga kepada yang lain. 1. Isim Nakirah Adapun defenisi nakirah yang paling mudah dipahami ialah; setiap isim yang layak dimasuki alif dan lam, seperti lafadz dan lam, seperti lafadz Keterangan: Lafadz yang bermakna mempunyai dalam isim nakirah yang tidak pemilik, sedangkan lafadz . menerima al, tetapi menempati tempat lafadz , dapat menerima al, sehingga menjadi Contoh: ; teman sejawat 2. Isim Marifah Isim marifah yaitu kalimat isim yang mengandung arti yang tidak bersifat umum, jadi artinya khusus atau jelas dan tertentu. Isim marifah ada enam macam, yaitu; isim mudhmar, seperti lafadz , , , , isim mudhmar ini merupakan isim paling marifah, sebab ditujukan kepada sesuatu yang telah ditentukan, yang paling marifah diantara dhamir, dhamir itu adalah; dhamir mutakallim, dhamir mukhathab lalu dhamir ghaib. Kemudian isim alam, seperti , isim isyarah, seperti lafadz , , isim maushul seperti , isim dan yang dimarifahkan dengan adatut tarif yaitu alif dan lam, seperti lafadz menjadi , menjadi atau setiap isim yang menduduki tempat isim yang layak dimasuki alif yang bermakna memiliki.

yang diidhafadkan kepada salah satu diantara kelima isim marifah tersebut seperti lafadz B. Shahih Wal Mutal a. Mahmuz Fiil terbagi kepada shahih dan mutal : Fiil shahih adalah fiil yang huruf-huruf aslinya sunyi dari huruf illat yaitu . Fiil mutal ialah fiil yang salah satunya atau dua hurufnya terdiri dari huruf illat. Masing-masing dari kedua bagian tersebut keadaannya bisa; 1- Mahmuz yaitu fiil yang salah satunya dari huruf aslinya terdiri dari hamzah, seperti : 2- Mahmuz, jika pada awalnya terdapat dua hamzah yang berturut-turut dan dimatikan (disukunkan) hamzah yang kedua, maka diubah yang kedua itu menjadi huruf mad yang sesuai dengan harkat yang pertama, seperti; dan kecuali dan dibuang kedua hamzah itu dari fiil amarnya. b. Mudhaaf Mudhaaf yaitu fiil yang ain fiilnya dan lam fiilnya terdiri dari satu jenis seperti; dan . Mudhaaf beridgham, yaitu memasukkan salah satu huruf yang sama kedalam huruf lainnya, dan wajib idgham jika kedua huruf yang sama itu berharakat keduaduanya, seperti C. Badal . , , maka dan sebagainya.

Badal adalah tabi yang dimaksudkan hanya hukumnya saja, tanpa memakai perantara. Apabila isim dijadikan badal dari isim yang lain, atau fiil dijadikan badal dari fiil yang lain, maka badal harus mengikuti mubdal minhu-nya dalam semua irabnya. Badal ada empat macam, antara lain : 1- Badal syai min syai atau dikenal dengan badal kul min kul, seperti : ; telah datang si Zaid saudaramu. 2- Badal badh min kum, badh itu baik sedikit maupun banyak, sama saja, misalnya : sepertiga. 3- Badal isytimal, misalnya : ; Aku kagum kepada Zaid yakni kepada ilmunya. Hal ini diharuskan memakai penghubung berupa dhamir yang kembali kepada mubdal minhu, yang adakalanya disebutkan seperti contoh tadi, adakalanya pula diperkirakan keberadaannya. 4- Badal mubayyin (berbeda dengan mubdal minhu-nya). Ia terbagi menjadi tiga bagian, yaitu badal ghalath (keliru), badal nisyan (lupa) dan badal idrab (penggandaan), contohnya : bukan tetapi kuda. D. Manqus dan Maqsur Isim manqus adalah setiap isim murab yang akhirnya yaa ( sebelumnya berbaris kasrah, seperti merupakan pengganti dari huruf asli, yaitu ditambahkan untuk tanda muannas, penggolongan seperti pada . belakang) yang pertama digolongkan pada dan atau dan , seperti ) tetapi yang dan atau . Dan alifnya ada yang , atau ditambahkan untuk (tulang telinga dan yang kedua digolongkan ; Aku telah melihat Zaid, ; aku telah memakan roti itu, yakni

(tumbuhan makan unta) dan

E. Istisna Yang dimaksud dengan istisna yaitu isim yang disebutkan sesudah illa ( artinya kecuali, yang hukumnya berlawanan dengan isim sebelumnya. Contoh: ; bagi setiap penyakit ada obatnya, kecuali mati. Istisna hanya wajib manshub jika kalimat itu tamm lagi mujab, artinya bila disebutkan mustasna minhu-nya dan tidak didahului oleh huruf nafi seperti telah dicontohkan diatas. Huruf istisna ada delapan macam, yaitu sebagai berikut : 12345678contohnya seperti contohnya seperti artinya; selain artinya; selain artinya; selain artinya; selain artinya; selain artinya; selain Irab lafadz-lafadz yang terletak sesudah huruf istisna yaitu; lafadz yang istisnakan dengan illa harus dinasabkan , bila mana keadaan kalamnya bersifat sempurna dan mujab. F. Taukid Taukid yaitu tabi (isim yang mengikut) yang disebutkan untuk menetapkan (memastikan) matbunya agar tidak meragukan bagi pendengar atau menghilangkan kemungkinan terlupa tentang apa yang disebutkan. Taukid ada dua macam, yaitu : 1- Taukid lafdzi 2- Taukid manawi Taukid lafdzi adalah dengan mengulangi lafadznya yang pertama disebut, baik berupa fiil , isim, huruf maupun jumlah, contohnya ; kaum itu datang kecuali si Zaid. ; kaum itu datang selain si Zaid. )

Sungguh-sungguh telah datang haji itu; Keberanian itu sungguh-sungguh jelas. Dan taukid itu wajib bersambung dengan dhamir muttasil yang sesuai dengan muakkadnya (yang dikuatkan) seperti contoh tadi. Dan jika dikehendaki memberi taukid pada dhamir rafa yang muttasil dengan lafadz sendiri (bukan yang lain); G. Al-Mabni wal Murab . atau , wajiblah mentaukidkan terlebih dahulu dengan dhamir munfasil, contoh; Aku telah berdiri, aku

Fiil itu ada dua bagian, bagian yang mabni, dia adalah asli dan bagian murab merupakan cabang dari mabni. Fiil murab adalah fiil madhari yang bebas dari dua nun (nun taukid dan nun niswah). Dan macam-macam irabnya ada tiga, yaitu rafa, nasab dan jazam. Sedangkan fiil mabni adalah fiil-fiil madhi, fiil amar, fiil mudhari yang berakhiran nun taukid dan nun niswah. Fiil yang mengalami mabni ada dua macam, yang pertama yaitu fiil madhi, dan dimabnikan atas harakat fat-hi, kecuali bila fiil madhi itu bertemu dengan waw dhamir jamak, maka harus dimabnikan dhammah. Contohnya; sukun, contohnya; ; pukullah, ; mereka telah memukul. Sedangkan yang kedua yaitu fiil amar dan dimabnikan atas harakat ; pukullah oleh mereka (perempuan). Kecuali bila fiil amar itu bertemu dengan dhamir tasniyah atau dhamir jamak, atau dhamir muannas mukhathabah, maka dimabnikan dengan membuang huruf nun. Contohnya; ; Pukullah oleh kamu berdua (laki-laki atau perempuan) ; Pukullah oleh kalian (laki-laki) ; Pukullah oleh kalian (perempuan)

Anda mungkin juga menyukai