Lapsus Interna
Lapsus Interna
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
No. RM
: 051443-2014
Usia
: 70 tahun
Alamat
: Bawen, Semarang
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Pendidikan
: SD
Status Marital
: Menikah
Agama
: Islam
Kelompok Pasien
: JAMKESDA
Bangsal / Bed
Waktu Masuk
: 18/01/2014
KELUHAN TAMBAHAN
Pasien kadang merasakan nyeri dada kiri yang tembus ke
Penyakit jantung
Hipertensi
Asma
Alergi
Diabetusmelitus
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
RIWAYAT KEBIASAAN
Merokok
: Disangkal
Pemeriksaan Fisik
kesan underweight
Status Gizi
: BB 50 kg
TB 160 cm
underweight
BMI 19,5
Tanda Vital
: TD
: 160/100 mmHg
Nadi
: 104 x/menit
RR
: 35 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Kulit
Pulmo :
Inspeksi :
Statis
Normochest, simetris,
Dinamis
Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak
melebar, retraksi intercostal (-)
Palpasi :
Statis
taktil fremitus dada kanan = dada kiri
Dinamis
Pergerakan dada kanan = dada kiri
Perkusi :
Kanan / Kiri : Sonor
Auskultasi
Kanan
Kiri
Jantung :
Inspeksi
: Tampak ictus cordis
Palpasi
: Iktus cordis teraba, kuat angkat, thrill (-)
Perkusi
:
Batas kiri atas ICS II linea parasternal sinistra
Batas kanan atas ICS II linea parasternal dextra
Batas kiri bawah ICS V antara linea axilaris anterior
Batas kanan bawah ICS V linea midklavikularis dekstra
KESAN KARDIOMEGALI PADA PASIEN
Auskultasi :
BJ I dan II reguler, S1>S2, intensitas normal reguler, Gallop
(-), Murmur (-)
Abdomen :
Inspeksi :
Auskultasi :
Bising usus (+) ; 4 x / menit
Perkusi :
Timpani
(-)
Tes undulasi
(-)
Palpasi :
Supel
Nyeri Tekan
(-)
Hepatomegali
(-)
Spleenomegali (-)
EKSTREMITAS
Superior
Superior dekstra
Inferior
Inferior dekstra
Assesment
Observasi Dyspneu ec. Susp PPOK
DD : Decompensatio cordis, Cor pulmonale chronicum,
Bronkitis kronik
Hipertensi Stage 2
TERAPI
Farmakologi
O2 4 l/m
Infus D5 16 tpm
Inj Methylprednisolon 3x
62,5mg
Amlodipin tab 5 mg 1x1
Inj Cefotaxim 1 gr 3x1
Salbutamol 4mg 3x1
ISDN tab 5mg 3 x 1
Vit B Kompleks 3x1
Non Farmakologi
DL II
Istirahat , kurangi aktivitas
berat.
Hindari stres
PLANNING
Thorax PA (RONTGEN)
EKG Istirahat
Lab Darah Lengkap
GDS
Creatinin
Cholesterol
Trigliserid
Date
Subjective
Objective
18/01/2014
Sesak (+)
Nyeri dada
sebelah kiri (+)
BAK/BAB
lancar
TD : 140/90
N : 80x/menit
RR : 44x/menit
S : 36oC
Auskultasi
Paru :
wheezing +/+,
RBH +/+
Assesment Therapy
0bs
Dyspneu ec
susp. PPOK
HT stage 2
perawatan
hari ke 1
19/1/2014
Sesak (+)
berkurang
Nyeri dada
sebelah kiri (-)
Mual (-),
Muntah (-)
BAB/BAK
lancar
TD : 120/80
N : 72x/menit
RR: 24 x/menit
Suhu : 36.5oC
Auskultasi
paru :
wheezing +/+,
RBH +/+
O2 4 l/m
Infus D5 16 tpm
Inj
Methylprednisol
on 3x 62,5mg
Amlodipin tab 5
mg 1x1
Inj Cefotaxim 1
gr 3x1
Salbutamol 3x1
ISDN tab 5mg 3
x1
Vit B Kompleks
3x1
0bs
Terapi lanjut
Dyspneu ec
susp. PPOK
HT stage 2
perawatan
hari ke 2
Planing
Thorax PA
EKG
Istirahat
Lab Darah
Lengkap
Creatinin
Cholesterol
TG
EKG
HASIL
NILAI RUJUKAN
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit %
11.8
20.9 H
36.9 L
35.2 L
225
95.4
32.0
33.5
14.0
7.4
1.0
0.9
0.1
0.0
18.9 H
4.8 L
11.5 18.0
4.0 10
4.0 6.2
40 58
200 400
96 108
27 34
32 36
10 16
7 11
10 45
0.2 1.0
0.04-0.8
0 0.2
18 75
25 40
Analisis
1.03
4.5
0.3 L
0.1
90.3 H
0.167 L
13
0.2 0.5
10 18
01
50 70
0.2 0.5
10 18
KIMIA KLINIK
Gula Darah Puasa
Creatinin
Cholesterol
123 H
1.03
179
82 115
0.62 1.1
<200 dianjurkan
200-239 resiko sedang
240 resiko tinggi
Triglycerid
58 L
70 140
Monosit %
Eosinofil %
Basofil %
Neutrofil %
PCT
PDW
Date
Subjective
Objective
Assesment Therapy
20/01/2014
Sesak (+)
Semalam jalan
ke kamar
mandi sesak
(+)
BAK/BAB
lancar
TD : 140/90
N : 80x/menit
RR : 24x/menit
S : 36oC
Auskultasi
Paru :
wheezing +/+,
RBH +/+
0bs
Dyspneu ec
susp. PPOK
HT stage 2
perawatan
hari ke 3
21/1/2014
Sesak (+)
berkurang
BAB/BAK
lancar
TD : 130/100
N : 80x/menit
RR: 24 x/menit
Suhu : 36oC
Auskultasi
paru :
wheezing +/+,
RBH +/+
0bs
Terapi lanjut
Dyspneu ec
susp. TB
DC
HT stage 2
perawatan
hari ke 4
Hasil Rontgen :
cardiomegali
moderat ventrikel
kiri, susp. TB, efusi
pleura ka-ki
Terapi lanjut
Planing
Thorax PA
EKG
Istirahat
Lab Darah
Lengkap
Creatinin
Cholesterol
TG
Dahak
SPS
X-foto Thoraks PA
Date
Subjective
Objective
Assesment Therapy
22/01/2014
Sesak (+)
Batuk (+) tidak
berdahak
Nyeri ulu hati
(+)
BAK/BAB
lancar
TD : 110/70
N : 84x/menit
RR : 24x/menit
S : 35,5oC
Auskultasi
Paru :
wheezing +/+,
RBH +/+
Jantung :
Gallop (+)
0bs
Dyspneu ec
susp. TB
DC
HT stage 2
perawatan
hari ke 5
23/1/2014
Sesak (+)
Batuk (+) tidak
berdahak
Nyeri dada kiri
(+)
Nyeri ulu hati
(+)
BAB/BAK
lancar
KU : pasien
tampak sesak
TD : 130/90
N : 72x/menit
RR: 28 x/menit
Suhu : 35,7oC
Auskultasi :
Paru :
wheezing +/+,
RBH +/+
Jantung :
Gallop (+)
0bs
Dyspneu ec
susp. TB
DC
HT stage 2
perawatan
hari ke 6
Terapi lanjut
Planing
-
Tx lanjut
Konsul
Tambahan :
fisioterapi
Inf D5 + 1 amp
Aminofilin 16 tpm
INH 400mg 1x1
Rifampisin
600mg 1x1
Pirazinamid
1200mg 3x1
Salbutamol 4mg
3x1
Date
Subjective
Objective
23/01/2014
Pk 16.15
Sesak (+)
bertambah
berat
Batuk (+) tidak
berdahak
Nyeri dada kiri
(+)
23/01/2014
Pk 17.00
Sesak (+)
bertambah
berat
KU : Gelisah
GDS : 43
Auskultasi
paru :
wheezing +/+
seluruh
lap.paru
Pk 17.15
Pk 17.45
KU: gelisah
TD : 100/60
N : 62x/menit
RR : 34x/menit
Auskultasi
Paru :
wheezing +/+,
seluruh
lap.paru
APNEU
TD : 50/palpasi
Assesment Therapy
0bs
Dyspneu ec
susp. TB
DC
O2 masker
Bed rest
Cek EKG
Motivasi
keluarga
0bs
Inj D40 2 fl
Dyspneu ec
susp. TB
DC
RJP
Planing
-
FINAL ASSESMENT
SUSP. TB PARU AKTIF
DECOMPENSATIO CORDIS
TUBERKULOSIS
PARU
TUBERKULOSIS
Tuberkulosis (TB) penyakit menular
disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Complex :
Mycobacterium tuberculosis ( t. u ),
Mycobacterium Bovis dan Mycobacterium
Africanum terutama menginfeksi paru, dapat
juga mengenai organ lain
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis
Bentuk batang, ukuran 3 X 0,5 m
Obligat aerob
Sifat khusus : banyak lemak ( + protein +
CARA PENULARAN
Klasifikasi Tuberkulosis
1. Infeksi primer
Inhalasi kuman TB
Alveolus
Destruksi kuman TB
Destruksi makrofag
Resolusi
Pembentukan tuberkel
Kelenjar limfe
Kalsifikasi
Kompleks Ghon
Perkijuan
Penyebaran hematogen
Pecah
Patogenesis tuberkulosis
primer
< 2 tahun fatal dan serius
< 1 tahun : TB milier, Meningitis TB
DIAGNOSIS TB
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Foto toraks
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
apeks paru
Stadium lebih lanjut proses penyakit
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Pemeriksaan darah
Darah rutin tidak spesifik
Lekosit normal atau sedikit
Limfosit
LED
Serologi, kurang bermakna untuk
menegakkan diagnosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Dahak
Tujuan :
Akhir pengobatan
*BTA (+)
*BTA (-)
FOTO TORAKS
Infiltrat
Kavitas
Kalsifikasi & fibrotik
TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis menyerang jaringan paru
Berdasarkan tipe penderita :
Kasus baru
Kasus putus berobat
Gagal
Kasus kambuh
Kasus kronik
Tingkat keparahan
Ringan
Berat
TINDAK LANJUT
Harus diobati sbg penderita TB Paru BTA (+)
Jika 1 atau lebih (+), diobati sbg
tuberkulosis paru BTA (+)
Periksa lagi
sampai 3 sediaan Jika semua (-) dan keluhan tetap/
memberat, diulang atau di foto Ro
PRINSIP PENGOBATAN
Dibagi 2 tahap
Diawasi langsung
kuman TB menjadi
minggu
Penderita BTA positif
(resisten)
Pengobatan dengan
pengawasan langsung
PMO menjamin kepatuhan
intensif
Rejimen Pengobatan
Kategori 1 : untuk
Penderita baru TB Paru, sputum BTA positif
Penderita TB Paru, sputum BTA negatif, rontgen positif
dengan kelainan paru luas
Penderita TB ekstra paru berat
2HRZE/4RH 2HRZE/4H3R3 2HRZE/6HE
Kategori 2 : untuk
Penderita kambuh
Penderita gagal
2HRZES/1RHZE/5RHE
2RHZES/1RHZE/5R3H3E3
Kategori 3 : untuk
Penderita TB paru baru, sputum BTA negatif, rontgen positif
dengan kelainan paru tidak luas
Penderita TB paru ekstra ringan
2RHZ/4RH
2RHZ/4R3H3
2RHZ/6HE
Kategori 4 : untuk
Penderita TB kronik
H seumur hidup
Bila mampu, OAT lini kedua
Rejimen Pengobatan
Groups of drugs to treat MDR-TBa
Group Drugs (abbreviations)
Group 1:
First-line oral agents
pyrazinamide (Z)
ethambutol (E)
rifampisin
isoniazid
Group 2:
Injectable agents
kanamycin (Km)
amikacin (Am)
capreomycin (Cm)
streptomycin (S)
Rejimen Pengobatan
Group 3:
Fluoroquinolones
levofloxacin (Lfx)
moxifloxacin (Mfx)
ofloxacin (Ofx)
Group 5:
Agents with unclear role in
Group 4:
agents
para-aminosalicylic acid (PAS)
cycloserine (Cs)
terizidone (Trd)
ethionamide (Eto)
protionamide (Pto)
clofazimine (Cfz)
linezolid (Lzd)
amoxicillin/clavulanate
(Amx/Clv)
thioacetazone (Thz)
imipenem/cilastatin
(Ipm/Cln)
high-dose isoniazid (highdose H)b
clarithromycin (Clr)
Rifampisin ( R )
Bakterisid, dapat
Etambutol ( E )
Bersifat bakterisid
Bersifat
Dosis :
bakteriostatik
Dosis :
Harian dan
intermiten sama
yaitu 15 mg/ Kg BB
Usia sampai 60 tahun
: 0,75 gr/ hari
> 60 tahun : 0,5 gr /
hari
Harian : 15 mg/ Kg BB
Intermiten : 30 mg /
Kg BB
Neuropati perifer,
kesemutan dan nyeri otot
atau gangguan kesadaran,
dikurangi dengan Vit. B6
5-10 mg/ hari atau Vit. B
kompleks
Kelainan menyerupai
defisiensi pyridoksin
(sindrom pellagara )
Kelainan kulit yang
bervariasi
RIFAMPISIN
Hepatitis
Alkoholisme, penyakit hati
Streptomisin
ES utama : hepatitis
Kerusakan N.VIII,
berhubungan dengan
keseimbangan dan
pendengaran
Nefrotoksik
Reaksi hipersensitif
berupa deam, sakit
kepala, mual, muntah dan
eritem pada kulit
Gangguan penglihatan
berupa berkurangnya
visus, buta warna
untuk warna merah
dan hijau
Evaluasi Pengobatan
Evaluasi Pengobatan
Evaluasi radiologik dilakukan pada :
Sebelum pengobatan
Akhir fase intensif / 2 bulan pengobatan
Akhir pengobatan
Evaluasi mikroskopik BTA dahak dan foto toraks
Mikroskopik BTA dahak 3, 6, 12 dan 24 bulan
Foto toraks 6, 12 dan 24 bulan
GAGAL JANTUNG
(DECOMPENSATIO CORDIS)
DEFINISI GAGAL
JANTUNG
Keadaan dimana jantung tdk
mampu memompa darah yg
cukup utk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh
& faal seluruh sistem organ,
walaupun pengisian darah
balik kedalam jantung masih
normal
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Gagal Jantung Kiri
lelah, berdebar-debar,
sesak napas, batuk,
anoreksia, dan keringat
dingin, batuk dan atau
batuk berdarah, fungsi
ginjal menurun.
asites, peningkatan,sakit
daerah perut.
DIAGNOSIS
berdasarkan kriteria Framingham
MAYOR
JVP
Distensi Vena Leher
Kardiomegali
S3
Ronki
Edema Pulmo
Nocturnal Paroxysmal
Dispneu
Refluks Hepatojuguler
MINOR
Edema Ekstremitas
Kapasitas vital
menurun
Batuk Pada Malam hari
Dispneu De Effort
Efusi Pleura
NYHA CLASSIFICATION
5.
6.
TERAPI FARMAKOLOGIK
Diuretika
1.
2.
3 X 6,25 mg
1 x 2,5 mg
1 x 2,5 mg
1 x 2 mg
1 x 1,5-2,5 mg
3.
Glikosid jantung
Cara pemberian
Mula - mula diberikan loading dose/digitalisasi
Dilanjutkan dosis penunjang ( maintenance untuk mempertahankana efek
terapi )
Dosis digitalisasi ( loading dose )
Digoksin
Cedilanid
IV : 1,2 -1,6 mg / 24 jam ( 0,2 mg setiap 2-4 jam )
HIPERTENSI
DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi adalah adanya peningkatan tekanan
Klasifikasi
Hipertensi
Hipertensi primer
/ esensial
Hipertensi
sekunder
Hipertensi primer
adalah suatu kondisi
dimana terjadinya
kenaikan tekanan darah
tanpa adanya penyebab
yang jelas.
95 % dari total kasus
hipertensi.
Hipertensi sekunder
adalah hipertensi
yang disebabkan
akibat dari adanya
penyakit lain.
5 % dari total kasus
hipertensi
Klasifikasi
Tekanan
Sistolik
Tekanan
diastolik
Normal
< 80 mmHg
Prehipertensi
120-139 mmgHg
80-89 mmHg
Hipertensi Grade I
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Hipertensi Grade II
160 mmHg
100 mmHg
KOMPLIKASI HIPERTENSI
PENATALAKSANAAN
Diuretik
Penghambat Andrenergik
Penghambat kalsium
ACE Inhibitor
Memblokade produksi hormon
angiotensin II yang
menyebabkan konstriksi
pembuluh darah, dengan
demikian obat ini dapat
memperlebar pembuluh darah
dan mengurangi tekanan darah.
TERIMA KASIH
SEKIAN