Anda di halaman 1dari 5

Retikulosit adalah eritrosit muda yang sitoplasmanya masih mengandung sejumlah besar sisasisa ribosome dan RNA yang

berasal dari sisa inti dari bentuk penuh pendahulunya.


Ribosome mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant
cresyl blue atau new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau filamen yang
berwarna biru. Reaksi ini hanya terjadi pada pewarnaan terhadap sel yang masih hidup dan
tidak difiksasi. Oleh karena itu disebut pewarnaan supravital. Retikulosit paling muda
(imatur) adalah yang mengandung ribosome terbanyak, sebaliknya retikulosit tertua hanya
mempunyai beberapa titik ribosome.
Pada pewarnaan Wright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran lebih besar dan
berwarna lebih biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat sebagai bintik-bintik abnormal.
Polikromatofilia yang menunjukkan warna kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada
eritrosit, sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosome tersebut.
Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan digunakan untuk
mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi menggambarkan eritropoesis
yang hampir akurat. Peningkatan jumlah retikulosit di darah tepi menggambarkan akselerasi
produksi eritrosit dalam sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terusmenerus dapat mengindikasikan keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia aplastik.
Metode
Hitung retikulosit umumnya menggunakan metode pewarnaan supravital. Sampel darah
dicampur dengan larutan brilliant cresyl blue (BCB) atau new methylene blue maka ribosome
akan terlihat sebagai filamen berwarna biru. Jumlah retikulosit dihitung per 1000 eritrosit dan
dinyatakan dalam %, jadi hasilnya dibagi 10.
Pewarna yang digunakan memiliki formula sebagai berikut :

Brilliant Cresyl Blue (BCB) : brilliant cresyl blue 1.0 gr; NaCl 0.85% 99.0 ml. Saring
larutan sebelum dipergunakan.

New methylene blue : NaCl 0.8 gr; kalium oksalat 1.4 gr; new methylene blue N 0.5
gr; aquadest 100 ml. Saring larutan sebelum dipergunakan.

Dianjurkan menggunaan new methylene blue, kesalahan metode ini pada nilai normal 25 %.
Sampel darah yang digunakan untuk hitung retikulosit adalah darah kapiler atau vena, dengan
antikoagulan (EDTA) atau tanpa antikoagulan (segar).
Prosedur

Ke dalam tabung masukkan darah dan pewarna dengan perbandingan 1 : 1, campur


baik-baik, biarkan selama 15 menit agar pewarnaannya sempurna.

Buatlah sediaan apus campuran itu, biarkan kering di udara.

Periksalah di bawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Eritrosit nampak biru muda
dan retikulosit akan tampat sebagai sel yang mengadung granula/filamen yang
berwarna biru. Bila kurang jelas waktu pewarnaannya diperpanjang atau
dicounterstain (dicat lagi) dengan cat Wright.

Hitunglah jumlah retikulosit dalam 1000 sel eritrosit. Jika kesulitan menghitung,
lakukan pengecilan medan penglihatan okuler dengan meletakkan kertas berlubang
pada lensa okuler. Hitung retikulosit ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :

Hitung retikulosit = ( jumlah retikulosit per 1000 eritrosit : 10 ) %


Nilai Rujukan

Dewasa : 0.5 - 1.5 %

Bayi baru lahir : 2.5 - 6.5 %

Bayi : 0.5 - 3.5 %

Anak : 0.5 - 2.0 %

Masalah Klinis

Penurunan jumlah : Anemia (pernisiosa, defisiensi asam folat, aplastik, terapi radiasi,
pengaruh iradiasi sinar-X, hipofungsi adrenokortikal, hipofungsi hipofisis anterior,
sirosis hati (alkohol menyupresi retikulosit)

Peningkatan jumlah : Anemia (hemolitik, sel sabit), talasemia mayor, perdarahan


kronis, pasca perdarahan (3 - 4 hari), pengobatan anemia (defisiensi zat besi, vit B12,
asam folat), leukemia, eritroblastosis fetalis (penyakit hemolitik pada bayi baru lahir),
penyakit hemoglobin C dan D, kehamilan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi temuan hasil laboratorium :

Bila hematokritnya rendah maka perlu ditambahkan darah

Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel eritrosit sehingga
terlihat seperti retikulosit

Menghitung di daerah yang terlalu padat

Peningkatan kadar glukose akan mengurangi pewarnaan

Retikulosit adalah eritrosit yang lebih muda daripada eritrosit dewasa, beredar
sebagai retikulosit 1 - 2 hari, ukuran 8-9 mikron dan didalam sitoplasmanya
terdapat sisa-sisa inti yang tersusun secara retikulair, berupa RNA dan
retikulum oleh karena itu disebut retikulosit, retikulum tersebut berupa
fragmen-fregmen yang hanya dapat dilihat dengan memakai pewarnaan
khusus yaitu pewarnaan supravital, misalnya Brilliant Cresyl Blue atau New
Methylene Blue yang mewarnai retikulum tersebut. Adanya RNA dan
Retikulum ini hanya dapat dinyatakan dalam eritrosit yang masih hidup,
sedangkan yang sudah terlalu lama atau sudah mati sukar untuk dilihat, oleh
sebabnya dinamakan pulasan vital atau supravital. Jadi dalam pemeriksaan
retikulosit hendaknya memakai sampel darah segar, dan janganlah terlalu
lama membiarkannya kering pada kaca benda. Kalau akan mempergunakan
darah oxalat untuk pemeriksaan retikulosit harus dillakukan dalam waktu 24
jam. Banyak retikulum tergantung pada umur retikulosit yaitu makin muda
makin banyak, makin tua makin kurang retikulumnya. Retikulosit mempunyai
sedikit retikulum dan mempunyai granula-granula. Ribosome mempunyai
kemampuan untuk bereaksi dengan pewarna tertentu seperti brilliant cresyl
blue atau new methylene blue untuk membentuk endapan granula atau
filamen yang berwarna biru.Lagi pula densitasnya tergantung pada beberapa
faktor yaitu :

- Semakin tinggi kadar zat warna yang dipakai semakin baik retikulum itu
nampaknya yaitu lebih lebar dan kurang pecah-pecahnya.

- Dengan mengeringkan smear darah retikulum menjadi halus.

- Dengan memanaskan dapat merusak retikulum sehingga hanya terlihat


bentuk-bentuk batang atau granula-granula.

- Perubahan pH larutan suatu zat warna kearah sifat asam menyebabkan


retikulum berbentuk granula halus sedangkan kearah sifat alkalis
menyebabkan terikulum berbentuk noktah-noktah.

- Creanated eryhtrosit (keriput) menghambat masuknya zat warna kedalam


sel sehingga tak terlihat apa-apa.

Pada pewarnaan Wright retikulosit tampak sebagai eritrosit yang berukuran


lebih besar dan berwarna lebih biru daripada eritrosit. Retikulum terlihat
sebagai bintik-bintik abnormal. Polikromatofilia yang menunjukkan warna
kebiru-biruan dan bintik-bintik basofil pada eritrosit, sebenarnya disebabkan
oleh bahan ribosome tersebut.

Untuk pulasan vital retikulosit ini digunakan salah satu dari zat warna sebagai
sebagai berikut. Dianjurkan menggunaan new methylene blue, kesalahan
metode ini pada nilai normal 25 %. Larutan tersebut adalah :

1. Brilliant Cresyl Blue (BCB) sebagai larutan 1% dalam metil alkohol atau
sebagai larutan 1% dalam NaCl 0,9%. Untuk membuat larutan dalam NaCl
0,9% perlu dilakukan pemanasan dahulu.

2. New Methylene Blue (NMB) 0,5 gram, NaCl 0,8 gram, Kalium Oksalat 1,4
gram, aquadest 100 mL.

Hitung retikulosit merupakan indikator aktivitas sumsum tulang dan digunakan


untuk mendiagnosis anemia. Banyaknya retikulosit dalam darah tepi
menggambarkan eritropoesis yang hampir akurat. Peningkatan jumlah
retikulosit di darah tepi menggambarkan akselerasi produksi eritrosit dalam
sumsum tulang. Sebaliknya, hitung retikulosit yang rendah terus-menerus
dapat mengindikasikan keadan hipofungsi sumsum tulang atau anemia
aplastik

Jumlah retikulosit merupakan cermin bagi aktifitas eryhtrosintetik, artinya


dapat menunjukkan baik tidaknya fungsi eryhtropoitik dalam keadaan tertentu.
Bila oleh suatu keadaan patologis (anemia hemolitik) jumlah retikulosit sangat
meningkat mencapai 30-50% maka keadaan ini disebut krisis retikulositosis.
Nilai normal retikulosit menurut Wintrobe cara basah dan atau kering : 0,5
1,5% dari eritrosit, sedangkan menurut Osgood-Wilhelm cara basah dan
kering 0,5 3,0% dari eritrosit.

Pada anemia aplastik kadang-kadang tidak ada retikulosit dalam darah


perifer. Sebenarnya banyak retikulosit yang ada dalam darah perifer
menunjukkan jumlah erytrosit yang harus diganti setiap harinya, yang
mengalami destruksi secara fisiologis oleh karena telah mencapai umurnya.
Menurut Ashby berdasarkan atas percobaan-percobaan yang telah
dilakukannya umur eryhtrosit adalah 120 hari. Jika jumlah eryhtrosit permm 3
darah 4.800.000, maka jumlah eryhtrosit yang rusak setiap harinya dalam
keadaan normal adalah 4.800.000 / 120 = 40.000 sel permm 3. Oleh karena
boleh dikatakan jumlah eritrosit dalam darah perifer dalam keadaan normal
adalah konstan maka berarti bahwa eritrosit yang telah rusak itu harus diganti
dengan eritrosit baru (retikulosit) yang sama banyaknya pula atau dengan
kata lain jumlahnya (40.000 / 4.800.000) x 100% = 0,83% retikulosit dalam
darah perifer.

Cara perhitungan retikulosit dilakukan dalam 2 cara yaitu menggunakan


persentasi (%) atau jumlah angka mutlak (mm3 darah), namun harus
disertakan jumlah eritrosit bila mengubah ke bentuk persen (%).

Retikulosit = jumlah retikulosit yang ditemukan x 100%

1000 eritrosit

= ..........%

Retikulosit = PDP x TKP x KKS x Jumlah retikulosit ditemukan

KKH

= ...............sel/mm3 darah

Retikulosit = Retikulosit (mm3 darah) x 100%

Jumlah eritrosit (mm3 darah)

= ............%

Anda mungkin juga menyukai