Anda di halaman 1dari 60

ILMU PSKIATRI

TIM UKMPPD FKU MALAHAYATI

Simptomatologi Psikiatri
I. Kesadaran
II. Emosi
III. Motorik
IV. Pikir
5.a. Bentuk/Proses Pikir
5.b. Bentuk Pikir
5.c. Isi Pikir
VI. Bicara
VII. Persepsi
7.a. Gangguan persepsi
7.b. Gangguan kognitif
7.c.Gangguan yang berhubungan dengan fenomena konversi dan disosiatif
VIII. Daya Ingat
IX. Intelegensia
X. Insight

KESADARAN
1. Disorientasi : gangguan orientasi waktu, tempat,
orang.
2. Kesadaran berkabut : kejernihan ingatan yang
tidak lengkap.
3. Stupor : hilangnya reaksi dan ketidak sadaran
lingkungan sekeliling.
4. Delirium : bingung, gelisah, disorientasi, takut
dan halusinasi.
5. Somnolen : mengantuk yang abnormal.
6. Drowsiness : cenderung selalu tidur

EMOSI
A. Afek : ekspresi emosi yang terlihat
Afek serasi : irama emosional sesuai gagasan,
pikiran, atau pembicaraan yang menyertai.
Afek tidak serasi : ketidak sesuaian antara
perasaan emosional dengan gagasan pikiran
atau pembicaraan yang menyertai.
Afek tumpul : penurunan berat intensitas irama
perasaan yang di ungkapkan keluar.
Afek sempit : penurunan intensitas irama
perasaan yang kurang parah dibawah afek
tumpul.
Afek datar : tidak ada atau hampir tidak ada
ekspresi afek, suara monoton dan wajah tidak
bergerak.
Afek labil : perubahan irama perasaan cepat dan
tiba-tiba tidak berhubungan stimuli eksternal.

B. Mood
Mood adalah emosi meresap dan dipertahankan, subjektif
dan dilaporkan pasien pada orang lain.
Euforia : elasi kuat dengan perasaan kuat dengan perasaan
kebesaran.
Depresi : kesedihan yang psiko patologis.
Anhedonia : hilang minat menarik diri dari semua aktifitas
rutin yang
menyenangkan.
Elasi : perasaan menyenangkan dan gembira yang
berlebihan, puas
diri sendiri atau optimis.
C. Emosi lain
(akan dibahas di ggn cemas)
Kecemasan : ketakutan disebabkan dugaan bahaya dari
dalam atau luar.
Agitasi : kecemasan berat diserati kegelisahan motorik.
Ketegangan : peningkatan aktifitas motorik dengan
psikologis yang tidak
menyenangkan.
Panik :cemas akut episodik dan kuat.
Ambivalensi :teradap sama-sama dua impuls yang
berlawanan.

Motorik
1. Ekoprasia : peniruan gerakan yang patologis seseorang pada orang lain.
2. Katatonia : terlihat pada skizofrenia katatonik dan beberapa kasus
penyakit pada otak.
3. Negativisme : tahanan tanpa motifasi terhadap semua usaha untuk
menggerakkan terhadap semua instruksi.
5. Mutisme : tidak bersuara tanpa kelainan struktural.
6. Tik : pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari.
7. Hiperaktivitas : kegelisahan, agresif, aktivitas destruktiv, seringkali
disertai
dengan patologik otak dasar.
8. Ataksia : kegagalan koordinasi otot.
9. Tremor : gangguan pergerakan ritmik, berkurang saat istirahat dan
tidur, dan meningkat pada waktu marah dan ketegangan.
10. Konvulsi : kontraksi ototatau spasme yang involunter.
11. Kejang klonik : kejang dimana otot secara bergantian kontaksi dan
relaksasi.
12. Kejang tonik : kejang dimana terjadi kontraksi otot yang terus menerus.
13. Distonia : Perlambatan kontraksi terus menerus dari tubuh.

KATATONIK Skizofrenia
Signs/Sympt
oms

Description

Cerea flexibilitas The same as catalepsy


Catatonic
rigidity

Fixed and sustained motoric position that is


resistant to change.

Catalepsy

Condition in which persons maintain the body


position into which they are placed; observed in
severe cases of catatonic schizophrenia. Also
called waxy flexibility and cerea flexibilitas

Catatonic stupor Stupor in which patients ordinarily are well aware


of their surroundings, reduced reactivity to
surroundings & reduced spontaneous activity
Posturing
catatonic

Voluntary assumption of an inappropriate or bizarre


posture, generally maintained for long periods of
time.

1) PPDGJ, 2) Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry

PIKIR
A. Gangguan umum dalam bentuk atau
proses berpikir
1. Gangguan mental : sindrom prilaku yang
bermakna secara klinis, disertai
dengan penderitaan atau ketidakmampuan.
2. Psikosis : ketidakmampuan untuk
membedakan kenyataan dari
fantasi.
3. Berpikir autistik : preokupasi dengan dunia
dalam dan pribadi.

PIKIR(2)
B. Gangguan spesifik pada bentuk pikir
1. Sirkumstansialitas : berbicara yang tidak langsung dan lambat dalam
mencapai tujuan tetapi akhirnya dari titik awal mencapai
tujuan yang diharapkan.
2. Tangensialitas : ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran
yang diarahkan oleh tujuan.
3. Inkoherensi : pikiran yang biasanya tidak dapat dimengerti.
4. Ekolalia : pengulangan kata-kata atau frase-frase seseorang oleh
seseorang lain secara psikopatologis.
5. Asosiasi longgar : penyimpangan yang mendadak dalam urutan
pikiran
tanpa penghambatan.
6. Flight of ideas : verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan
terus menerus yang menghasilkan pergeseran terus
menerus dari satu ide ke ide lain.

PIKIR (3)
C. Gangguan spesifik pada isi pikir
1. Waham : keyakinan palsu, didasarkan
pada kesimpulan yang salah
tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan
dengan
inteligensia pada pasien dan latar belakang
kultural, yang
tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
2. Waham bizar : keyakinan palsu yang
aneh, mustahil, dan samasekali tidak
masuk akal.
3. Waham nihilistik : perasaan palsu bahwa
diringa, orang lain, dan dunia adalah
tidak ada atau berakhir.
4. Waham kebesaran: gambaran
kepentingan, kekuatan atau identitas
seorang
yang berlebihan.
5. Sisi pikir : waham bahwa pikiran pasien
dihilangkan dari ingatannya
oleh orang lain atau tenaga lian.

6. Siar pikir : waham bahwa pikiran pasien dapat


didengar oleh orang
lain seperti pikeran mereka sedang disiarkan ke
udara.
7. Obsesi : ketakutan yang patologis dari suatu
pikiran atau perasaan
yang tidak dapat di tentang yang tidak dapat di
hilangkan
dari kesadaran oleh usaha logika, yang disertai
dengan
kecemasan.
.
Kompulsi : kebutuhan yang patologis untuk
melakukan suatu impuls
yang jika ditahan, menyebabkan kecemasan,
perilaku
berulang sebagai respon suatu obsesi atau dilakukan
menurut aturan tertentu, tanpa akhir yang
sebenarnya dalam
diri selain dari pada untuk mencegah sesuatu dari
terjadi di
masa depan.
9. Fobia : rasa takut patologis yang resisten,
irasional, berlebihan d

PERSEPSI
Presepsi adalah proses stimulasi fisik nenjadi informasi psikologis.
A. Gangguan presepsi
1. Halusinasi : presepsi sensori yang palsu tidak disertai dengan stimuli
eksternal yang nyata, mungkin tredapat atau tidak
terdapat interpretasi waham tentang pengalaman
halusinasi.
2. Halusinasi auditoris : presepsi bunyi yang palsu.
3. Halusinasi visual : presepsi palsu tentang penglihatan yang berupa citra
yang berbentuk dan citra yang tidak berbentuk.
4. Ilusi : mispresepsi terhadap stimuli eksternal yang nyata.
B. Gangguan yang berhubungan dengan gangguan kognitif (Simptomatologi Neurologi)
1. Agnosia : ketidakmampuan untuk mengenali dan
menginterpretasikan kepentingan kesan sensoris.
2. Anosognosia : ketidakmampuan untuk mengenali suatu defek neurologi yang terjadi pada dirinya.
3. Agnosia visual : ketidakmampuan untuk mengenali benda atau orang.
4. Somatopagnosia : ketidak mampuan untuk mengenali suatu bagian tubuh
sebagai milik tubuhnya sendiri.
5. Aura : sensasi perasaan akan adanya bahaya seperti rasa penuh
pada lambung, wajah memerah, dan perubahan respirasi,
perubahan kognisi dan keadaan mood biasanya terjadi
sebelum serangan.

DAYA INGAT
A. Gangguan daya ingat
1. Amnesia : ketidakmampuan sebagian atau keseluruhan
untuk mengingat pengalaman masa lalu
2. Paramnesia : pemalsuan ingatan oleh distorsi pengingatan.
3. Hipermnesia : peningkatan derajat penyimpangan dan
pengingatan.
4. Represi : suatu mekanisme pertahanan yang di tandai oleh
pelupaan secara tidak disadari terhadap gagasan yang tidak
diterima.
5. Letologika : ketidakmampuan sementara untuk mengingat
suatu nama atau kata benda yang tepat.
6. Blackout : amnesia yang di alami oleh alkoholik berkaitan
dengan
perilaku selama minum.

INTELEGENSIA

Ketentuan subtipe retardasi mental meliputi:


F70 : Ringan Taraf IQ : 50-69(debil)
F71 : Sedang Taraf IQ : 35-49(imbisil)
F72 : Berat Taraf IQ : 20-34 (Idiot)
F73 : Sangat Berat Taraf IQ : dibawah 20
F78 : Lainnya, bila penilaian dari tingkat retardasi mental dengan memakai
prosedur biasa sangat sulit atau tidak mungkin dilakukan karena adanya gangguan
sensorik atau fisik misalnya buta, bisu tuli dan penderita yang perilakunya terganggu
berat atau fisiknya tidak mampu.
F79 : Yang Tidak Tergolongkan (unspecified), bila jelas terdapat retardasi mental,
tetapi tidak ada informasi yang cukup untuk menggolongkannya dalam salah satu
kategori tersebut diatas.
Untuk klasifikasi yang tidak tergolongkan dipakai apabila terdapat dugaan kuat adanya
retardasi mental tetapi individu tidak dapat dites dengan tes intelegensi standar
karena gangguannya terlalu berat atau mereka tidak kooperatif untuk dites. Keadaan
ini dapat terjadi pada anak, remaja atau dewasa. Pada bayi karena tes yang tersedia
tidak menghasilkan nilai IQ menurut angka, maka penggolongan kedalam diagnosis ini
dapat juga dilakukan bila terdapat pertimbangan klinik yang menunjukkan fungsi
intelektual dibawah rata-rata.

DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA

F0. Gangguan Mental Organik


Neuro

Substances-Related
Disorders (1)
Alcohol & CNS Depressant
Intoxication

Disinhibition (eg,
inappropriate
sexual or
aggressive
behavior, impaired
judgment, mood
lability)
Somnolence,
stupor, or coma
Impaired attention
or memory Slurred
speech
Incoordination
Unsteady gait
Nystagmus

Psychostimulants: Cocaine & Amphetamines

Witdrawal

Anxiety or
psychomotor
agitation
Tremor
Craving
Autonomic
hyperactivity (eg,
tachycardia,
hypertension,
sweating,
hyperthermia,
arrhythmia)
Insomnia
Sensory distortions
or hallucinations
(eg, transient
visual, tactile, or
auditory)
Nausea or vomiting
Seizures
Delirium

Intoxication

Stimulation
(euphoria,
hypervigilance,
anxiety, tension,
anger, impaired
judgment)
Psychomotor
agitation
(stereotyped
behaviors,
dyskinesias,
dystonias)
Energy (decreased
need for sleep)
Anorexia (nausea or
vomiting, weight
loss)
Autonomic arousal
(tachycardia,
hypertension,
pupillary dilation,
perspiration or
chills)
Chest pain, cardiac
arrhythmias,
respiratory

Witdrawal

Depression
(dysphoria)
Psychomotor
retardation
Fatigue (increased
need for sleep)
Increased appetite
Craving

F1. Gangguan Mental dan Perilaku


akibat Penggunaan Zat

Substance Withdrawal
Alcohol withdrawal syndrome
Gejala: cemas, tremor, insomnia, keringat dingin, disorientasi
Tata laksana: benzodiazepine

Sedative-hypnotic withdrawal syndrome


Gejala: mirip alcohol withdrawal
Tata laksana: penurunan dosis perlahan

Opioid withdrawal
Gejala: mirip flu berat, tidak ada penurunan kesadaran
Tata laksana: metadon atau buprenorfin

Stimulant withdrawal
Gejala: depresi, hipersomnia, lapar, retardasi psikomotor

Jawaban: Heroine withdrawal

Substances-Related Disorders
-Tatalaksana

Substances-Related
Disorders (2)
Opioid
Intoxication

Activation or "rush"
(early or with low
dosages) and
sedation/apathy or
"nod" (late or with
high dosages)
Euphoria or
dysphoria
Feelings of warmth,
facial flushing, or
itching
Impaired judgment,
attention, or
memory
Analgesia
Constipation
Pupillary
constriction
Drowsiness
Respiratory
depression,
areflexia,
hypotension,
tachycardia
Apnea, cyanosis,
coma

Cannabis
Witdrawal

Depressed mood
and anxiety
Dysphoria
Craving
Piloerection ("goose
flesh")
Lacrimation or
rhinorrhea
Hyperalgia, joint
and muscle aches
Diarrhea and
gastrointestinal
cramping, nausea,
or vomiting
Pupillary dilation
and photophobia
Insomnia
Autonomic
hyperactivity (eg,
tachypnea,
hyperreflexia,
tachycardia,
hypertension,
sweating,
hyperthermia)
Yawning

Intoxication

Euphoria,
drowsiness, or
sedation
Sensation of slowed
time
Auditory or visual
distortions,
dissociation
Impaired judgment,
motor coordination,
attention, or
memory
Slowed reaction
time
Conjunctival
injection
Tachycardia
Increased appetite
Anxiety, acute
panic reactions,
paranoia, illusions,
or agitation

Witdrawal
None

Substances-Related
Disorders (3)
Hallucinogen
Intoxication

Marked anxiety or
depression
Perceptual changes
(eg, intense
perceptions,
depersonalization,
derealization,
illusions,
hallucinations,
synesthesias)
Thought disorders
(eg, ideas of
reference, paranoia,
impaired reality
testing)
Impaired judgment
Autonomic arousal
(eg, pupillary
dilation,
tachycardia,
sweating,
palpitations,
blurring of vision,
tremors,
incoordination)

Witdrawal
None

SKIZOFRENIA DAN GANGGUAN


PSIKOTIK
SKIZOFRENIA Lebih dari 1 bulan
Pedoman Diagnosis (PPDGJ)
1. Thought echo/thought insertion/broadcasting
2. Delusion
3. Halusinasi auditorik
4. Bizzare delusion (PPDGJ)
ATAU
Sedikitnya 2 gejala secara jelas:
5. Halusinasi panca indra, waham yang mengembang
6. Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan
7. Perilaku katatonik, gaduh gelisah posturing, stupor
8. Gejala negatif: apatis, bicara<<, menarik diri

Skizofrenia Patogenesis (Teori


Dopamin)
Jaras dopamin di otak
Jaras mesolimbikmesokortikal berhubungan
dengan tingkah laku
Jaras nigrostriatal
koordinasi gerakan sadar
Jaras tuberonfundibular
menghambat sekresi
prolaktin
Jaras medullary
periventrikular
berhubungan dengan
kebiasaan makan
Jaras incertohypotalamic
belum diketahui fungsinya

Skizofrenia terjadi
karena
ketidakseimbangan
aktivitas dopamin
di otak
Gejala + karena
aktivitas dopamin di
jaras mesolimbik
Gejala - karena
aktivitas dopamin di
jaras mesokortikal

F21. Gangguan Skizotypal DSM V masuk ke


Personality Disorder. Kepribadian Eksentrik,
Mistik
F22. Gangguan waham menetap
F24. Gangguan waham terinduksi
F25. Skizoafektif
Point: Skizoafektif ialah gejala skizofrenia dan
episode depresi/manik terjadi bersamaan
pada mayoritas waktu terjadinya penyakit.
Gejala skizofrenia terlebih dahulu muncul.

Skizofrenia Gejala Klinis, Diagnosis


Gejala positif
Halusinasi: auditori, visual, somatik,
olfaktori, gustatori
Delusi: bizarre, non-bizarre
Disorganisasi: tangensial, sirkumstansial,
derailment, neologisme, world salad

Gejala Negatif
Affective symptoms,
Cognitive dysfunction

Jika Gejala Psikotik < 1 bulan...


(F23)
Diagnosis

Karakteristik

Psikotik
akut

Onset < 2 minggu, gejala beraneka ragam & berubah


cepat atau schizophrenia like, adanya stres akut yang
berkaitan.

Psikotik
akut lir
skizofrenia

Onset < 2 minggu, terdapat gejala skizofrenia untuk


sebagian besar waktu, tidak memenuhi kriteria psikosis
polimorfik akut.

Polimorfik
psikotik
akut tanpa
gejala
skizofrenia

1) Onset < 2 minggu,


2) ada beberapa jenis halusinasi/waham yang jenis &
intensitasnya berubah-ubah,
3) terdapat keadaan emosional yang beragam,
4) walau gejala beragam tapi tidak satupun dari gejala
itu konsisten memenuhi kriteria
skizofrenia/manik/depresi

Polimorfik
psikotik
akut
dengan

Onset < 2 minggu, ada beberapa jenis


halusinasi/waham yang jenis & intensitasnya berubahubah, memenuhi poin 1-3 psikotik polimorfik akut
PPDGJ
disertai gejala yang memenuhi skizofrenia. Jika lebih

Tata laksana:
Antipsikotik tipikal (murah, tapi
kemungkinan efek samping
ekstrapiramidal tinggi) :
chlorpromazine, haloperidol
Antipsikotik tipikal (frekuensi efek
samping ekstrapiramidal rendah, tapi
mahal):
risperidon, aripirazole, clozapine

F3. Gangguan Suasana


Perasaan
Gangguan Afektif Bipolar:
episode berulang minimal 2 kali,
pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek &
penambahan energi dan aktivitas,
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai
pengurangan energi & aktivitas.
Biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
Tipe:

Afektif bipolar, episode kini hipomanik


Afektif bipolar episode kini manik tanpa/dengan gejala psikotik
Afektif bipolar episode kini depresif ringan atau sedang
Afektif bipolar episode kini depresif berat tanpa/dengan gejala
psikotik
Afektif bipolar episode kini campuran

PPDGJ

Bipolar I
Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa episode
depresi mayor
Tata laksana: lithium

Bipolar II
Minimal satu episode hipomania dan minimal satu episode depresi
mayor, tidak boleh ada episode mania
Tata laksana: lithium + antidepresan

Siklotimia
Beberapa episode hipomania dan beberapa episode depresi minor
dalam 2 tahun terakhir
Tata laksana: lithium + quetiapine

Beda depresi mayor dan minor?


Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-hari sangat terganggu

BIPOLAR
a. Bipolar tipe I:
Setidaknya ada satu episode mania atau campuran (ada ciri mania dan
depresi dalam
saat bersamaan)
Boleh ada episode depresi, boleh juga tidak
b. Bipolar tipe II:
Setidaknya ada satu episode hipomania DAN satu episode depresi mayor
Apa beda mania dengan hipomania?
a. Mania: fungsi sehari-hari menurun, ada ide kebesaran, bisa menjadi psikosis
b. Hipomania: fungsi sehari-hari normal atau bahkan meningkat, tidak ada ide
kebesaran, tidak menjadi psikosis
c. Tata laksana:
Episode manik: lithium
Episode campuran: asam valproat
Episode depresi: lithium + lamotrigine/antidepresan. Jadi, jangan beri
antidepresan saja.

Gangguan Bipolar
Keywords
S: pasien saat ini: sering keluar
rumah, belanja, membagi-bagi; pasien
dulu: sering mengurung diri di kamar;
sejak 1 bulan yang lalu

Pasien ini saat ini mengalami gejala


manik, berbeda dengan gejala
sebelumnya yang berupa depresi.
Bipolar (bi-,-pole) yang secara
harafiah berarti dua kutub ditandai
dengan adanya 2 episode gejala
klinis yang berubah pada kurun
waktu tertentu; episode berupa
episode depresif dan episode
manik; dapat ditemukan gejala
psikotik pada bipolar
Gangguan bipolar tipe I

Ada episode manik (sering


belanja barang, membagi barang
kepada orang yang baru ditemui)
dan depresi (sering mengurung
diri di kamar) = bipolar I
Bipolar II? Depresi +
hipomanik
Siklotimia? Hipomanik +
depresi minor
Apa beda mania dengan
hipomania?
Hipomania tidak mengganggu fungsi
sehari-hari dan tidak menurunkan
kualitas hidup

Ingat, mania dapat berupa elasi


maupun iritabilitas

F32. Episode Depresi


Gejala Utama
1. Afek Depresi
2. Kehilangan minat
dan Kegembiraan
3. Berkurangnya
Energi

Gejala lainnya
1. Atensi berkurang
2. Tingkat PD <<
3. Ide rasa
bersalah/tidak
berguna
4. Pandangan masa
depan suram
5. Tidur terganggu
6. Nafsu makan
terganggu

Episode depresif ringan: 2 gejala utama + 2 gejala


lain > 2 minggu
Episode depresif sedang: 2 gejala utama + 3 gejala
lain, >2 minggu.
Episode depresif berat: 3 gejala utama + 4 gejala lain
> 2 minggu. Jika gejala amat berat & awitannya cepat,
diagnosis boleh ditegakkan meski kurang dari 2 minggu.
Episode depresif berat dengan gejala psikotik:
episode depresif berat + waham, halusinasi, atau stupor
depresif.
PPDGJ

Depresi
Kombinasi psikoterapi & farmakoterapi adalah terapi
paling efektif.
The different antidepressant class adverse effect
profiles make the SSRIs more tolerable than the TCAs
SSRI is commonly used as first line drug for major
depression.

F4. Gangguan Neurosis, Gangguan


Somatoform, dan Ggn Terkait Stress
F41.0 Gangguan panik
Serangan panik berat yang
hilang timbul (episodik), tapi
di antara serangan pasien
tidak merasa cemas
Tata laksana: (1) serangan akut
benzodiazepine (alprazolam,
clonazepam); (2) preventif
CBT + SSRI

F41.1 Kecemasan dan


kekhawatiran yang berlebihan
dan terus menerus akan hal
sehari-hari: gangguan
cemas menyeluruh
Tata laksana: CBT + SSRI

Gangguan stres pasca


melahirkan? Awitan dalam
4 minggu setelah melahirkan
Tata laksana: CBT + SSRI

Gangguan penyesuaian?
Ada stresor yang jelas
Tata laksana: psikoterapi,
benzodiazepine, antidepresan

Insomnia primer? Sekedar


kesulitan tidur yang
mengganggu aktivitas
sehari-hari
Tata laksana: benzodiazepine
(pilihan: lorazepam)

Anxiety Disorder
The DSM-IV-TR contains two diagnostic criteria for panic disorder, one without
agoraphobia and the other with agoraphobia, but both require the presence of
panic attacks.
Panic attack: A discrete period of intense fear or discomfort, in which four (or
more) of the following symptoms developed abruptly and reached a peak within
10 minutes: palpitations, pounding heart, or accelerated heart rate

sweating
trembling or shaking
sensations of shortness of breath or smothering
feeling of choking
chest pain or discomfort
nausea or abdominal distress
feeling dizzy, unsteady, lightheaded, or faint
derealization (feelings of unreality) or depersonalization (being detached from oneself)
fear of losing control or going crazy
fear of dying
paresthesias (numbness or tingling sensations)
chills or hot flushes

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry

Ansietas
Diagnosis

Karakteristik

Gangguan
cemas
menyeluruh

Ansietas berlebih terus menerus disertai ketegangan


motorik (gemetar, sulit berdiam diri, dan sakit
kepala), hiperaktivitas otonomik (sesak napas,
berkeringat, palpitasi, & gangguan gastrointestinal),
kewaspadaan mental (iritabilita).

Gangguan
panik

Serangan ansietas yang intens & akut disertai


perasaan akan datangnya kejadian menakutkan.
Tanda utama: serangan panik yang tidak diduga
tanpa adanya stimulus.

Fobia

Rasa takut yang kuat dan persisten terhadap suatu


objek atau situasi, antara lain: hewan, bencana,
ketinggian, penyakit, cedera, dan kematian.

Fobia sosial

Rasa takut yang kuat dan persisten terhadap suatu


objek atau situasi, antara lain: hewan, bencana,
ketinggian, penyakit, cedera, dan kematian.

Agorafobia

Kecemasan timbul di tempat atau situasi di mana


menyelamatkan diri sulit dilakukan atau tidak
PPDGJ
tersedia pertolongan pada saat terjadi serangan

F40. Ansietas Fobik


Agorafobia
Kecemasan timbul ketika berada di tempat atau situasi di mana
meyelamatkan diri sulit dilakukan (atau memalukan) atau tidak
tersedia pertolongan pada saat terjadi serangan panik.
Situasi tersebut mencakup berada di luar rumah seorang diri, di
keramaian, atau bepergian dengan bus, kereta, atau mobil.

Fobia Sosial
Rasa takut yang berlebihan akan dipermalukan atau melakukan hal
yang memalukan pada berbagai situasi sosial, seperti bicara di depan
umum, berkemih di toilet umum, atau makan di tempat umum.

Fobia Khas
Rasa takut yang kuat dan persisten terhadap suatu objek atau situasi,
antara lain: hewan, bencana, ketinggian, penyakit, cedera, dan
kematian.

PPDGJ

Ansietas

Acrophobia fear of heights


Agoraphobia fear of open places
Ailurophobia fear of cats
Hydrophobia fear of water
Claustrophobia fear of closed spaces
Cynophobia fear of dogs
Mysophobia fear of dirt and germs
Pyrophobia fear of fire
Xenophobia fear of strangers
Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry

F43.1. PTSD
Gejala cemas akibat suatu
kejadian traumatik dimana gejala
berlangsung satu bulan atau lebih:
gangguan stres pasca-trauma
Reaksi stres akut? berlangsung
< 30 hari
Gangguan cemas menyeluruh?
tidak ada pencetusnya
Fobia? Cemas terjadi setiap
kontak dengan stimulus tertentu
yang sebenarnya tidak berbahaya
Gangguan panik? Serangan
panik akut dan berat yang hilang
timbul, tapi pencetusnya tidak
jelas

Tata laksana
gangguan stres
pasca trauma dan
reaksi stres akut
Nonfarmakologis:
cognitive behavioral
therapy (CBT) dan
eye movement
desensitization
therapy (EMDR)
Farmakologis: SSRI

F44. Gangguan Disosiasi


Gejala utama adalah kehilangan
sebagian atau seluruh integrasi
normal antara ingatan masa lalu,
identitas, kontrol terhadap gerakan
tubuh

Gangguan Disosiatif
Diagnosis

Karakteristik

Amnesia

Hilang daya ingat mengenai kejadian stressful atau


traumatik yang baru terjadi (selektif)

Fugue

Melakukan perjalanan tertentu ke tempat di luar


kebiasaan, tapi tidak mengingat perjalanan tersebut.

Stupor

Sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan


volunter & respons normal terhadap rangsangan luar
(cahay, suara, raba)

Trans

Kehilangan sementara penghayatan akan identitias


diri & kesadaran, berperilaku seakan-akan dikuasai
kepribadian lain.

Motorik

Tidak mampu menggerakkan seluruh/sebagian


anggota gerak.

Konvulsi

Sangat mirip kejang epileptik, tapi tidak dijumpai


kehilangan kesadaran, mengompol, atau jatuh.

Anestesi &
kehilangan

Anestesi pada kulit yang tidak sesuai dermatom.


Penurunan tajamPPDGJ
penglihatan atau tunnel vision

F45. Gangguan Somatoform


Banyak gejala somatik, tapi pada pemeriksaan tidak ada kelainan
gangguan somatisasi
Hipokondriasis? ketakutan akan menderita suatu penyakit tertentu
(co/ saya kanker payudara dok), meskipun sudah diperiksa dan
diyakinkan kalau pasien tidak sakit
Malingering? Pura-pura sakit dengan tujuan eksternal, seperti
malas kerja atau mendapatkan narkoba. Malingering bukan penyakit.
Factitious disorder? Pura-pura sakit karena ingin mendapat
perhatian atau perawatan, bukan karena tujuan eksternal. Factitious
disorder adalah penyakit.
Penyakit psikosomatik? Penyakit-penyakit fisik yang memiliki
aspek mental (co/ hipertensi dengan stres)
Nyeri somatoform? Nyeri menetap yang tidak terjelaskan.
Disfungsi otonomik somatoform ? Bangkitan otonomik:
palpitasi, berkeringat, tremor, flushing.

F5.0. Gangguan Makan


Diagnosis

Karakteristik

Bulimia
nervosa

Kriteria diagnosis harus memenuhi ketiga hal ini:


1. Preokupasi menetap untuk makan
2. Pasien melawan efek kegemukan (merangsang
muntah, pencahar, puasa, obat-obatan penekan
nafsu makan)
3. Rasa takut yang berlebihan akan kegemukan &
mengatur beratnya di bawah berat badan yang
sehat.

Anoreksia
nervosa

Kriteria diagnosis harus memenuhi semua hal ini:


1. Berat badan dipertahankan < 15% di bawah
normal
2. Ada usaha mengurangi berat (muntah, pencahar,
olahraga, obat penekan nafsu makan)
3. Terdapat distorsi body image
4. Adanya gangguan endokrin yang meluas
(amenorea, PPDGJ
peningkatan GH, kortisol.
5. Jika terjadi pada masa prepubertas, maka

F5.1. Sleep Disorder


DSM-IV-TR divides primary sleep
disorders into:
Dyssomnias: disorders of quantity or
timing of sleep
Insomnia
Hypersomnia

Parasomnias: abnormal behaviors during


sleep or the transition between sleep
and wakefulness.
Sleep walking , night terror, nightmare
Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry

Insomnia
Early insomnia: susah memulai tidur
Middle insomnia: mudah terbangun di malam
hari (berkali-kali) saat tidur
Late insomnia: biasanya tidak sulit tidur, tp
akan terbangun dini hari (lama tidur <6,5
jam)
Somnabulisme: berjalan dalam tidur
Parasomnia: istilah umum untuk semua
gangguan saat tidur
Middle insomnia

F6. Gangguan Kepribadian


Gangguan kepribadian kluster A
Paranoid: sangat curiga terhadap
orang lain
Schizoid: tidak tertarik dengan
hubungan sosial, lebih senang
menyendiri, tertutup, emosi
dingin, tidak peduli
Gangguan kepribadian kluster B
Antisosial: tidak peduli, bahkan
cenderung melanggar hak-hak
orang lain
Borderline: impulsivitas dan
instabilitas dalam hal afek,
hubungan sosial, dan pandangan
terhadap diri sendiri (labil)

Histrionik: emosi berlebihan,


mencari perhatian, seduktif
berlebihan
Narsisistik: preokupasi dengan
citra diri, merasa diri paling
hebat, merendahkan orang lain
Gangguan kepribadian kluster C
Avoidant: menghindari
hubungan sosial karena takut
tidak diterima
Dependen: bergantung pada
orang lain untuk kebutuhan fisik
dan emosi mereka
Obsesif-kompulsif: terpaku pada
keteraturan dan kesempurnaan

Gangguan kepribadian
a. Hanya dapat didiagnosis bila usia >18 tahun. Harus menyebabkan

gangguan bermakna
dalam aktivitas sehari-hari, namun belum cukup untuk dikategorikan pada psikosis
atau
neurosis.
b. Kluster A
Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka berhubungan dengan orang lain
Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap orang lain
Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang aneh
c. Kluster B
Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang melanggar peraturan
Ambang: impulsivitas serta hubungan interpersonal dan mood yang intens tapi
tidak
stabil
Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan orang lain, mudah iri
d. Kluster C
Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa tidak layak

Dependen : merasa tidak mampu


bertanggung jawab atas diri sendiri,
sehingga terlalu bergantung pada
orang lain, apapun konsekuensinya
Obsesif-kompulsif: preokupasi
dengan keteraturan, perfeksionisme
yang berlebihan,
terlalu kaku dalam memandang
suatu hal

Gangguan Kepribadian tipe Skizoid


Keywords
S: tidak punya banyak teman dan teman dekat

Ciri kepribadian skizoid


Sedikit aktivitas yang memberikan kesenangan
Emosi dingin, afek mendatar atau tidak peduli
Kurang mampu mengekspresikan kehangatan, kelembutan dan
kemarahan pada orang lain
Tampak nyata ketidak pedulian baik terhadap pujian atau kecaman
Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
Tidak punya teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab dan tidak
ada keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu
Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku

Skizoid

Sexual Dysfunction
Sexual desire disorders

Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD);


Persistently or recurrently deficient (or absent)
sexual fantasies and desire for sexual activity
Sexual Aversion Disorder (SAD)
Persistent or recurrent extreme aversion to, and
avoidance of, all (or almost all) genital sexual
contact with a sexual partner.

Sexual arousal disorders

Female Sexual Arousal Disorder (FSAD)


Persistent or recurrent inability to attain, or to
maintain until completion of the sexual activity, an
adequate lubrication-swelling response of sexual
excitement.
Male Erectile Disorder
Persistent or recurrent inability to attain, or to
maintain
completion
sexual activity, an
Kaplan &until
Sadock
synopsisof
ofthe
psychiatry
adequate erection.

Sexual Dysfunction

Orgasmic disorders
Female Orgasmic Disorder (Inhibited Female Orgasm)
Male Orgasmic Disorder (Inhibited Male Orgasm):
sometimes called inhibited orgasm or retarded ejaculation, a
man achieves ejaculation during coitus with great difficulty
Premature Ejaculation

Sexual pain disorders


Dyspareunia: recurrent or persistent genital pain associated with
sexual intercourse.
Vaginismus: involuntary muscle constriction of the outer third of
the vagina that interferes with penile insertion and intercourse.

Sexual dysfunction due to general medical condition

Substance-Induced Sexual Dysfunction


With impaired desire/With impaired arousal/With impaired
orgasm/With sexual pain/With onset during intoxication
Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry

Transvestisme
Mendapatkan kepuasan seksual dengan
menggunakan pakaian jenis kelamin lawannya
transvestisme
Gangguan identitas kelamin bila seorang laki-laki
ingin menjadi perempuan atau sebaliknya
Gangguan preferensi seksual istilah umum untuk
ketertarikan seksual terhadap hal-hal yang
sesungguhnya tidak memiliki nilai seksual
Fetishisme gairah seksual dipicu oleh benda
tertentu
Autoginefilia kepuasan seksual didapat saat
membayangkan diri menjadi lawan jenis

Troilism
Keywords
S: puas melihat istrinya berhubungan dengan pria lain

Gangguan seksual disebut dengan parafilia:


Fetisisme: kepuasan seksual dari benda
Ekshibisionisme: kepuasan seksual dengan
memperlihatkan alat kelamin
Masokisme: kepuasaan seksual dengan disiksa secara fisik
atau mental
Troilism: kepuasan seksual dengan melihat pasangannya
melakukan hubungan seksual dengan orang lain
Voveurisme: kepuasan seksual dengan mengintip, tanpa
keinginan melakukan hubungan seksual

Troilism

Sleep Disorder
Insomnia is difficulty initiating or maintaining
sleep. It is the most common sleep complaint and
may be transient or persistent.
Primary insomnia is commonly treated with
benzodiazepines.

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry

Insomnia
According to severity:
Mild: almost every night,
minimum impairment of
quality of life (QoL)
Moderate: every night,
moderate impairment QoL
with symptoms
(irritability, anxiety,
fatigue)
Severe: every night,
moderate impairment QoL
with more severe
symptoms of irritability,
anxiety, fatigue

According to form of
presentation:
Sleep onset/early
insomnia (difficulty
falling asleep)
Sleep
maintenance/middle
insomnia (waking
frequently)
End of sleep/late
insomnia (waking too
early)

Baby blue syndrome


Mood depresif yang terjadi dalam
masa 14 hari pascapersalinan
Baby blue syndrome

Antipsikotik
gangguan skizoafektif
Masalah psikosis pada gangguan skizoafektif
ditangani dengan antipsikotik, diutamakan yang
generasi 2 (risperidon), karena efek
sampingnya lebih sedikit
Masalah moodnya ditata laksana sesuai jenis,
bila depresi diberi SSRI, bila manik diberi lithium
Prochlorperazine lebih sering dipakai sebagai
antiemetik
Jawaban: Risperidone

Penatalaksanaan gg jiwa

Psikofarmaka
Psikoterapi dan Konseling
Cara pengobatan lain
Merujuk pada ahli kesehatan jiwa

GAMBARAN OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL


ATIPIKAL
Jenis
Antipsikotik

Dosis
mg/hari

Efek Sedasi

Ekstrapiram
idal

Aticholinergi
k

Hipotensi
Orthostati
k

300-900
dibagi 2-3
kali/hari

+++

0/+

+++

+++

5-20 dibagi
1-2 kali/hari

0/+

+/++

Quetiapine(S
eroquel)

150-600
dibagi 2-3
kali/hari

0/+

0/+

Risperidone(
Risperdal)

1-6 dibagi 23 kali/hari

0/+

0/+

Clozapine
(Clozaril)
Olanzapine
(Zyprexa)

(Abilify)
(lodapin)

Obat-obat utk gg bipolar


Keputusan utk memulai pengobatan
hrs dilakukan ahli
Pemakaian Litium, hrs ada fasilitas
pemeriksaan kadar obat dalam darah
Jika tidak ada ahli, valproat &
Karbamazepin lebih aman
Jangka waktu pengobatan panjang,
minimal 2 th

Anda mungkin juga menyukai