Anda di halaman 1dari 6

TEACHER CANDIDATES PERCEPTIONS OF SCHOOL CULTURE: A MIXED

METHODS INVESTIGATION

Analisis Artikel

Tugas Matakuliah Metode Penelitan Kualitatif


yang dibina oleh Dr. Hadi Suwono, M.Si.

Oleh:
Muhammad Shobirin
NIM. 140341808629

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
NOVEMBER 2015
1

A. Bibliografi
Cherubini, L. 2008. Teacher Candidates Perceptions of School Culture: A Mixed
Methods Investigation. Journal of Teaching And Learning. 5. (2):39-54

Profil Penulis
Lorenzo Cherubini adalah seorang Profesor pada Brock University, Canada yang
berkonsentrasi pada bidang penelitian terutama di bidang pengembangan guru dan analisis
kebijakan dan didanai oleh Ilmu Sosial dan Ilmu Humaniora Research Council of Canada
(SSHRC).

Profil Jurnal
Nama Jurnal

: Journal of Teaching And Learning.

ISSN

: 1911-8279

Artikel tersedia di

: http://www.jae-online.org/attachments/article/1720/54.1.6.Connors.pdf

diakses tanggal

: 20 Oktober 2015

B. Tujuan Penulisan
Penulisan artikel bertujuan untuk melaporkan penelitian yang bertujuan untuk
menginvestigasi keyakinan calon guru tentang suasana dan budaya sekolah pada awal dan
akhir program pendidikan calon guru, terutama untuk mengetahui pengaruh dari praktik
pengalaman lapangan para calon guru tentang kultur sekolah.

C. Metodologi penelitian
Metode penelitian
Metode

: Mixed Methode dengan Model Triangulasi design

Participan

: 71 orang mahasiswa program teacher-preparation

Karakteristik partisipan
-

Jenis kelamin

: 63 % perempuan, 17% laki-laki

Jenis calon guru

: 51 % calon guru SMP/ SMA, 41% guru TK/SD

Usia

: 65 % usia 20-29 tahun, 11% 30-39 tahun, 13% usia diatas 40 tahun.
2

Prosedur dan analisis data


Penelitian ini diawali dengan mengumpulkan respon para partisipan sebagai data kuantitaif
kemudian dipelajari dan dianalisis secara mendalam dengan perspektif kualitatif.
Instrumen respon para partisipan dengan menggunakan skala likert yang akan dianalisis
secara kuantitatif dengan kategori sangat tidak setuju. Instumen tersebut digunakan untuk
memperoleh indikasi tentang harapan para calon guru yang diberikan sebelum dan sesudah
praktik mengajar. Instrument tersebut berisi tentang harapan calon guru terhadap para guru
dan staff sekolah serta iklim sekolah yang saling mendukung, menyenangkan dan kondusif.
Sedangkan untuk pengambilan data kualitatif dilakukan pre-survey dengan instrument yang
menggali harapan para guru pemula tersebut atas kultur sekolah terhadap dukungan para
guru yang sudah berpengalaman untuk pengembangan diri guru preservice. Jenis instrimen
tersebut berisi isian setuju dan tidak setuju yang mengharapkan juga para responden
menjawab alasan mengapa mereka setuju ataupun tidak setuju.
Sebaliknya setelah program berakhir, dilakukan post survey untuk mengambil data tentang
jenis percakapan informal yang terjadi sesama guru, ataupun antara guru dan tenaga
TU.selama program preservice.
Kedua instrument tersebut telah diuji lapangan untuk mendapatkan kekonsistensian
instrument pada sampel yang relative sama tetapi pada populasi yang berbeda. Setiap selesai
diuji lapangan dilakukan perbaikan instrument untuk evaluasi eksternal.
D. Konsep-konsep Penting
1. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka (open-ended) digunakan untuk data
kualitatif yang berfungsi untuk mengklarifikasi respon pada instrument dengan skala
likert sebagai data kuantitatif.
2. Data kuantitatif di analisis dari rata-rata dan frekuensi dengan menggunakan uji T test.
3. Respon dari pertanyaan open-ended digunakan sebagai data kualitatfi yang diidentifikasi
dengan menggunakan software etnograph untuk memerolhe pola jawaban yang
dominan. Kemudian pola data tersebut dikombinasikan sebagai data kualitatif dengan
analisis induktif dengan membandingkan umur, gender, dan kualifikasi divisi responden.

E. Fakta-fakta Penting
1. Data kuantitatif menunjukkan bahwa guru preservice pada saat memulai program praktek
di sekolah memiliki harapan yang tinggi terhadap sikap yang berhubungan dengan
budaya dan iklim sekolah.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan diantara skor rata-rata tentang percakapan dengan
guru, begitu juga dengan respek dan hubungan inklusif secara kelompok sebagai kultur
sekolah, mempunyai data yang berkebalikan dengan harapan.
3. Selain itu juga terdapat yang secara statistic sangat kecil mengenai harapan para guru
preservice tentang variasi layanan terhadap mereka pada

masing-masing sekolah

berbeda.
4. Analisis data dengan t-tes two tailed menunjukkan data perbedaan signifikan bahwa para
guru preservice terpengaruh dengan signifikan oleh persepsi budaya dan iklim sekolah.
Hal ini menunjukkan bahwa calon siswa-guru yang berpartisipasi dalam survei percaya
bahwa penghormatan antara staf, kejujuran dan empati terhadap siswa, sikap profesional,
dan semangat inklusivitas iklim sekolah jauh lebih kecil daripada yang diharapan mereka.
5. Berdasarkan perbandingan uji T-test independent menunjukkan bahwa terdapat beda
yang signifikan pada hasil survey dengan kategori umur, gender dan kualifikasi sekolah
tempat mengajar. Bahwa penghormata terhadap kehadiran guru preservice di sekolah
belum tampak.
6. Berdasarkan data kualitatif yang dikumpulkan setelah dilakukan koding dan sampai
ditemukan data yang tidak berubah lagi, diperoleh data pada variable 1. Untuk umur
responden antara 20-29 tahun menyatakan bahwa tugas mereka adalah pembicaraan
obrolan dengan para guru dan kolega lain adalah bertema fokus mengajar dan
memperoleh cerita tentang pengalaman mengajar disekolah sebagai tempat / lingkungan
untuk belajar berlatih menjadi guru. Kategori tersebut diperkuat dengan survey kedua
yang menyatakan bahwa pertukaran social diantara guru preservice dengan guru yang
berperngalaman didiminasis dengan pembicaraan kecil yang bersifat sangat santai dan
tidak terstruktur dengan baik.
7. Pada responden usia 39-40 diperoleh data secara jenuh, para guru preservie menyatakan
bahwa ada ketidak sesuaian antara apa yang dikatakan dengan yang dilakukan oleh para
guru berpengalaman,
8. Varibel kedua adalah veriable gender. Ketika dibandingkan antar gender, diperoleh data
bahwa guru preservice telah menyatakan bahwa leibih dari sepertempat menyatakan
bahwa hubungan antara guru dan siswa adalah lingkungan kerja yang negative.
4

9. Dari hasil data tersebut dimunculkan sebuah grounded data bahwasanya dialog antar guru
dengan guru preservise adalah tentang kebiasaan siswa dan administrasi sekolah.
10. Variable ketiga adalah divisi kualifikasi. Respon dari level senior menyerupai dengan
harapan dan hasil pengamatan kelompok para responden wanita. Kelompok ini juga
berharap untuk dapat belajar dari apa yang ada dilingkungan sekolah yang
menyebabkan sekolah mendukung iklim sekolah professional, kondusif dan kolegial.
Hasil post-survey terhadap mereka didapatkan persespsi hamper dari separuh dari
jumlah responden menyatakan bahwa sering terjadi dialog negatif antara para guru
membicarakan ketidakfahaman siswa-siswanya di kelas.
11. Pada Kelompok junior juga ditemukan data dengan trend yang sama dengan kelompok
senior. Bahwa harapan awal mereka tentang iklim sekolah yang professional dan penuh
dengan suasana belajar tidak terpenuhi. Hasil post survey menunjukkan data bahwa
diskusi antar guru banyak membicarakan sesame guru dan siswa yang tidak
berkontribusi terhadap iklim sekolah yang professional.
12. Secara umum penelitian ini telah memperoleh data bahwa paca calon guru yang
melakukan program pre service telah menunjukkan harapan terhadap kultur dan iklim
sekolah serta telah menemukan fakta atas harapannya tersebut.
13. Meskipun para calon guru telah mempelajari teori belajar selama di kampus, ternyata
selama kegiatan preservice mereka menemukan pengalaman-pengalaman tentang
persepsi guru yang berhubungan dengan culture dan iklim sekolah yang sudah sangat
membudayadan sulit diubah.
14. Penelitian ini telah menemukan bahwa kondisi praktis antara guru-siswa di sekolah
sangat mempengaruhi persepsi para calon guru terhadap kultur sekolah.
15. Kenyataan iklim di sekolah adalah tidak sesuai dengan harapan awal para calon guru.
Praktik preservice telah mempengaruhi persepsi para calon guru terhadap kultur sekolah
menjadi negative.
16. Hasil response secara kualitatif juga menunjukkan hal yang sama yaitu
ketidakberhubungan/tidak sesuaian antara harapan dan hasil observasi lapangan di
sekolah.
17. Implikasi dari data yang nyata kondisi iklim sekolah tersebut adalah untuk perguruan
tinggi / kampus mengatasi permasalahan tersebut dengan menganalisis kebutuhan
fundamental apa yang akan dibekalkan kepada para mahasiswa calon guru.

F. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dimunculkan


1. Apakah kondisi para guru preservice telah dibekali dengan keterampilan kepemimpinan
untuk dapat mempengaruhi atau sekedar mempertahankan idealism menjadi guru yang
baik?
2. Apakah pada pengambilan data kualitatif bisa digunakan dengan survey/angket dengan
mengisi jawaban pada lembar kuesioner?

G. Refleksi diri
Setelah membaca jurnal ini saya menjadi tahu tentang:
1. Jenis penelitian kulaitatif mix method dengan penggabungan analisis data kuantitatif dan
kualitatif.
2. Kondisi iklim dan budaya disekolah sangat mempengaruhi kondisi guru preservice
3. Pelaksanaan praktik preservice dapat digunakan menjadi ajang untuk mengevaluasi
konsdisi iklim dan budaya sekolah.

Setelah membaca jurnal ini saya ingin lebih tahu tentang:


4. Bagaimana secara lebih detail teknik analisis data dari hasil survey data kualitatif
(pengkodean dan sampai dihasilkan data jenuh).
5. Apakah sudah ada penelitian lanjutan mengenai perubahan kurikulum atau sejenisnya di
perguruan tinggi untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai