Katarak
Katarak
Kata pengantar...........................................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................................
ii
I.
II.
BAB I
I.1 Pendahuluan..............................................................................................................
BAB II
KATARAK
II.1 Definisi.......................................................................................................................
II.2 Etiologi.......................................................................................................................
II.3 Patofisiologi...............................................................................................................
II.4 Klasifikasi...................................................................................................................
10
10
11
11
11
Katarak Aksialis....................................................................................
12
Katarak Zonularis.................................................................................
12
Katarak Stelata.....................................................................................
12
12
13
13
Ekstrasi linier.........................................................................................
15
16
16
Stadium Insipiens..................................................................................
17
Stadium Imatur.....................................................................................
17
Stadium matur...................................................................................... 18
Stadium Hipermatur.............................................................................
19
Katarak Komplikata.......................................................................................... 21
II.5 Gejala Katarak..................................................................................................................22
Gejala Subjektif.................................................................................................
22
Gejala Objektif..................................................................................................
23
II.6 Penatalaksanaan..................................................................................................................
24
2.6.1.
24
2.6.2.
25
2.6.3.
25
2.6.4.
Teknik Operasi........................................................................................................
25
EKIK.........................................................................................................................
25
EKEK........................................................................................................................
26
Fakoemulsifikasi......................................................................................................
26
SICS.........................................................................................................................
27
2.6.5.
27
2.6.6.
27
2.6.7.
Penanaman lensa...................................................................................................
28
II.7. Pencegahan........................................................................................................................
29
II.8. Komplikasi..........................................................................................................................
29
BAB III
Kesimpulan..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
30
BAB I
1.1
PENDAHULUAN
Kebutaan adalah masalah kesehatan masyarakay yang serius bagi tiap negara, terutama pada
negara-negara berkembang, dimana 9 dari 10 tunanetra hidup disana, demikian dikatakan oleh
Direktur Jendral WHO, Dr. Groharlem Bruntland. Kebutaan akan berdampak secara sosial dan
ekonomi. Sebenarnya, 75% kebutaan di dunia ini dapat dicegah atau diobati. Salah satunya kebutaan
yang disebabkan oleh katarak.
Katarak adalah kekeruhan atau perubahan warna pada lensa. Baik itu kekeruhan lensa yang
kecil, lokal atau seluruhnya. Pada umumnya katarak terjadi karena proses penuaan, tetapi banyak
fakto-faktor lainnya, yaitu kelainan genetik atau kongenital, penyakit sistemik, obat-obatan, dan
trauma. Peningkatan kasus katarak biasanya banyak terjadi pada usia diatas 70 tahun. Faktanya,
katarak katarak yang berhubungan dengan usia terjadi kira-kira 50% pada orang dengan usia 65-74
tahun dan 70% pada usia 75 tahun. Katarak sebagian besar umumnya menyebabkan penglihatan
menurun (tidak dapat dikoreksi dengan kacamta).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki catatan yang menakutkan tentang kondisi kebutaan
di dunia khususnya di negara berkembang. Disebutkan, saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di
dunia 60% diantaranya berada di negara miskin atau berkembang. Indonesia, dalam catatan WHO
berada diurutan ketiga dengan terdapat angka kebutaan sebesar 1,47%.
Sklera (bagian putih mata) : merupakan lapisan luar mata yang bewarna putih dan relatif kuat.
Konjungtiva : selaput tipis yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan bagian sclera.
Kornea : struktur transparan yang menyerupai kubah, merupakan pembungkus dari iris, pupil dan
bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya.
Iris : jaringan bewarna yag berbentuk cincin, menggantung di belakang kornea dan di depan
lensa, berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara merubah ukuran
pupil.
Lensa : struktur cembung ganda yang tergantung diantara humor aquos dan vitreus, berfungsi
membantu memfokuskan cahaya ke retina.
Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak dibagian belakang bola mata, berfungsi
mengirimkan pesan visual melalui saraf optikus ke otak.
Saraf optikus : kumpulan jutaan serat saraf yang membawa pesan visual ke otak.
Humor aqueus : caian jernih dan encer yang mengalir diantara lensa dan kornea (mengisi segmen
anterior bola mata) serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea, dihasilkan oleh
processus ciliaris.
Humor vitreus : gel transparan yang terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi
segmen posterior mata)
Gambar 1. (http://doctorology.net/wp-content/uploads/2009/03/eye.jpg&imgrefurl)
Gambar 2. (http://duniamata.blogspot.com/2010/05/struktur-lainnya-lensa-kristalina.html&usg)
BAB II
KATARAK
II.1 DEFINISI
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract, Latin Cataracta yang
berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana seperti tertutup air terjun akibat lensa
yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, proses penuaan.
Kekeuruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai retina, sehingga penderita
katarak mengalami gangguan penglihatan dimana objek terlihat kabur. Mereka mengidap kelainan ini
mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan tidak terletak
dibagian tengah lensanya.
Gambar 3. (http://medicastore.com/images/katarak2.jpg&imgrefurl)
Gangguan penglihatan yang dirasakan oleh penderita katarak tidak terjadi secara instan,
melainkan terjadi berangsur-angsur, sehingga penglihatan penderita terganggu secara tetap atau
penderita mengalami kebutaan. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain, namun dapat
terjadi pada kedua mata secara bersamaan.
Katarak biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun dan pasen mungkin meninggal
sebelum diperlukan pembedahan. Apabila diperlukan pembedahan maka pengangkatan lensa akan
memperbaii ketajaman penglihtan pada > 90% kasus.sisanya mungkin mengalami kerusakan retina
atau mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glaukoma, ablasio retina, atau infesi yang
menghambat pemulihan daya pandang.
Gambar 4.(http://medicastore.com/images/katarak2.jpg&imgrefurl)
II.2
ETIOLOGI
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang.
Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula
terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi:
a. Faktor keturunan
b. Cacat bawaan sejak lahir
c. Masalah esehatan, misalnya diabetes
d. Pengguanaan obat tertentu, khususnya steroid
e. Gangguan pertumbuhan
f.
Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
g. Asap rokok
h. Operasi mata sebelumnya
II.3
i.
j.
PATOFISIOLOGI
Terdapat 2 teori yang menyebabkan terjadinya katarak yaitu teori hidrasi dan
sklerosis:
1. Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitellensa yang berada
di subkapsular anterior, sehingga air tidak dapatdikeluarkan dari lensa. Air yang
banyak ini akan menimbulkan bertambahnya tekanan osmotik yangmenyebabkan
kekeruhan lensa.
2.
Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa manula dimana serabutkolagen terus
bertambah sehingga terjadi pemadatan serabut kolagendi tengah. Makin lama serabut
tersebut semakin bertambah banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus lensa.
2. Epitel-makin tipis
a. Sel epitel (germinatif pada ekuator bertambah besar dan berat)
b. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa
a.Serat irregular
b.Pada korteks jelas kerusakan serat sel
c. Brown sclerotic nucleu, sinar UV lama kelamaan merubah proteinnukelus lensa, sedang
warna coklat protein lensa nucleusmengandung histidin dan triptofan disbanding normal
d. Korteks tidak berwarna karenai kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi foto
oksidasi.
Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa
mengakibatkan hilangnya transparasi, akibat perubahan pada serabut halus multipel yang
memanjang dari badan siliar ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya menyebabkan penglihatan
mengalami distorsi. Pada protein lensa menyebabkan koagulasi, sehingga mengakibatkan
pandangan dengan penghambatan jalannya cahaya ke retina.
II.4
KLASIFIKASI KATARAK
A.
Menurut kejadian
1. Katarak Developmental
2. Katara Degeneratif
B. Menurut Umur
1. Katarak kongenital
2. katarak juvenil
3. katarak senil
C. Menurut Konsistensi
1. Katarak cair
2. Katarak lunak
3. Katarak keras
D. Menurut lokasi kekeruhannya
1. Katarak nukleus
2. Katarak kortikal
3. Katarak subskapular
E. Menurut warna
1. Katarak nigra ( Hitam)
2. Katarak rubra (Merah)
3. Katarak Brusnesecent (coklat)
F. Menurut bentuk kekeruhan
1. Katarak pungtata
2. Katarak stelata
3. Katarak linier
katarak kongenital adalah penyakit metabolik yang diturunkan, riwayat katarak dalam keluarga,
infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan.
Kekeruhan pada katarak kongenital dijumpai dalam berbagai bentuk, antara lain :
a. Katarak Hialoidea yang persisten
Arteri hialoidea merupakan cabang dari arteri retina sentral yang memberi makan pada lensa. Pada
usia 6 bulan dalam kandungan, arteri hialoidea mulai diserap sehingga pada keadaan normal, pada
waktu bayi lahir sudah tidak nampak lagi. Kadang-kadang penyerapan tidak berlangsung sempurna,
sehingga masih tertinggal sebagai bercak putih dibelakang lensa, berbentuk ekor yang dimulai di
posterior lensa. Gangguan terhada visus tidak begitu banyak. Visus biasanya 5/5, kekeruhannya
statisioner, sehingga tidak memerlukan tindakan.
Berbentuk piramid yang mempunyai dasar dan puncak, karena itu disebut juga katarak piramidalis
anterior. Puncaknya dapat kedalam atau keluar. Keluhan terutama mengenai penglihatan yang kabur
waktu terkena sinar, karena pada waktu ini pupil mengecil, sehingga sinar terhalang oleh kekeruhan di
polus anterior. Sinar yang redup tidak terlalu mengganggu, karena pada cahaya redup, pupil melebar,
sehingga lebih banyak cahaya yang dapat masuk. Pada umumnya tiddak menimbulkan gangguan
stationer, sehingga tidak memerlukan tinakan operatif. Dengan pemberiann midriatika, seperti sulfas
atropin 1% atau homatropin 2% dapat memperbaiki visus, karena pupil menjadi lebih lebar, tetapi
terjadi pula kelumpuhan dari Mm. Siliaris, sehingga tidak dapat berakomodasi
d. Katarak Aksialis
Kekeruhan terletak pada aksis pada lensa. Kelainan dan tindakan sama dengan katarak polaris
posterior
e. Katarak Zonularis
Mengenai daerah tertentu, biasanya disertai kekeruhan yang lebih padat, tersusun sebagai gariagaris yang mengelilingi bagian yang keruh dan disebut riders , merupakan tanda khas untuk katarak
zonularis. Paling sering terjadi pada anak-anak, kadang herediter dan sering disertai anamnesa kejangkejang. Kekeruhannya berupa cakram (diskus), mengelilingi bagian tengah yang jernih.
f. Katarak Stelata
Kekeruhan terjadi pada sutura, dimana serat-serat dari substansi lensa bertemu, yang merupakan
huruf Y yang tegak di depan dan huruf Y terbalik di belakang. Biasanya tidak banyak mengganggu
visus, sehingga tidak memerlukan pengobatan.
Pada katarak kongenital bilateral yang lengkap, operasi harus dikerjakan pada bulan pertama,
sejarak katarak itu diketahui pada kedua mata. Katarak unilateral lengkap biasanya akibat trauma.
Tindakan pembedahan harus dilakukan jangan melebihi 6 bulan setelah katarak itu diketahui, untuk
menghindari ambliopia dan terjadinya strabismus.
1.
Katarak Primer
A. Katarak Senilis
Katarak senilis semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu diatas usia 50 tahun
keatas
Kapsul : menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak), mulai presbiopia, bentuk lamel
kapsul berkurang atau kabur, terlihat bahan granular.
Epitel makin tipis : sel epitel pada equator bertambah berat dan besar
Serat lensa : lebih iregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, brown slerosis nucleus
, sinar UV lama kelamaan merubah protein nukleus lensa, korteks tidak bewarna.
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
1. Stadium Insipien
Pada stadium ini belum menimbulkan gangguan visus. Visus pada stadium ini bisa normal
atau 6/6 6/20. Dengan koreksi, visus masih dapat 5/5 5/6. Kekeruhan terutamaterdapat pada
bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari-jari roda), terutama mengenai korteks
anterior, sedangkan aksis masih terlihat jernih. Gambaran ini disebut Spokes of wheel, yang nyata
bila pupil dilebarkan.
2. Stadium Imatur
Sebagian lensa keruhtetapi belum mengenai seluruh lapis lensa. Visus pada stadium ini 6/60
1/60. Kekeruhan ini terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau
tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan.
Oleh karena kekeruhan berada di posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang
keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terlihat di pupil, ada daerah yang
terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang eruh dan daerah yang gelap,
akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
Pada stadium ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi
cembung, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi
miopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa iris terdorong
kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit, sehingga dapat menimbulkan
glaukoma sebagai penyulitnya.
3. Stadium Matur
Kekeruhan telah mengenai seluruh massa lensa, sehingga semua sinar yang melalui pupil
dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa. Kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan
mengakibatkan klasifikasi lensa. Visus pada stadium ini 1/300. Bilik mata depan akan berukuran
kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji
bayangan iris negatif (shadow test (-) ). Di pupil tampak lensa seperti mutiara.
4. Stadium Hipermatur
Pada stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut yang dapat menjadi keras atau
lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa
menjadi mengecil, bewarna kuning dan kering. Visus pada stadium ini 1/300 1/~. Pada
pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan
berjalan terus sehingga berhubungan dengan zonula zinii menjadi kendur. Bila proses kekeruhan
berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat
keluar, maka korteks akan memperlihtkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nukleus
yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak morgagni.
Katarak matur
katarak traumatik