Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul Laporan Tutorial Kasus
Skenario B Blok VI sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu
tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat,
dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan
dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada:
1. Nyayu Fauziah Zen, dr. M.Kes., selaku Tutor kelompok 4.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. Teman-teman seperjuangan.
4. Semua pihak yang membantu penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan
kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan tutorial ini
bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam
lindungan Allah SWT. Amin.
Palembang, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................
BAB I
BAB II
: Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..........................................................................
: Pembahasan
2.1 Data Tutorial ..............................................................................
2.6 Kesimpulan.................................................................................
30
30
31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi molekul dan genetika kedokteran adalah blok keenam pada semester II dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang. Pembelajaran blok ini sangat penting untuk dipelajari dalam
komponen pendidikan blok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang
memaparkan kasus yang berhubungan dengan genetika kedokteran yaitu mengenai
penyakit herediter.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1.
2.
Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran kelompok.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Tutor
Moderator
Sekretaris Meja
Sekretaris Papan
Hari/Tanggal
Senin, 12 05 2014
Rabu, 15 05 2014
Peraturan Tutorial :
1.
2.
3.
4.
1. Albino
2. Kelainan herediter
3. Butawarna
4. Kromosom
5. Pedigree
7. Gen
8. Pemeriksaan genetik
9. Konseling pra-nikah
10. Keturunan
Fenotipe
AA (dominan homozigot)
Berpigmen
Aa (heterozigot)
Berpigmen
Aa (resesif homozigot)
Genotipe (harafiah berarti "tipe gen") adalah istilah yang dipakai untuk
menyatakan
keadaan
individu populasi.
suatu lokus maupun
genetik
Genotipe
dari
dapat
keseluruhan
merujuk
bahan
pada
genetik
sekumpulan
keadaan
yang
dibawa
genetik
oleh
kromosom (genom).
Genotipe dapat berupa homozigot atau heterozigot. Homozigot adalah
persatuan
gamet-gamet
yang
membawa
alel-alel
identik.
Homozigot
mengandung alel-alel yang sama pada suatu lokus tunggal dan menghasilkan
hanya satu jenis gamet saja. Sedangkan heterozigot mengandung dua alel yang
berbeda pada satu lokus tunggal dan menghasilkan jenis-jenis gamet yang
berbeda.
Fenotipe adalah karakteristik terukur atau suatu sifat berbeda apapun yang
dimiliki oleh suatu organisme. Sifat itu mungkin bisa dilahat oleh mata,
misalnya warna rambut, atau memerlukan uji-uji khusus agar bisa diidentifikasi,
misalnya uji serologis untuk mengetahui golongan darah. Fenotipe adalah hasil
produk-produk gen yang diekspresikan dalam lingkungan tertentu.
6
(Erlord, 2007)
b. Bagaimana penurunan sifat dari albino?
Albino merupakan kelainan genetik yang terjadi karena gangguan resesif
autosomal, gangguan tersebut ditandai dengan gambaran sifatnya yang biasanya
tidak mengenai orang tuanya (orang tuanya hanya carrier), tetapi saudara
kandung mungkin pengidap penyakit yang sama.
(Robbins, 2007)
Gen penyebab albinisme terletak dalam autosom (kromosom tubuh), maka
kelainan albino ini dapat dijumpai pada laki-laki maupun perempuan. Jika
seseorang memiliki orang tua normal sedangkan ia seorang penderita albino,
maka pasti kedua orang tuanya masing-masing heterozigotik Aa.
(Suryo, 2005)
c. Bagaimana klasifikasi albino?
Berdasarkan ciri fenotip, albinisme dibagi dua kelompok besar, yaitu:
Oculocutaneous Albinism (OCA) dan Ocular Albinism (OA). Penderita OCA
kekurangan pigmen atau sama sekali tidak memiliki pigmen pada mata, kulit,
dan rambut. Oculocutaneous albinism (OCA) ada beberapa tipe yaitu : OCA1,
OCA2, OCA3, dan OCA4. Penderita Ocular Albinism (OA) kekurangan pigmen
pada mata saja, sedangkan rambut dan kulit memiliki pigmen normal. Ocular
Albinism (OA) ada 3 tipe, yaitu : OA1, OA2, dan OA3.
(Roberts, 1995)
Albinisme terdapat dua kelompok besar, yaitu : Oculocutaneous Albinism
(OCA) dan Ocular Albinism (OA). Penderita OCA kekurangan pigmen atau
sama sekali tidak memiliki pigmen pada rambut, mata, dan kulit. Penderita
Ocular Albinism (OA) kekurangan pigmen pada mata saja, rambut dan kulit
memiliki pigmen normal. Terdapat beberapa tipe Oculocutaneous Albinism
(OCA) kongenital yang terdiri dari kegagalan produksi melanin sebagai atau
seluruhnya pada kulit, rambut, dan mata. Berbagai bentuk albinisme termasuk
sembilan varian autosom resesif atau satu autosom dominan yang jarang terjadi,
dapat dibedakan berdasarkan gambaran klinis, morfologi melanosom dan uji
inkubasi bulbus dimana bulbus rambut dicabut dan diinkubasi dengan tirosin
7
5) OA 1:
3. Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh
orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami
kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih
yang mampu diterima retina.
Penyebab buta warna adalah :
a. Kongenital, bersifat resesif terkait dengan kromosom X.
b. Resesif, bila ada kelainan pada makula dan saraf optik.
(Suryo, 2005)
h. Bagaimana patofisiologi dari butawarna? (perubahan gen, kromosom, mutasi)
Penyakit genetik buta warna merah-hijau lebih banyak menyerang lakilaki dibandingkan perempuan, karena gen yang mengkodekan pigmen merah
dan hijau berada pada lengan panjang kromosom X, dimana laki-laki hanya
punya satu dan wanita memiliki dua (XX). Wanita yang memiliki genotipe 46
XX akan menjadi buta warna, apabila kedua kromosom X mengalami kelainan,
sedangkan pada laki-laki 46 XY, akan terjadi buta warna bila satu kromosom X
nya mengalami kelainan.
(Vaughan, 1999)
2. Kedua keluarga khawatir keturunan mereka akan mewarisi sifat kelainan herediter
tersebut, oleh karena itu Susan mengajak Asep ke dokter ahli genetika melakukan
konseling pra-nikah.
a. Apa peran dokter ahli genetika dalam kasus ini?
Peran ahli genetika dalam kasus ini adalah membantu mendiskusikan dampak
dan pengaruh yang mungkin terjadi pada individu atau keluarga apabila
nantinya kedua orang yang beresiko lebih besar mengalami kelainan genetik
tersebut menikah.
(Rujito, 2010)
1. Menggali secara mendalam riwayat prenatal, perinatal, postnatal dan
riwayat keluarga (riwayat penyakit).
2. Menggumpulkan informasi dismorfologi secara mendalam terkait sindromsindrom yang khas.
(Erawati, 2012)
10
merubah
asam
amino
tirosin
menjadi
beta-
saraf
yang
cepat
dan
tidak
dapat
balik.
Penderita
tromboplastin
anteseden
(PTA).Penyakit
ini
tidak
terjadi
karena
tidak
terbentuknya
tromboplastin.
Dimana
Penyakit yang jarang dijumpai ini disebabkan oleh gen resesif dalam
kromosom-X.
D. Kelainan Genetik Tertaut Kromosom Y
Gen tertaut krosom Y merupakan gen tertaut kelamin sempurna, artinya
kelainannya hanya terjadi pada laki laki.
1. Hypertrichosis
Hypertrichosis, tumbuh rambut pada bagian bagian tertentu ditepi
dan telinga. Pada laki laki normal, akan memiliki gen dominan H. Gen
resesif h menyebabkan hypertrichosis.
2. Weebed Toes
Disebabkan oleh gen resesif wt sehingga tumbuh kulit diantara
tangan atau kaki mirip dengan kaki katak atau burung air. Alel dominan
Wt menentukan keadaan normal.
3. Hystrixgravier
Gen resesif hg menyebabkan pertumbuhan rambut panjang dan
kaku dipermukaan tubuh, sehingga terlihat menyerupai hewan landak
yang tubuhnya berduri. Alel dominan Hg menentukan pertumbuhan
rambut normal.
E. Kelainan Genetik karena Aberasi Kromosom
1. Sindrom Jacobs (47, XYY atau 44A + XYY)
Penderita mempunyai 44 Autosom dan 3 kromosom kelamin
(XYY).Kelainan ini ditemukan oleh P.A. Jacobs pada tahun 1965 dengan
ciri ciri pria bertubuh normal, berperawakan tinggi, bersifat antisosial,
perilaku kasar dan agresif, wajah menakutkan, memperlihatkan watak
kriminal, IQ dibawah normal.
2. Sindrom Down (47,XY + 21 dan 47,XX + 21 )
Penderita mengalami kelebihan satu autosom pada kromosom
nomor 21 dan dapat terjadi pada laki laki dan perempuan. Kelainan ini
ditemukan J. Langdon Down pada tahun 1866 dengan ciri ciri tinggi
badan sekitar 120 cm, kepala lebar dan pendek, bibir tebal, lidah besar
dan menjulur, liur selalu menetes, jari pendek dan gemuk terutama
kelingking, telapak tangan tebal, mata sempit miring kesamping, gigi
kecil kecil dan jarang, IQ rendah, umumnya steril.
3. Sindrom Klinefelter (47, XXY atau 44A + XXY)
17
(Elvita, 2008)
fisik
dalam
maupun
fisik
luar.
Konselor
akan
laki dan proposita untuk perempuan. Posisi proband dalam pedigree diberi tanda
panah. Informasi tentang riwayat kesehatan anggota keluarga lain yang
diperlukan adalah siblings (saudara kandung laki dan perempuan), orangtua,
saudara dari masing-masing orangtua, dengan disertai data jenis kelamin, status
ikatan keluarga, dan hubungannya dengan anggota keluarga lain dicatat dengan
teliti pada pedigree. Urutan generasi diberi nomor dengan angka romawi (I, II,
III, dst.) sedangkan urutan individu dalam satu generasi diberi angka arab (1, 2,
3, dst.). Pedigree dibuat minimal dalam 3 generasi. Gambar berikut
menunjukkan simbol yang biasa dipakai dalam pembuatan pedigree:
(Mueller, 2001)
b. Bagaimana pedigree keluarga Susan?
untuk
melindungi
kulit
dari
sinar
UV
(ultraviolet).
Buta warna adalah sifat gen resesif yang membuat kita tidak dapat membedakan
warna karena sel kerucut mata di retina mengalami pelemahan atau rusak
permanen. Buta warna adalah penyakit genetika yang disebabkan oleh
kromosom X yang dibawa oleh perempuan. Laki-laki memiliki kromosom XY,
dan akan buta warna jika kromosom X-nya terjadi kelainan buta warna,
sehingga banyak laki-laki buta warna. Perempuan memiliki kromosom XX,
sehingga baru akan buta warna bila kedua kromosomnya terjadi kelainan.
(Suryo, 2005)
d. Bagaimana kemungkinan rasio genotip dan fenotip keluarga Susan?
P1: aa x AA
Aa
Aa
Aa
Aa
AA
Aa
23
Aa
aa
4 hari
4 hari
1 bulan
3 hari
(Mulyatno, 2011)
f. Dimana letak gen albino pada kromosom?
Berdasarkan kategori albino :
1) OCA 1: Terjadi mutasi pada gen tirosinase (TYR) pada kromosom
11q14-q21.
2) OCA 2: Terjadi mutasi pada gen P pada kromosom 15q11.2-q12.
3) OCA 3: Terjadi mutasi pada protein yang berhubungan dengan
tirosinase, yaitu TYRP 1 pada kromosom 9p23. TYRP 1 adalah enzim
pada jalur biosintesis melanin.
4) OCA 4: Terjadi mutasi pada membran yang terkait dengan transporter
gen protein pada kromosom 5p13.3.
5) OA 1: Terjadi mutasi pada kromosom Xp22.3
(Martinez, 2013)
24
apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak
diturunkan. Salah satu contohnya adalah hemofilia. Pada awalnya, tidak
diketahui bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan. Setelah
para ahli melakukan analisis terhadap silsilah keluarga Ratu Victoria, maka
jelas terlihat bahwa hemofilia adalah kelainan yang dapat diturunkan.
2. Untuk Mengetahui Mekanisme atau Pola Penurunan Penyakit
Dari pola yang tampak dalam bagan riwayat keluarga dapat kita lihat pula
mekanisme penurunan suatu penyakit. Contoh: hemofilia adalah penyakit
yang diturunkan melalui kromosom X.
3. Untuk Memperkirakan Penetrance
Penetrance adalah perkiraan berapa banyak penyakit tersebut akan timbul
atau terjadi pada seseorang dengan kondisi gen tertentu.
4. Untuk Memperkirakan Expressivity
Expressivity adalah derajat beratnya manifestasi klinis suatu penyakit pada
kondisi gen tertentu.
5. Sebagai Dasar Dari Konseling Genetis
Selain lima kegunaan tersebut, sebenarnya masih banyak lagi fungsi
pedigree analysis seperti memperkirakan kebutuhan biaya pengobatan dalam
suatu populasi masyarakat, kebutuhan sarana dan prasarana.
(Hinton, 2008)
d. Bagaimana kemungkinan rasio genotip dan fenotip dari keluarga Asep?
XC
XC
XCXC
XCY
Xc
XCXc
XcY
F1: Genotip: 1 XCXC : 1 XCY : 1 XCXc : 1 XcY (Fenotip: 25% perempuan normal
: 25% laki-laki normal : 25% perempuan carrier buta warna : 25% laki-laki
penderita buta warna)
26
XC
XC
XCXC
XCY
Xc
XCXc
XcY
F2: Genotip: 1 XCXC : 1 XCY : 1 XCXc : 1 XcY (Fenotip: 25% perempuan normal
: 25% laki-laki normal : 25% perempuan carrier buta warna : 25% laki-laki
penderita buta warna)
5. Dari hasil pemeriksaan tersebut, mereka bertanya kepada dokter, apa saja
kemungkinan anak-anak yang mereka miliki jika nantinya mereka menikah.
a. Bagaimana kemungkinan rasio genotip dan fenotip pada anak apabila Asep dan
Susan menikah?
P: XcY, AA x XCXC, aa
G: Xc, A
XC, a
Xc, A
XC, a
Y, A
Y, A
Xc, A
Xc, A
Y, A
Y, A
XC, a
XCXc, Aa
XCXc, Aa
XCY, Aa
XCY, Aa
XC, a
XCXc, Aa
XCXc, Aa
XCY, Aa
XCY, Aa
b. Usaha apa yang dapat dilakukan agar kelainan herediter dapat dibatasi?
27
Penyakit
herediter
disebabkan
oleh
kelainan herediter
di
dalam
kromosom atau gen pada satu atau kedua orang tua yang diturunkan pada
keturunannya.
Kromosom
yang
berubah
dapat
menyebabkan
2.6 Kesimpulan
28
Susan, 20 tahun, penderita albino, berencana menikah dengan Asep, 25 tahun, penderita
buta warna, sehingga kemungkinan setiap kelahiran anak mereka 50% perempuan carrier
buta warna; carrier albino, dan 50% laki-laki normal buta warna; carrier albino.
Berencana menikah
29