Anda di halaman 1dari 11

1

DESAIN HYDRO TILLER (TRAKTOR KURA - KURA)


(TINGKAT LANJUT)

Santosa

Guru Besar Teknik Pertanian


Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Andalas
Padang
Mei 2011

Berat Maksimum Hydro Tiller


Hydro Tiller dirancang untuk lahan berupa sawah (basah, berair) yang dalam. Pada
sawah tersebut akan merepotkan kalau diopesikan trantor tangan (hand tractor), karena hand
tractor (ataupun operator ) tersebut dapat ambles (terperosok ke dalam sawah). Agar traktor
tidak terperosok, maka didesain traktor kura – kura ini yang luas kontak mesin - tanah relatif
besar dibandingkan dengan traktor tangan. Contoh gambar hydro tiller disajikan pada
Gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Hydro Tiller Merk Yanmar Model L60AE-DTMYC (Pandangan Samping)


2

Gambar 2. Hydro Tiller Merk Yanmar Model L60AE-DTMYC (Pandangan Depan)

Spesifikasi dari hydro tiller tersebut adalah :

Nama : Hydro Tiller (Traktor Kura-Kura)


Merk Dagang : Yanmar
Model : L60AE-DTMYC
Motor Penggerak : Motor Diesel
Buatan : Italy
Daya Maksimum : 4,4 kW (6.0 PS) / 3600 rpm
Displacement : 0,273 liter

Berat maksimum traktor kura – kura dapat dihitung atas dasar :


Berat maksimum (kg) = Bearing Capasity (kg/cm2) x Luas Kontak
Roda –Tanah (cm2)…………………………………………......(1)

Nilai bearing capacity (daya sangga tanah) untuk berbagai jenis tanah dapat dibaca pada
Soeprodjo (1980).

Frekuensi Putar Roda Hydro Tiller


3

Gambar 3. Hydro Tiller (Manaligod and Stickney, 1988)


Untuk menentukan besarnya frekuensi putar roda hydro tiller (Gambar 3), terlebih
dahulu ditetapkan kecepatan kerja pada sawah, dengan simbol Vakt (kecepatan aktual,
meter/detik), digunakan rumus berikut :
Vteo = Vakt / (1 – s) ...............................................................................(2)
dengan :
Vteo = Kecepatan teoritis traktor kura - kura (hydro tiller) (m/detik)
Vakt = Kecepatan aktual traktor kura - kura (m/detik)
s = Slip roda traktor kura – kura (desimal)

Untuk melakukan desain, besarnya slip roda traktor kura – kura ditetapkan terlebih dahulu,
yaitu misalnya 16 %. Jika ingin diketahui besarnya slip roda traktor kura – kura, maka
digunakan rumus :
S = (π . D. N – L ) / (π . D . N ) x 100 % ................................................. (3)
dengan :
S = Slip roda (%)
D = Diameter roda (meter)
N = Banyaknya putaran roda, yaitu 10 kali
L = Jarak yang ditempuh oleh traktor pada saat roda berputar N kali (meter).
Selanjutnya ,
Vteo = ω . R ................................................................... (4)

ω = 2 . π . RPMroda / 60 .........,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,..... (5)


maka

Vteo = (2 . π . RPMroda / 60 ) x R ..........,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,....... (6)


4

dengan demikian maka :

RPMroda = Vteo x 60 / ( 2 . π . R ) .......................................... (7)


dengan RPMroda adalah frekuensi putar poros roda traktor kura – kura (banyaknya putaran
tiap menit), Vt eo adalah kecepatan teoritis roda rtraktor kura – kura (m/detik), dan R adalah
jari-jari roda traktor kura – kura (meter).

Pada hydro tiller merk Yanmar, Model L60AE-DTMYC, transmisi dayanya adalah
sebagai berikut (Gambar 4).

Gambar 4. Transmisi Daya pada Hydro Tiller Yanmar Model L60AE-DTMYC

Dari nilai RPM roda ini dan besarnya RPM poros motor (engine), maka bisa
dihitung besarnya reduksi putaran poros pada traktor kura – kura ini. Sistem transmisi daya
5

tersebut dibuat untuk menyalurkan daya (power) dari poros engine ke poros rotary, dengan
perbandingan transmisi 1 : n. Besarnya n adalah :
n = RPM poros engine / RPMroda traktor kura-kura ..................... ( 8 )

Daya Engine Hydro Tiller

Daya yang diperlukan untuk pengolahan tanah dengan rotary pada traktor kura – kura
adalah (Santosa, 2005) :

Protary = Ts x d x L x RPM x 2 π / ( 75 x 60) ............................. (9)


dengan P adalah daya (HP), Ts adalah torsi spesifik tanah (kg.m/cm2), d adalah kedalaman
pengolahan tanah (cm), L adalah lebar kerja pengolahan tanah (cm), dan RPM adalah
frekuensi poros rotavator tiap menit. Nilai torsi spesifik pada tanah di Sumatera Barat
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Torsi Spesifik Tanah di Sumatera Barat


Jenis tanah, bahan induk, topografi / Torsi Spesifik (kg.m/cm2)
No.
fisiografi Lembab Basah
1. Alluvial (bahan aluvial, dataran) 0,0171 0,0152
2. Andosol (batuan beku, dataran) 0,0180 0,0167
3. Andosol (batuan beku, vulkan) 0,0216 0,0178
4. Latosol (batuan beku, vulkan) 0,0189 0,0167
Latosol dan Litosol (bahan beku
5. 0,0204 0,0165
endapan dan metamorf, pegunungan)
Podsolik Merah Kuning (bahan
6. endapan dan beku, pegunungan 0,0165 0,0178
lipatan)
7. Regosol (bahan aluvial, dataran) 0,0223 0,0164
Regosol & Latosol (batuan beku,
8. 0,0196 0,0177
volkan)
Sumber : Suprodjo (1980)

Dengan demikian, maka besarnya daya engine yang harus dipasangkan pada traktor
kura – kura ini adalah :

Pengine = Protary / η . .........................................................(10)


dengan η adalah efisiensi penerusan daya dari engine ke rotary atau roda traktor kura –
kura.
6

Rancangan Diameter Poros

Tegangan kerja pada suatu beban harus berada pada daerah elastis, maka nilainya
harus lebih rendah dari tegangan luluh (Santosa, 2009a). Di dalam desain, tegangan kerja
atau yang disebut juga dengan tegangan ijin (allowable stressess) diperoleh dari persamaan
(11) :
Tegangan Ijin = Tegangan Maksimum / Faktor Keamanan ...................... (11)
Sebagai contoh, baja karbon rendah, yang memiliki tegangan tarik maksimum (atau tegangan
ultimat) sebesar 414 MPa, dengan faktor keamanan sebesar 4,8, maka besarnya tegangan ijin
= 414 MPa / 4,8 = 86,25 MPa.
Nilai tegangan kerja dari beberapa bahan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tegangan Kerja Beberapa Bahan Berdasarkan Sifat Pembebanannya

A. Static Loading
Bahan Tarik Desak atau Geser
(MPa) Tekan (MPa) (MPa)

Baja Karbon Rendah 83-166 83-166 55-110


Baja Karbon Sedang 110-207 110-207 83-138
Baja Tuang 55-103 55-103 41-83
Besi Tuang 21-28 70-110 21-28

B. Repeated or Shock Loading


Material Tension Compression Shear
(MPa) (MPa) (MPa)
7

Low - carbon steel 42-84 42-84 28-56


Medium – carbon steel 55-103 55-103 42-84
Cast steel 28-52 28-52 21-42
Cast iron 10-14 35-55 10-14
Sumber : Harris (1982)

Nilai batas mulur dan kekuatan tarik baja karbon untuk konstruksi mesin berdasarkan
JIS (Standar Industri Jepang) G 4051 disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Batas Mulur dan Kekuatan Tarik Baja Karbon untuk Konstruksi Mesin

Batas Mulur (kg/mm2) Kekuatan Tarik (kg/mm2)


Lambang
N H N H
S30C 29 34 48 55
S35C 31 40 52 58
S40C 33 45 55 62
S45C 35 50 58 70
S50C 37 55 62 75
S55C 40 60 66 80
S15CK - 35 - 50
Sumber : Sularso dan Suga (1987)
Keterangan : N = Perlakuan panas : penormalan
H = Perlakuan panas : celup dingin ataupun temper

Nilai kekuatan tarik baja karbon difinis dingin berdasarkan JIS (Standar Industri Jepang) G
3123 disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kekuatan Tarik Batang Baja Karbon Difinis Dingin (Sering Dipakai
untuk Poros)
Perlakuan Kekuatan Tarik
Lambang Diameter (mm)
Panas (kg/mm2)
20 atau kurang 58 – 79
Dilunakkan
21 – 80 53 – 69
S35C-D
Tanpa 20 atau kurang 63 – 82
Dilunakkan 21 – 80 58 – 72
20 atau kurang 65 – 86
Dilunakkan
21 – 80 60 -76
S45C-D
Tanpa 20 atau kurang 71 – 91
Dilunakkan 21 – 80 66 – 81
S55C-D 20 atau kurang 72 -93
Dilunakkan
21 – 80 67 – 83
Tanpa 20 atau kurang 80 – 101
8

Dilunakkan 21 – 80 75 – 91
Sumber : Sularso dan Suga (1987)

Nilai batas mulur dan kekuatan tarik baja khrom nikel berdasarkan JIS (Standar
Industri Jepang) G 4102 disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Batas Mulur dan Kekuatan Tarik Baja Khrom Nikel

Lambang Batas Mulur (kg/mm2) Kekuatan Tarik (kg/mm2)


SNC2 70 85
SNC3 80 95
SNC21 - 80
SNC22 - 100
Sumber : Sularso dan Suga (1987)

Besarnya tegangan geser maksimum yang terjadi pada poros rotary (berupa poros
pejal) mengikuti persamaan :

τ max = (5,1 / d s ) ( K m M ) 2 + ( K t T ) 2 …………………….………..(12)


3

dengan τ max adalah tegangan geser maksimum, ds adalah diameter poros, M adalah
momen lentur maksimum, T adalah torsi yang bekerja, Km adalah faktor koreksi untuk beban
momen lentur, sedangkan Kt adalah faktor koreksi untuk torsi. Dengan mengganti nilai τ max

dengan nilai tegangan izin (berdasarkan bahan poros), maka dapat ditentukan besarnya
diameter poros.

Daya Engine Motor Bakar Berdasarkan Volume Displacement pada Silinder


Besarnya daya mekanis motor (engine) berdasarkan volume displacement dapat
ditentukan sebagai berikut (Santosa, 2009b) :
(a) Untuk motor 4 tak :
Pi = pi x Vd x N x 9,8 / (2 x 100 x 60)...................................... (13)
dengan :
Pi = Daya di dalam silinder (watt)
pi = Tekanan di dalam silinder (indicative pressure) (kg/cm2)
Vd = Volume displacement (cc atau cm3)
N = Banyaknya putaran poros engkol tiap menit
9

9,8 = Konversi satuan, 1 kg = 9,8 N


100 = Konversi satuan, 1 m = 100 cm
60 = Konversi satuan, 1 menit = 60 detik
(b) Untuk motor 2 tak :
Pi = pi x Vd x N x 9,8 / ( 100 x 60)...................................... (14)
Nilai tekanan di dalam silinder (indicative pressure) disajikan pada Lampiran 1.

Daya Engine Berdasarkan Konsumsi Bahan Bakar


Besarnya daya mekanis motor (engine) berdasarkan konsumsi bahan bakar dapat
ditentukan sebagai berikut (Santosa, 2009b) :
Pk = Q x ρ x NBB x 4,2 / (3600 x 735)............................ (15)
Pm = η m x Pk ................................................................ (16)
dengan :
Pk = Daya kimia bahan bakar (HP)
Q = Debit bahan bakar minyak (liter/jam)
ρ = Densitas bahan bakar minyak (kg/liter) (lihat Lampiran 2)
NBB = Nilai kalori bahan bakar minyak (kalori/kg) (lihat Lampiran 3)
Pm = Daya mekanis motor (HP)
η m = Efisiensi termal motor bakar (tanpa dimensi satuan) (lihat Lampiran 4)
4,2 = Konversi satuan, 1 kalori = 4,2 joule
3600 = Konversi satuan, 1 jam = 3600 detik
735 = Konversi satuan, 1 HP = 735 watt

DAFTAR PUSTAKA
Harris, C.O. 1982. Statics and Strength of Materials. John Wiley & Sons, Inc., United
States of America.

Institut Pertanian Bogor. 1978. Strategi Mekanisasi Pertanian. Departemen Mekanisasi


Pertanian FATEMETA, Bogor.

Santosa. 2005. “Aplikasi Visual Basic 6.0 dan Visual Studio.Net 2003 dalam Bidang
Teknik dan Pertanian”, ISBN : 979-731-755-2, Penerbit Andi, Edisi I Cetakan I,
Yogyakarta. 304 hal.

Santosa. 2009a. Kekuatan Bahan. http://www.scribd.com/doc/23816941/Hand-Out-


Kekuatan-Bahan [28 Februari 2011]
10

Santosa. 2009b. Daya Engine Motor Bakar. http://www.scribd.com/doc/16874835/Hand-


Out-Daya-Engine-Motor-Bakar [28 Februari 2011]

Sularso dan K. Suga. 1987. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Cetakan
Keenam. P.T. Pradnya Paramita. Jakarta.

Suprodjo. 1980. Cara - Cara Menentukan Ukuran Utama dari Traktor untuk Pengolahan
Tanah. Bagian Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

Manaligod, H. T. and R. E. Stickney. 1988. Puddling Type Floating Power Tiller for
Small Rice Farms. IRRI Saturday Seminar. Agricultural Engineering Department.
13 February 1988. http://dspace.irri.org:8080/dspace/bitstream/ 10269/188/1/
CDPDF2007. 4.Manaligod,HT.pdf [ 10 April 2011]

Lampiran 1. Nilai Tekanan di dalam Silinder (Indicative Pressure)


No. Motor Indicative Pressure*) Indicativ Indicative
Bakar (pascal) e Pressure Pressure*) (kg/cm2)
(kg/cm2)

1. Motor 3,9 x 105 3,85 6,5 – 11,0


Bensin
2. Motor 5,2 x 105 5,13 6,2 – 8,8
Diesel
Sumber : *) Strategi Mekanisasi Pertanian (1978)

Lampiran 2. Densitas Bahan Bakar


No. Bahan Bakar Densitas (kg/liter)
1. Bensin 0,725
2. Solar 0,800
Sumber : Wanders dalam Strategi Mekanisasi Pertanian (1978)
11

Lampiran 3. Nilai Panas Bahan Bakar


No. Bahan Bakar Nilai Panas (kal/kg)
1. Bensin 10.100.000
2. Solar 10.000.000 atau 9.800.000
Sumber : Wanders dalam Strategi Mekanisasi Pertanian (1978)

Lampiran 4. Efisiensi Termal Motor Bakar


No. Motor Bakar Efisiensi Termal Efisiensi Termal
(Nilai Median)
1. Motor Bensin 0,16 – 0,23 0,195
2. Motor Diesel 0,31 – 0,35 0,330
Sumber : Moens dalam Strategi Mekanisasi Pertanian (1978)

Anda mungkin juga menyukai