Anda di halaman 1dari 8

Laporan Kasus Bedah II Di Rumah Sakit Prof. Dr.

Tabrani

I.

Identitas pasien No rekam medik Tanggal masuk RS Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Alamat Agama Status perkawinan : 07.96.75 : 21 Desember 2012 : Tn.Y : 40 tahun : laki-laki : karyawan : Dusun Binjai Jaya : Islam : Menikah

II.

Anamnesis Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada benjolan di daerah punggung dan kepala. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) : Pasien mengeluhkan adanya benjolan di kepala berukuran 4x4 cm dan benjolan di punggung kiri berukuran 3x2 cm sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan dirasakan semakin lama semakin membesar dan terasa nyeri bila di tekan, sehingga mengganggu aktivitas. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : Pasien menyatakan belum pernah mengalami gejala yang sama sebelumnya. Riwayat dirawat di rumah sakit (-) Riwayat hipertensi (-) Riwayat sakit gula (-) Riwayat asma (-) Riwayat alergi obat/makanan (-) Riwayat penyakit jantung (-)

Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) : Riwayat keluarga dengan penyakit serupa (-) Riwayat mondok (-) Riwayat hipertensi (-) Riwayat sakit gula (-) Riwayat asma (-) Riwayat alergi obat/makanan (-) Riwayat penyakit jantung (-) Riwayat penyakit maag (-)

Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE) : Penderita adalah seorang laki-laki sudah menikah. Penderita bekerja sebagai karyawan. Penderita tinggal di Dusun Binjai Jaya. Untuk biaya rumah sakit menggunakan jamsostek.

III.

Pemeriksaan fisik Keadan umum : tampak sakit sedang Kesadaran Vital sign : Compos mentis : Tekanan Darah : 140/90mmHg Nadi Pernafasan Suhu Status general Kepala Mata Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem Conjunctiva tidak anemis Sklera tidak tampak ikterik Normochepali Tidak tampak adanya deformitas Benjolan (+) Luka (-) : : 80x/menit : 20x/menit : 36,5 C

Pupil: isokor Gangguan penglihatan (-)

Hidung Bagian luar Septum Mukosa hidung Cavum nasi : normal, tidak terdapat deformitas : terletak ditengah dan simetris : tidak hiperemis : tidak ada tanda perdarahan

Telinga Daun telinga Liang telinga Membrana timpani : normal : lapang : intake

Nyeri tekan mastoid : tidak nyeri tekan Serumen Sekret : ada : tidak ada

Gangguan pendengaran (-)

Mulut dan tenggorokan Leher JVP Kelenjar tiroid Trakea : (5+2) cm H2O : tidak teraba membesar : letak di tengah Bibir Gigi geligi Palatum Lidah Tonsil Faring : tidak pucat dan tidak sianosis : tidak lengkap, ada karies : tidak hiperemis : normoglosia : T1/T1 tenang : tidak hiperemis

Thorax Paru-Paru Inspeksi Palpasi : pergerakan nafas statis dan dinamis : vocal fremitus sama pada kedua paru

Perkusi Auskultasi Jantung Inspeksi Palpasi

: sonor pada seluruh lapangan paru : suara nafas vesikuler di kedua paru, ronkhi -/-, whezing -/-

: ictus cordis terlihat : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra, ICS 5

Perkusi

: Batas atas Batas kanan Batas kiri

: ICS 2 linea parasternalis sinistra : ICS 3-4 linea sternalis dextra : ICS 5, 1 cm lateral linea midclavicularis sinistra

Auskultasi Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi Ekstremitas atas Regio kanan Regio kiri Ekstremitas Bawah Regio kanan Regio kiri

: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

: datar, tidak terdapat pelebaran vena : bising usus (+) normal : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullnes (-) : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), benjolan (-)

: akral hangat, tidak terdapat oedem : akral hangat, tidak terdapat oedem

: akral hangat, tidak terdapat oedem : akral hangat, tidak terdapat oedem

IV.

Status Lokalis Regio Inspeksi Palpasi Movement : punggung dan kepala : kista (+) : nyeri tekan (+) : terbatas karena nyeri (+)

V.

Pemeriksaan Penunjang Histopatologi CT-Scan Hematologi

- Hb - Ht - Leukosit - LED - Trombosit - Eritrosit - GDS Kimia darah - SGOT - SGPT - Ureum - Kreatinin

: 15,2 mg% : 48,9 % : 7.300/mm3 : 13 mm/jam : 246.000 /L : 5,81 jt/mm3 : 102 mg/dL : 29 /L : 41 /L : 38 mg/dL : 0,5 mg/dL

VI.

Diagnosa kerja Kista ateroma di punggung + kista dermatoid di wajah

VII.

Diagnosa Banding Lipoma, kista dermoid

VIII.

Penatalaksanaan Operatif : eksisi tumor Medikamentosa Ciprofloksasin 2x500 mg Asam mefenamat 3x500 mg Edukatif post operatif : bed rest total

IX.

Prognosis Ad vitam Ad sanationam Ad fungsionam : ad bonam : ad bonam : ad bonam

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Kista Ateroma 1. Definisi Kista ateroma adalah benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding tipis, yang terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk akibat adanya sumbatan pada muara kelenjar tersebut. 2. Etiologi Sumbatan pada muara kelenjar sebacea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma (luka/benturan), atau jerawat. 3. Predileksi Banyak dijumpai di kulit yang banyak mengandung kelenjar keringat, misalnya di wajah, telinga leher, punggung, telapak kai, skrotum, vulva. 4. Manifestasi klinis Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran: bulat atau kubah, diameter 1-4 cm, batas tegas, dinding tipis, bebas dari dasar tapi melekat pada dermis atasnya. Yang khas pada kista ini adalah suatu bintik (puncta) di puncak penonjolan yang merupakan muara kelenjar yang tersumbat. Kista berisi material semi padat (keratin, bahan pembentuk kulit, rambut, dan kuku). Jika kista terinfeksi, akan berwarna merah terang.

5. Diagnosis banding Kista dermoid, kista epidermoid, lipoma, limfadenitis, xantoma. 6. Penatalasanaan Ekstirpasi seluruh kapsula hingga bersih agar tidak residif. Irisan berbentuk ellips agar tidak terkena puncta untuk mencegah residif.

7. Komplikasi Bila terjadi infeksi sekunder, dan terbentuk abses, dilakukan pembedahan dan evakuasi nanah, biasanya diberikan antibiotik selama 2 minggu. Setelah luka tenang (3-6 bulan) dapat dilakukan operasi untuk kista ateromanya. 8. Prognosis Kista ateroma yang tidak diobati kadang-kadang dapat mengalami trasnformasi granulomatosa dan mengalami resolusi dengan meninggalkan parut dermal fokal yang kecil.

B. Kista Dermoid 1. Definisi Kista dermoid adalah merupakan kista yang berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional. 2. Etiologi Kista ini berkembang dari sekusterasi epitel sepanjang garis fusi embrionik. 3. Predileksi Banyak dijumpai di kepala dan leher, garis fusi embrionik kadang juga pada ovarium. 4. Manifestasi klinis Pada pemeriksaan fisik didapatkan gambaran berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran 1-4 cm, mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya. Pada perabaan, permukaan halus, konsistensi lunak dan kenyal, dan secara makroskopis kista berupa material keratin yang berlemak dengan rambut. 5. Diagnosis banding Glioma ensefalokel, tumor mucoepidermois, ranula. 6. Penatalasanaan Eksisi total, bila terdapat traktur sinus maka harus dilakukan eksplorasi dan eksisi guna mencegah rekurensi. 7. Prognosis Bila eksisi dilakukan secara komplit, maka hasilnya bersifat kuratif dan sangat jarang mengalami rekurensi.

Referensi 1. Sjamsuhidrajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2004 2. Rata, IGAK. Tumor Kulit, dalam Djuanda A e. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 4. 2005

Anda mungkin juga menyukai