Anda di halaman 1dari 35

KLASIFIKASI ASMA :

1. Berdasarkan Etiologi
a. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor
pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obatobatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.
Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang
disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
Asma Ekstrinsik dibagi menjadi :

Asma ekstrinsik atopik


Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut:
Penyebabnya adalah rangsangan allergen eksternal spesifik dan
dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1
Gejala klinik dan keluhan cenderung timbul pada awal
kehdupan, 85% kasus timbul sebelum usia 30 tahun
Sebagian besar mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada
masa puber, dengan serangan asma yang berbeda-beda.

Asma ekstrinsik non atopik


Memiliki sifat-sifat antara lain :
Serangan asma timbul berhubungan dengan bermacam-macam
alergen yang spesifik
Tes kulit memberi reaksi tipe segera, tipe lambat dan ganda
terhadap alergi yang tersensitasi dapat menjadi positif
Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik
Timbulnya gejala cenderung pada saat akhir kehidupan atau di
kemudian hari

b. Intrinsik/idiopatik (non alergik)


Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus
yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga

disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan


asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu
dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa
pasien akan mengalami asma gabungan.

Sifat dari asma intrinsik :


Alergen pencetus sukar ditentukan
Tidak ada alergen ekstrinsik sebagai penyebab dan tes kulit
memberi hasil negatif
Merupakan kelompok yang heterogen, respons untuk terjadi
asma dicetuskan oleh penyebab dan melalui mekanisme yang
berbeda- beda
Sering ditemukan pada penderita dewasa, dimulai pada umur di
atas 30 tahun dan disebut juga late onset asma
Serangan sesak pada asma tipe ini dapat berlangsung lama dan
seringkali menimbulkan kematian bila pengobatan tanpa
disertai kortikosteroid.
Perubahan patologi yang terjadi sama dengan asma ekstrinsik,
namun tidak dapat dibuktikan dengan keterlibatan IgE
Kadar IgE serum normal, tetapi eosinofil dapat meningkat jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan asma ekstrinsik
Selain itu tes serologi dapat menunjukkan adanya faktor
rematoid, misalnya sel LE
Riwayat keluarga jauh lebih sedikit, sekitar 12-48%
Polip hidung dan sensitivitas terhadap aspirin sering dijumpai

c. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk alergik dan non-alergik.

2. Berdasarkan Keparahan Penyakit


a. Asma intermiten
Gejala muncul < 1 kali dalam 1 minggu, eksaserbasi ringan dalam
beberapa jam atau hari, gejala asma malam hari terjadi < 2 kali

dalam 1 bulan, fungsi paru normal dan asimtomatik di antara


waktu serangan, Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced
Expiratory Value in 1 second (PEV1) > 80%
b. Asma ringan
Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi < 1 kali dalam 1
hari, eksaserbasi mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma
malam hari terjadi > 2 kali dalam 1 bulan, PEF dan PEV1 > 80%
c. Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap hari, eksaserbasi mengganggu aktifitas atau
tidur, gejala asma malam hari terjadi >1 kali dalam 1 minggu,
menggunakan inhalasi beta 2 agonis kerja cepat dalam keseharian,
PEF dan PEV1 >60% dan < 80% .
d. Asma parah (severe)
Gejala terus menerus terjadi, eksaserbasi sering terjadi, gejala asma
malam hari sering terjadi, aktifitas fisik terganggu oleh gejala
asma, PEF dan PEV1 < 60%

3. Berdasarkan terkontrol atau tidaknya asma


Dibagi menjadi 3 yaitu:
asma Asma terkontrol adalah seseorang yang sudah mengidap
penyakit asma, maka dia memiliki salah satu ciri di bawah ini
yang antara lain adalah penyakit asmanya tidak kumat lagi pada
malam hari.

1. Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala malam.


2. Tidak ada keterbatasan aktivitis termasuk exercise.
3. Kebutuhan bronkolidator minimal.
4. Variasi harian APE kurang dari 20%.
5. Nilai APE normal atau mendekati normal.
6. Efek samping obat minimal (tidak ada).
7. Tak ada kunjungan ke UGD.

asma terkontrol sebagian (partial)


1. muncul lebih dari dua kali seminggu
2. pembatasan aktivitas sewaktu- waktu dalam seminggu
3. gangguan tidur kadang- kadang
4. fungsi paru <80%
5. eksaserbasi sekali atau lebih dalam seminggu
asma tak terkontrol

KLASIFIKASI DERAJAT BERAT ASMA BERDASARKAN GAMBARAN


KLINIS (SEBELUM PENGOBATAN)

Derajat Asma

Gejala

Gejala Malam

Faal paru

I. Intermiten
Bulanan

* Gejala < 1x/minggu


* Tanpa gejala di luar
serangan
* Serangan singkat

APE 80%
* 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi
APE 80% nilai

terbaik

* Variabiliti APE < 20%

II. Persisten
Ringan
Mingguan
* Gejala > 1x/minggu,

APE > 80%


* > 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi

tetapi < 1x/ hari

APE 80% nilai terbaik

* Serangan dapat

* Variabiliti APE 20-30%

mengganggu aktiviti
dan tidur

III. Persisten
Sedang
Harian
* Gejala setiap hari

APE 60 80%
*
>
1x
seminggu

/ * VEP1
prediksi

60-80% nilai

* Serangan mengganggu
APE 60-80% nilai terbaik
aktiviti dan tidur
* Variabiliti APE > 30%
*Membutuhkan
bronkodilator
setiap hari

IV. Persisten
Berat
Kontinyu

APE 60%

* Gejala terus menerus

* Sering

* Sering kambuh

* VEP1 60% nilai prediksi


APE 60% nilai terbaik

* Aktiviti fisik terbatas

* Variabiliti APE > 30%

Tabel 6. Klasifikasi derajat berat asma pada penderita dalam pengobatan


Tahapan Pengobatan yang digunakan saat penilaian
Tahap I
Intermiten

Tahap 2
Persisten
Ringan

Tahap 3
Persisten sedang

Intermiten

Persisten
Ringan

Persisten Sedang

Persisten

Persisten

Persisten Berat

Gejala dan Faal paru dalam


Pengobatan

Tahap I : Intermiten
Gejala < 1x/ mgg
Serangan singkat
Gejala malam < 2x/ bln
Faal paru normal di luar serangan

Tahap II : Persisten Ringan

Gejala >1x/ mgg, tetapi <1x/ hari


Gejala malam
<1x/mgg

>2x/bln,

Ringan

Sedang

Persisten
Sedang

Persisten Berat

Persisten Berat

Persisten Berat

Persisten Berat

Persisten Berat

tetapi

Faal paru normal di luar serangan

Tahap III: Persisten Sedang


Gejala setiap hari
Serangan mempengaruhi aktiviti dan
tidur
Gejala malam > 1x/mgg
60%<VEP1<80% nilai prediksi
60%<APE<80% nilai terbaik

Tahap IV: Persisten Berat


Gejala terus menerus
Serangan sering
Gejala malam sering
VEP1 60% nilai prediksi, atau
APE 60% nilai terbaik

Waktu dan bahan edukasi , saat kunjungan berobat

Waktu
berkunjung

Kunjungan
awal

Bahan Edukasi

Demonstrasi

Apa itu asma

Penggunaan obat inhalasi/ spacer

Diagnosis asma

Monitor asma sendiri melalui :

Identifikasi dan mengontrol


pencetus

1. mengenali
intensiti
frekuensi gejala

Dua tipe pengobatan asma


(pengontrol & pelega)

2. tanda perburukan asma untuk


reevaluasi pengobatan

Tujuan pengobatan

-asma malam

Kualiti hidup

-kebutuhan obat meningkat

&

-toleransi aktiviti menurun

Kunjungan
pertama

(First followup)

Penilaian berat asma

Identifikasi
pencetus

&

mengontrol

Penderita menunjukkan cara


menggunakan obat inhalasi/ spacer,
koreksi oleh dokter bila perlu

Penggunaan peak flow meter

Medikasi (apa yang dipakai,


bagaimana & kapan, adakah Monitor asma & tindakan apa yang
masalah dengan pengobatan
dapat dilakukan (idem di atas)
tsb.)

Penanganan serangan asma di


rumah
Kunjungan ke
dua (second
follow-up)

Setiap
kunjungan
berikut

Identifikasi & mengontrol


pencetus

Penanganan serangan asma di

rumah

Medikasi

Monitor asma (gejala & faal


paru/ APE)

Penanganan asma mandiri/


pelangi asma (bila penderita
mampu)

Penderita menunjukkan cara


menggunakan obat inhalasi &
koreksi bila perlu
Demonstrasi penggunaan peak
flow meter (oleh penderita/ dokter)

Pelangi asma (bila dilakukan)

Strategi mengontrol pencetus

Obat inhalasi

Medikasi

Peak flow meter

Monitoring asma.

Monitor pelangi
dilakukan)

Pelangi asma bila penderita


mampu

Daftar pertanyaan untuk identifikasi faktor pencetus

Alergen yang dihirup


Apakah memelihara binatang di dalam rumah, dan binatang apa?
Apakah terdapat bagian di dalam rumah yang lembab? (kemungkinan jamur)
Apakah di dalam rumah ada dan banyak didapatkan kecoa?

asma (bila

Apakah menggunakan karpet berbulu atau sofa kain? (mite)


Berapa sering mengganti tirai, alas kasur/ kain sprei ? (mite)
Apakah banyak barang di dalam kamar tidur? (mite)
Apakah penderita (asma anak) sering bermain dengan boneka berbulu? (mite)

Pajanan lingkungan kerja


Apakah penderita batuk, mengi, sesak napas selama bekerja , tetapi keluhan menghilang
bila libur kerja (hari minggu)?

Apakah penderita mengalami lakrimasi pada mata dan hidung sebagai iritasi segera
setelah tiba di tempat kerja ?

Apakah pekerja lainnya mengalami keluhan yang sama?


Bahan-bahan apa yang digunakan pada pabrik/ pekerjaan anda ?
Anda bekerja sebagai apa ?
Apakah anda bekerja di lingkungan jalan raya?

Polutan & Iritan di dalam dan di luar ruangan


Apakah kontak dengan bau-bauan merangsang seperti parfum, bahan pembersih, spray, dll?
Apakah menggunakan kompor berasap atau bahkan kayu bakar di dalam rumah ?
Apakah sering memasak makanan yang menghasilkan bau merangsang (tumisan) ?
Apakah penderita sering terpajan dengan debu jalan?

Asap rokok
Apakah penderita merokok?
Adakah orang lain yang merokok di sekitar penderita saat di rumah/ di lingkungan kerja ?
Apakah orangtua penderita (asma anak) merokok ?

Refluks gastroesofagus

Apakah penderita mengeluh nyeri ulu hati (heart burn) ?

Apakah penderita kadangkala regurgitasi atau bahkan makanan kembali ke tenggorokan ?

Apakah penderita mengalami batuk, sesak dan mengi saat malam ?

Apakah penderita (asma anak) muntah diikuti oleh batuk atau mengi malam hari? Atau
gejala memburuk setelah makan?

Sensitif dengan obat-obatan

Obat-obat apa yang digunakan penderita ?

Apakah ada obat penghambat /beta blocker ?

Apakah penderita sering menggunakan aspirin atau antiinflamasi nonsteroid ?

Apakah penderita sering eksaserbasi setelah minum obat tersebut ?

Pengobatan sesuai berat asma

Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila
dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari.
Berat Asma

Medikasi pengontrol
harian

Alternatif / Pilihan lain

Alternatif lain

Asma
Intermiten

Tidak perlu

--------

-------

Asma
Persisten
Ringan

Glukokortikosteroid
inhalasi
(200-400 ug BD/hari
atau ekivalennya)

Asma
Persisten
Sedang

Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid

Teofilin lepas lambat

Kromolin

Leukotriene modifiers

Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug BD atau
ekivalennya) ditambah
Teofilin lepas lambat ,atau

Ditambah
agonis beta-2
kerja lama oral,
atau

Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug BD atau
ekivalennya) ditambah agonis
beta-2 kerja lama oral, atau

Ditambah
teofilin lepas
lambat

Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi (>800 ug
BD atau ekivalennya) atau

Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug BD atau
ekivalennya) ditambah
leukotriene modifiers

(400-800 ug BD/hari
atau ekivalennya) dan
agonis beta-2 kerja
lama

------

Asma
Persisten
Berat

Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid

Prednisolon/ metilprednisolon
oral selang sehari 10 mg

(> 800 ug BD atau


ekivalennya) dan
agonis beta-2 kerja
lama, ditambah 1 di
bawah ini:

ditambah agonis beta-2 kerja


lama oral, ditambah teofilin
lepas lambat

- teofilin lepas lambat


- leukotriene
modifiers
- glukokortikosteroid
oral

Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan,
kemudian turunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan
kondisi asma tetap terkontrol

Tabel 14. Tujuan penatalaksanaan asma jangka panjang

Tujuan:

Tujuan:

Asma yang terkontrol

Mencapai kondisi sebaik mungkin

Menghilangkan atau meminimalkan gejala


kronik, termasuk gejala malam

Menghilangkan/ meminimalkan serangan

Gejala seminimal mungkin

Membutuhkan bronkodilator seminimal


mungkin

Meniadakan kunjungan ke darurat gawat

Keterbatasan aktiviti fisis minimal

Meminimalkan penggunaan bronkodilator

Efek samping obat sedikit

Aktiviti sehari-hari normal, termasuk


latihan fisis (olahraga)

Meminimalkan/ menghilangkan efek


samping obat

Faal paru (mendekati) normal

Faal paru terbaik

Variasi diurnal APE < 20%

Variasi diurnal APE minimal

APE (mendekati) normal

APE sebaik mungkin

Tabel 8. Faktor ketidakpatuhan

Faktor yang menyebabkan ketidak patuhan berobat (Noncompliance)

Faktor Obat

Faktor di luar
obat

kesulitan menggunakan obat inhalasi / alat bantu

paduan pengobatan yang tidak menyenangkan (banyak obat, 4 kali


sehari, dll)

harga obat mahal

tidak menyukai obat

apotik jauh/ sulit terjangkau

salah pengertian atau kurang informasi

takut efek samping

tidak puas dengan layanan dokter/ perawat

tidak terdiskusikan & terpecahkan masalah yang dirasakan


penderita

harapan yang tidak sesuai

supervisi, latihan dan tindak lanjut yang buruk

takut terhadap kondisi yang diderita dan pengobatannya

kurangnya penilaian berat penyakit

isu-isu yang beredar di masyarakat

stigmatisasi

lupa

sikap terhadap sakit dan sehat

Pelangi asma

Pelangi Asma, monitoring keadaan asma secara mandiri

Hijau

Kondisi baik, asma terkontrol

Tidak ada / minimal gejala

APE : 80 - 100 % nilai dugaan/ terbaik

Pengobatan bergantung berat asma, prinsipnya pengobatan dilanjutkan. Bila tetap berada
pada warna hijau minimal 3 bulan, maka pertimbangkan turunkan terapi

Kuning

Berarti hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan akut/ eksaserbasi

Dengan gejala asma (asma malam, aktiviti terhambat, batuk, mengi, dada terasa berat
baik saat aktiviti maupun istirahat) dan/ atau APE 60 - 80 % prediksi/ nilai terbaik

Membutuhkan peningkatan dosis medikasi atau perubahan medikasi

Merah

Berbahaya

Gejala asma terus menerus dan membatasi aktiviti sehari-hari.

APE < 60% nilai dugaan/ terbaik

Penderita membutuhkan pengobatan segera sebagai rencana pengobatan yang disepakati


dokter-penderita secara tertulis. Bila tetap tidak ada respons, segera hubungi dokter atau
ke rumah sakit.

Klasifikasi berat serangan asma akut

Gejala dan

Tanda

Berat Serangan Akut

Keadaan

Ringan

Sedang

Berat

Berjalan

Berbicara

Istirahat

Posisi

Dapat tidur
terlentang

Duduk

Duduk membungkuk

Cara berbicara

Satu kalimat

Beberapa kata

Kata demi kata

Sesak napas

Kesadaran

Frekuensi napas

Nadi

Pulsus paradoksus

Mungkin gelisah

Gelisah

Mengantuk, gelisah,
kesadaran menurun

<20/ menit

20-30/ menit

> 30/menit

< 100

100 120

> 120

Bradikardia

+ / - 10 20 mmHg

> 25 mmHg

Kelelahan otot

Torakoabdominal
paradoksal

10 mmHg

Otot Bantu Napas dan


retraksi suprasternal

Gelisah

Mengancam jiwa

Mengi

Akhir ekspirasi
paksa

Akhir ekspirasi

Inspirasi dan
ekspirasi

APE

> 80%

60 80%

< 60%

PaO2

> 80 mHg

80-60 mmHg

< 60 mmHg

< 45 mmHg

< 45 mmHg

> 45 mmHg

> 95%

91 95%

< 90%

PaCO2
SaO2

Silent Chest

Rencana pengobatan serangan asma berdasarkan berat


serangan dan tempat pengobatan
SERANGAN
RINGAN
Aktiviti relatif normal
Berbicara satu kalimat
dalam satu napas
Nadi <100
APE > 80%

PENGOBATAN
Terbaik:
Inhalasi agonis beta-2
Alternatif:
Kombinasi oral agonis beta-2
dan teofilin

SEDANG
Jalan jarak jauh
timbulkan gejala
Berbicara beberapa
kata dalam satu napas
Nadi 100-120
APE 60-80%

Terbaik
Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam
Alternatif:
-Agonis beta-2 subkutan
-Aminofilin IV
-Adrenalin 1/1000 0,3ml SK

TEMPAT PENGOBATAN
Di rumah
Di praktek dokter/
klinik/ puskesmas

Darurat Gawat/ RS
Klinik
Praktek dokter
Puskesmas

Oksigen bila mungkin


Kortikosteroid sistemik
BERAT
Sesak saat istirahat
Berbicara kata perkata
dalam satu napas
Nadi >120
APE<60% atau
100 l/dtk

Terbaik
Nebulisasi agonis beta-2 tiap 4 jam
Alternatif:
-Agonis beta-2 SK/ IV
-Adrenalin 1/1000 0,3ml SK
Aminofilin bolus dilanjutkan drip

Darurat Gawat/ RS
Klinik

Oksigen
Kortikosteroid IV
MENGANCAM JIWA
Kesadaran berubah/
menurun
Gelisah
Sianosis
Gagal napas

Seperti serangan akut berat


Pertimbangkan intubasi dan
ventilasi mekanis

Darurat Gawat/ RS
ICU

Mengontrol alergen di dalam dan di luar ruangan

Faktor Pencetus Asma

Kontrol Lingkungan

Debu rumah (Domestik


mite)

Cuci sarung bantal, guling, sprei, selimut dengan air panas (5560C) paling lama 1 minggu sekali
Ganti karpet dengan linoleum atau lantai kayu
Ganti furnitur berlapis kain dengan berlapis kulit
Bila gunakan pembersih vakum, pakailah filter HEPA dan
kantung debu 2 rangkap
Cuci dengan air panas segala mainan kain

Serpihan kulit (Alergen


binatang)

Pindahkan binatang peliharaan dari dalam rumah, atau paling


tidak dari kamar tidur dan ruang utama.
Gunakan filter udara (HEPA) terutama di kamar tidur dan ruang
utama
Mandikan binatang peliharaan 2 x/ minggu

Ganti furniture berlapis kain dengan berlapis kulit


Ganti karpet dengan tikar atau lantai kayu
Gunakan pembersih vakum dengan filter HEPA dan kantung
debu 2 rangkap

Eliminasi lingkungan yang disukai kecoa seperti tempat lembab,


sisa makanan, sampah terbuka dll
Kecoa
Gunakan pembasmi kecoa

Jamur

Perbaiki semua kebocoran atau sumber air yang berpotensi


menimbulkan jamur , misalnya dinding kamar mandi, bakmandi,
kran air, dsb. Jangan gunakan alat penguap.
Pindahkan karpet basah atau yang berjamur

Tepung sari bunga dan


jamur di luar ruangan

Bila di sekitar ruangan banyak


tanaman berbunga dan
merupakan pajanan tepung sari bunga, tutup jendela rapat-rapat,
gunakan air conditioning. Hindari pajanan tepung sari bunga
sedapat mungkin.

Tabel 22. Mengontrol polusi udara di dalam dan di luar ruangan


Faktor Pencetus Asma

Kontrol Lingkungan

Polusi udara dalam ruangan

Tidak merokok di dalam rumah

Asap rokok (perokok pasif)

Hindari berdekatan dengan orang yang sedang


merokok

Asap kayu/ masak


Upayakan ventilasi rumah adekuat
Spray pembersih rumah
Hindari memasak dengan kayu
Obat nyamuk
Hindari menggunakan spray pembersih rumah
Dll
Hindari menggunakan obat nyamuk yang
menimbulkan asap atau spray dan mengandung
bahan polutan

Polusi udara di luar`ruangan

Hindari aktiviti fisis pada keadaan udara dingin dan


kelembaban rendah

Asap rokok
Tinggalkan/ hindari daerah polusi
Cuaca
Ozon
Gas buang kendaraan bermotor
Dll

Pajanan di lingkungan kerja

Hindari bahan polutan


Ruang kerja dengan ventilasi yang baik
Lindungi pernapasan misalnya dengan masker
Bebaskan lingkungan dari asap rokok

Tabel 23. Mengontrol faktor pencetus lain


Faktor Pencetus Asma

Mengontrol Pencetus

Refluks gastroesofagus

Tidak makan dalam 3 jam sebelum tidur.


Pada saat tidur, posisi kepala lebih tinggi dari badan.
Gunakan pengobatan yang tepat untuk meningkatkan tekanan
esofagus bawah dan mengatasi refluks

Obat-obatan

Tidak menggunakan Beta-bloker (termasuk tetes mata, dsb)


Tidak mengkonsumsi aspirin atau antiinflamasi non-steroid

Infeksi pernapasan (virus)

Menghindari infeksi pernapasan sedapat mungkin dengan


hidup sehat,
bila terjadi minta bantuan medis/ dokter.
Vaksinasi influenza setiap tahun

Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis


(Sebelum Pengobatan)

Derajat Asma

Gejala

Gejala Malam

Faal paru

I. Intermiten
Bulanan

* Gejala < 1x/minggu


* Tanpa gejala di luar
serangan

APE 80%
* 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi
APE 80% nilai

terbaik

* Variabiliti APE < 20%

* Serangan singkat

II. Persisten
Ringan
Mingguan
* Gejala > 1x/minggu,
tetapi < 1x/ hari

APE > 80%


* > 2 kali sebulan * VEP1 80% nilai prediksi
APE 80% nilai terbaik

* Serangan dapat

* Variabiliti APE 20-30%

mengganggu aktiviti
dan tidur

III. Persisten
Sedang
Harian
* Gejala setiap hari

APE 60 80%
*
>
1x
seminggu

/ * VEP1
prediksi

60-80% nilai

* Serangan mengganggu
APE 60-80% nilai terbaik
aktiviti dan tidur
* Variabiliti APE > 30%
*Membutuhkan
bronkodilator
setiap hari

IV. Persisten
Berat
APE 60%

Kontinyu

* Gejala terus menerus


* Sering kambuh
* Aktiviti fisis terbatas

* Sering

* VEP1 60% nilai prediksi


APE 60% nilai terbaik
* Variabiliti APE > 30%

Klasifikasi derajat berat asma pada penderita dalam pengobatan

Tahapan Pengobatan yang digunakan saat penilaian


Tahap I
Intermiten

Tahap 2
Persisten
Ringan

Tahap 3
Persisten sedang

Intermiten

Persisten
Ringan

Persisten Sedang

Gejala dan Faal paru dalam


Pengobatan

Tahap I : Intermiten
Gejala < 1x/ mgg
Serangan singkat
Gejala malam < 2x/ bln
Faal paru normal di luar serangan

Tahap II : Persisten Ringan

Persisten
Ringan

Persisten
Sedang

Persisten Berat

Gejala >1x/ mgg, tetapi <1x/ hari


Gejala malam
<1x/mgg

>2x/bln,

tetapi

Faal paru normal di luar serangan

Tahap III: Persisten Sedang

Persisten
Sedang

Persisten Berat

Persisten Berat

Persisten Berat

Persisten Berat

Persisten Berat

Gejala setiap hari


Serangan mempengaruhi aktiviti dan
tidur
Gejala malam > 1x/mgg
60%<VEP1<80% nilai prediksi
60%<APE<80% nilai terbaik

Tahap IV: Persisten Berat


Gejala terus menerus
Serangan sering
Gejala malam sering
VEP1 60% nilai prediksi, atau
APE 60% nilai terbaik

Tujuan penatalaksanaan asma:


1.

Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma

2.

Mencegah eksaserbasi akut

3.

Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin

4.

Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise

5.

Menghindari efek samping obat

6.

Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel

7.

Mencegah kematian karena asma

Program penatalaksanaan asma, yang meliputi 7 komponen :


1.

Edukasi

2.

Menilai dan monitor berat asma secara berkala

3.

Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus

4.

Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang

5.

Menetapkan pengobatan pada serangan akut

6.

Kontrol secara teratur


7.

Pola hidup sehat

Tujuan penatalaksanaan asma jangka panjang

Tujuan: Asma yang terkontrol

Menghilangkan atau meminimalkan gejala


kronik, termasuk gejala malam

Menghilangkan/ meminimalkan serangan

Tujuan: Mencapai kondisi sebaik


mungkin

Gejala seminimal mungkin

Membutuhkan bronkodilator
seminimal mungkin

Meniadakan kunjungan ke darurat gawat

Keterbatasan aktiviti fisis minimal

Meminimalkan penggunaan bronkodilator

Efek samping obat sedikit

Aktiviti sehari-hari normal, termasuk


latihan fisis (olahraga)

Meminimalkan/ menghilangkan efek


samping obat

Faal paru (mendekati) normal

Faal paru terbaik

Variasi diurnal APE < 20%

Variasi diurnal APE minimal

APE (mendekati) normal

APE sebaik mungkin

Pengobatan sesuai berat asma

Semua tahapan : ditambahkan agonis beta-2 kerja singkat untuk pelega bila
dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari.
Berat Asma

Medikasi
pengontrol harian

Alternatif / Pilihan lain

Alternatif lain

Asma
Intermiten

Tidak perlu

--------

-------

Asma
Persisten
Ringan

Glukokortikosteroid
inhalasi
(200-400 ug
BD/hari atau
ekivalennya)

Asma
Persisten
Sedang

Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid

Teofilin lepas lambat

Kromolin

Leukotriene modifiers

Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug BD
atau ekivalennya)
ditambah Teofilin lepas
lambat ,atau

(400-800 ug
BD/hari atau
ekivalennya) dan
agonis beta-2 kerja
lama

Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug BD
atau ekivalennya)
ditambah agonis beta-2
kerja lama oral, atau

------

Ditambah
agonis beta-2
kerja lama
oral, atau

Ditambah
teofilin lepas
lambat

Asma
Persisten
Berat

Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi
(>800 ug BD atau
ekivalennya) atau

Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 ug BD
atau ekivalennya)
ditambah leukotriene
modifiers

Kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid

Prednisolon/ metilprednisolon
oral selang sehari 10 mg

(> 800 ug BD atau


ekivalennya) dan
agonis beta-2 kerja
lama, ditambah 1
di bawah ini:

ditambah agonis beta-2 kerja


lama oral, ditambah teofilin
lepas lambat

- teofilin lepas
lambat
- leukotriene
modifiers
glukokortikosteroid
oral

Semua tahapan : Bila tercapai asma terkontrol, pertahankan terapi paling tidak 3 bulan,
kemudian turunkan bertahap sampai mencapai terapi seminimal mungkin dengan

kondisi asma tetap terkontrol

Pelangi asma
Pelangi Asma, monitoring keadaan asma secara mandiri

Hijau

Kondisi baik, asma terkontrol

Tidak ada / minimal gejala

APE : 80 - 100 % nilai dugaan/ terbaik

Pengobatan bergantung berat asma, prinsipnya pengobatan


dilanjutkan. Bila tetap berada pada warna hijau minimal 3 bulan,
maka pertimbangkan turunkan terapi
Kuning

Berarti hati-hati, asma tidak terkontrol, dapat terjadi serangan


akut/ eksaserbasi

Dengan gejala asma (asma malam, aktiviti terhambat, batuk,


mengi, dada terasa berat baik saat aktiviti maupun istirahat)
dan/ atau APE 60 - 80 % prediksi/ nilai terbaik

Membutuhkan peningkatan dosis medikasi atau perubahan


medikasi
Merah

Berbahaya

Gejala asma terus menerus dan membatasi aktiviti sehari-hari.

APE < 60% nilai dugaan/ terbaik

Penderita membutuhkan pengobatan segera sebagai rencana


pengobatan yang disepakati dokter-penderita secara tertulis. Bila
tetap tidak ada respons, segera hubungi dokter atau ke rumah
sakit.

Klasifikasi berat serangan asma akut

Gejala dan

Berat Serangan Akut

Keadaan

Tanda

Ringan

Sedang

Berat

Sesak napas

Berjalan

Berbicara

Istirahat

Posisi

Dapat tidur
terlentang

Duduk

Duduk
membungkuk

Cara berbicara

Satu kalimat

Beberapa
kata

Kata demi kata

Kesadaran

Frekuensi napas

Nadi

Mungkin
gelisah

Gelisah

Gelisah

<20/ menit

20-30/ menit

> 30/menit

< 100

100 120

> 120

Mengancam jiwa

Mengantuk, gelisah,
kesadaran menurun

Bradikardia

Pulsus paradoksus

+ / - 10 20
mmHg

10 mmHg

Otot Bantu Napas


dan retraksi
suprasternal

> 25 mmHg

Kelelahan otot

Torakoabdominal
paradoksal

Akhir
ekspirasi
paksa

Akhir
ekspirasi

Inspirasi dan
ekspirasi

Silent Chest

APE

> 80%

60 80%

< 60%

PaO2

> 80 mHg

6080
mmHg

< 60 mmHg

< 45 mmHg

< 45 mmHg

> 45 mmHg

> 95%

91 95%

< 90%

Mengi

PaCO2

SaO2

Anda mungkin juga menyukai