Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu cara mengomunikasikan hasil-hasil karya


ilmiah secara luas ialah melalui tulisan, contohnya adalah
artikel ilmiah. Artikel ilmiah adalah karya tulis yang
dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan
artikel, yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman ataupun konvensi ilmiah yang telah disepakati
atau ditetapkan1.

Dalam dunia pendidikan khususnya akademik, artikel


ilmiah memiliki peran yang penting dalam pengembangan
ilmu pengetahuan maupun pengembangan karir peneliti
dan akademisi. Artikel ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa,
dosen, pustakawan, penelitian, dan penulis lainnya dapat
diangkat dari penelitian lapangan, hasil pemikiran dan
kajian pustaka, atau hasil pengembangan proyek.

Artikel ilmiah yang berkualitas dan diminati banyak


orang, harus mengikuti teknik penulisan artikel ilmiah.
Sehingga teknik-teknik dalam pembuatan artikel harus
diperhatikan sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah
ditetapkan. Dalam makalah ini akan memaparkan
mengenai teknik-teknik membuat artikel ilmiah.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Artikel Ilmiah?


2. Bagaimana teknik membuat Artikel Ilmiah?

1 Siti Annijat Maimunah, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,


(Malang: UIN MALIKI PRESS,2011), hlm.69.

1
1.3 Tujuan

1. Untuk mendeskripsikan pengertian artikel ilmiah.


2. Untuk mendeskripsikan teknik membuat artikel ilmiah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang


untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel ditulis
dengan tata cara ilmiah disesuaikan dengan konvensi
ilmiah yang berlaku. Tata cara tersebut merupakan suatu
system penulisan yang didasarkan pada masalah, tujuan,
teori, dan data untuk memberi alternative pemecahan
masalah tertentu. Artikel ilmiah ini yang membahas suatu
masalah yang dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan,
baik penelitian lapangan, tes laboratoruim, ataupun kajian
pustaka. Kerena itu, dalam pemaparan dan analisis data,
didasarkan pada pemikiran ilmiah. Pemikiran ilmiah yang
dimaksud adalah pemikiran yang logis dan empiris. Logis
adalah masuk akal, sedangkan empiris adalah dibahas
secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Pemikiran ilmiah pada lingkup keilmuan, terdiri dari


dua tingkat yaitu, tingkat abstrak dan tingkat empiris.
Pemikiran ilmiah tingkat abstrak berkaitan dengan
penalaran. Pada tingkat ini, pemikirannya bebas, yakni
tidak terlalu terkait oleh waktu atau ruangan. Sementara,
pemikiran empiris berkaitan dengan pengamatan sehingga

2
pemikiran emipiris ini sangat terkait dengan waktu dan
ruangan.

Dalam proses pemikiran ilmiah seseorang selalu


memulai dengan apa yang disebut pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah merupakan gabungan dari pendekatan
induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif
adalah pengalaman atau pengamatan seseorang pada
tingkat empiris, menghasilkan konsep, modifikasi model
hipotesis menjadi teori, dan muara di tingkat abstrak.
Pendekatan deduktif merupakan titik tolak penalaran serta
perenungan di tingkat abstrak, yang menghasilkan
pengukuran konsep serta pengujian hipotesis.

2.2 Ragam Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah dapat dipilah menjadi dua, yakni artikel


hasil penelitian dan nonpenelitian. Artikel ilmiah hasil
penelitian adalah artikel ilmiah yang disusun atau dibuat
berdasarkan laporan hasil penelitian. Sementara, artikel
ilmiah nonpenelitian adalah artikel ilmiah yang disusun
atau dibuat berdasarkan penalaran penulisnya. Artikel
tersebut dikembangkan melalui kajian teori-teori yang
diperoleh dari jurnal atau buku-buku ilmiah.

a. Artikel Hasil Penelitian


Tiga ciri pokok yang membedakan artikel hasil
penelitian dengan artikel lainnya adalah materi,
sistematika, dan prosedur penulisan. Materi yang
dikembangkan dalam artikel hasil penelitian ini adalah
materi penting yang dimuat dalam laporan penelitian.
Materi yang dimaksud adalah prosedur penelitian,
temuan penelitian dan pembahasan, serta simpulan2.
2Imam Suyitno, Menulis Makalah dan Artikel, (Bandung: Refika
Aditama,2012), hlm.52.

3
Prosedur penulisan artikel hasil penelitian ini
dapat dilakukan melalui dua cara, yakni artikel ditulis
sebelum laporan penelitian dibuat dengan tujuan untuk
mendapat masukan, atau artikel ditulis setelah laporan
penelitian dibuat dengan tujuan untuk dipublikasikan
Isi artikel ilmiah hasil penelitian terdiri atas
beberapa komponen berikut ini:
1. Judul Artikel
Judul artikel harus dibuat semenarik
mungkin agara dapat menimbulkan minat baca
bagi pembaca artikel. Kriteria yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam membuat judul
adalah sebagain berikut3:
a. Judul hendaknya baru, belum pernah dipakai
oleh penulis lain. Hal ini mengindikasikan
bahwa artikel tersebut masih orisinil.
b. Judul hendaknya mencemirkan isi, karena
hakikat judul adalah sebagai identitas
sebuah karangan.
c. Judul dibuat menarik sehingga mengundang
rasa ingin tahu, baik bagi pembaca maupun
bagi redaktur media masa yanga dituju.

Contoh: Telah terjadi sebuah kecelakaan


beruntun, yakni angkutan umum
bertabrakan dengan beberapa sepeda
motor. Dalam kecelakaan tersebut semua
penumpangnya meninggal dunia, kecuali
seorang bayi. Bayi tersebut selamat dan
masih hidup.

Untuk mewakili fenomena tersebut,


mungkin judul yang dapat diajukan adalah

3M. Zubad Nurul Yaqin, Bahasa Indonesia keilmuan, (Malang: UIN-


MALIKI PRESS,2011), hlm.80.

4
Ajaib, Bayi Selamat dalam Kecelakaan
Maut.

d. Judul hendaknya diuraikan dengan jelas,


ringkas, dan padat. Dengan perkataan lain,
judul artikel jangan terlalu panjang.
e. Judul dapat dibuat sebelum, saat, atau
sesudah tulisan utuh diselesaikan. Jadi
sifatnya fleksibel.

Menulis judul artikel perlu memperhatikan


acuan berikut, yaitu: (1) berbentuk frase bukan
kalimat, (2) berisi variabel yang diteliti atau kata-
kata kunci yang menggambarkan masalah yang
diteliti, (3) tidal terlalu panjang atau terlalu
pendek (5 15 kata), dan (4) hendaknya
informatif dan menarik4.

2. Nama Penulis dan Sponsor

Hendaknya memperhatikan syarat berikut


ini, yakni: (1) nama penulis ditulis tanpa gelar, (2)
nama lengkap, gelar akademik, lembaga tempat
kerja peneliti ditulis sebagai catatan kaki, (3) jika
lebih dari tiga peneliti, nama peneliti utama ditulis
di bawah judul, nama peneliti lain ditulis dalam
catatan kaki, atau jika penulis lebih dari satu,
maka hanya penulis pertama yang dicantumkan
(dibelakang nama penulis dicantumkan kata dkk)5.
dan (4) nama sponsor penelitian ditulis di atas
lembaga asal penelitian pada catatan kaki.
4 Imam Suyitno, Menulis Makalah dan Artikel, (Bandung: Refika
Aditama,2012), hlm.53.

5 M. Zubad Nurul Yaqin, Bahasa Indonesia keilmuan, (Malang: UIN-


MALIKI PRESS,2011), hlm.85.

5
3. Abstrak dan kata-kata kunci

Bagian ini membedakan artikel dengan


karya ilmiah yang berupa makalah. Abstrak artikel
hasil penelitian: (1) ditik spasi tunggal dengan
format lebih sempit dari teks utama, (2) berisi
pernyataan ringkas tentang ide penelitian
(masalah dan tujuan, prosedur, ringkasan hasil,
bila perlu simpulan dan implikasinya), (3) terdiri
atas satu paragraf (50 75 kata) atau abstrak bisa
berisi (sekitar 50 100 kata, dengan spasi
tunggal)6. Ada dua model penulisan abstrak,
yakni: ditulis dalam bahasa Indonesia atau ditulis
dalam bahasa inggris.

Adapun kata-kata kunci yang dituliskan


dalam artikel, hendaknya: (1) berupa kata
tunggal/gabungan kata, (2) jumlahnya sekitar 5
kata, dan (3) merupakan kata pokok dari masalah.
4. Pendahuluan
Ada beberapa petunjuk dalam penulisan
bagian pendahuluan, yaitu: (1) ditulis setelah
abstrak, tanpa subjudul, (2) menyajikan kajian
pustaka (berisi gagasan tentang latar belakang,
masalah dan wawasan rencana pemecahan
masalah, dan tujuan penelitian), (3) menyajikan
secara singkat dan padat kajian pustaka, (4)
disertai rujukan yang handal dengan jumlah
proposional, (5) mengarahkan pembaca pada
rumusan dan pemecahan masalah penelitian, dan
(6) terdiri atas 2 3 halaman kuarto dengan jarak
ketik 1,5 spasi.
5. Metode Penelitian

6 Ibid.hlm.80.

6
Pada bagian ini, disajikan bagaimana
penelitian dilakukan yang meliputi pengumpulan
data, analisis data. Jika penelitian tersebut
menggunakan rancangan yang kompleks,
rancangan penelitian perlu disajikan secara
singkat. Apabila penelitian tersebut menggunakan
alat dan bahan, perlu ditulis spesifikasinya. Untuk
penelitian kualitatif perlu ditambahkan subjek dan
informan, cara menggali data, lokasi penelitian,
dan lama penelitian.
6. Hasil Penelitian
Bagian ini menyajikan hasil bersih dari
penelitian, tidak menyajikan proses analisis data
dan pengujian hipotesis. Untuk memperjelas
paparan, bagian ini bias menggunakan
table/grafik dalam penyajian hasil dengan
komentar. Jika paparan pada bagian hasil tersebut
singkat, butir hasil penelitian ini dapat
digabungkan dengan bagian pembahasan.
7. Pembahasan
Bagian yang penting dalam keseluruhan isi
artikel. Tujuannya menjawab masalah,
menunjukkan pencapaian tujuan, menafsirkan
temuan, mengintegrasikan temuan pada teori
yang mapan, menyusun teori baru atau
memodifikasi teori yang ada. Dalam bagian ini,
simpulan hasil penelitian diisajikan secara
eksplisit.
8. Simpulan dan Saran
Disajikan dalam bentuk essei bukan
numerikal. Simpulan tersebut menyajikan
ringkasan dari uraian hasil dan pembahasan.
Saran yang dikemukakan disajikan berdasarkan
simpulan hasil penelitian, dapat juga berisi

7
masukan-masukan yang berhubungan dengan
tindak lanjut dari simpulan yang diperoleh
tersebut7. Bagian saran ini merupakan bagian
penutup dari artikel.
9. Daftar Rujukan
Bagian ini berisi literature-literatur yang
digunakan oleh penulis didalam melaksanakan
penelitiannya8. Daftar rujukan yang dituliskan
dalam artikel adalah rujukan yang disajikan dalam
batang tubuh artikel. Rujukan tersebut ditulis
lengkap sebagaimana yang dirujuk. Rujukan yang
dituliskan dalam laporan, tetapi tidak dirujuk
dalam batang tubuh artikel, tidak perlu
dicantumkan dalam rujukan artikel.

b. Artikel Nonpenelitian
Artikel nonpenelitian adalah artikel yang mengacu
pada semua jenis artikel ilmiah yang bukan laporan
hasil penelitian. Termasuk kategori ini diantaranya
adalah artikel yang menelaah konsep, teori, prinsip;
pengembangan model; pemaparan fakta/fenomena;
penilaian produk. Penyajiannya dalam jurnal bervariasi
bergantung pada topic dan isi artikelnya9.
Sistematika artikel nonpenelitian juga sama
seperti halnya sistematika artikel penelitian. Bedanya,
didalam artikel nonpenelitian tidak ada bagian metode
penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Dengan

7 M. Zubad Nurul Yaqin, Bahasa Indonesia keilmuan, (Malang: UIN-


MALIKI PRESS,2011), hlm.86.

8 Ibid.hlm.87.

9 Imam Suyitno, Menulis Makalah dan Artikel, (Bandung: Refika


Aditama,2012), hlm.69.

8
demikian, sistematika artikel nonpenelitian adalah
sebagai berikut:
a. Judul
b. Nama penulis
c. Abstrak dan kata kunci
d. Pendahuluan
e. Pembahasana
f. Simpulan dan saran
g. Daftar rujukan
Secara meluas isi artikel ilmiah hasil penelitian
terdiri atas beberapa komponen berikut ini:
1. Pendahuluan
Bagian ini ditulis tanpa menggunakan subjudul.
Bagian ini menyajikan uraian yang mengantarkan
pembaca pada topik utama, yakni menguraikan hal-
hal yang mampu menarik perhatian pembaca. Pada
bagian akhir pendahuluan, dikemukakan dengan
rumusan singkat (1 2 kalimat) tentang hal-hal
pokok yang akan dibahas.
2. Inti

Bagian ini menyajikan isi yang sangat


bervariasi sesuai dengan topic yang akan dibahas.
Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti
dalah pengorganisasian isinya.

Pengorganisasian isis mengacu kepada cara


penataan urutan isi yang akan dipaparkan dalam
artikel. Isis yang dimaksud berupa fakta, konsep,
prosedur, atau prinsip. Tipe isi yang berbeda
memerlukan penataan urutan yang berbeda sesuai
dengan struktur isinya.

Langkah-langkah pengorganisasian isi artikel


adalahh: (1) mengidentifikasi tipe isi artikel, (2)
menetapkan struktur isi, (3) menata isi ke dalam

9
struktur, (4) menata urutan isi, (5) memaparkan isi
sesuai dengan urutannya.

Tipe isi nonpenelitian dapat diidentifikasikan


berdasarkan hal-hal berikut, yakni: (1) tipe isi berupa
konsep apabila menekankan pada uraian tentang
apanya, (2) tipe isi berupa prosedur apabila
menekankan pada uraian tentang bagaimana, dan
(3) tipe isi berupa prinsip apabila menekankan pada
uraian tentang mengapa.

3. Penutup

Bagian penutup artikel nonpenelitian ditulis


dengan memperhatikan hal berikut, yaitu: 3(1) jika
isisnya hanya berupa cataatan akhir atau sejenisnya,
istilah peututp digunakan sebagai subjudul, (2) jika
uraian bagian akhir berisi simpulan dari
pembahasan, perlu dimaksudkan subjudul simpulan,
dan (3) jika ada saran, perlu dimaksudkan subjudul
saran.

Penandaan jenjang pada sistematika penulisan


artikel dilakukan dengan cara sebagai berikut, yakni:

1. Judul ditulis dengan huruf capital semua, di


tengah atas halaman pertama
2. peringkat 1 ditulis dengan huruf kapital semua
rata tepi kiri
3. peringkat 3 ditulis dengan hururf kapital-kecil rata
tepi kiri, dan
4. peringkat 3 ditulis dengan huruf kapital-kecil
dengan cetak miring/garis bawah rata tepi kiri.

Contoh artikel ilmiah

10
Tulisan ini sebagai pemenang I Tingkat Nasional dalam Rangka
90 Tahun Bumiputera (2002)10

Meningkatkan Kemampuan Rakyat untuk

Menjadi Tuan di Negara Sendiri

Oleh Indrawati

Pada abad ke-21 ini bangsa Indonesia menghadapi


permasalahan yang sangat berat yaitu kemampuan daya saing
bangsa di tengah percaturan dunia, baik dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, pendidikan, ekonomi, politik, social,
maupun budaya. Kemampuan daya saing rakyat Indonesia ini
sangat berpengaruh pada harga diri dan keberadaan bangsa di
masa yang akan dating.

Pada tahun 1999, hasil studi Human Development Index


(HDI) yang dilakukan oleh UNDP, badan PBB yang menangani
program pembangunan menunjukkan data yang sangat
memprihatinkan mengenai daya saing Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia. Dari 174 negara yang disurvei, ternyata
Indonesia ada di peringkat ke-102 (Kompas, 27 Juli 1999). Turun
dari sebelumnya di urutan ke-95. Jika dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN, Indonesia memang masih di atas
Myanmar dan Laos, namun di bawah Vietnam. Dan, yang jelas,
jauh di bawah Singapura dan Malaysia. Data tersebut adalah
data tahun 1997 yang dikeluarkan pada tahun 1999.

10 Khaerudin Kurniawan, Bahasa Indonesia keilmuan untuk perguruan tinggi,


(Bandung: Refika Aditama,2015), hm.170

11
Ada tiga indikator yang digunakan oleh UNDP guna
menentukan peringkat SDM tersebut. Pertama, kategori rata-rata
tingkat pendidikan di satu negara. Kedua, kualitas kesehatan di
suatu negara, yang dicerminkan oleh tingkat atau jumlah
harapan hidup bayi dalam suatu negara. Selain itu juga dilihat
dari jumlah fasilitas kesehatan yang ada seperti rumah sakit,
jumlah dokter dan perawat yang ada pada setiap 100 ribu
penduduk, dan sebagainya. Indikator yang ketiga adalah
pendapat rata-rata penduduk disuatu negara Karena pendapat
ini menentukan tingkat konsumsi seseorang. Apakah cukup
gizinya, cukup kuantitas dan kualitas dari apa yang dikonsumsi.

Menurut pakar psikologi, Dr. Sartono Mukadis dalam dialog


bertema Pengelolaan Stres untuk Motivasi Kerja di Cilacap, di
bidang ekonomi kita ketinggalan 50 tahun disbanding Singapura
dan Malaysia (Pikiran Rakyat, 29 Juli 1999).

Di bidang pendidikan, laporan Asiaweek, edisi 23 April


1999 tentang The Best Universities in Asia memaparkan
peringkat empat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (peringkat
ke-67), Universitas Indonesia, Jakarta (peringkat ke-70),
Universitas Diponegoro, Semarang (peringkat ke-77), dan
Universitas Airlangga, Surabaya (peringkat ke-79), sementara ITB
(perguruan tinggi khusus teknologi) menduduki peringkat ke-15
atau merosot satu tingkat disbanding tahun sebelumnya. Dapat
disimpulkan bahwa PTN kita sekarang ini mengalami penurunan
yang signifikan.

Kondisi rakyat Indonesia yang dipaparkan di atas sungguh


sangat memprihatinkan, apalagi prestasi buruk tersebut dialami
pada saat Indonesia belum mengalami krisis seperti sekarang ini.
Kalau multikrisis yang telah berjalan kurang lebih 5 taun ini tidak
cepat ditanggulangi, maka dapat dipastikan rangking daya saing
SDM kita akan terus meluncur ke deretan paling bawah. Wiranto

12
Arismunandar (saat itu menjabat Mendikbud) dalam pengarahan
di depan Purek III PTN dan PTS se-Indonesia tanggal 8 April 1998
menyatakan bahwa suasana dan moral yang tidak
menguntungkan untuk tumbuhnya kegiatan dan proses belajar
mengajar saat ini membahayakan kualitas rakyat Indonesia akan
semakin terpuruk , yang pada gilirannya akan membuat bangsa
kita semakin tertinggal Karena itu para pengelola pendidikan
harus dapat menghilangkannya (Republika, 9 April 1999).

Potret suram masa depan rakyat Indonesia ini sungguh


sangat memprihatinkan . apalagi kualitas ini tidak dibenahi
mungkin saja contoh drastic yang dicontohkan DR. Sartono
terjadi, di mana pada tahun 2020 pada saat terjadinya
perdagangan bebas dunia bukan tidak mungkin Presiden Direktur
Pertamina warga Amerika, direkturnya kebangsaan Filipina,
manajer orang India, supervisor ber-KTP Sri Lanka dan pekerjanya
asal Bangladesh. Dan, rakyat Indonesia cukup di pinggir
gelanggang dan cukup menjadi penonton.

Perlu Transformasi, Kebersamaan, dan Kemandirian

Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas rakyat


Indonesia dari keterpurukan ini harus dilakukan suatu
transformasi, baik transformasi budaya seperti yang
dikemukakan DR. Sartono maupun transformasi sosial. Seperti
transformasi dari birokrasi tertutup menjadi birokrasi terbuka dan
transparan. Transformasi dari budaya masyarakat hedonistik
menjadi budaya masyarakat madani. Budaya masyarakat yang
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia berdasarkan
hak, kewajiban, kebersamaan, dan keunggulan pertisipatoris.

Untuk terjadinya transfortasi budaya dan sosial seperti


disebutkan di atas yang paling penting yang harus disiapkan
adalah manusianya. Di dalam filsafat, kita mengenal suatu

13
konsep tentang manusia unggul dari Nietzshe, yaitu
Ubermensch. Ubermensch menurut Nietzche merupakan seorang
superman, yang memiliki kemampuan di atas manusia biasa.
Konsep ini sangat menonjolkan passion yang meledak-ledak
dan cenderung kearah individualisme, sehingga keunggulan ini
disebut keunggulan individualistik. Manusia dalam keunggulan
individualistik semacam ini adalah manusia yang unggul tetapi
keunggulan tersebut untuk kepentingan dirinya sendiri.
Keunggulan yang diperolehnya diabdikan untuk mengumpulkan
harta benda untuk kepuasan sendiri (hedonistik) ataupun untuk
memupuk kekuasaan. Manusia yang unggul secara individualistic
adalah manusia rakus, yang saling mematikan satu dengan yang
lain. Inilah tipe manusia homo homini lupus. Jelaslah bahwa tipe
manusia unggul individualistic ini tidak sejalan dengan citra
rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia memerlukan kerja sama dan
penghargaan terhadap manusia.

Kehidupan rakyat Indonesia harus diarahkan pada


terciptanya suatu masyarakat madani (civil society), yaitu suatu
masyarakat yang mengenai akan hak dan kewajiban tiap-tiap
anggota dan secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap
kesejahteraan lingkup masyarakatnya sendiri. Pada skala
kehidupan nasional, seluruh rakyat Indonesia membangun suatu
masyarakat madani yang damai dan adil menjadi nilai-nilai
kehidupan. Sehingga. Keunggulan yang dimaksud adalah
keunggulan partisipatoris. Artinya, manusia unggul adalah
manusia yang turut serta secara aktif dalam persaingan yang
sehat untuk mrncari yang terbaik. Keunggulan partisipatoris
dengan sendirinya berkewajiban untuk menggali dan
mengembangkan seluruh potensi individual yang akan
digunakan untuk membangun daya saing bangsa sehingga
mampu memenangkan persaingan. Rasa kebersamaan sabagai

14
kaum bumiputera harus terus dipupuk. Sehingga, dalam
melakukan persaingan tidak mematikan sesame rakyat
Indonesia, melainkan keunggulan yang dimiliki dan
dikembangkan oleh seseorang ditunjukan untuk mencapai bukan
hanya keunggulan pribadi melainkan keuntungan yang lebih
besar Karena pengikutsertaannya dalam masyarakat yang
semakin lama semakin berkualitas. Inklusif di dalam
pengembangan rakyat Indonesia unggul partisipatoris adalah
pemupukan kerja sama dalam arti yang lebih maju untuk
membantu yang masih lemah. Demikian seterusnya, sehingga
yang memang berbakat dan berkualitas unggul akan
berkembang sedangkan yang masih lemah akan semakin lama
semakin diberdayakan agar dapat berpartisipasi aktif dalam
kehidupan yang penuh persaingan.

Hal berikutnya yang harus dipupuk oleh rakyat Indonesia


adalah kemandirian dan persaudaraan. Sejalan dengan
diberlakukannya perdagangan bebas, maka barang dan jasa
akan bebas keluar masuk negara Indonesia. Kita menyadari
belum begitu banyak barang atau jasa yang diproduksi rakyat
Indonesia mampu bersaing secara internasional. Oleh Karena itu,
sesuai dengan semangat kemandirian dan persaudaraan maka
seharusnya rakyat Indonesia berusaha hanya memakai produk
buatan sendiri. Apabila seluruh rakyat Indonesia hanya memakai
produk buatan sendiri maka niscaya usaha kaum bumiputera pun
akan tetap terpelihara hidup minimal dalam skala nasional
Indoneisa. Kita tidak akan takut produk kita tetap terserap pasar
Karena toh rakyat Indonesia yang kurang lebih 210 juta jiwa akan
memakainya. Begitu juga apabila kita mampu mandiri dalam
mendapatkan bahan baku, mendapatkan modal finansial, dan
modal SDM, kita tidak akan begitu tersiksa apabila dolar naik
karena apa yang kita butuhkan semuanya berasal dari produk

15
sendiri yang pemerolehnya tidak tergantung pada dollar. Negara
kita tidak perlu terbungkuk-bungkuk ke pihak pemodal asing
gara-gara kita tidak mampu mandiri.

Kemandirian, kebersamaan, dan saling menghargai


memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan
usaha. Hal ini terbukti dalam masa krisis sekarang ini, manusia
indoneisa yang mampu saling bekerja sama dan saling
menghargai serta mampu menggali potensi diri dan lingkungan,
tidak tergantung pada pihak asing, baik dari segi modal finansial,
bahan baku, maupun SDM, mampu bertahan dan memperoleh
keuntungan yang cukup besar. Contohnya adalah para
pengusaha di sentra-sentra industry kecil Jawa Tengah,
Yogyakarta, dan Bali berhasil bertahan, memperoleh keuntungan,
dan bahkan mampu menembus pasar internasional karena
kemapuan menggali potensi diri, bekerja sama, dan saling
menghargai. Koperasi Ganeca yang berlokasi di Wates Kulon
Progo Yogyakarta yang mampu menjadi koperasi teladan tingkat
nasional, karena sikap kemandirian, keswakarsaan, dan
kesukarelaan yang berusaha keras memajukan diri sendiri tanpa
mengharapkan dan menunggu-nunggu bantuan dari pihak lain.
Begitu juga dengan apa yang dialami oleh Asuransi Jiwa Bersama
(AJB) Bumiputra di tengah serbuan perusahaan asuransi
internasional mampu tetap bertahan menjadi pemain terbesar di
industry asurasi jiwa Indonesia ditinjau dari aspek asset, total
premi income, dan jumlah portofolio. Hingga 31 Desember 2001
AJB Bumiputra 1912 mengelola aset hampir Rp. 5 triliun,
membukukan premi income sebesar Rp. 1,6 triliun, dan
melindungi hamper 10 juta rakyat Indonesia. Kebesaran AJB ini
dikarenakan asas usaha bersama (mutualisme) yang dianut,
sehingga semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan,
tidak ada campur tangan pemodal asing, dengan demikian tidak

16
ada campur tangan asing dalam kebijakan perusahaan. Tidak
seperti kebanyakan perusahaan yang dengan cepat menggurita
dengan terjebak pinjaman modal asing.

Meningkatkan Daya Saing

Pendidikan, merupakan salah satu sarana strategis untuk


meningkatkan daya saing rakyat Indonesia. Oleh karena itu,
pendidikan harus ditingkatkan kualitasnya pada semua jenjang
dan jenis. Kendatipun keadaan perekonomian kita saat ini sedang
dilanda krisis dan resesi tetapi sector pendidikan harus tetap
mendapat prioritas. Sebab, kalua tidak, kualitas SDM akan
semakin terpuruk, yang pada gilirannya akan membuat bangsa
kita semakin tertinggal.

Tingkat pendidikan rata-rata penduduk harus meningkat


sesuai dengan tuntutan kemajuan ekonomi dan industry sesuai
dengan tantangan zaman dan generasinya. Kualitas rakyat
Indonesia yang tangguh, unggul, kreatif, dan berdaya saing
tinggi sebagai hasil pendidikan merupakan aset yang sangat
penting bagi kehidupan. Perbedaan kualitas SDM antara suatu
bangsa dengan bangsa lain akan menyebabkan terjadinya
perbedaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
keterampilan. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan
dalam penguasaan bidang ekonomi, politik, sosial, pertahanan,
dan keamanan. Bangsa yang mempunyai kualitas SDM tinggi dan
unggul akan berada di garda terdepan dan dalam memimpin
dunia ini. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kualitas SDM
yang rendah akan tertinggal, ditinggalkan, dan terpinggirikan di
arena percaturan kehidupan global dunia. Karena bangsa yang
mempunyai kualitas SDM unggul akan menjadi penentu bagi
jalnnya kehiduoan ekonomi, politik, dan militer dunia. Sehingga,
peningkatan SDM sangat strategis bagi kelangsungan sebuag

17
negara yang memang berkeinginan dihormati dan dihargai
keberadaannya oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

Di samping meningkatkan daya saing melalui pendidikan,


rakyat Indonesia harus mengupayakan melalui MPR dan DPR
untuk mencegah terjadinya penguasaan aset-aset rakyat oleh
pihak asing, seperti terjadinya privatisasi perusahaan pemerintah
yang mengelola sumber-sumber penghidupan dan penghasilan
bangsa, seperti BUMN dan BUMD yang mengelola minyak,
telekomunikasi, dan sumber alam lainnya. Karena dengan
adanya privatisasi ada kecenderungan pemilik sumber-sumber
penghidupan tersebut adalah orang asing atau orang Indonesia
yang menjadi boneka orang asin, yang rasa kebangsaan dan
kerakyatannya sangat diragukan. Yang pada akhirnya akan
menurunkan dan bahkan meniadakan kesempatan rakyat
Indonesia untuk bekerja mencari penghidupan dalam bidang-
bidang tersebut. Sehingga apabila hal ini terjadi, maka tidak
mustahil rakyat Indonesia akan benar-benar menajdi penonton di
negeri sendiri.

Selain meningkatkan taraf pendidikan dan mencegah


terjadinya penguasaan aset-aset rakyat Indonesia oleh orang
asing, perlu ditanamkan suatu kesadaran pada para pengusaha
Indonesia untuk memprioritaskan mempekerjakan tenaga kerja
rakyat Indonesia, sebelum memilih tenaga asing. Dengan
demikian, persoalan mengenai pengangguran dari rakyat
Indonesia akan tereliminasi. Terlebih lagi bagi tenaga yang telah
dididik di perguruan tinggi yang pada sekarang ini tidak sedikit
yang masih menganggur. Bukankah SDM yang berkualitas dan
professional sebagai keluaran perguruan tinggi merupakan
tumpuan dan harapan bangsa. Namun, kenyataan menunjukkan
bahwa tenaga terdidik pergurua tinggi menghadapi kesulitan dan
pemanfataannya karena daya serap tenaga kerja terdidik amat

18
terbatas. Daya serap ini sesungguhnya merupakan factor utama
dari berbagai kesulitan ketenagaan dewasa ini. Bukan masalah
tidak siap pakai atau tidak siap kerja. Keterkaitan program
perguruan tinggi dengan berbagai kebutuhan ketenagaan yang
berkembang di pasaran kerja sesungguhnya cukup memadai,
manakala terdapat keseimbangan antara produksi perguruan
tinggi dan daya serap ekonomi.

Adalah tidak mustahil apabila kita mampu melakukan


transformasi dan menerapkan konsep kebersamaan,
kemandirian, dan persaudaraan, serta dapat meningkatkan daya
saing rakyat Indonesia untuk menjadi tuan di negeri sendiri
niscaya bukan hanya slogan semata.

19
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang


untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis
dengan tata cara ilmiah disesuaikan dengan konvensi
ilmiah. Artikel ilmiah mempunyai sistem penulisan
tersendiri dari mulai logis, empriris dan dapat
dipertanggugjawabkan. Dalam artikel ilmiah mempunyai
proses pemikiran ilmiah juga dapat disebut sebagai
pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah merupakan
gabungan dari pendekatan induktif dan pendekatan
deduktif yang mana diantara induktif dan deduktif memiliki
keterkaitan sebagai penghubung antara paragraf pertama
dan paragraf kedua sehingga menjadi koheren dan
kohensi.

Adapun banyak dari ragam dari artikel ilmiah mulai


dari artikel hasil penelitin dan ada juga artikel
nonpenelitian. Artikel hasil penelitian memiliki materi
penting yang dimuat dalam laporan penelitian dan memiliki
prosedur yang jelas yaitu artikel tersebut ditulis sebelum
laporan penelitian dibuat dengan tujuan untuk mendapat
masukan atau dipublikasikan, sedangkan artikel
nonpenelitian memiliki sistematika yang sama dengan
artikel hasil penelitian. Bedanya, didalam artikel
nonpenelitian tidak ada bagian metode penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.

3.2 Saran

Adapun saran kami sebagai penulis untuk


menjadikan makalah ini sebagai pembelajaran atau

20
refrensi dalam menulis artikel ilmiah yang baik, meski
banyak kekurangan dalam makalah ini setidaknya kami
sudah memberi suatu tambahan ilmu. Maka dari itu kami
berharap makalah kami bisa bermanfaat bagi mahasiswa
dari jurusan kimia sendiri.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Khaerudin.2015. Bahasa Indonesia kelimuan untuk


perguruan tinggi. Bandung: Refika Utama.

Maimunah, Siti Annijat. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan


Tinggi.Malang: UIN MALIKI PRESS.

Suyitno, Imam.2012. Menulis Makalah dan Artikel. Bandung:


Refika Aditama.

Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011. Bahasa Indonesia keilmuan.


Malang: UIN MALIKI PRESS.

22

Anda mungkin juga menyukai