M5. Dendeng
M5. Dendeng
DENDENG
(Bovine sp)
Oleh :
Nama : Nugraheni Wahyu Permatasari
NRP : 133020112
Kelompok / Meja : D/6
Asisten : Desi Marlindawati, S.T
Tanggal Percobaan : 16 April 2016
Daging Sapi
Dressing
Penimbangan
Es batu Penghancuran
Pencampuran
Lada, garam, gula
merah, ketumbar,
lengkuas arut,
bawang merah, air Pengeringan Uap air
asam jawa
Penimbangan
No Keterangan Hasil
1 Basis 200 gram
2 Bahan Utama Daging sapi 139 gram
3 Bahan Penunjang Ketumbar biji 4,4 gram
Gula merah 28 gram
Merica 4,4 gram
Lengkuas parut 4,4 gram
Bawang merah 11,2 gram
Garam 1,6 gram
Air asam jawa 2,6 gram
4 Berat Produk 88 gram
5 % Produk 44 %
6 Organoleptik
6.1 Warna Coklat kemerahan
6.2 Rasa Khas dendeng
6.3 Aroma Khas dendeng
6.4 Tekstur Lentur
6.5 Kenampakan Menarik
disimpulkan bahwa dengan basis 200 gram didapat berat produk sebesar 88 gram
dan % produk sebesar 44%. Berdasarkan sifat organoleptik memiliki warna coklat
kemerahan, rasa khas dendeng, aroma khas dendeng, tekstur lentur dan
kenampakannya menarik.
melalui jalan mencegah penguapan air dan tidak begitu kering sehingga lebih
Penambahan gula merah pada dendeng membuat flavor dendeng yang khas
dan disukai banyak konsumen karena rasa manisnya. Selain itu, gula merah
juga dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Kadar gula yang tinggi, yaitu
pada konsentrasi 30-40% akan menyebabkan air dalam sel bakteri, ragi, dan
kapang akan keluar menembus membrane dan mengalir ke larutan gula, yang
keseimbangan tekanan osmosis antara bagian dalam dan luar daging. Selain
sebagai penghambat bakteri, garam juga dapat merangsang cita dan
Bawang merah digunakan untuk bahan bumbu dapur dan sebagai penyedap
rasa dalam masakan. Selain itu bawang merah juga dapat digunakan sebagai
obat tradisional karena memiliki efek antiseptik dari senyawa ailin. Senyawa
tersebut diubah menjadai asam piruvat, ammonia, dan alicin antimikroba yang
kuning kecoklatan, memiliki rasa gurih dan manis, berbau harum, dan dapat
rempah dan terasa pedas. Minyak dari biji ketumbar terutama mengandung d-
2010).
Lada berfungsi sebagai pemberi cita rasa dan aftertaste pada produk dendeng
sapi.
Lengkuas memiliki dua warna, yaitu putih dan merah, dan dua ukuran, yaitu
tahapan proses. Proses yang pertama yaitu daging sapi yang telah disiapkan
dilakukan pemisahan daging dari bagian tulang dan kulit sehingga diperoleh
processor untuk dihancurkan, proses ini bertujuan untuk mendapatkan daging sapi
bumbu yang digunakan dalam proses pembuatan dendeng sapi ini adalah gula
merah, bawang merah, bawang putih, garam, ketumbar, lengkuas dan asam jawa.
Bumbu yang ditambahkan pada dendeng sapi ini adalah gula merah,
bawang merah, garam, ketumbar, lengkuas, air asam jawa dan lada. Bumbu-
dengan tebal sebesar 3 mm, biasanya proses pencetakan ini menggunakan alat
bantuan seperti penggiling untuk lebih meratakan tipisnya daging sapi, dan daging
sapi diletakan diatas tray yang sebelumnya telah diberi plastik terlebih dahulu.
70C dengan waktu selama 4 sampai 6 jam. Setelah selesai pengeringan maka
secara tradisional dan telah banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia sejak
merupakan produk makanan berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau
gilingan daging segar yang telah diberi bumbu dan dikeringkan. Dendeng
memiliki cita rasa yang khas, yaitu manis agak asam dan warna yang gelap akibat
kadar gulanya yang cukup tinggi. Kombinasi gula, garam, dan bumbu-bumbu
Daging sapi yang digunakan memiliki mutu yang baik. Hal tersebut dapat
dilihat dari warna daging yang mengkilat dan bau yang segar. Menurut
Mahyuda et al. (1989), tanda-tanda dari daging yang baik adalah dagingnya
lengket ditempatnya serta Ada cap tanda baik dari jawatan kesehatan. Sedangkan
menurut Marliyati (1992), untuk memperoleh hasil olahan yang baik, daging yang
Berwarna merah segar dan mengkilat, seratnya halus, dan elastis serta lemak
berwarna kekuningan
Bila dipegang dagingnya tidak lengket pada tangan dan masih terasa
kebasahannya.
bagian yaitu :
a. Sifat bahan
kecepatan pengeringan. Jika dua bahan pangan dengan ukuran dan bentuk yang
sama dikeringkan pada kondisi yang sama, kedua potongan tersebut akan
kehilangan air dengan kecepatan yang sama pada awal pengeringan. Jika kadar air
dinyatakan dalam gram air per gram bahan kering, maka kecepatan pengeringan
wortel sekitar dua kali kecepatan pengeringan wortel karena kadar padatan
tekanan uap air dalam keseimbangan dan difusifitas air dalam bahan tersebut pada
b. Ukuran
dengan kuadrat ketebalannya, jadi jika potongan bahan pangan dengan tebal satu
pertiga dari semula dikeringkan akan mengalami pengeringan yang sama dengan
kecepatan sembilan kali kecepatan asalnya. Peristiwa ini terjadi pada kondisi
dimana resistensi internal terhadap pergerakan air jauh lebih besar daripada
ini akan diterapkan pada spray drying dimana diameter dari partikel atau dari
c. Unit Pemuatan
Beberapa hal penambahan muatan bahan basah pada rak pengeringan analog
1992).
Depresi bola basah, yaitu perbedaan suhu udara (suhu bola kering) dengan
suhu bola basah, merupakan faktor eksternal paling penting dalam pengeringan.
Jika depresi bola basah udara yang melewati bahan nol, berarti udara jenuh dan
tidak akan terjadi pengeringan. Jika depresi bola basah besar, maka potensial
pengeringan tinggi dan kecepatan pengeringan pada suatu tahap awal maksimum
(Wirakartakusumah, 1992).
b. Suhu Udara
Jika depresi bola basah dijaga konstan pada berbagai suhu bola basah,
kecepatan akan bertambah tinggi pada suhu udara yang lebih tinggi karena pada
kadar air yang rendah pengaruh penguapan terhadap pendinginan udara dapat
diabaikan dan pada suhu bahan mendekati suhu udara. Distribusi air dalam bahan
pada permukaan nampak kering sedangkan bagian dalam masih sangat basah,
aktifitas mikroba. Meskipun bahan yang kering bukan berarti telah steril. Mikroba
memang tidak dapat tumbuh pada bahan yang kering. Apabila bahan yang
dikeringkan basah kembali, maka mikroba dengan cepat akan tumbuh, terkecuali
sebagai sebuah tahapan dimana pengendalian dapat dilakukan dan sangat penting
untuk mencegah atau menghilangkan potensi untuk bahaya terhadap keamanan
pangan atau menguranginya hingga ke tingkat yang dapat diterima. Dengan kata
lain CCP adalah suatu titik prosedur atau tahapan dimana akan terlewatnya
CCP (Critical Control Point) pada pengolahan dendeng giling antara lain :
Tangan dalam mencampurkan bahan harus dalam keadaan bersih karena tangan
keberhasilan produk. Pencetakan dan pengeringan. Hal ini dilakukan diatas tray.
Tray yang digunakanpun harus dalam keadaan bersih dan kering. Tray banyak
memiliki lubang-lubang kecil yang jika tidak dibersihkan akan menjadi tempat
hidup mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan Universitas Indonesia, Jakarta.
Mahyuda, Mursarah, dan Y. Dahnel. 1989. Tata Boga. Penerbit FA. HASMAR,
Jakarta.
Marliyati, S. A., A. Sulaeman, dan F. Anwar. 1992. Pengolahan Pangan
Tingkat Rumah Tangga. PAU-IPB, Bogor.
Nursiam, Intan. 2010. Pembuatan Dendeng Sapi. http://intannursiam.wordpress.
com/2010/12/13/pembuatan-dendeng-daging-sapi/. Diakses: 20 April 2016.
Purnomo, H. 1996. Dasar dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. PT
Grasindo, Jakarta.
Sarah. 2012. Pengeringan. http://sarahbolobolo.com/2012/01/pengeringan.html.
Diakses: 20 April 2016.
Soeparno. 1994. Ilmu dan Tknologi Daging. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Sugiyono, 1989. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. ITB, Bogor.
Winarno F G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta
Wirakartakusumah, Aman. 1992. Petunjuk Laboratorium Peralatan Dan Unit
Proses Industri Pangan. Bogor: IPB.
LAMPIRAN BAHAN DISKUSI
1. Jelaskan perubahan fisiko kimia yang mungkin dapat terjadi pada proses
Jawab:
dimana daging menjadi halus seperti daging cincang. Pada proses pencampuran
terjadi perubahan fisika dimana adonan mengering dan terjadi perubahan kimia
yaitu kadar air pada adonan berkurang sehingga dendeng memiliki umur
kualitas?
Jawab:
curing pada daging sapi yang digunakan untuk mempertahankan warna merah,
Jawab :
Serabut daging halus tapi tidak mudah hancur dan sedikit berlemak
Konsistensi liat, jika saat dicubit seratnya terlepas maka daging sudah tidak
baik.
69,5
Daging sapi = x 200 = 139 gram
100
22
Ketumbar biji = x 200 = 4,4 gram
100
22
Merica = x 200 = 4,4 gram
100
14
Gula merah = x 200 = 28 gram
100
2,2
Lengkuas parut = x 200 = 4,4 gram
100
5,6
Bawang merah = x 200 = 11,2 gram
100
0,8
Garam = x 200 = 1,6 gram
100
1,3
Air asam jawa = x 200 = 2,6 gram
100
W Bahan
% Produk = x 100%
W Basis
88
= x 100%
200
= 44%