tentorku.com /karakteristik-filum-nematoda/
Tentorku 4/6/2016
Laman ini adalah tampilan standar. Akses versi seluler cepat laman ini di: Cacing Gilik (Filum
Nematoda) (untuk menghemat pemakaian data).
Filum Nematoda dahulu dikenal dengan nama Aeschelminthes atau Nemathelminthes, akan tetapi filum tersebut
sudah usang dan sekarang menggunakan istilah resmi Nematoda. [1] Dalam Bahasa Indonesia, Nematoda dikenal
dengan sebutan cacing gilik, yang berarti kecil dan bulat panjang. [2] Filum ini sangat beraneka ragam dengan
habitat yang beragam pula. Saat ini sebanyak 25.000 spesies cacing gilik telah dikenali, dan diperkirakan jumlah
spesiesnya (termasuk yang belum dikenali) dapat mencapai 1.000.000 spesies. [3] Filum ini beranggotakan banyak
spesies cacing yang hidup sebagai parasit pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Bahkan, manusia merupakan
inang dari sedikitnya 50 spesies cacing ini. [4]
Daftar isi
Pelajaran ini membahas (1) ciri-ciri/karakteristik Nematoda: sistem saraf, sistem respirasi dan ekskresi, sistem
pencernaan, sistem transportasi, dan sistem reproduksi; (2) klasifikasi Filum Nematoda; dan (3) contoh-contoh
Nematoda.
Karakteristik Nematoda
Ciri-ciri utama Nematoda adalah bentuk tubuhnya yang gilik (bulat memanjang) dan tidak bersegmen. Anggota filum
Nematoda merupakan hewan yang memiliki tiga lapisan embrionik (triploblastik), namun belum memiliki selom sejati.
Selom pada cacing ini merupakan selom semu atau pseudoselom sehingga Cacing gilik adalah hewan triploblastik
pseudoselomata. Tubuhnya berbentuk simetris bilateral, sehingga merupakan kelompok Bilateria.
Pada perkembangan embrionya, mulut pada embrio cacing gilik terbentuk terlebih dahulu daripada anus, sehingga
hewan ini termasuk dalam kelompok Protostomia. Nematoda juga merupakan kelompok hewan yang melepaskan
lapisan kulit eksternal keras seiring dengan pertumbuhan mereka, lapisan ini disebut kutikula (en: cuticle). Kelompok
yang menggugurkan kutikula ini disebut dengan Ecdysozoa. [4][5][6]
Sistem Saraf
Saraf Nematoda berada di sepanjang tubuhnya pada permukaan dorsal, ventral, dan lateral. Tali saraf ini berada di
bawah kutikula dan di antara sel-sel otot. Saraf dorsal bertanggung jawab mengatur motorik, saraf lateral mengatur
sensorik, kemudian saraf ventral yang memiliki ukuran paling besar mengkombinasikan kedua fungsi tersebut. Sistem
saraf adalah tempat satu-satunya pada tubuh Cacing gilik yang memiliki silia. Silia-silia tersebut semuanya non-motil
dan memiliki fungsi sensorik. Pada ujung anterior, saraf-saraf tersebut bercabang-cabang dan membentuk saraf padat
berbentuk cincin yang mengelilingi faring. Cincin saraf inilah yang memiliki fungsi sebagai otak. [3]
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan Nematoda sudah berkembang dengan baik dan mereka memiliki sumber makanan yang berbeda-
beda. Pada spesies karnivora, cacing ini dapat memiliki alat pencabik yang bernama stylet. Stylet ini digunakan untuk
menusuk mangsanya. Pada spesies yang lain, stylet dapat berongga dan digunakan untuk menghisap cairan dari
tanaman dan hewan. Makanan kemudian masuk ke dalam mulut akibat daya hisap yang dihasilkan oleh kontraksi otot
faring, lalu masuk menuju usus. Hewan ini tidak memiliki lambung, sehingga makanan langsung menuju usus untuk
dihancurkan dan diserap nutrisinya. Sisa pencernaan kemudian dibuang melalui anus. [3][5]
Sistem Transportasi
Pada Cacing gilik, organ-organ internal (termasuk organ reproduksi), berada dalam pseudoselom. Nutrisi diedarkan
ke seluruh tubuh melalui cairan dalam pseudoselom. Dengan kata lain, cacing gilik tidak memiliki sistem transportasi
(atau sirkulasi). [5][6]
Apabila Anda menyukai artikel Tentorku, bantu Tentorku untuk tumbuh di www.facebook.com/tentorku/
Sistem Reproduksi
Sebagian besar spesies pada filum Nematoda memiliki kelamin terpisah sehingga dapat dibedakan antara individu
jantan dan individu betina (disebut gonokoris). Individu jantan dan betina memiliki bentuk yang berbeda, biasanya
cacing gilik jantan berukuran lebih kecil dari yang betina. Kemudian ekor dari individu jantan berbentuk seperti kait,
sedangkan yang betina lurus.
Reproduksi biasanya terjadi secara seksual, namun ada juga spesies hermaprodit yang membuahi sendiri. Pada
cacing gilik yang hidup bebas, telur menetas menjadi larva yang memiliki penampakan yang sama dengan individu
dewasa. Tapi pada cacing gilik parasit, siklus hidupnya biasanya jauh lebih rumit (melibatkan pertukaran inang satu
dengan yang lain).
Individu dewasa pada beberapa spesies terdiri dari sel-sel yang jumlahnya tetap. Jumlah sel ini sama antara satu
individu dengan individu lain pada spesies yang sama. Fenomena ini disebut dengan eutely. Oleh karena itu,
Nematoda merupakan subjek penelitian yang penting bagi studi genetik. [3][5]
2/5
Kelas Adenophorea
Kelas Secernentea
Akan tetapi penelitian tahun 2002, menyatakan setidaknya ada empat kelas, yaitu: [3]
Kelas Chromadorea
Kelas Enoplea
Kelas Secernentea
Kelas Dorylaimea
Contoh-Contoh Nematoda
Berikut ini adalah anggota filum Nematoda yang dapat menginfeksi manusia:
3/5
(1) Ascaris lumbricoides; (2) Necator Americanus; (3) Wuchereria bancrofti; (4) Brugia malayi | Gambar oleh Tentorku (sumber: CDC &
Jasper Lawrence) adalah berlisensi CC-BY-SA-4.0
Referensi
4/5
8. Nicholas, L. W., 2008, Aschelminth, Encyclopdia Britannica, http://www.britannica.com/animal/aschelminth
(diakses 5 April 2016).
5/5