Anda di halaman 1dari 27

Dunia 49

part of my life
Rabu, 17 Desember 2014
Laporan Observasi Pembelajaran Penjas di SMA N 3
Sumedang
Laporan Observasi Pembelajaran Penjas di SMA N 3 Sumedang

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penjas (Pendidikan Jasmani) adalah proses pendidikan melalui aktifitas jasmani
untuk mencapai tujuan pendidikan (belajar siswa ). Pendidikan jasmani endiri
mengandung beberapa hal yang dianggap penting selama proses pembelajaran
berlangsung, seperti: perilaku guru, perilaku siswa, interaksi antara guru dan siswa,
dan tujuan pembelajarannya.
Kualitas seorang guru dapat kita lihat dari perilaku siswa yang di didiknya. Guru
yang baik akan mencetak siswa yang baik. Begitu pun sebaliknya, guru yang tidak
baik akan mencetak siswa yang tidak baik.
Pembelajara Penjas akan terasa lebih bermakna ketika siswa dapat menangkap
pesan moral yang coba disampaikan oleh guru melalui penjas. Jika mayoritas siswa
sudah bisa menangkap apa yang coba guru sampaikan, maka guru tersebut bisa
disebut berhasil dalam mendidik.

B. Tujuan
Tujuan dari observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perilaku guru dalam memberikan pembelajaran penjas saat PBM
2. Mengetahui perilaku siswa di kelas pada saat mata pelajaran penjas berlangsung.
3. Mengetahui interaksi guru dan siswa pada saat mata pelajaran penjas berlangsung.
4. Mengetahui, dapatkah siswa dapat menangkap pesan moral (tujuan pembelajaran)
yang coba disampaikan oleh guru.

C. Manfaat
Manfaat dari penuliasan laporan ini adalah sebagai berikut:
Penulis dapat penambah pengalaman dan penambah pengetahuan tentang perilaku
guru dan siswa di kelas/lapangan, interaksi guru dan siswa saat PBM.

D. Metode
Metode Group Time Spelling dan catatan anekdot.

BAB II
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi
Paparan Data
Tanggal Observasi : Sabtu, 16-08-2014
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Sumedang
Akreditasi :A

Biodata Guru Penjas

Nama : Asep Dwidjo S.Pd


Objek Observasi
Kelas : XI IS 4
Jumlah Siswa : 30 orang (19 putra, 11 putri)
Materi : Permainan Bola Besar

Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa

Waktu Keterangan Waktu Kegiatan yang Dilakaukan


11.25 Instruksional Pembukaan dan pengantar
11.30 Aktif Apersepsi
11.35 Lain-lain Pengumuman dari pihak sekolah
11.43 Aktif Sesi tanya jawab
11.45 Aktif Materi tentang permainan bola
besar
11.54 Lain-lain Pemanggilan ketua kelas
11.57 Aktif Sesi tanya jawab
11.58 Aktif Materi tentang permainan sepak
bola
12.00 Aktif Sesi tanya jawab
12.17 Aktif Intermezzo dan motivasi
12.22 Lain-lain Pembahasan buku paket dan LKS
12.25- Aktif Mengisi LKS dan penutup.
12.55
Jumlah waktu aktif : 71 menit = 78,88889 %
Jumlah waktu instruksional : 5 menit = 5,55556 %
Jumlah waktu lain-lain : 14 menit = 15,55556 %

B. PEMBAHASAN
Pembelajaran ini terjadi pada saat jam pelajaran ke 6 - jam pelajaran ke 7. Kondisi
kelas disana cukup nyaman. Walaupun cat kelasnya sudah mulai kusam, tetapi masih
layak untuk di tempati. Letak kelasnya sendiri berada di lantai 2, di dalam 1 kelas
tersebut terdapat 32 siswa. Dikelas tersebut sudah tersedia kipas angin baling-baling
yang berada di atas tengah kelas. dan siswa sendiri terlihat cukup nyaman berada di
kelas tersebut.

Hal yang pertama Guru lakukan ialah masuk ke kelas dengan setelan baju
olahraga berkerah dan menggunakan traning dilengkapi sepatu sport. Penilaian saya
dari penampilan guru tersebut sangat memuaskan, karena baju olahraga yang dipakai
guru tersebut sangat rapih dan menurut saya setelan guru tersebut sudah sangat baik
dan layak bila di pakai ke kelas walaupun bukan pembelajaran praktek.
Guru tersebut memberikan informasi terhadap siswanya tentang materi-materi apa
saja yang akan di bahas dalam pertemuan kali ini, sekaligus guru tersebut
memberikan batas materi yang akan di bahas hari ini dan sedikit menyinggung
tentang pembelajaran minggu dengannya.

Sedikit singgungan dari guru tersebut ialah mengenai pembuatan makalah yang
akan menjadi tugas mereka nanti untuk melengakapi apabila ada nilai-nilai yang
kurang. Makalah tersebut harus di buat dari sekarang supaya siswa nantinya tidak
kewalahan. Disisni saya melihat bahwa penempatan tuga ini kurang cukup tepat,
seharusnya diberikan di akhir pembeajaran atau di akhir diskusi.
Selanjutnya Seperti biasanya seorang guru memberikan Apresepsi terhadap
muridnya supaya merangsang keingin siswa untuk mau mendengarkan dan
menjalankan pembelajaran , Apresepsi yang diberikan guru tersebut cukup menarik
karena membahas mengenai pengalaman-pengalaman masa lalu guru, dan siswa
terlihat terpikat oleh cara guru tersebut memberikan materi. Berhubung materi yang
akan dibahas ialah materi dari berbagai cabang olaraga (tidak 1) jadi pemberian
Apresepsinya pun cukup beragam, dan disangkut-sangkutkan dengan masing-masing
cabang olahraga tersebut yang akan dibahas.
Materi yang diberikan oleh guru tersebut ialah materi permainan bola besar, saat
guru memberikan pertanyaan terhadap siswa mengenai cabor apa saja yang termasuk
Permaianan bola besar, siswa atusias memberikan jawaban karena mungkin mereka
sudah paham mengenai materi tersebut. contoh dari permaianan bola besar ialah
Sepak Bola, Bola Voli, Bola basket, Bola Tangan dan lain-lain.

Selanjutnya guru langsung membahas salah satu permainan bola besar yaitu
Sepak Bola, pemberian materi yang pertama ialah mengenai teknik dasar , teknik
dasar dalam permainan Sepak Bola diantaranya Passing, Shooting dan Dribbling.
Masing-masing teknik dasar tersebut di jelaskan oleh guru tersebut, dan hal yang
menarik perhatian saya ialah pemberian materi teknik dasarnya itu diiringi dengan
candaan yang mebuat siswa rileks dan mendengarkan dengan muka tersenyum.
Dalam posisi demikian, siswa yang telah terambil perhatian sepenuhnya oleh guru
menjadi antusias saat diberi materi pembelajaran, sampai terjadi tanya jawab oleh
siswa dengan gurunya . siswa mulai berani bertanya terhadap gurunya, sampai ada
satu pertanyaan yang di jawab oleh siswa lain, yang artinya guru telah menciptakan
interaksi antara siswa.
Setelah membahas mengenai teknik dasar Sepak Bola, guru berlanjut ke formasi
permainan dalam Sepak Bola. Disana guru memberi informasi mengenai berbagai
macam formasi, dan guna formasi tersebut untuk menaggulangi formasi yang lainnya.
Dalam materi ini guru tidak cukup pandai saat mengungkapkan formasinya, saya nilai
ada berbagai arahan yang salah dalam formasi yang dijelaskan oleh guru tersebut.
Banyak kekeliruan saat menjelaskan pergerakan pemain dalam sebuah formasi.
Initinya saya nilai guru ini tidak terlalu pasih dalam formsi sepak bola.
Saat berjalannya proses belajar mengajar , hadir seorang pengabsen yang sedikit
mengganggu pembelajaran dan konsntrasi para siswa. Petugas pengabsen tersebut
memberikan informasi bahwa murid pada lusa diliburkan, karena akan ada pawai
rakyat dalam acara 17an.

Disetiap 30 menit pemberian materi, guru selalu memberikan kesempatan


bertanya kepada siswa, dan pertanyaan itu bermuatan kepada pertanyaan pengalaman
pribadi siswa.
Materi yang diberikan guru lebih menekankan pada olahraga secara teknik dan
selayaknya tidak dengan pareasi.
Kelemahan dari kelas ini yaitu siswa laki-laki lebih dominan merespon
pembelajaran karena mungkin pembelajaran yang diterimanya lebih masuk pada
pengelaman-pengalaman siswa laki-laki. Seharusny disini guru lebih harus
menyesuaikan perhatian ke siswa yang perempuan , ada pertanyaan atau ada sapaan
supaya keaktifan siswa laki-laki bisa lebih terimbangi oleh siswa perempuan.
Pada menit 60 menit setelah pembelajaran berlangsung, murid mulai merasa
kelelahan mendengarkan materi dari guru tersebut.
Pada menit 65 mulai ada murid yang mengobrol di kelas , terutama murid laki-
laki yang sudah mulai membicarakan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan
pembelajaran tersebut. Sikap guru menghadapi siswa tersebut dengn lebih
mengarahan materi yang dapat menarik perhatian siswa lagi. Penyapaan seluruh kelas
adalah langkah guru pada saat itu.
Hal positif dri kelas ini, walaupun pertemuan ke 2 , tapi guru sudah bisa hafal
banyak nama-nama siswanya.
Sesudah jam pelajaran mau berakhir , guru memberikan motivasi yang dapat
memacu minat siwa dalam merealisasikan hal-hal positif dari pembelajaran penjas
hari itu. Dan pematerian dikelas itu ditutup dengan sikap semangat menghadapi
pertemuan selanjutnya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Prilaku yang terlihat dari guru saat menyampaikan materi pembelajaran dinilai
baik baik. Penguasaan kelas yang dimiliki guru sudah dapat mengendalikan
siswanya.
Prilaku siswa saat mendapat pematerian dari gurunya cukup disiplin dan
kondusip. Mereka dapat menyesuaikn diri saat mereka harus diam , mendengarkan,
maupun bertanya.
Interaksi yang baik dalam pembelajaran penjas di kelas ini menjadi hal yang
bagus dalam observasi ini. Guru dan murid terdapat feedback yang baik. Contohnya
saat murid bertanya guru mengarahkan pertanyaan itu justru ke murid lainnya.
Supaya ada interaksi semua orang di kelas.
Tujuan dari pembelajaran di kelas ini sudah tercapai. Pematerian dan interkasi
yang terjadi di kelas diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang menetap bagi
siswa. Baik secara kognitif, Afektif, Psikomotor, maupun Religiusnya.

Saran
Dalam Pembelajaran guru harus bisa memberikan perhatian yang sama kepada
seluruh siswa, sehingga dalam prakteknya tidak terlalu dominan siswa laki-laki.
Materi yang diberikan guru harus lebih uptodate. Karena apabila siswa bertanya
mengenai pembelajaran yang dikaitan dengan kehidupan jaman sekarang, guru tidak
kebingungan dalam menjawabnya.

by: Agung Ginanjar


Di Luncurkan Oleh agung ginanjar Di 23.26.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: knowledge, pendidikan, penjas

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Twitter
Ikuti @Ag_49

Facebook
Agung Gienandjar

Buat Lencana Anda

Arsip Dunia 49
2015 (7)
2014 (18)
o Desember (3)
Peran Pendidikan Jasmani Pendidikanjasmani yan...
Laporan Presentasi Penjas Adaptif
Laporan Observasi Pembelajaran Penjas di SMA N 3 S...
o November (3)
o September (2)
o Agustus (1)
o Mei (5)
o April (1)
o Februari (1)
o Januari (2)
2013 (31)
2012 (14)

Pengunjung
38161
Tentang Saya

agung ginanjar
Agung Ginanjar !!!
Lihat profil lengkapku

Twitter
Ikuti @Ag_49

Translate

Diberdayakan oleh Terjemahan

Agung Ginanjar. Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh enot-poloskun. Diberdayakan
oleh Blogger.

kumpulan tugas tugas kuliah


PGSD
Selasa, 28 Mei 2013
Laporan Observasi
ketika saya mendapat tugas untuk observasi ke SD saya membuat laporan sebagai berikut,
semoga bisa bermanfaat untuk teman-teman dalam menambah pengalaman untuk menjadi
seorang guru. Selamat membaca :)

Nama : Satria Anggara


NIM :111134230

Kelas : 4F
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................ 1

Daftar isi ....................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang ....................................................... 3

Tujuan observasi ....................................................... 4

Manfaat observasi ....................................................... 4

BAB II HASIL OBSERVASI

Profil sekolah dan profil kelas ....................................................... 5

Proses pelaksanaan pembelajaran ...................................................... 5

Permaslahan- permasalahan yang muncul dalam pembelajaran .................. 6

BAB III PEMBAHASAN

Tanggapan mengenai kegiatan pembelajaran ........................................ 7

Hal-hal yang dapat dipelajari sebagai seorang calon guru .................. 7

Masukan / ide-ide yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran ....... 7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .................................................... 8

Saran .................................................... 8

Lampiran .................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan mempunyai peran penting dalam pengembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Sejalan dengan upaya
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, sekolah merupakan lembaga
formal penyelenggaraan pendidikan. Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu
lembaga formal dasar untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Sebagai calon guru, kita perlu mengetahui permasalahan yang akan


muncul dalam proses pembelajaran SD. Dari pengalaman itu dapat
mempersiapkan kami sebagai calon guru untuk dapat mengatasi permasalahan-
permasalahan yang muncul nantinya secara tepat. Dan matematika adalah salah
satu mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum SD dan menjadi pelajaran
wajib yang harus dikuasai oleh siswa. Banyak permasalahan-permasalahan yang
sering muncul dalam kegiatan pembelajaran matematika. Untuk mengetahui
permasalahan itu kami mengadakan observasi di SDKanisius Demangan Baru,
yang terletak di Demangan Baru, Depok, Sleman. Kelas yang kami observasi
adalah siswa kelas V. Pada zaman sekarang ini, anak belum bisa membuat
lingkaran menggunakan jangka. Tentu saja kekurangan pengetahuan dan
pemahaman siswa tentang membuat lingkaran dapat berakibat buruk bagi anak.
Karenamembuat lingkaran dengan jangka masih sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya untuk menggambar bola, jam, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan pada hari


Sabtu 6 april2013, kami menemukan permasalahan-permasalahan yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran seperti situasi dan kondisi di kelas ini bisa
dikatakankondusif. Tetapi ketika siswa disuruh diskusi, siswa cenderung mainan
sendiri.Banyak siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangkunya, sibuk
dengan dirinya sendiri. Meskipun kondisi di kelas ini ramai tetapi siswa tetap aktif
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh gurunya.

B. Tujuan observasi

1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas.

2. Mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Mengetahui permasalah-permasalahan yang muncul dalam pembelajaran


matematika.
C. Manfaat Observasi

1. Saya dapat melihat langsung proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas antara
siswa dengan guru.

2. Untuk mengetahui penggunaan metode dan media yang tepat dalam pembelajaran

matematika.

3. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalah-permasalahan yang muncul dalam


pembelajaran matematika.

BAB II

HASIL OBSERVASI

A. Profil Sekolah dan Profil Kelas

Profil Sekolah:

Nama Sekolah : SD Kanisius Demangan Baru

Alamat : Jl. Demangan Baru 22, Caturtunggal, Depok

Fasilitas Sekolah : - Laboratorium komputer


- Lapangan olah raga
- Perpustakaan
- Tempat ibadah
- Ruang Kegiatan
- Kantin

Profil Kelas:

Nama Wali Kelas : Leni Maryati

Nama Guru Matematika : Elisabeth Rina Umami, S.pd.

Kelengkapan Kelas : Daftar siswa, jadwal piket, jadwal pelajaran,

kalender, hasil karya siswa

Jumlah siswa : 31 siswa

B. Proses Pelaksanaan Pembelajaran


1. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di Kelas

Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V guru menggunakan


metode ceramah dan praktek. Pembelajarannya hanya menggunakan alat bantu
jangka. Guru memberi contoh di depan kelas cara menggunakan jangka dengan
benar. Setelah itu guru bersama-sama dengan siswa membuat lingkaran. Guru
menyuruh siswa untuk membuat gambar bola dan roda becak.Dan pada saat akhir
pelajaran guru meminta siswa untuk menuliskan refleksi.

2. Keaktifan Siswa

Pada awal proses pembelajaran guru menggunakan lagu sebagai media untuk
menerangkan materi lingkaran pada siswa dan siswa sangat aktif dalam menirukan
lagu dan gerakan yang di ajarkan oleh guru. Keaktifan siswa mulai berkurang saat
memasuki pertengahan jam pelajaran, karena guru hanya menggunakan metode
ceramah. Tetapi, saat guru membahas soal latihan yang diberikan keaktifan siswa
muncul kembali. Siswa mengangkat tangan, berebutmenjawab untuk dibahas
bersama.

C. Permasalahan-Permasalahan yang Muncul dalam Pembelajaran

Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan saat guru memberikan


penjelasan. Ada siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, ada
yang asyik menggunting-gunting kertas, ada yang sibuk dengan mainan yang
dibawanya. Media yang digunakan memang sangat terbatas sehingga siswa banyak
yang jenuh dan bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Tanggapan mengenai kegiatan pembelajaran

Pada proses pembelajaran matematika kelas V di SD


Kanisius Demangan Baru kurang ada interaksi antara guru dan siswa. Guru masih
terlihat sangat menonjol didalam kelas. Kurangnya penggunaan media dan metode
pengajaran juga menjadi alasan kurangnya keaktifan siswa. Pada akhir pelajaran
guru meminta siswa untuk menuliskan refleksi dan menurut kami kegiatan ini
sangat bagus karena siswa dapat menuliskan perasaan ataupun kesulitan-kesulitan
yang siswa alami dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. Hal-hal yang dapat dipelajari sebagai seorang calon guru

Sebagai seorang calon guru kami dapat mempelajari cara mengajarkan


materi lingkarandi kelas V. Karena media yang digunakan untuk menyampaikan
materi lingkaran sudah cukup. Selain itu, kami juga mengetahui bagaimana cara
mengkondisikan kelas yang ramai dan cara meningkatkan keaktifan siswa di kelas.

C. Masukan / ide-ide yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran

Lebih memeperhatikan siswa, karena tidak semua siswa memiliki kemampuan yang
sama dalam memahami materi pelajaran ini. Mengurangi penggunaan metode
ceramah saat pembelajaran berlangsung juga dapat membuat proses belajar
mengajarkan menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan, bahwa media merupakan salah satu yang dapat digunakan
untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu mata pelajaran khususnya disini
adalah pelajaran matematika yang dianggap sulit dan membosankan sehingga siswa
sulit untuk memahami pelajaran ini. Namun, dengan media akan dapat membantu
siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran, ditambah lagi apabila
media tersebut sangat menarik sehingga dapat memancing anak untuk aktif dalam
mengikuti pembelajaran dan pembelajaran tidak berlangsung monotun dan
membosankan, maka dengan sendirinya akan muncul minat belajar siswa.

B. Saran
Materi yang di ajarkan sudah bagus, berkaitan dengan kehidupan sehari - hari.
Sehingga siswa akan mudah menangkap materi ini. Guru harus lebih bisa
mengkondisikan siswa supaya tidak cenderung ramai dan menganggap matematika
penting bagi kehidupan sehari - hari tak terkecuali lingkaran.
Diposkan oleh satria anggara di 21.32

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog

2013 (3)
o Mei (3)
RPP matematik

Laporan Observasi

video uang haram


Mengenai Saya

satria anggara
Lihat profil lengkapku

Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.


pjkr bola basket
unsika
Sabtu, 19 April 2014

Laporan Observasi Pembelajaran Penjas Adaptif


LAPORAN OBSERVASI

PEMBELAJARAN PENJAS ADAPTIF


Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pembelajaran penjas adaptif

Dosen : Habibi Hadi Wijaya, S.Or, M.Pd

Kelompok Srigala
Disusun Oleh :

Ketua Kelompok: Igra Marchelia

1. Lintang Praptiawati

2. Puri Giantari
3. Engkos Saputra

4. Endang Herawan

5. Ivan Hartanto

6. Miftahudin

7. Zaenudin

8. Alfin Nugraha

9. Roni Rinaldi. R

10. Aulia Raka Juang

11. Rudini

Kelas: 6A

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SINGPERBANGSA KARAWANG

2014

LAPORAN HASIL PENELITIAN

OBSERVASI DI SEKOLAH LUAR BIASA

Pengertian Pendidikan Jasmani Adaptif

Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan


pendidikan jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek
dari seluruh proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani
adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat
menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan
dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor. Hampir semua jenis
ketunaan Anak Luar Biasa memiliki masalah dalam ranah psikomotor.
Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan
sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian Anak Luar
Biasa bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian
dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat besar dan akan mampu
mengembangkan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.

Pengertian Tunarungu

Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau


kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yag
diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat
pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengaranya
dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap
kehidupannya secara kompleks.

Klasifikasi Ketunarunguan

Pada umumnya klasifikasi anak tunarungu dibagi atas dua golongan


atau kelompok besar yaitu tuli dan kurang dengar. Orang tuli adalah
seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar sehingga
membuat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik itu memaki
atau tidak memakai alat dengar Kurang dengar adalah seseorang yang
mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar, akan tetapi ia
masih mempunyai sisa pendengaran dan pemakaian alat Bantu dengar
memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa
melalui pendengaran.

Klasifikasi anak tunarung menurut Samuel A. Kirk :

1. 0 db : Menunjukan pendengaran yang optimal

2. 0 26 db : Menunjukan seseorang masih mempunyai pendengaran yang


optimal
3. 27 40 db : Mempunyai kesulitan mendengar bunyi bunyi yang jauh,
membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan memerlukan terapi
bicara . ( tergolong tunarungu ringan )

4. 41 55 db : Mengerti bahasa percakapan, tidak dapat mengikuti diskusi


kelas, membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara ( tergolong
tunarungu sedang )

5. 56 70 db : Hanya bisa mendengar suara dari jarak yang dekat, masih punya
sisa pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan
alat Bantu dengar serta dengan cara yang khusus (tergolong tunarungu berat
)

6. 71 90 db : Hanya bisa mendengar bunyi yang sangat dekat, kadang


kadang dianggap tuli, membutuhkan pendidikan khusus yang intensif,
membutuhkan alat Bantu dengar dan latihan bicara secara khusu ( tergolong
tunarungu berat )

7. 91 db : Mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak
bergantung pada penglihatan dari pada pendengaran untuki proses
menerima informasi dan yang bersangkutan diangap tuli ( tergolong
tunarungu berat sekali )

Karakteristik Tunarungu

Karakteristik Tunarungu dalam segi emosi dan social

1. Egosentrisme yang melebihi anak normal.

2. Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas.

3. Ketergantungan terhadap orang lain

4. Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.

5. Mereka umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tanpa banyak
masalah.

6. Mereka lebih mudah marah dan cepat tersinggung.


TUNA GRAHITA

Tuna Grahita/Cacat Ganda adalah kelainan dalam pertumbuhan dan


perkembangan pada mental intelektual (mental retardasi) sejak bayi / dalam
kandungan atau masa bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh faktor
organik biologis maupun faktor fungsional, adakalanya disertai dengan cacat
fisik dengan ciri-ciri dan klasifikasi sebagai berikut.

Ciri ciri Tuna Grahita antara lain :

1. Kecerdasan sangat terbatas.

2. Ketidak mampuan sosial yaitu tidak mampu mengurus diri sendiri, sehingga
selalu memerlukan bantuan orang lain.

3. Keterbatasan minat.

4. Daya ingat lemah.

5. Emosi sangat labil.

6. Apatis, acuh tak acuh terhadap sekitarnya.

7. Kelainan badaniah khusus jenis mongoloid badan bungkuk, tampak tidak


sehat, muka datar, telinga kecil, badan terlalu kecil, kepala terlalu besar,
mulut melongo, mata sipit.

KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA

Karakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :

1. Fisik (Penampilan)

o Hampir sama dengan anak normal

o Kematangan motorik lambat

o Koordinasi gerak kurang

o Anak tunagrahita berat dapat kelihatan

2. Intelektual
o Sulit mempelajari hal-hal akademik.

o Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak


normal usia 12 tahun dengan IQ antara 50 70.

o Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak


normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 50

o Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 4


tahun, dengan IQ 30 ke bawah.

3. Sosial dan Emosi


o Bergaul dengan anak yang lebih muda.

o Suka menyendiri

o Mudah dipengaruhi

o Kurang dinamis

o Kurang pertimbangan/kontrol diri

o Kurang konsentrasi

o Mudah dipengaruhi

o Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

Dalam laporan observasi ini dengan matakuliah pendidikan jasmani


adaptif ini kami melakukan observasi di Dhama Wanita Sekolah Luar
Biasa Tunas Harapan Karawang. Pada hari jumat jam 08.00 wib. Dalam
tugas observasi ini kelompok kami melakukan penelitian, Yang pertama kami
memantau siswa/siwi yang sedang melalukan senam SKJ. Dan selanjutnya
kami melakukan tanya jawab kepada salah satu guru yang sedang
memantau siswa yang sedang melakukan senam SKJ. Di sekolah Dharma
Wanita (SLB) terdidri dari siswa SD, SMP dan SMA. Di antaranya ada siswa
tuna rungu, tuna netra, tuna grahita (IQ dibawah rata), tunadaksa, tunalaras,
istimewah (IQ diatas rata-rata ), tunaganda. Tuna rungu terdiri dari spesial B
dan C.
Masalah utama dalam pembelajaran bagi anak dengan kebutuhan
pendidikan khusus di Dharma Wanita adalah lebih susah memahami
dibanding anak normal biasanya, menurut info yang sudah kami dapat di
sekolah Dharma Wanita ini untuk siswa tuna rungu, cara berkomunikasi atau
penyampaian materi antara siswa dengan guru tidak hanya dengen ucapan
taetapi harus di barengi dengan isyarat. Untuk tingkat emosi labil dan
kebiasaan yang biasa mereka lakukan dalah belajar, olahrga seperti siswa
normal pada umumnya. Karakteristik untuk siswa kebutuhan pendidikan
khusus ini bermacam-macam. Ada tiga tingkatan untuk siswa bisa di
nyatakan lulus salah satunya adalah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal). Untuk prestasi yang paling menonjol di sekolah Dharma Wanita ini
adalah melukis dan menari jaipong untuk tingkat kabupaten, provinsi dan
nasional.

Tujuan observasi kelompok kami untuk lebih mengetahi cara


pembelajaran di sekolah luar biasa,terutama pada mata pelajaran penjas
menambah pengetahuan kami lebih jauh lagi tentang sekolah luar biasa, dan
menambah wawasan kami dalam mata kuliah pendidikan jasmani adaptif.

Lokasi observasi yang kami tuju yaitu :

1. Nama Sekolah : Tunas Harapan Dharma


Wanita

2. Alamat Sekolah : Jalan Malabar Karang Indah Karawang

Kelurahan : Karangpawitan

Kecamatan : Karawang Barat

3. Kepala Sekolah : Hj.Siti Jumanah S.Pd

4. Nama Guru : Ibu. Imas, S.pd

5. Sarana dan Fasilitas :

- Ruang Kepala Sekolah

- Ruang TU

- Ruang Guru

- 8 Kelas Siswa
- Kamar Mandi Guru

- Kamar Mandi Siswa

- Tempat Parkir Motor

- Lapangan Olaharaga

- Taman Tempat Bermain Siswa

- Kantin

LAMPIRAN :
Diposkan oleh Igra marchelia di 05.12

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya
Igra marchelia
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
2014 (4)
o April (4)
Materi : Teknik Dasar Permainan Bola Basket "Shoti...
Laporan Observasi Pembelajaran Penjas Adaptif
PJKR - UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG - PENJA...
Sejarah Basket
Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.
LAPORAN HASIL OBSERVASI SEKOLAH DASAR NEGERI
SINDANGSARI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Oleh:
Restu Resnawati Affandi
1203293
2B PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013

Anda mungkin juga menyukai