Makalah Glikogenesis Glikogenolisis Glukoneogenesis
Makalah Glikogenesis Glikogenolisis Glukoneogenesis
DISUSUN OLEH:
NIM: 10029024
SEM/KELAS: IIIA
YOGYAKARTA
2011
DAFTAR ISI
GLIKOGENESIS ..................................................................................... 4
GLIKOGENOLISIS ................................................................................. 4
GLUKONEOGENESIS ........................................................................... 6
KESIMPULAN ...................................................................................... 11
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tujuan dari glikolisis, glikogenolisis, dan siklus asam sitrat adalah untuk
menghemat energi sebagai ATP dari katabolisme karbohidrat. Jika sel memiliki
persediaan yang cukup ATP, maka jalur dan siklus terhambat. Dalam kondisi ATP
berlebih, hati akan mencoba untuk mengkonversi berbagai kelebihan molekul menjadi
glukosa dan / atau glikogen. Glikolisis menghasilkan dua senyawa karbohidrat beratom
tiga dari satu senyawa beratom enam. Pada proses ini terjadi sintesis ATP dari ADP +
Pi. Secara umum proses ini dibagi dalam 2 tahap yakni tahap pertama glukosa
diuraikan menjadi gliseraldehida 3-fosfat (proses pemotongan rantai heksosa)dan tahap
kedua gliseraldehida3-fosfat diubah menjadi 3- fosfogliserol fosfat (reaksi penyimpanan
energi.
BAB. II
ISI
I. GLIKOGENESIS
Dalam sintesis glikogen, satu ATP diperlukan per glukosa dimasukkan ke dalam
struktur polimer bercabang glikogen. sebenarnya, glukosa-6-fosfat adalah senyawa lintas
jalan. Glukosa-6-fosfat disintesis secara langsung dari glukosa atau sebagai produk akhir
dari glukoneogenesis.
II. GLIKOGENOLISIS
Dalam glikogenolisis, glikogen yang tersimpan dalam hati dan otot, pertama
dikonversi menjadi glukosa-1-fosfat dan kemudian menjadi glukosa-6-fosfat. Dua
hormon yang mengendalikan glikogenolisis adalah peptida, glukagon dari pankreas dan
epinefrin dari kelenjar adrenal.
Glukagon dilepaskan dari pankreas dalam menanggapi glukosa darah rendah dan
epinefrin dilepaskan sebagai respons terhadap ancaman atau stres. Kedua hormon
bertindak atas enzim glikogen fosforilase untuk merangsang untuk memulai
glikogenolisis dan menghambat sintetase glikogen (glikogenesis berhenti).
Glukosa-6-fosfat adalah langkah pertama dari jalur glikolisis glikogen jika adalah
sumber karbohidrat dan energi yang lebih lanjut diperlukan. Jika energi tidak segera
diperlukan, glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa untuk distribusi di berbagai darah ke
sel-sel seperti sel-sel otak.
Proses pada saat makan, hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk
memulihkan glukosa di dalam darah (glikogenolisis) atau dengan bekerja bersama ginjal,
mengkonversi metabolit non karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino menjadi
glukosa. Upaya untuk mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang memadai di
dalam darah sangat penting bagi beberapa jaringan tertentu, glukosa merupakan bahan
bakar yang wajib tersedia, misalnya otak dan eritrosit (Murray et al., 2000).
Proses dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam
laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan jalur
Embeden-Meyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi
dalam dua fase. Pada fase pertama glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses
fosforilasi. Fase kedua dimulai dari proses oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam
laktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada aspek energi yang berkaitan dengan
reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut (Poedjiadi, 1994).
Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui piruvat setelah glikolisis. Pada
organisme aerobik, glikolisis menyusun hanya tahap pertama dari keseluruhan degradasi
aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O. Piruvat yang terbentuk kemudian dioksidasi
dengan melepaskan gugus karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk gugus asetil
pada asetil koenzim A. Lalu gugus asetil dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O
oleh siklus asam sitrat, dengan melibatkan molekul oksigen. Lintas inilah yang dilalui
piruvat pada hewan aerobik sel dan tumbuhan(Leehninger, 1991).
Glukosa dimetabolisasi menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia
melalui lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik karena glikolisis bisa
terjadi dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob), ketika produk akhir glukosa tersebut
berupa laktat. Meskipun demikian, jaringan yang dapat menggunakan oksigen (aerob)
mampu memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim A, yang dapat memasuki siklus
asam sitrat untuk menjalani proses oksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan
melepasan energi bebas dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif (Murray et
al., 2000).
III. GLUKONEOGENESIS
glukokinase
Kebanyakan atom karbon yang digunakan pada sintesis glukosa disediakan oleh
katabolisme asam amino. Beberapa asam amino yang umum ditemukan mengalami
degradasi menjadi piruvat. Oleh karena itu masuk ke proses glukoneogenesis melalui
reaksi piruvat karboksilase. Asam amino lainnya diubah menjadi zat antara 4 atau 5
karbon dari siklus asam sitrat sehingga dapat membantu meningkatkan kandungan
oksaloasetat dan malat mitokondria. Dari 20 asam amino yang sering ditemukan dalam
protein, hanya leusin dan lisin yang seluruhnya didegradasi menjadi asetil-KoA yang
menyebabkan tidak dapat menyediakan substrat untuk glukoneogenesis.
Pengaturan Glukoneogenesis
Bila kadar glukosa dan insulin darah turun, asam lemak dimobilisasi dari
cadangan jaringan adipose dan aktivitas -oksidasi dalam hati meningkat. Hal ini
mengakibatkan peningkatan konsentrasi asam lemak dan asetil-KoA dalam hati. Karena
asam amino secara serentak dimobilisasi dari otot, maka juga terjadi peningkatan kadar
asam amino terutama alanin. Asam amino hati diubah menjadi piruvat dan substrat lain
glukoneogenesis. Peningkatan kadar asam lemak, alanin, dan asetil-KoA semuanya
memegang peranan mengarahkan substrat masuk ke glukoneogenesis dan mencegah
penggunaannya oleh siklus asam sitrat. Asetil-KoA secara alosterik mengaktifkan piruvat
karboksilase dan menghambat piruvat dehidrogenase. Oleh karena itu, menjamin bahwa
piruvat akan diubah menjadi oksaloasetat. Piruvat kinase dihambat oleh asam lemak dan
alanin, jadi menghambat pemecahan PEP yang baru terbentuk menjadi piruvat.
PENUTUP
KESIMPULAN
Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway and A.A. Spector. 1983. Biokimia. Jilid 1.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes and V.W. Rodwell. 2000. Biokimia Harper. Edisi
25. Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.