Oleh:
Sani Solihatul Fitri
H1A 012 053
Pembimbing:
dr. Ika Primayanti, M. kes
dr. Mayuarsih Kartika
dr. IGN Agung Ariawan
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn. M. Keluarga Tn. M
merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas Tn. M sendiri, istrinya dan 2 orang
anak. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh pada saat kunjungan
pertama:
Tabel 1. Data identitas keluarga
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. Madudin Kepala Keluarga/ayah pasien
Umur 37 tahun
Alamat Ds. Kekait, Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan S1
Pekerjaan Guru Honorer Daerah + Petani
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny. Hipzil Ibu pasien
Umur 27 tahun
Alamat Ds. Kekait, Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Mahasiswa + IRT
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. Maulidia Pasien
Umur 10 tahun
Alamat Ds. Kekait, Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Pelajar
Status Belum Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. Nuri Adik pasien
Umur 7 tahun
Alamat Ds. Kekait, Gunung Sari
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Pelajar
Status Belum menikah
Tn. M/ Ny.H/
37 27
An.M An.N/
/10 7
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
II. DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan
(13 Oktober 2017):
No Nama Usia BB/TB Keluhan Status Tanda vital
Anggota gizi
Keluarga
1 An. M 10 tahun 25 kg/ Timbul bintik Baik 80x/mnt,20x/mnt
124 cm kemerahan, , 36,50 C
bernanah dan
gatal di tangan,
kaki dan badan
terutama saat
malam hari.
2 Tn. M. 37 tahun 65 kg/ Sering Baik 120/80 mmHg,
165 cm mengalami nyeri 80x/mnt,
ulu hati dan 20x/mnt, 36,70 C
mual yang
berulang
3 Ny. H 27 tahun 53 kg/ Batuk pilek Baik 110/70 mmHg,
160 cm sejak kemarin. 76x/mnt,
20x/mnt, 36,50 C
4 An. N 7 tahun 22 kg/ Timbul bintik Baik 78x/mnt,
110 cm kemerahan dan 20x/mnt, 36,30 C
gatal-gatal di
tangan, kaki dan
badan terutama
saat malam hari.
III. DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
a. Anamnesis
Keluhan utama: bintik-bintik kemerahan disertai nanah
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke balai pengobatan Puskesmas Gunungsari (Rabu, 11 Oktober 2017)
dengan keluhan bintik-bintik kemerahan disertai nanah yang terasa gatal di tangan, kaki serta
badan pasien. Gatal terutama dirasakan saat malam hari dan berkurang saat siang hari.
Keluhan gatal dirasakan terus menerus sejak 5 hari sebelum datang ke Puskesmas
Gunungsari. Pasien merasa sangat terganggu dengan gatal tersebut. Pasien juga merasa malu
akibat bintik kemerahan dan gatal sering diejek oleh temannya.
Pasien menyangkal adanya demam, lemas, mual-muntah, penurunan nafsu makan,
ataupun nyeri perut .
Riwayat pengobatan
Pasien pernah mengobati keluhan serupa sebelumnya pada bulan agustus namun
mengaku hanya diberikan amoksisilin serta obat minum dan salep antibiotik dari petugas
puskesmas.
Riwayat alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat
obatan tertentu.
b. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis (13 Oktober 2017)
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Nadi : 80 X/menit, kuat angkat, irama teratur
Pernapasan : 20 X/menit
Suhu : 36,5C
BB : 25 kg
TB: : 124 cm
Status gizi : baik
Status Lokalis
Kulit :
Tampak multiple vesikel serta pustul di area tangan, kaki dan badan pasien. Tampak
gambaran terowongan di bawah kulit antara dua vesikel
Kepala :
Ekspresi wajah: normal, Bentuk dan ukuran: normal, deformitas (-)
Mata :
Bentuk: normal,Alis: normal, bola mata: exopthalmus (-/-),strabismus (-/-),
Palpebra: edema (-/-), ptosis (-/-)
Konjungtiva : anemis (-/-), Sklera : ikterus (-/-), perdarahan (-), hiperemia (-/-)
Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
Lensa: tampak jernih.
Telinga :
Bentuk: normal, Lubang telinga: normal, serumen (-/-), Nyeri tekan (-/-).
Hidung :
Bentuk dan fungsi normal, sekret (-)
Mulut :
Bentuk: simetris, Bibir: sianosis (-), stomatitis (-),Faring: hiperemia (-)
Leher :
Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Cor:
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba ICS 5 midklavikula sinistra
Perkusi : Batas atas pada ICS 2
Auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo:
Inspeksi : Bentuk simetris, Pergerakan simetris, frekuensi 20 x/menit, teratur
Palpasi : Pergerakan simetris
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, Suara tambahan rhonki -/-, Suara
tambahan wheezing -/-
Abdomen :
Inspeksi : Bentuk: distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi :Turgor dan tonus: normal, nyeri tekan epigastrium: (-),
Hepar/Lien/Ren: tidak teraba
Perkusi : Timpani (+)
Inguinal-genitalia-anus : tidak dievaluasi
c. Pemeriksaan penunjang:(-)
e. Terapi:
1. Cetirizin tablet 1 x 1 tablet
2. Salep Permetrin 5%
3. Oksitetrasiklin salep pada area yang bernanah saja
f. Prognosis Pasien
Dubia ad bonam
g. KIE
Pasien harus berobat bersama seluruh anggota keluarganya yang sakit.
Seluruh pakaian, selimut, sarung bantal, sarung guling dan kasur harus direndam
dengan air mendidih, kemudian dijemur di terik matahari, dan disetrika. Kasur bantal
dan guling di jemur di bawah sinar matahari langsung.
Mengubah perilaku sehari-hari menjadi perilaku hidup bersih dan sehat
Rajin mandi dengan sabun minimal 2 kali sehari
Tidak menggunakan pakaian dan handuk secara bersama
Rajin mencuci pakaian yang digunakan dengan bersih dan membersihkan tempat
tinggal
B. KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
1. Keadaan Lingkungan
Keluarga An. M tinggal di Desa Kekait, Gunungsari, Lombok Barat. Tempat
tinggalnya tersebut merupakan tempat tinggal sendiri. Luas rumah kira-kira 45 m2,
dimana panjangnya 7,5 m dan lebarnya 6 m, dan menghadap ke Utara. Rumah An. M
berlantai keramik, beratap genteng dan terdiri dari 2 kamar tidur dan 1 ruang tamu, 1
dapur, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi dan jamban. Letak pembuangan sampah di
samping rumah.
Rumah An.M mempunyai halaman 2x1 meter. Sebelah timur dan barat
rumah An. M adalah rumah tetangga yang temboknya hanya berjarak 1 meter dengan
rumah An. M. Di selatan rumah An. M terdapat jalan lorong kecil yang menjadi jalan
kecil yang menghubungkan dengan rumah tetangga di belakang rumah An. M.
Dinding rumah An. M terbuat dari batu bata ada yang diplester dan di cat.
Rumah tersebut memiliki 8 buah jendela, 2 diruang keluarga, 2 di ruang tamu, dan
masing-masing 2 lagi di kamar tidur, namun jendela tersebut jarang dibuka. An. M
tidur bersama dengan adiknya beralas dengan kasur. Ayah An. M dan ibu tidur di
kamar yang satunya dengan beralas kasur. Akses masuk ke dalam rumah melalui 1
pintu depan dan 1 melalui pintu di belakang rumah. Kondisi pencahayaan di dalam
rumah An. M cukup melalui pintu belakang, namun di dalam kamar agak gelap pada
siang hari karena sinar matahari lebih banyak terhalang oleh bangunan dan jendela
pun sering tertutup. Di rumah An. M tidak ada tempat khusus untuk menyimpan
barang bekas, dan biasanya barang barang ditempatkan di depan rumah dan samping
rumah.
Dapur pasien terletak di sebelah kamar mandi di bagian belakang rumah.
Untuk mencuci dan mandi, keluarga An. M biasa di kamar mandi sehingga air
langsung terbuang kepenampungan. Namun untuk mencuci piring ibu An. M
menggunakan halaman samping rumah. Keluarga An. M mengatakan untuk
kebutuhan air bersih sehari-hari menggunakan air sumur dan air dari mata air. Air
tersebut digunakan sebagai air minum, air untuk memasak, mencuci dan kebutuhan
sehari-hari lainnya. Tempat pembuangan sampah pasien terletak + 15 meter dari
rumah An. M.
Denah rumah An. O
Halaman Depan
U
Kamar Tidur
Dapur Ruang tamu
orang tua TTTTTTTTT
TTTTTT
Kamar tidur Ruang keluarga
anak
Kamar mandi
Teras Dapur
Halaman depan
Keterangan:
: pintu
: jendela
2. Sosial Ekonomi
An. M adalah anak pertama dari keluarga Tn. M dan Ny. H. An. M lebih
sering menghabiskan waktu bersama ayah, ibu dan adiknya. An. M sering berkumpul
bersama anggota keluarga yang lain di ruang keluarga untuk menonton TV, bermain,
atau sekedar beristirahat bersama. Tn. M merupakan tulang punggung keluarga dan
bekerja sebagai guru honorer dan bertani serta berkebun. Rerata penghasilan orang
tua adalah Rp.1.500.000-2.000.000 perbulan.
3. Budaya
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama dan
kedua terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan dalam keluarga An. M tersebut beserta dengan kemungkinan
penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam tabel sebagai berikut:
BIOLOGIS
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
a. Fungsi afektif
Dalam keluarga Tn.M, hubungan individu dalam keluarga terjalin dengan
harmonis. Bila ada salah satu dalam anggota keluarga yang sakit, Tn.M selaku kepala
rumah tangga segera mencari pengobatan meskipun terkadang bila keluhan masalah
kesehatan tidak berat, anggota keluarga hanya membeli obat yang ada di warung. Ny.H
sebagai seorang ibu rumah tangga mengasuh anaknya dengan baik. Dari lahir hingga saat
ini, ibu senantiasa merawat anaknya setiap hari. Kedua anaknya mendapat ASI selama 2
tahun.
b. Fungsi sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Tn. M bersosialiasi dengan baik dengan
tetangga di sebelah barat, selatan dan timur rumah. Keluarga yang tinggal dekat dengan
rumah pasien masih memiliki hubungan keluarga dengan Tn. M. Mereka adalah orang-
orang yang paling sering diajak berinteraksi oleh keluarga Tn. M. Begitu pula dengan
anak-anak Tn.M yang bermain bersama dengan anak tetangga yang lainnya.
c. Fungsi Reproduksi
Sejak menikah 11 tahun yang lalu, Tn. M dan Ny.H tidak menunggu waktu yang lama
dikaruniai seorang anak, yakni An. M kemudian disusul dengan kelahiran anak keduanya
yaitu An. N. Ny. H tidak pernah mengalami keguguran. Saat ini Ny. H menggunakan KB
suntik tiap 3 bulan.
d. Fungsi Ekonomi
Tn. M bekerja sebagai guru honorer dan petani, serta berkebun. Dari pekerjaannya
tersebut Tn. M mengaku memiliki penghasilan Rp. 1.500.000,- - Rp. 2.000.000,-/bulan
dan mampu mencukupi kebutuhan keluarganya, seperti makanan, pakaian dan rumah. Ny.
H sebagai ibu rumah tangga dan mahasiswa. Dengan demikian pemasukan untuk keluarga
Tn. M hanya bersumber dari Tn. M saja.
3. Fungsi Fisiologis
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan APGAR skor dengan nilai
hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. APGAR skore disini akan dilakukan
pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-rata untuk menetukan fungsi
fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
A. Adaptation
Di dalam menghadapi masalah keluarga , Tn.M sebagai kepala keluarga yang
memtuskan suatu keputusan. Tn.M juga mendapat dukungan dari istri dan anaknya. Pasien
selalu mendapat kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya.
B. Partnership
Komunikasi antara pasien dengan naggota keluarga yang lain terjalin dengan baik.
Orang tua pasien selalu menyempatkan waktu untuk menemani pasein belajar dan
mengerjakan tugas sekolah. Biasanya An.M selalu berkumpul di rumah mulai sore hari
setelah Tn.M pulang bekerja, mereka berkumpul sekedar untuk mengobrol atau menonton
TV bersama-sama.
C. Growth
Orang tua An. M masih bersyukur diberikan rezeki oleh Allah, wakaupun pendapatan
rata-rata tiap harinya tidak begitu besar. Namun untuk kebutuhan sehari-hari masih dapat
tercukupi.
D. Affection
Pasien maerasa hubungan kasih sayang dengan anggota keluarga lainnya masih
berjalan lancar.
E. Resolve
Rasa kasih sayang yang diberikan kepada pasien cukup baik dari anggota keluarganya.
Tabel. APGAR skor
Skor
Kategori Keterangan
0 1 2
Skor fungsi keluarga Tn.M adalah 8. Dalam ketentuan APGAR score dikatakan keluarga
ini dalam kategori baik.
Kurangnya
pengetahuan
keluarga
mengenai
rumah sehat,
dan prilaku
hidup bersih
dan sehat
Intervensi :
- Memberikan penyuluhan langsung terkait penyakit yang dialami pasien,
penyebabnya,menjelaskan penggunaan salep permetrine 5%, bagaimana
penularan dan pencegahannya, selain itu menjelaskan bahwa penyakit pasien ini
bisa menular ke orang lain terutama yang sering kontak dengan pasien
- Menjelaskan cara pengobatan yang tepat, penggunaan obat, cara mencuci
pakaian, handuk, sarung bantal, sarung guling dan seprai. Menjemur kasur,
bantal dan guling.
- Menjelaskan tentang PHBS yang baik, seperti rajin mandi 2 kali sehari,
mengganti pakaian, memotong kuku, mencuci tangan sebelum makan dan
sesudah BAB
- Menjaga selalu kebersihan makanan
- Menjelaskan pentingnya cuci tangan pakai sabun dan mengajarkan bagaimana
cuci tangan yang baik dan benar
Kedatangan Kegiatan :
Kedua Mengevaluasi kondisi klinis pasien
(Selasa, 17 Evaluasi kondisi kesehatan anggota keluarga yang lain
Okt 2017) Evaluasi dari intervensi sebelumnya
Hasil :
- salep permetrine 5% telah digunakan sesuai petunjuk yang sudah diajarkan.
- Saat kunjungan kedua, kondisi klinis pasien membaik, gatal di seluruh tubuh
sudah tidak dialami
- Kondisi adik juga sudah membaik, gatal-gatal sudah tidak dialami, namun luka
bekas garukan masih.
- Pasien dan keluarga sudah mengerti mengenai penyakit scabies dan juga bisa
memberi informasimengenai penyakit tersebut kepada tetangga sekitar
- Evaluasi PHBS :
Keluarga pasien sudah mulai menjaga kebersihan diri dengan rajin mandi,
mengganti pakaian, dan memotong kuku
Ibu pasien sudah menjemur kasur setiap siang di bawah sinar matahari
Ibu pasien mencuci baju setiap 2 hari sekali namun belum menggunakan air
hangat
Pasien dan keluarga sudah menggunakan handuk masing-masing
Kondisi kamar masih gelap dan kurang pencahayaan
Ibu pasien mengatakanmulai membiasakan mencuci tangan sebelum masak
Mencuci tangan pakai sabun belum sepenuhnya dilakukan, terkadang masih
tidak menggunakan sabun setelah buang air besar
Ayah pasien menghentikan kebiasaan nya yang tidak sarapan, mengurangi
konsumsi kopi dan makanan pedas.
Intervensi:
Melakukan edukasi mengenai :
- Edukasi kepada keluarga tentang PHBS untuk tetap dibiasakan dan lebih
ditingkatkan, terutama kebersihan diri
- Memicu keluarga untuk membuat tempat pembuangan air limbah rumah tangga di
belakang rumah pasien
Kedatangan Evaluasi Kondisi pasien dan keluarga:
ketiga Saat kunjungan ketiga, keluhan gatal-gatal di seluruh tubuh sudah tidak di alami.
(Sabtu, 21 PHBS walapun belum maksimal dilakukan, namun pasien sudah muai mencoba
Okt 2017) perlahan-lahan
Evaluasi PHBS :
- Keluarga pasien sudah memiliki handuk masing-masing sehingga tidak bergantian
- Kebersihan rumah tetap dijaga oleh keluarga
- Ventilasi di kamar sudah dibuka dan pada siang hari pintu kamar selalu dibuka
agar cahaya dapat masuk
- Mulai membiasakan mencuci tangan pakai sabun.
F. KESIMPULAN
Kesimpulan Penatalaksanaan Pasien Keluarga Binaan
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
1. Faktor internal
Pasien terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan Pembina dan
mencoba untuk mengikuti nasehat yang diberikan pembina
Kesadaran pasien akan pentingnya kesehatan dan ada niat untuk berubah ke arah
hidup yang lebih sehat dengan mulai meningkatkan PHBS
2. Faktor eksternal
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan setiap anggota
keluarga
Kepala keluarga dalam hal ini Tn.M merasa memiliki tanggung jawab untuk
menjamin kesehatan dalam keluarganya sekaligus sebagai pengambil keputusan
untuk membawa keluarganya yang sakit segera berobat
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Djuanda, A. Dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Mansyur, M., Wibowo, AR., Maria, A., Munandar, A., Bdillah,A., Ramadora AF. 2006.
Strong M., Jhonstone P. 2010. Intervations for treating scabies (Review). The Cochrane