Paket Informasi Teknologi
Paket Informasi Teknologi
Oleh :
Dr. Joko Prayitno Susanto,
M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Abstraksi
B Buku panduan Teknologi Pengolahan Limbah Cair Industri Makanan dengan Buah dan
Sayuran ini disusun sebagai acuan dalam menerapkan teknologi pengolahan limbah
cair bagi industri industri pengolah makanan
yang berbahan baku hasil pertanian.
267
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
kehilangan nilai gizi yang terdapat didalam bahan pangan dari hasil pertanian.
Untuk cadangan pangan dari hasil pertanian perlu dilakukan upaya pencegahan
terjadinya kerusakan.
Kualitas limbah cair industri pengolahan buah dan sayuran dipengaruhi pula
oleh beberapa faktor antara lain jumlah air yang digunakan dalam proses produksi,
jumlah bahan asing dari ladang / kebun dan bahan tambahan makanan (BTM),
Cara pengupasan menggunakan kostik secara manual atau secara mekanik,
besarnya buah atau sayuran hasil pemetongan yang terbuang, kondisi buah atau
sayuran, serta proses produksi yang ada (EMDI-BAPEDAL, 1994).
268
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Proses dihasilkannya limbah cair pada industri pengolahan buah dan sayuran
berasal dari proses penyiapan dan proses pengolahan. Pada tahap persiapan, limbah
cair berasal dari pencucian bahan dan pencusian kaleng. Sedangkan pada proses
pengolahan berasal dari pengupasan, pendinginan dan penguapan.
Sasaran dari buku pedoman ini adalah agar dapat digunakan untuk semua
jenis industri pengolahan buah dan sayuran yang ada di daerah, baik dalam sekala
kecil (industri rumah tangga / tradisional), maupun dalam sekala besar. Sedangkan
manfaat yang dapat diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
269
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
BAB 2
LIMBAH CAIR INDUSTRI
BUAH DAN SAYURAN
P Pengolahan buah dan sayuran dilakukan secara periodik (musiman), sangat tergantung
pada musim buah dan sayur yang ada. Penjualan buah dan sayuran di pasaran biasanya
hanya dilakukan dengan pencucian, penyortiran, penghilangan tangkai, daun dan akar.
Sebagian buah dan sayuran yang tidak terjual atau rusak biasanya hanya di buang sebagai
limbah padat. Proses pengolahan buah dan sayuran bertujuan untuk persediaan bahan pangan
dan
meningkatkan variasi hasil olahan.
270
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
271
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
Limbah Cair dari proses pengolahan buah dan sayuran mempunyai kadar
bahan organik yang tinggi, sehingga mudah terurai oleh mikroorganisme (secara
biologis) dalam bentuk terlarut maupun tersuspensi. Menurut EMDI-BAPEDAL
(1994), sumber limbah cair industri pengolahan buah dan sayuran berasal dari :
a. Pencucian buah dan sayuran yang berasal dari ladang / kebun, kegiatan ini
dilakukan sebelum buah atau sayuran dilakukan penyimpanan dan dipilah
sesuai dengan kwalitasnya.
b. Air pendingin dan pengaliran uap.
c. Saluran drainase air
d. Pencucian produk sebelum proses pengeringan, pembekuan dan pengemasan.
Pencucian dilakukan pada sebagian jenis buah dan sayuran setelah dilakukan
pengupasan.
e. Pecucian peralatan, seperti filter / saringan, sentrifugal, dan alat-alat lainnya.
f. Pengupasan dengan larutan kostik.
g. Pencucian botol atau kaleng sebelum digunakan untuk proses pengemasan.
272
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Tabel 2.1. Kadar dan Debit Limbah Cair Industri Pengolahan Buah dan Sayuran
2 Sayuran
273
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
BAB 3
TEKNOLOGI PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN
BUAH DAN SAYURAN
T ujuan utama pengelolaan limbah cair industri pengolahan buah dan sayuran adalah
untuk mengurangi kadar BOD, TSS dan membunuh kuman penyakit / organisme
patogen dalam limbah cair. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam
pengolahan limbah cair antara lain sebagai berikut (Depkes RI, 1992) :
274
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Dilakukan dengan jalan limbah cair dilewatkan para-para atau saringan kasar
atau menggunakan alat pencacah (comminutor) untuk memotong zat padat
yang ada dalam limbah cair.
275
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
Clarified
Effluen Waste Recycle
Sludge Sludge
276
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Pada fase ini merupakan alternatif lain dari proses biologis, proses yang
utama adalah : koagulasi kimiawi, adsorbsi dengn karbon dan penyaringan
(Filtrasi). Pengendapan bahan padat dan fosfat yang tersuspensi bersama-sama
pada saluran sedimentasi setelah ditambahkab bahan kimia sepeerti : alumunium,
ferri chlorida atau kapur.
Carbon pada fase ini memerankan 2 fungsi yaitu adsorbsi bahan organik
terlarut dan filtrasi bahan padat. Pengolahan Fisico Kimiawi biasanya digunakan
untuk limbah cair yang mengandung senyawa-senyawa toksis atau senyawa-
senyawa non biodegradeble yang tidak dapat diatasi dengan proses biologi. Untuk
memperjelas proses kerja fisik kimiawi dapat dilihat pada gambar 3.2.
277
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
Waste Watter
Bar racks
Chemicals Floculation +
Sedimentation
Packed-bed Sludge
Filtration
Carbon Carbon
Adsorbtion Regeneratin
Chlorination
Treated
Effuent
278
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Chemical
Waste
Pengolahan limbah cair industri pada umumnya terdiri dari pengolahan fisik
dan pengolahan biologi, demikian pula untuk industri pengolahan buah dan
sayuran. Limbah cair yang dihasilkan dengan kadar bahan organik yang tinggi,
tidak banyak mengandung bahan kimia, serta mudah diolah dengan cara biologi.
Pengolahan limbah cair yang dapat dilakukan :
279
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
yang terbuang, serta pasir / tanah. Lemak yang terdapat pada limbah cair industri
pengolahan buah dan sayuran berasal dari proses penggorengan, seperti
pengawetan kentang dan pengalengan terong.
Bak penangkap pasir dibuat dengan mengatur kecepatan aliran limbah cair
(antara 0,3 m/detik). Panjang bak dipengaruhi oleh kedalaman dan kecepatan aliran,
sedangkan lebar ditentukan oleh rata-rata aliran dan banyaknya bak yang dibuat.
Penyaringan benda kasar (sampah) yang terbawa dalam limbah cair melalui
trali besi menggunakan pembersih secara mekanik dengan demensi :
Q b+s
B= --------- -- ----------
VxD s
Dimana :
B : lebar saluran segi empat (m) Q :
3
Debit aliran maksimum (m /det) V :
Kecepatan aliran (m/det)
D : Kedalaman air maksimum (m)
s : Spacing trali (mm)
b : Tebal trali (mm)
Benda endapan kasar (pasir) diendapkan pada bangunan kolam kricak (Grit
chamber). Bangunan berbentuk kerucut, dengan bangunan bawah berbentuk
persegi untuk pengendapan pasir/kricak.
280
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
: 3, diproses selama 7 hari. Pembuatan biofilter dengan cara memotong pipa PVC
diameter 1 inc, panjang 50 cm dengan permukaan dibuat kasar dan dilubangi
dengan gergaji, panjang lubang 0,5 diameter pipa dan jarak antara lubang sebear 5
cm, pelubangan secara bolak balik (Santjoko, 2000).
Pebuatan biofilter dapat juga menggunakan bekas botol air mineral yang
berlubang-lubang, potongan pipa PVC diameter 1 inc dipotong-potong dengan
panjang 5 10 cm dengan permukaan dibuat kasar, diaktifkan dengan mengalirkan
limbah cair ke dalam bak dan dioksidasi dengan aerasi selama minimal 7 hari.
281
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
282
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Metode yang digunakan dalam proses aerasi antara lain : meniupkan udara
ke dalam tangki/bak penampung limbah cair dengan menggunakan aerator,
menjatuhkan air limbah dari atas secara bertingkat/trap dan mengalirkan air limbah
melalui parit yang panjang. Pada proses ini memerlukan biaya yang tinggi,
terutama bila aerasi menggunakan aerator mekanik, baik untuk keperluan
penyediaan fasilitas maupun untuk operasional.
283
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
Karakteristik limbah cair industri tapioka dan industri tahu, bila dibanding
dengan karakteristik limbah cair industri pengolahan buah dan sayuran sama-sama
memiliki parameter pencemaran BOD dan TSS tinggi. Industri pengolahan buah
dan sayuran, dibandingkan dengan industri tepung tapioka dan industri tahu
mempunyai kesamaan yaitu pengolahan bahan organik, sehingga limbah cair yang
dihasilkan mengandung paremeter utama BOD dan TSS yang tinggi.
284
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Proses pengolahan dilakukan melalui 2 tahap yaitu tahap pre treatement dan
tahap treatement. Pada tahap pre treatement dilakukan kegiatan penyaringan bahan
kasar dan penangkapan lemak. Setelah melalui bak penyaringan kasar dan bak
penangkap lemak, limbah cair masuk pada tahap treatement, melalui bak-bak
pengolah (1) ekualisasi dan netralisasi dengan penambahan HCl, dengan tujuan untuk
membuat limbah cair dalam keadaan stabil/homogen serta pH menjadi netral;
(2) Biofilter anaerobik, pada bangunan ini dibuat secara tertutup yang bertujuan
untuk proses peruraian bahan organik oleh bakteri anaerobik; (3) Aerasi berfungsi
untuk menambah oksigen pada air limbah, agar bakteri aerobik dapat bekerja
melakukan peruraian bahan organik yang masih ada dalam limbah cair; (4)
Sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terbentuk dari proses
sebelumnya dan proses peruraian bahan organik yang tersisa oleh mikroorganisme
dan (5) Filtrasi berfungsi untuk menyaring padatan bahan yang tersisa.
285
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
BAB 4
RANCANG BANGUN UNIT PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR INDUSTRI PENGOLAHAN
BUAH DAN SAYURAN
Data lain yang perlu didapatkan yaitu data mengenai letak geografi, jenis
tanah, kedalaman air tanah, jarak dengan sungai / danau, jarak dengan
pemukiman penduduk dan data mengenai karakteristik penduduk di sekitar industri.
Data tersebut digunakan untuk menentukan lokasi pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Lokasi pembanguan IPAL sangat menentukan
keberhasilan program pengendalian dampak pencemaran lingkungan.
286
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
INFORMASI LINGKUNGAN
PENGGUNAAN PERETURAN
KONDISI PEMBUANGAN
LAHAN LIMBAH CAIR
LINGKUNGAN
287
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAKUA
KARAKTERISTIK
LIMBAH CAIR SUMBER NTITAS LIMBAH
- FISIK CAIR (DEBIT
- KIMIA LIMBAH LIMBAH)
- BIOLOGI
ANALISA HASIL
KAREKTERISTIK ANALISA HASIL
PEMERIKSAAN
PENGGUNAAN PEMERIKSAAN
KARAKTERISTIK
KUANTITAS
LIMBAH CAIR AIR BERSIH LIMBAH CAIR
KUALITAS KUANTITAS
288
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Mengingat bahaya limbah cair dari industri pengolahan buah dan sayuran
terhadap lingkungan, maka konstruksi IPAL harus dibuat dengan kekuatan yang
baik, serta mempunyai jangka waktu penggunaan yang lama. Perhitungan
konstruksi harus dikonsultasikan dengan ahli bangunan untuk mendapatkan hasil
yang maksimal.
289
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
b. Murah
Teknologi pengolahan limbah terpilih hendaknya murah baik dari biaya investasi
maupun biaya operasi dan pemeliharaannya.
290
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
DATA LIMBAH
CAIR KUALITAS
LIMBAH CAIR KARAKTERISTIK
DAN DEBIT
KUANTITAS LIMBAH CAIR
LIMBAH CAIR
KEANDALAN SISTEM :
291
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
Jika dilihat dari tabel 2.1 karakteristik dari limbah cair industri Pengolahan Buah
dan Sayuran mempunyai kadar BOD rata-rata untuk buah-buahan 14,4 kg/ton,
untuk sayuran rata-rata 18,2 kg/ton. Dari data tersebut perkiraan COD adalah
2.000 ppm , sebelum dibuang ke sungai limbah tersebut harus diturunkan dulu
COD nya menjadi 200 ppm atau disesuaikan dengan ambang batas. Untuk
menurunkan COD tersebut dibutuhkan peralatan pengolahan sebagai berikut:
a. Penyaringan
Penyaringan ini dibutuhkan untuk memisahkan padatan yang terbawa oleh
limbah cair, penyaringan ini dipasang sesuai dengan kebutuhan misalnya
saringan kasar, sedang dan halus.
b. Bak / Tangki Ekualisasi
Tangki ekualisasi ini berfungsi untuk menampung limbah yang keluar sebelum
diolah sehingga kualitas limbah menjadi homogen. Besarnya bak / tangki
ekualisasi ini diperlirakan sama dengan junlah limbah cair yang dihasilkan tiap
hari.
c. Trikling Filter
Trikling Filter merupakan peralatan proses biologi aerob dan anaerob yang
biasa digunakan untuk mengolah limbah dengan COD sampai dengan 4000
ppm. Trikling Filter banyak digunakan karena konstruksinya sederhana, dan
biaya operasinya relatif murah. Efisiensi Trikling Filter bisa mencapai 80 %.
d. Aerasi
Bak aerasi ini di perlukan selain untuk menambah oksigen kedalam limbah
yang sudah diolah juga untuk memberi kesempatan pada partikelyang ada
pada limbah olahan tersebut untuk mengendap yang juga akan berfungsi untuk
menurunkan COD.
e. Instalasi dan Pompa
Instalasi dan pompa merupakan peralatan penunjang biasanya dibutuhkan
untuk memindahkan limbah sebelum dan sesudah diolah.
292
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
Gambar 4.5. Contoh Unit Pengolahan Limbah Dengan Trikling Filter Tepat Guna
Dengan Menggunakan Bambu Sebagai Media (model ini telah dioperasikan
untuk mengolah limbah pabrik alkohol di Palimanan Jawa Barat)
293
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
294
Dr. Joko Prayitno Susanto, M.Sc, Ir. Wiharja, dan Ir. Sri Puji Ganefati, MS.
BAB V
PENUTUP
Atas dasar kenyataan ini, maka saat ini telah dikembangkan konsep
Produksi Bersih, yang merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang
preventif dan diterapkan secara terus menerus pada proses produksi, daur hidup
produk dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi dengan tujuan mengurangi
resiko terhadap manusia dan lingkungan.
295
Teknologi Pengolahan Limbah Industri Makanan Dengan Bahan Baku Buah dan Sayuran
DAFTAR PUSTAKA
2. Djabu Udin, dkk, Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah
Padat institusi Pendidikan Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan, Pusdiknakes
Depkes, Jakarta
3. EMDI Bapedal, 1994, Limbah Cair Berbagai Industri di Indonesia, Sumber,
Pengendalian dan Baku Mutu, Bapedal, Jakarta
4. Mahida UN, 1986, Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri, CV.
Rajawali Jakarta
5. Rahman, Ansori, 1992, Teknologi Fermentasi Sayuran dan Buah-buahan,
Dikdikbud-PAU Pangan dan Giji IPB, Bogor
6. Santjoko, H, 2000, Pengolahan Limbah Cair Industri Tapioka dan Tahu dengan
sistem Biofilter Anaerobik, Aerasi, Sedimentasi, dan Filtrasi untuk mengurangi
Pencemaran dan Pembuatan Biogas, Riset Pembina Tenaga Kesehatan,
Pusdiknakes Depkes, Yogyakarta
296