Anda di halaman 1dari 4

GAGAL GINJAL KRONIK

Definisi

Suatu penyakit yang terjadi akibat fibrosis yang progresif yang disebabkan oleh berbagai jenis
penyakit ginjal, perubahan dalam fungsi nefron utuh yang masih tersisa, akhirnya terjadi
maladaptasi dan menyebabkan fibrosis yang lebih lanjut (Robbins Edisi 9 hal 533)

Kriteria dapat didefinisikan sebagai gagal ginjal kronik :

1. Kerusakan ginjal yang terjadi >3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional dengan
atau tanpa penurunan LFG dengan manifestasi :
a. Kelainan patologis
b. Terapat tanda kelainan ginjal, kelainan komposisi darah atau urin, atau kelainan
dalam tes pencitraan
2. LFG < 60 ml/menit/1.73m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal

Pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal >3 bulan dan LFG sama atau >60 ml.menit/1.73m2 
tidak termasuk penyakit ginjal kronik (IPD Interna Edisi V Jilid II hal 1035)

Epidemiologi

- Di AS insiden diperkirakan 100 kasus/juta penduduk/ tahun


- Di Malaysia terdapat 1800 kasus gagal ginjal/tahun
- Negara berkembang lain sekitar 40-60 kasus/juta penduduk/tahun
- Di Indonesia data dan studi epidemiologi dapat dikatakan belum ada

Klasifikasi

Klasifikasi didasarkan atas 2 hal

1. Derajat penyakit
Dibuat atas dasar LFG yang dihitung menggunakan rumus Kockcroft-Gault :

* PCr adalah kadar kreatinin dalam plasma

Interpretasi :
2. Diagnosis etiologi
Penyakit Tipe Mayor (Contoh)
Penyakit ginjal diabetes DM tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non diabetes - Penyakit glomerular (penyakit
autoimun, infeksi sistemik, obat,
neoplasia)
- Penyakit vaskular (penyakit pembuluh
darah besar, hipertensi,
mikroangiopati)
- Penyakit tubulointerstisial
(pielonefritis kronik, batu, obstruksi,
keracunan obat)
- Penyakit Kistik (ginjal polisiklik)
Penyakit pada transplantasi - Keracunan obat
(siklosporin/takrolismus)
- Penyakit recurrent (glomerular)
- Transplant glomerulopaathy

Etiologi

Penyebab Insidensi
Glomerulonefritis 46%
DM 19%
Obstruksi dan infeksi 13%
Hipertensi 8%
Sebab lain 14%
(nefritis lupus, nefropati urat, intoksikasi obat,
penyakit ginjal bawaan, tumor ginjal, idiopatik)
Semua faktor tersebut akan merusak ginjal secara bertahap dan menyebabkan gagal ginjal. Apabila
seseorang menderita gagal ginjal akut yang tidak merespon terhadap pengobatan, maka akan
terbentuk gagal ginjal kronik

Manifestasi Klinis

Tergantung dari penyakit yang mendasarinya

 Pada stadium paling dini peyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan daya cadang ginjal, namun
pada keadaan basal LFG normal atau malah meningkat kemudian secara perkahan tapi pasti
akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif
 Peningkatan kadar urea dan kreatinin seum
 Pada LFG sebesar 60% masih asimptomatik
 LFG sebesar 30% mulai muncul nokturia, badan lemah, mual, muntah, napsu makan
berkurang, dan penurunan BB
 LFG <30% pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia,
peningkatan tekanan darahm gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus
 Gangguan keseimbangan air (hipo dan hiper volemia)
 Gangguan keseimbangan elektrolit (Na dan K)
 Mudah terkena infeksi (infeksi saluran pernapasan maupun saluran pencernaan)

Perjalanan Klinis

Stadium I (penurunan cadangan ginjal) -Kreatinin serum dan kadar BUN normal
-Asimptomatik
-Gangguan fungsi ginjal hanya dapat dideteksi
dengan memberi beban kerja yang berat pada
ginjal
Stadium II (insufisiensi ginjal) ->75% jaringan yang berfungsi telah rusak (LFG
>25% normal)
-kadar BUN meningkat
-Azotemia ringan
-Nokturia dan poliuria (akibat gangguan
pemekatan di ginjal)
Stadium II I (Penyakit Stadium Akhir/ESRD atau -90% masa nefron hancur
uremia) -LFG 10% normal
-Bersihan kreatinin 5-10%ml/menit atau kurang
-Kreatinin serum dan BUN meningkat sangat
mencolok
-Oligouri

Diagnosis

Gambaran Klinis

a. Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti DM, infeksi traktus urinarius, batu traktus
urinarius, hipertensi, hiperurikemi, SLE, dan lain sebagainya
b. Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual muntah, nokturia, kelebihan
volume cairan, neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai
koma
c. Gejala komplikasi antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, oayah jantung, asidosis
metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (K, Na)

Gambaran Laboratoris

a. Sesuai penyakit yang mendasarinya


b. Peningkatan kadar ureum dan kreatinin, penurunan LFG yang dihitung menggunakan rumus
Kockcroft-Gault
c. Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan Hb, hiper atau hipokalemia, peningkatan
kadar asam urat, hiponatremia,hipo atau hiperkloremia, hiperfisfatemia, hipokalsemia,
asidosis metabolik
d. Kelainan urinalisis meliputi proteinuria, hematuria, leukosituria, cast, dan isostenuria

Gambaran Radiologis

a. Foto polos abdomen dapat tampak batu radio-opak


b. Pielografi iv jarang dikerjakan karena kontras tidak bisa melewati filter glomerulus, di
samping kekawatiran terjadinya pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yang telah
mengalami kerusakan
c. Ultrasonografi ginjal dapat menunjukkan ukuran ginjal yang megecil, korteks yang menipis,
adanya hidronefrosis, atau batu ginjal, kista, massa, kalsifikasi

Biopsi dan Pemeriksaan Histopatologi Ginjal

Indikasi : ukuran ginjal masih mendekati normal dimana diagnosis noninvasif tidak dapat ditegakkan

Kontraindikasi : ukuran ginjal sudah mengecil, ginjal polisiklik, hipertensi yang tidak terkontrol,
infeksi perinifrik, gangguan pembekuan darah, gagal napas, dan obesitas

Tujuan : mengetahui etilogi, menetapkan terapi, prognosis, dan mengevaluasi hasil terapi yang telah
diberikan

Anda mungkin juga menyukai