Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS

Spasmofilia
Iswandi Erwin, Aida Fithrie
Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

ABSTRAK

Spasmofilia didefinisikan sebagai keadaan patologis peninggian iritabilitas saraf dan otot disebabkan gangguan keseimbangan elektrolit,
terutama ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++). Spasmofilia juga dikenal dengan nama lain, yaitu tetani laten, tetani kriptogenik,
sindrom tetani, dan/atau sindrom hiperventilasi. Seorang pria 33 tahun dengan kram sejak 3 bulan disertai nyeri kepala terutama saat lelah
dan letih. Spasme otot terjadi involunter di seluruh tubuh, terutama kedua tungkai dan lengan atas. Nyeri pada seluruh kepala, terasa mengikat
namun tidak berdenyut, tanpa mual dan muntah, tidak diperburuk dengan aktivitas fisik, batuk, atau Valsava. Dijumpai tender points pada kedua
sisi bahu dan leher. Tanda Chvostek I dan II (+/+), tanda iskemik Trousseau (+). Didapatkan hipokalsemiaa pada pemeriksaan laboratorium dan
multiplets pada tes iskemik dan hiperventilasi pada elektromiografi jarum pada M. interossei dorsalis I.

Kata kunci: Spasme karpopedal, spasmofilia, tetani

ABSTRACT

Spasmophilia is defined as pathological condition of end-nerve and muscle irritability caused by electrolyte imbalance, mainly calcium and
magnesium ion. It is also known as latent tetany, cryptogenic tetany, and/or hyperventilation syndrome. A 33-year-old man with cramps since 3
months accompanied by headache especially when tired. Muscle spasm occurred involuntary all over the body, especially both upper limbs and
hands. Headache is felt all over the head, strangling but not pulsating, without nausea nor vomiting, not exacerbated by physical activity, cough
or Valsava. Tender points found in both shoulders and neck. Chvostek I and II signs, Trousseau ischemic sign were positive. Hypocalcemia was
found on laboratory examination. Ischemic test and hyperventilation in needle electromyography on first dorsal interossei muscle produced
multiplets. Iswandi Erwin, Aida Fithrie. Spasmophilia.

Keywords: Carpopedal spasm, spasmophilia, tetany

PENDAHULUAN Pada populasi umum, prevalensi KASUS


Pada keadaan istirahat fisiologis, otot dalam hipokalsemiaa dan sindrom hiperventilasi Seorang laki laki berusia 33 tahun, suku Aceh,
ketegangan minimal yang disebut tonus otot. yang dapat menimbulkan spasmofilia sebesar guru olahraga, belum menikah, datang ke
Tonus otot timbul karena gamma reflex spinal, 18% pada pasien di rumah sakit dan 85% pada Poliklinik Neurologi RSUP H. Adam Malik
melalui gamma loop diawali regangan tendon pasien perawatan intensif.4 Penyebab paling Medan dengan keluhan kram otot sejak 3
yang menyebabkan kontraksi gelendong otot sering hipokalsemiaa pada layanan primer bulan, kaku otot di seluruh tubuh, terutama
(muscle spindle). Spasme otot adalah suatu ialah defisiensi vitamin D, yang prevalensinya di kedua lengan dan tangan, 2-3 kali per hari
kontraksi involunter otot atau sekelompok bergantung pada demografi setempat, dapat selama ± 15 menit dengan frekuensi ± 3-4 kali
otot yang berlangsung lama dan umumnya mencapai 50%.4 seminggu, terutama saat lelah dan keletihan.
reversibel akibat peningkatan eksitabilitas Pasien tidak dapat mengetahui kapan
serabut otot, juga akibat peningkatan aktivitas Hipokalsemia dikarakteristikkan oleh saat serangan, sebelumnya tidak merasa
motor unit.1 Spasmofilia merupakan kontraksi hilangnya sejumlah Ca++ ekstraseluler yang pandangan kabur ataupun melihat cahaya,
involunter otot yang berkaitan dengan kurang dapat diimbangi oleh penyerapan nyeri perut, mual, dan perasaan tidak enak.
hipokalsemiaa, umumnya mempengaruhi Ca++ dari usus ataupun resorpsi Ca++ dari Saat serangan, pasien sadar penuh dan dapat
otot distal dengan gambaran klinis berupa tulang. Hipokalsemia dapat disebabkan oleh merasakan lengan dan tangan terasa kaku
spasme involunter yang sering terlihat pada beberapa kondisi klinis dan dapat muncul dan kebas; mulut berbusa (-), lidah tergigit
tangan dan kaki (distribusi karpopedal). Pada dengan gejala iritabilitas neuromuskuler (-). Setelah serangan tidak ada kehilangan
tangan, gambaran karakteristiknya adalah umum termasuk parestesia, kram otot, kesadaran, miksi dan defekasi secara tidak
adduksi jari-jari, ekstensi sendi interfalangeal laringospasme, tetani, dan kejang. Instabilitas disadari disangkal.
disertai fleksi sendi metakarpo-falangeal dan neuromuskuler dapat ditunjukkan melalui
pergelangan.2,3 tanda Chvostek dan tanda Trousseau yang Pasien juga mengeluh nyeri kepala, dialami
merupakan prediktor hipokalsemiaa.5 hampir bersamaan dengan keluhan kram.
Alamat Korespondensi email: wandierwin@yahoo.com

CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017 875


LAPORAN KASUS

Nyeri kepala hilang timbul, di seluruh kepala, DISKUSI KASUS Gejala juga membaik setelah suplementasi
terasa mengikat tidak berdenyut, mual (-), Berdasarkan anamnesis, kram otot tanpa kalsium dan magnesium.18
muntah (-). Nyeri kepala tidak memberat premonitory symptoms seperti aura pada
dengan aktivitas fisik, batuk ataupun epilepsi atau pada migren klasik; saat kram Gejala Klinis: Tanda Chvostek, Tanda
mengedan, suara bising ataupun cahaya. otot, pasien tetap sadar terhadap diri dan Trousseau, dan Gejala Lainnya
Nyeri kepala berkurang setelah istirahat atau lingkungannya. Pasca-serangan juga tidak Pemeriksaan klinis spasmofilia di antaranya
minum obat pereda nyeri. Riwayat cedera didapati gejala sisa tertidur, miksi dan defekasi dengan tanda Chvostek dan tanda Trousseau.6
kepala, demam, batuk lama, keringat malam, involunter, serta gambaran EEG dalam batas Tanda Chvostek dikemukakan oleh Frantisek
penurunan berat badan tiba-tiba disangkal, normal, sehingga kontraksi tonik mungkin Chvostek (1835-1884).6 Dua cara untuk
riwayat kejang demam disangkal. Ada riwayat bukan disebabkan oleh bangkitan epileptik.5 menimbulkan tanda Chvostek, versi yang
dispepsia dan rutin mengonsumsi tablet paling sering dikenal dengan fenomena
antasida. Nyeri kepala bersifat bilateral, tidak disertai Chvostek I dideskripsikan dengan twitching
mual-muntah, fonofobia ataupun fotofobia, dan/atau kontraktur otot fasial pada stimulasi
Pada pemeriksaan didapatkan tanda tidak memberat di pagi hari baik dengan langsung dengan mengetuk nervus fasialis di
Chvostek I dan II bilateral. Didapatkan nyeri Valsava maupun aktivitas. Pada pemeriksaan sebuah titik spesifik di wajah (Gambar 1). Titik
tekan tender points pada M. Trapezius dan M. fisik ditemukan tender points di bahu dan ini berlokasi 0,5 cm-1 cm di bawah prosesus
Levator scapulae bilateral. Pemeriksaan fisik, leher, tanpa defisit neurologis ataupun zigomatikus, 2 cm anterior lobus aurikularis,
tingkat kesadaran, nervus kranialis, kekuatan papiledema, sehingga dapat disimpulkan dan segaris dengan angulus mandibularis.6
motorik dan sensibilitas, dan funduskopi merupakan nyeri kepala tipe tegang kronis.13
dalam batas normal. Refleks fisiologis normal Tanda Chvostek dan tanda Trousseau didapati
simetris bilateral. Tidak didapatkan gejala positif, diagnosis spasmofilia ditegakkan
ekstrapiramidal ataupun gejala gangguan dengan pemeriksaan elektromiografi (EMG)
serebelar. Didapatkan tanda Trouseau positif pada M. Interossei dorsalis I (M.IOD-I).3 Otot
pada lengan kanan setelah tes iskemik diikuti ini dipersarafi oleh N. ulnaris - korda medialis
tes hiperventilasi selama 3 menit. Didapatkan - trunkus inferior - radiks C8-T1 yang berfungsi
hipokalsemiaa 7,5 mg/dL (Ca = 1,88 mmol/L) untuk abduksi jari tangan, merupakan salah
dan magnesium serum dalam batas normal satu otot intrinsik palmaris yang sering
(Mg =2,34 meq/L). Pada pemeriksaan diperiksa karena kemudahan lokalisasi dan
elektromiografi (EMG) jarum (needle EMG) interpretasinya.3
pada M. Interossei Dorsalis I didapati multiplets
pada tes iskemik dan hiperventilasi, dengan Suplementasi Ca++ merupakan terapi pilihan
simpulan: Spasmofilia grade IV (maximal). spasmofilia,14 dan dapat ditambahkan relaksan
Rekaman EEG dalam batas normal. otot sebagai terapi adjuvan.14 Pasien diberi
tablet kalsium effervescence (dalam kalsium Gambar 1. Titik ketukan wajah pada tanda Chvostek
Diagnosis klinis: Spasme Karpopedal dan karbonat 625 mg) 2 x 1 tablet per hari dan I (A) dan Chvostek II (B)5
Nyeri Kepala Tipe Tegang Kronik. Diagnosis alprazolam 2 x 0,25 mg sebagai relaksan otot.
topis: Muskuloskeletal. Diagnosis etiologis: Asam mefenamat sebagai analgetik untuk Respons lain yang lebih jarang diketahui
Hipokalsemia, Sindrom Hiperventilasi dan nyeri kepala tipe tegang kronis. Prognosis ialah fenomena Chvostek II yang dapat
Ganggguan Panik. Diagnosis banding: umumnya cukup baik. Edukasi diet tinggi dimunculkan dengan mengetuk daerah
Bangkitan Epilepsi Parsial Sederhana. kalsium dan menghindari kecemasan wajah lain. Titik ini berlokasi pada garis antara
berlebihan dapat meminimalkan cetusan prominensia zigomatikum dan sudut mulut,
kram otot yang dapat mengganggu aktivitas sekitar sepertiga jarak melalui zigoma. Fitur
Tatalaksana diet makanan biasa 1500 Kcal
kesehariannya.5 utama berupa respons twitching (kedutan)
tinggi kalsium dan susu, IVFD Ringer 20 tpm,
yang dapat melibatkan beberapa otot
ranitidin oral 2 x 150 mg, tablet effervescent
PEMBAHASAN yang dipersarafi nervus fasialis, termasuk
kalsium ion 250 mg dalam bentuk kalsium
Kasus spasmofilia di Indonesia antara lain M. Orbikularis oris dan M. Orbikularis okuli.
karbonat 650 mg (31,25%), asam mefenamat
dilaporkan oleh Markam dan Latief (1980),17 Apabila tanda Chvostek meragukan, dapat
3 x 500 mg, dan alprazolam 2 x 0,25 mg. Pasien
terjadi pasca-anafilaksis penisilin dan dilakukan hiperventilasi sebelumnya selama
diedukasi mengenai diet tinggi kalsium serta
membaik setelah suplementasi kalsium oral 3 menit.
menghindari stres, aktivitas berat, dan cemas
selama 3 minggu. Athappan dan Ariyamuthu
berlebih.
(2009)18 melaporkan kasus spasmofilia di Penilaian tanda Chvostek terdiri dari 3 tingkat,
Boston, Massachusetts, disertai hipokalsemiaa yaitu:6
Prognosis ad vitam dan ad functionam: ad 1,9 mmol/L (7,6 mg/dL) dengan gejala klinis „„ +1 = reaksi terjadi pada ujung bibir
bonam, sedangkan prognosis ad sanationam: khas seperti kasus ini, namun disertai hasil „„ +2 = reaksi menjalar ke ujung hidung
dubia ad bonam. pemeriksaan klirens ginjal abnormal, sehingga „„ +3 = reaksi meliputi sesisi wajah
ditegakkan diagnosis: Sindrom Gitelman.

876 CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017


LAPORAN KASUS

Patofisiologi tanda Chvostek belum jelas, Gambar 2. Obstetric hand bilateral saat hiperventilasi. Nyeri kepala merupakan salah satu gejala
beberapa teori melibatkan stimulasi mekanis Courtesy of: Subdivisi Neurofisiologi, Departemen yang menonjol pada spasmofilia; dari 62
Neurologi FK USU-RSUP H. Adam Malik
langsung serabut motorik nervus fasialis. pasien spasmofilia, 80,6% mengeluh nyeri
Sebelumnya, tanda Chvostek dianggap refleks kepala.16 Penyebab nyeri kepala tipe tegang
Tes Trousseau-Von Bonsdorff merupakan
fisiologis, namun hanya sekitar 10% populasi pada penderita spasmofilia belum diketahui
modifikasi tanda Trousseau yang dilakukan
memiliki tanda Chvostek fisiologis.4 pasti, ketegangan otot-otot perikranial, otot
setelah deflasi sfigmomanometer, pasien
leher, dan pengunyah diduga sebagai sumber
diinstruksikan bernapas dalam dengan
Tanda Chvostek merupakan signifikansi klasik nosiseptif. Hipereksitabilitas neuromuskuler
kecepatan 40 napas/menit, kemudian
hipokalsemiaa dan dapat dijumpai pada pada spasmofilia dapat mencetuskan
diobservasi adakah tanda spasme karpopedal.4
beberapa orang yang diketahui tidak memiliki ketegangan otot dan mencetuskan nyeri
kelainan fisiologis spesifik, sehingga tanda kepala tipe tegang.1
Walaupun belum pernah dilakukan
ini hanya penanda kasar suatu iritabilitas
perbandingan langsung, tanda Trousseau
neuromuskuler dan tidak dapat dijadikan Patofisiologi yang mendasari gejala
dipercaya lebih spesifik dibandingkan tanda
indikator tunggal hipokalsemia.4,6 parestesia unilateral ataupun bilateral
Chvostek dalam menentukan hipokalsemia.4
belum diketahui. Berkurangnya konsentrasi
Tanda Trousseau dikemukakan oleh ion Ca++ ekstraseluler dapat meningkatkan
Hiperiritabilitas sistem saraf juga dapat
Armand Trousseau (1801-1867), dokter eksitabilitas aksonal perifer dan menyebabkan
ditandai dengan aktivasi sistem saraf somatik
berkebangsaan Perancis,4 dipercaya lebih bursting spontan akson kutaneus yang dapat
ataupun otonom. Gejala somatik ialah
konsisten dibandingkan tanda Chvostek. dimispersepsikan sebagai parestesia.4
kelemahan otot, mialgia karena spasme
Tanda Trousseau adalah fenomena spasme
otot berlebihan, kram otot. Beberapa gejala
karpopedal setelah inflasi lengan atas Efek Hiperventilasi dan Iskemia pada
otonom7 sistem simpatis: parestesia, akral
selama beberapa menit menggunakan Eksitabilitas Kanal Ion
dingin; sistem parasimpatis: nyeri dada, rasa
sfigmomanometer dengan tekanan di Tiga tipe kanal ion dapat terkait pada
nyeri, dan tidak enak epigastrium.5
atas sistolik. Oklusi arteri brachialis akan perubahan eksitabilitas, yaitu kanal Na+, kanal
menyebabkan fleksi pergelangan tangan K+, dan kanal threshold.10 Ketiga kanal ini diduga
Sindrom hiperventilasi tergolong reaksi
dan sendi metakarpofalangeal, hiperekstensi dipengaruhi iskemia yang menginduksi
ansietas panik atau neurosis ansietas dengan
jari, dan fleksi ibu jari menuju telapak tangan, depolarisasi membran disebabkan inhibisi
prevalensi sekitar 2-4%,15 terutama mengenai
sehingga menimbulkan postur karakteristik pompa Na+/K+ elektrogenik dan peningkatan
wanita. Sindrom ini dikelompokkan ke
main d’accoucheur (hand of obstetrician).6 ion K+ ekstraseluler, terutama pada restricted
dalam gangguan ansietas yang disebabkan
space di bawah selaput mielin.10 Di lain pihak,
oleh kondisi medis lainnya dengan kriteria
Tanda Trousseau sensitif dan spesifik terhadap hiperventilasi diduga tidak mempengaruhi
diagnostik, yaitu:2,8,15
tetani hipokalsemiak.4 Tanda Trousseau positif semua kanal secara bersamaan, melainkan
„„ Serangan panik atau cemas predominan
juga dapat disertai parestesia jari - jari, fasikulasi, terlebih dahulu mempengaruhi kanal
pada gambaran klinis.
dan twitching diikuti sensasi kram dan kaku threshold, baru kemudian menginaktivasi kanal
„„ Terdapat bukti riwayat, pemeriksaan
(Gambar 2). Mekanisme patofisiologi tanda Na+ (efek lebih minimal dibandingkan iskemia)
fisik, atau temuan laboratorium bahwa
Trousseau ialah peningkatan eksitabilitas saraf dan secara selektif tidak mempengaruhi kanal
gangguan merupakan konsekuensi
lengan dan tangan disebabkan hipokalsemia K+.10
patofisiologis dari kondisi medis
yang menurunkan ambang kontraktibilitas
„„ Gangguan tidak dapat dijelaskan lebih
saraf tangan dan lengan yang pada akhirnya Hipokalsemia atau konsentrasi ion Ca++serum
baik oleh gangguan mental lainnya
menyebabkan kontraksi otot.4 Kondisi ini dibawah ambang normal, yaitu 2,1 – 2,6
„„ Gangguan tidak muncul secara eksklusif
dieksaserbasi oleh iskemi yang dihasilkan oleh mmol/L (8,4 mg/dL -10,6 mg/dL) akan
pada keadaan delirium
sfigmomanometer. Tes iskemik dikerjakan meningkatkan bukaan kanal Na membran,
„„ Gangguan menyebabkan distres dan
selama 5 menit pada 180 mmHg (160 mmHg sehingga lebih mudah mengalami depolarisasi
hendaya sosial, okupasi, dan area
pada anak anak) dan dapat dilanjutkan dan letupan spontan potensial aksi,
fungsional lainnya secara signifikan.
dengan tes hiperventilasi selama 3 menit.6,7 menyebabkan membran mudah kontraksi.4
Hal ini didukung oleh elektromiografi (EMG).4,8
Pernapasan cepat dan pendek merupakan
gejala yang sangat jelas pada gangguan
Salah satu hipotesis ialah keadaan
panik. Hal ini dipercaya merupakan suffocation
hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis
false alarm yang berbeda dari abnormalitas
dan menurunkan kadar ion Ca++, sehingga
kardiovaskular.6,19 Stres dapat menyebabkan
meningkatkan iritabilitas saraf.5,10 Ansietas
hiperventilasi yang disebabkan stimulasi
dan panik akan menginduksi hiperventilasi
sistem saraf beta adrenergik dan keadaan
yang akan menyebabkan hipokapnia
hiperadrenergik dapat mengakibatkan tremor,
dan hipokalsemiaa, dua keadaan ini akan
takikardi, ansietas, dan berkeringat.1,8
mencetuskan kejang otot, tetani, dan
parestesia.5 Hal ini akan terjadi terutama jika

CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017 877


LAPORAN KASUS

high frequency coupling of action potensials


(Gambar 4).2,7

Gambar 3. Sumasi dengan stimuli berurutan (S) dapat menghasilkan unfused tetany (dengan osilasi) atau fused
tetany (tanpa osilasi) 11

pCO2 turun hingga 20 mmHg; penurunan dengan stimulasi frekuensi lebih tinggi
ini akan meningkatkan eksitabilitas aksonal (Gambar 3). Dengan makin meningkatnya
dan perubahan elektromiografi (EMG) akan frekuensi potensial aksi, ketegangan otot
mendahului timbulnya gejala parestesia melalui proses sumasi juga makin meningkat Gambar 4. Gambaran multiplets pada pemeriksaan
ataupun tetani.2,5 hingga maksimal saat stimulus selanjutnya EMG pasien. Courtesy of: Subdivisi Neurofisiologi,
tidak dapat meningkatkan kekuatan tegangan; Departemen Neurologi FK USU-RSUP H. Adam Malik
Hiperventilasi akut dapat menurunkan dicapai keadaan fused tetany. Tegangan
PCO2 arterial yang dapat menyebabkan tetanik maksimal ini tiga hingga lima kali lebih Doublets, triplet, ataupun multiplets sering
alkalosis respiratorik.8 Alkalosis respiratorik besar daripada tegangan twitch isometrik. terlihat bersamaan dengan potensial fasikulasi,
akan menghasilkan efek Bohr, akan terjadi Karena serabut otot yang berbeda memiliki sehingga potensial fasikulasi seringkali dirujuk
pergeseran ke kiri (shift to the left) pada ambang kontraksi yang berbeda, frekuensi dengan nama singlets. Gambaran doublets,
kurva disosiasi oksigen dengan peningkatan stimulus yang diperlukan untuk memproduksi triplets, ataupun multiplets dapat pula muncul
ikatan oksigen terhadap hemoglobin dan tegangan maksimal tetanik berbeda dari satu pada gambaran yang dikarakteristikkan oleh
menurunnya penyaluran oksigen ke jaringan. serabut ke serabut lainnya.12 potensial fasikulasi (seperti pada neuropati);
Alkalosis juga menyebabkan berkurangnya pada beberapa keadaan tertentu gambaran
konsentrasi Ca++ plasma, yang dapat Pemeriksaan EMG: Doublet, Triplet, dan ini karakteristik seperti pada tetani dan
disertai dengan hipofosfatemia diduga Multiplet hipokalsemiaa. Berdasarkan gambaran klinis
karena pergeseran fosfor intraseluler akibat Elektromiografi (EMG) merupakan prosedur disertai EMG, maka spasmofilia dapat dibagi
terganggunya metabolisme glukosa.8 Pada menempatkan elektroda jarum pada menjadi 4 derajat:3,7
hiperventilasi kronis, kadar bikarbonat dan berbagai otot untuk merekam aktivitas „„ 4+ pasca-tes iskemi, timbul banyak
kalsium dapat menurun disebabkan ekskresi otot dalam berbagai derajat, termasuk saat multiplets dan obstetric hand
renal.5 istirahat, kontraksi minimal sampai dengan „„ 3+ pasca-hiperventilasi, timbul banyak
kontraksi maksimal. Pemeriksaan EMG multiplets dan obstetric hand
Pada pasien tetani, hipomagnesemia dapat merupakan pemeriksaan elektrodiagnosis „„ 2+ pasca-hiperventilasi, timbul banyak
timbul mengiringi hipokalsemia. Rangsangan untuk memeriksa saraf perifer dan otot. EMG multiplets tanpa obstetric hand
neuromuskuler akan mengikuti Hukum Loeb elementer memiliki tujuan di antaranya „„ 1+ pasca-hiperventilasi, timbul
tentang keseimbangan ion K+, Na+, dan memeriksa potensial otot, berbagai motor doublets, triplets, ataupun multiplets yang
OH- dibandingkan ion Ca++, Mg+, dan H+. unit dari setiap otot, amplitude, dan durasi- tidak banyak.
Kadar kalsium dominan dalam variabel ini, polifasi setiap potensial.7
sehingga pemeriksaan Ca++ serum merupakan SIMPULAN
pemeriksaan praktis dalam menegakkan Keadaan hiperiritabilitas neuromuskuler pada Spasmofilia merupakan suatu keadaan klinis
diagnosis spasmofilia.2,11 spasmofilia dapat dideteksi dengan baik oleh yang ditandai hiperiritabilitas saraf dan
alat EMG; akan didapatkan gambaran khas otot yang sering disertai gejala lain seperti
Peningkatan tegangan otot dari potensial aksi berupa doublets, triplets, atau multiplets yang nyeri kepala tipe tegang dan gangguan
yang berurutan muncul selama fase aktivitas merupakan potensial aksi repetitif. Gelombang imbalans elektrolit terutama Ca++ dan Mg++.
mekanis dikenal dengan sumasi. Kontraksi tersebut dibedakan oleh amplitudonya yang Beberapa tanda klinis yang cukup berguna
ini dipertahankan sebagai respons stimulasi makin membesar. Gambaran MUAP spontan untuk diagnosis ini ialah tanda Chvostek dan
repetitif dikenal sebagai kontraksi tetanik. pada satu grup yang terdiri dua letupan tanda Trosseau (obstetric hand) yang didapat
Pada stimulasi frekuensi rendah, tegangan sekaligus disebut doublets. Jika menunjukkan melalui beberapa upaya provokasi antara lain
serabut otot dapat berosilasi dengan relaksasi letupan sekali tiga atau lebih (multiple), maka tes iskemik dan hiperventilasi. Pemeriksaan
parsial antar stimuli yang dikenal dengan disebut triplets dan multiplets. Doublets, triplets, penunjang EMG jarum akan menunjukkan
unfused tetany, sedangkan tegangan tanpa ataupun multiplets merupakan potensial gambaran MUAP doublets, triplets, ataupun
osilasi disebut fused tetany dapat diperoleh dengan bunyi dan bentuk khas akibat multiplets.

878 CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017


LAPORAN KASUS

DAFTAR PUSTAKA
1. Baehr M, Frotscher M. Duus’ topical diagnosis in neurology: Anatomy, physiology, sign, symptoms. 4th ed. New York: Thieme Stuttgart; 2005 .p. 34-5.
2. Alamsyah R, Jenie MH, Samekto MIW. Spasmofili sebagai faktor resiko nyeri kepala tipe tegang [Thesis]. Universitas Diponegoro, Semarang: Fakultas Kedokteran;
1999 .p. 1-42.
3. Preston DC, Shapiro BC. Electromyography and neuromuscular disorders: Clinical electrophysiologic correlations. 3rd ed. Elsevier; 2013 .p. 232-46.
4. Cooper MS, Gittoes NJL. Diagnosis and management of hypocalcemia. BMJ. 2008;336:1298-302.
5. Gilmore RL, Kaplan PW, Fisher RS, editors. Neuroendocrine, metabolic and toxic imitatators of epilepsy. In: Imitators of epilepsy. Demos Med Publ.; 2005 .p. 227.
6. Urbano FL. Sign of hypocalcemia: Chvostek’s and Trosseau’s sign. Hosp Physician. 2000: 43-5.
7. Soertidewi L, Wibowo BS, Hakim M, Octaviana F, Estiasari R. Modul induk neurofisiologi klinik. Kolegium Neurologi Indonesia 2009: 34-5
8. Thakker RRV. Hypocalcemia: Pathogenesis, differential diagnosis and management. American Society for Bone and Mineral Research 2006: 213-5.
9. Elvira SD, Kusumadewi I, Hadisukanto G, editors. Gangguan panik dalam buku ajar psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010 .p. 235-41.
10. Mogyoros I, Kiernan MC, Burke D, Bostock H. Excitability changes in human sensory and motor axons during hyperventilation and ischemia. Brain 1997;120:317-25.
11. Fitzgerald MJT, Gruener G, Mtui E. Clinical neuroanatomy and neuroscience. Saunders-Elsevier; 2012 .p. 83-92.
12. Widmaier EP, Raff H, Strang KT. Vander’s human physiology: The mechanisms of body function. 11th ed. McGraw Hill; 2008 .p. 267-310.
13. Anurogo D. Tension type headache. CDK. 2014;41(3):186-91.
14. Fong J, Khan A. Hypocalcemia: Updates in diagnosis and management for primary care. Can Fam Phys. 2012;58:158-62.
15. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistic manual of mental disorders. 5th ed. Arlington, VA, American Psychiatric Association; 2013 .p. 230-1.
16. Widiastuti S. Diagnostic test of spasmophilia. Media Medika Indonesiana 1998;33(1):21-30.
17. Markam S, Latief MA. Spasmofilia disertai keadaan mudah terkejut pada kesadaran menurun. CDK. 1980;18:35-6
18. Athappan G, AriyamuthuVK. Chvostek’s sign and carpopedal spasm. N Engl J Med. 2009;360(18):24.
19. Sixter A, Frecska E, Braun IM, Gonda X, Rihmer Z. The role of hyperventilation – hypocapnia in the patomechanism of panic disorder. Rev Bras Psiquiatr. 2007;29(4):375-9.

CDK-259/ vol. 44 no. 12 th. 2017 879

Anda mungkin juga menyukai