Pada bab ini dibahas tentang hasil dan pembahasan dari pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga Ny. P dan Ny.S khususnya tekait dengan fokus
A. Hasil
Kulon. Pada wilayah tempat tinggal kedua klien sudah terdapat kader
41
42
2. Pengakajian
a. Identitas Kepala Keluarga
Identitas Kepala
NO Klien 1 Klien 2
Keluarga
1 Nama Tn. H Tn. W
2 Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki
3 Umur 53 tahun 57 tahun
4 Agama Islam Islam
5 Pendidikan SMP SD
6 Pekerjaan Buruh Buruh
7 Alamat Srondol Kulon Srondol Kulon
b. Komposisi Keluarga
Klien 1
No Nama Umur Jenis Hub. dg Pendidikan Pekerjaan
Kelamin Keluarga
1. Tn. H 53 th Laki - laki Sumai SMP Buruh
2. Ny. P 41 th Perempuan Istri SMP Wiraswata
(klien 1)
Nn. N 22 th Perempuan Anak SMK Pegawai
3.
toko
4. An. D 15 th Laki - laki Anak SMP Pelajar
Klien 2
No Nama Umur Jenis Hub. dg Pendidikan Pekerjaan
Kelamin Keluarga
1. Tn. W 57 th Laki-laki Sumai SD Buruh
2. Ny. S 48 th Perempuan Istri SD Pegawai
(klien 2) Pabrik
3. Nn. G 23 th Perempuan Anak SMA Karyawan
Swasta
43
Klien 1 Klien 2
Tipe Keluarga Keluarga Ny.S termasuk Keluarga Tn. S
tipe keluarga inti (nuclear merupakan tipe keluarga
family) inti (nuclear family)
Status sosial Status ekonomi keluarga Status ekonomi keluarga
ekonomi Ny.P tergolong cukup Ny.S tergolong cukup
mampu. Keluarga Ny.P mampu. Keluarga Ny.S
mempunyai penghasilan mempunyai penghasilan
yang tetap. Keluarga Ny.P yang tetap. Keluarga
memiliki tanggungan Ny.S tidak memiliki
membiayai anaknya yang tanggungan membiayai
kedua yang masih duduk di anaknya, anak Ny. S
bangku SMP. sudah bekerja.
3. Pengkajian Riwayat
a. Riwayat dan tahap perkembangan
Klien 1 Klien 2
Riwayat Keluarga Ny. P tidak Keluarga Ny. S tidak
keluarga mempunyai riwayat mempunyai riwayat
sebelumnya penyakit jantung, penyakit jantung, hipertensi,
hipertensi, diabetes diabetes mellitus dan
mellitus dan penyakit penyakit menular seperti
menular seperti TBC. TBC. Ny. S juga tidak
Ny. P juga tidak memiliki anggota keluarga
memiliki anggota yang sakit sama seperti
keluarga yang sakit sama dirinya yaitu asam urat. Ny.
seperti dirinya yaitu asam S pernah memeriksakan
urat. Ny. P pernah penyakit asam urat ke
44
c. Pemeriksaan Fisik
Klien 1 Klien 2
Pemeriksaan fisik khusus yang Pemeriksaan fisik khusus yang
dilakukan pada Ny. P, pada dilakukan pada Ny. S, pada
pemeriksaan kadar asam urat pemeriksaan kadar asam urat yang
yang dilakukan tanggal 20 dilakukan tanggal 20 Februari 2017 di
Februari 2017 di puskesmas Puskesmas Srondol menunjukkan
46
Srondol menunjukkan hasil yang hasil yang telah melebihi kadar normal
telah melebihi kadar normal yaitu 13,5 mg/dL. Ny. S mengatakan “
yaitu 10.5 mg/dL. Ny. P saya sering mengalami linu – linu
mengatakan mengalami linu – pada kaki kanan daerah lutut hingga
linu pada kaki kiri daerah lutut telapak kaki, kaki kanan sudah susah
dirasakan pada malam hari dan buat jalan”. Serangan artritis gout
kedua ujung jari tidak terasa saat tersebut dirasakan sudah lebih dari 3
bangun tidur di pagi hari, sendi bulan. Ny. S juga mengatakan “saya
pangkal ibu jari kaki kiri terasa belum mengetahui tentang penyakit
linu dan kesemutan. Serangan yang saya alami mbak, saya hanya
artritis gout tersebut dirasakan mengetahui kalau saya terkena asam
sudah lebih dari 1 bulan. Klien urat,saya tidak tau pengertian,
juga mengatakan belum penyebab, tanda dan gejala serta
mengetahui tentang penyakit pantangan makanan untuk penderita
yang dideritanya, tidak asam urat mbak, kira-kira makanan
mengetahui pengertian, yang boleh dimakan dan tidak boleh
penyebab, tanda dan gejala serta dimakan itu apa aja ya mbak”.
pantangan makanan untuk
penderita asam urat. Klien
mengatakan tidak mengetahui
makanan yang mana boleh
dikonsumsi dan yang tidak boleh
dikonsumsi.
d. Tugas Keluarga
Klien 1 Klien 2
Fungsi Hasil pengkajian fungsi Hasil pengkajian fungsi
perawatan perawatan kesehatan keluarga perawatan kesehatan
kesehatan diketahui bahwa keluarga Ny. keluarga diketahui bahwa
: P belum mampu mengenal keluarga Ny. S belum
47
4. Analisa Data
No Data Fokus
Klien 1 Klien 2
1. Data Subjektif : Data Subjektif :
- Ny. P mengatakan “sakit asam - Ny. S mengatakan penyakit
urat itu apa ya mbak ?”. artritis gout itu adalah penyakit
- Keluarga Ny. P mengatakan linu – linu di tulang. Klien tidak
tidak mengetahui pengertian, mengetahui penyebab terjadinya
penyebab, dan tanda gejala penyakit artritis gout, dan tanda
penyakit artritis gout. gejala penyakit artritis gout.
- Ny. P mengatakan belum Klien mengatakan belum
51
5. Diagnosa Keperawatan
Klien 1 Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga mengenai artritis
Klien 2
gout; diit artritis gout.
53
5. Intervensi
DIAGNOSA
KRITESIA HASIL PERENCANAAN
KEPERAWATAN
KLIEN 1 dan 2
Defisit Setelah dilakukan tindakan Pertemuan ke-1
pengetahuan keperawatan selama 60 menit x 4 1. Kaji kadar asam urat
berhubungan hari berturut – turut, kedua 2. Kaji pengetahuan keluarga tentang pen0079akit artritis gout
dengan keluarga mampu mengetahui 3. Diskusikan bersama keluarga mengenai penyakit artritis gout
ketidakmampuan pengertian, tanda gejala, makanan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, dan diit artritis gout
keluarga mengenal yang boleh dan tidak boleh 4. Kaji pola konsumsi keluarga sehari – hari
masalah kesehatan dikonsumsi hingga cara diit artritis
keluarga mengenai gout dan obat tradisional untuk Pertemuan ke- 2
artritis gout; diit penderita artritis gout, dengan 1. Jelaskan makanan dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk
artritis gout. kriteria hasil : keluarga mampu penderita artritis gout dengan menggunakan media lembar balik
mengenal masalah kesehatan dan leaflet.
mengenai artritis gout, mengambil 2. Jelaskan kepada keluarga mengenai diit artritis gout dengan
keputusan untuk menentukan diit menggunakan media lembar balik dan leaflet.
54
artritis gout. 3. Jelaskan kepada keluarga tentang macam obat tradisional untuk
artritis gout dengan menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
Pertemaun ke-3
1. Jelaskan macam – macam makanan yang mengandung asam
urat
2. Bantu klien untuk secara benar mengikuti diit artritis gout
3. Jelaskan kepada keluarga tentang macam obat tradisional untuk
artritis gout dan ajarkan kepada keluarga cara mengolah salah
satu obat tradisional untuk penderita artritis gout.
Pertemuan ke-4
1. Evaluasi ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan
penyuluhan dan demonstrasi tentang artritis gout.
55
6. Implementasi
Diagnosa Tanggal, Tindakan Respon
Keperawatan jam keperawatan Klien 1 Klien 2
Defisit Pertemuan Mengkaji DS : DS :
pengetahuan ke 1 kadar asam - Ny. P mengatakan “iya mbak - Ny. S mengatakan “baik mbak,
berhubungan 28 urat kedua saya bersesdia dilakukan silahkan di cek kadar asam urat,
dengan Februari klien pengecekan asam urat, saya saya mbak kaki kanan daerah lutut
ketidakmampu 2017, sering merasakan linu – linu hingga telapak kaki, kaki kanan juga
an keluarga pukul pada kaki kiri daearh lutut susah buat jalan mbak, saya
mengenal 16.00 dirasakan pada malam hari memang punya asam urat mbak”.
masalah WIB dan sendi pangkal ibu jari kaki
DO :
kesehatan kiri mbak”.
- Kadar Asam Urat : 13.3 mg/dL
keluarga DO :
mengenai - Kadar Asam Urat : 9.8 mg/dL
56
DO :
Saat dilakukan pengkajian Ny. S selesai
memetik daun singkong untuk dimasak
pagi harinya.
Pertemuan Memberikan DS : DS :
ke 2 pendidikan - Tn. H mengatakan, “Iya mbak - Ny. S mengatakan “saya baru tahu
1 Maret kesehatan silahkan, bapak, ibu sama penyebab asam urat adalah dari
2017, mengenai anak – anak senang diajari makanan, kemudian untuk tanda dan
pukul pengertian, tentang kesehatan, ini kan juga gejala yang asam urat sendi terasa
19.10 WI penyebab, ada hubungannya sama nyeri pada malam hari terkadang
tanda, diit, penyakitnya ibu mbak” juga pagi hari, dan saya harus
dan obat - Ny. P mengatakan “saya baru memperbanyak minum air putih
tradisional tahu mbak kalau penyakit agar kadar asam urat saya dapat
yang dapat asam urat itu penyakit yang turun”.
dikonsumsi menyerang pada sendi, tulang - Tn. H mengatakan bahwa ia akan
oleh terasa linu , penyakit asam membantu ibu dalam melakukan
penderita urat yang saya alami, diit asam urat, dan selalu
59
Pukul benar makanan rendah purin ya saya baru tahu ini mbak makanan –
18.45 mengikuti mbak. Misal : tidak makan makanan yang harus dihindari dan
WIB diit artritis jeroan, emping, udang, kacang yang harus di konsumsi, saya akan
gout dengan – kacangan, lalu makanan mencoba untuk melakukan diet dan
benar dan yang dapat saya konsumsi mengonsumsi makanan – makanan
menjelaskan adalah telur, susu, buah yang dapat menurunkan kada asam
macam- semangka, melon ya mbak, urat mbak”.
macam saya sekarang paham mbak - Tn. W mengatakan akan selalu
makanan makanan – makanan yang mengingatkan Ny. S untuk tidak
yang harus saya hindari dan yang mengonsumsi makanan yang
mengandung harus saya konsumsi”. mengandung tinggi purin.
asam urat. - Nn. G mengatakan ia senang
karena mendapat informasi DO :
mengenai jenis – jenis makanan - Keluarga sangat antusias dan
yang dapat menurunkan kadar memperhatikan saat penulis
asam urat sehingga ia tidak harus menjelaskan
minum obat terus.
62
DO :
- Keluarga sangat antusias dan
memperhatikan saat penulis
menjelaskan
19.20 Menjelaskan DS : DS :
WIB kepada Ny. P mengatakan “ Jadi air Ny. S mengatakan “Selama ini yang saya
keluarga perasan labu siam bisa untuk tau obat tradisional yang bisa untuk
tentang menurunkan kadar asam urat ya asam urat ya sirsak itu mbak, ternyata
macam obat mbak.” labu siyam juga bisa ya mbak”.
tradisional
untuk artritis DO : DO :
gout. - Klien tampak antusias - Klien tampak antusias
- Klien penasaran dan ingin - Klien penasaran dan ingin mengetahui
mengetahui bagaimana cara bagaimana cara mengolah air perasan
mengolah air perasan labu siam. labu siam.
Mendemontr DS : DS :
63
asikan obat - Ny. P mengatakan “saya akan - Ny. S mengatakan ia sengan karena
tradisional mencoba mengonsumsinya mendapat informasi mengenai obat
yang dapat mbak.” tradisional yang dapat menurunkan
menurunkan - Nn. G mengatakan baik mbak kadar kolesterol sehingga ia tidak
kadar asam saya akan membuatkan ibu air harus minum obat terus.
urat yaitu perasan labu siyam tersebut.” - Tn. H mengatakan akan sering –
mengonsumsi DO : sering mengingatkan dan membantu
air perasan Ny. S untuk membuat air perasan
Klien mengikuti demonstrasi
sayur labu labu siam.
hingga selesai dan meminum air
siam. DO :
perasan labu siyam yang telah
Klien mengikuti demonstrasi hingga
dibuat.
selesai dan meminum air perasan labu
siyam yang telah dibuat.
64
7. Evaluasi
Evaluasi
Tanggal, Diagnosa
Jam Keperawatan
Klien 1 Klien 2
Pertemu- Defisit S: S:
an ke 4 pengetahuan - Keluarga Ny. P mampu menjelaskan - Keluarga Ny. S mampu menjelaskan
5 Maret berhubungan kembali tentang pengertian, penyebab, kembali tentang pengertian, penyebab,
2017, dengan
tanda gejala, komplikasi dan diit untuk tanda gejala, komplikasi dan diit untuk
pukul ketidakmampu-
19.00 an keluarga artritis gout dengan menyebutkan artritis gout dengan menyebutkan makanan
WIB mengenal makanan yang boleh dan tidak boleh yang boleh dan tidak boleh dimakan pada
masalah
dimakan pada penderita artritis gout. penderita artritis gout.
kesehatan
keluarga - Nn. N mengatakan bahwa Ny. P - Tn. W mengatakan Ny. S terkadang masih
mengenai artritis terkadang masih mengonsumsi jeroan. suka mengonsumsi daun singkong.
gout; diit artritis
- Ny. P mengatakan sudah mengonsumsi - Ny. S mengatakan sudah mengonsumsi air
gout.
air perasan labu siyam selama 4 hari. perasan labu siyam selama 2 hari karena
Ny. S tidak suka dengan rasa getir yang ada.
O:
- Kadar asam urat : 8.9 gr/dL
65
Keluarga
asuhan keperawatan keluarga tentang diit artritis gout pada tabel 4.1.
Artritis gout
Artritis Gout
Klien 1
16
14
12
Baik
10
4 Kurang
2
0 Tingkat Pengetahuan
Tn.
Tn.H Ny. P Nn. N
Klien 2
16
14
Baik
12
10
8
6
Kurang
4
2
0
Tn. W Ny. S Nn.G Kurang Pengetahuan
Berdsarkan tabel 4.1 dan diagram 4.1 diketahui bahwa rata – rata
Keluarga
16
14
Baik
12
10
8 73,3%
6
66,7% Kurang
4 60%
46.7%
40%
2 33,3%
Sebelum
0
Tn. H Ny. P Nn. N Sesudah
69
KLIEN 2
16
14
12 Baik
10
8
6 86,7%
66.7% 66.7%
4 Kurang
40% 40% 46,7%
2
0 Sebelum
Tn. W Ny. S Nn. G
Sesudah
pengetahuan pada kedua klien yaitu keluarga Tn.H dan keluarga Tn. W
mengalami peningkatan. Pada keluarga Tn. H terutama pada Ny. P dan pada
peningkatan.
B. Pembahasan
dengan fokus studi defisit pengetahuan diit artritis gout di Puskesmas Srondol
1. Pengkajian
Dimana pada keluarga Ny. S anggota keluarga meliputi Tn. H (53 tahun)
sebagai suami, Ny. P (41 tahun) sebagai istri, Nn. N (22 tahun) sebagai
anak pertama dan An. D (15 tahun) sebagai anak kedua. Untuk keluarga
Ny. S anggota keluarga meliputi Tn. W (57 tahun) sebagai suami, Ny. S
(48 tahun) sebagai istri, dan Nn. G (23 tahun) sebagai anak pertama.
Kedua keluarga ini sesuai dengan pendapat Achjar (2012) bahwa yang
dimaksud dengan keluarga inti (nuclear family) keluarga yang terdiri dari
terakhir yaitu SMP dan SD. Pendidikan kedua keluarga yang rendah
merupakan salah satu faktor ketidaktahuan keluarga akan penyakit dan diit
untuk penderita artritis gout, hal ini sesuai yang diungkapkan Notoatmodjo
melakukan pemeriksaan kadar asam urat pada kedua klien yaitu Ny. P dan
Ny. S. pada klien 1 yaitu Ny. P kadar asam urat menunjukkan angka 9.8
angka 13,1 mg/dL. Berdasarkan data dari kedua klien memiliki kadar
asam urat yang melebihi batas normal, menurut referensi kesehatan kadar
71
artritis gout normal pria dewasa adalah tidak lebih dari 6,8 mg/dl, dan
untuk wanita dewasa tidak lebih dari 6 mg/dl. Seorang pria dewasa
dikatakan menderita artritis gout bila nilainya di atas 7 mg/dl dan wanita
di atas 6 mg/dl, kadar artritis gout yang melebihi batas normal disebut
Pada klien 1 yaitu Ny. P mengeluh merasakan linu – linu pada kaki
kanan daerah lutut dirasakan pada malam hari dan kedua ujung jari tidak
terasa saat bangun tidur di pagi hari, sendi pangkal ibu jari kaki kiri terasa
linu dan kesemutan. Sedangkan pada klien 2 yaitu Ny. S mengeluh sering
mengalami linu – linu pada kaki kanan daerah lutut hingga telapak kaki,
kaki kanan sudah susah buat jalan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Noviyanti (2015) bahwa tanda dan gejala penyakit artritis gout adalah
serangan pertaman terjadi pada waktu – waktu tertentu, yaitu pada malam
hari dan pagi hari saat bangun tidur, terasa ngilu, linu, dan kesemutan di
sendi. Serangan pertama biasanya terjadi di sendi pangkal ibu jari kaki
(80% kasus).
pada klien 1 Ny. P, ternyata pola makan Ny. P kurang baik, hal ini sesuai
yang dikatakan Ny. P “saya biasa masak dan mengonsumsi jeroan dan
ikan laut mbk, tapi saya jarang memasak sayuran mbak”. Sedangkan pada
klien 2 yaitu Ny. S, pola makan Ny. S juga kurang baik, saat dilakukan
(bayam, daun papaya, daun singkong), tahu, tempe, ikan laut, klien jarang
72
mengonsumsi buah – buahan. Hal ini merupakan salah satu etiologi dari
dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni
(daging, jeroan, dan ikan sarden). Selain itu, pola makan tersebut tidak
menurut Andarmoyo (2012) hal tersebut adalah salah satu gangguan yang
2. Perumusan Diagnosa
melakukan praktik atau gaya hidup yang tidak sehat terkait dengan diit
3. Rencana Keperawatan
atas penetapan tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus,
luruskan informasi yang salah : beri penjelasan tentang diet artritis gout
dan gejala artritis gout pada penderita. Pastikan keluarga mengerti dan
jelas alternatif – alternative dan arah keputusan yang diambil : bantu klien
dan keluarga untuk secara benar mengikuti diet artritis gout yang
penyuluhan.
dapat menuju pada perubahan perilaku atau inovasi yang lebih baik.
ini kontak antara klien dengan penulis lebih intensif, setiap masalah yang
SMP dan Ny. S yaitu SD, pendidikan rendah atau kurang akan
diperoleh.
4. Implementasi
artritis yang terjadi pada Ny.P dan Ny. S dilakukan pada tanggal 28
Februari 2017 pukul 16.00 WIB di rumah Ny.P dan Ny.S. Tindakan yang
yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi hingga diit artritis
behavior).
(evaluation).
3 Maret 2017 pukul 19.00 bertempat di rumah Ny. P dan Ny. S pukul
klien untuk secara benar mengikuti diit artritis gout dengan benar agar
dalam bentuk tenaga, dana, maupun waktu; dan yang terakhir adalah
satu obat tradisional yang dapat menurunkan kadar asam urat yaitu
cara pembuatan air perasan labu siam, yang pertama di lakukan adalah
menyiapkan 1 buah labu siam setelah itu dicuci sampai bersih dengan
menggunakan air mengalir. Kedua parut labu siam setelah labu siam
sudah diparut, ambil ainya dan setelah itu diminum. Adapun respon yang
didapatkan pada kedua keluarga, yaitu pada klien pertama Ny. P dan klien
kedua Ny. S akan mencoba mengonsumsi air perasan labu siam. Dan
berada dalam buah labu siam berkhasiat sebagai anti-inflamasi dan anti-
berkhasiat sebagai diuretik atau peluruh air seni. Menurut Lalage (2013)
vitamin C yang ada pada labu siam sekitar 7,7mg/100g yang berfungsi
produksi enzim xantin oksidase. Oleh karena itu labu siam dapat
Menurut Ichal (2015) labu siam diberikan selama 7 hari secara berturut -
turut sebanyak 2 kali dalam sehari untuk menurunkan kadar asam urat.
5. Evaluasi
ke empat yaitu pada tanggal 5 Maret 2017 pukul 19.00 WIB yaitu
Ny. P dan Ny. S. Proses evaluasi menunjukkan hasil dari keluarga Ny. P
kesehatan dengan media lembar balik dan leaflet mengenai diit artritis
gout. Adapun respon yang didapatkan dari kedua keluarga yaitu keluarga
penyebab, tanda gejala, komplikasi dan diit untuk artritis gout dengan
penderita artritis gout. Namun, Ny. P dan Ny. S masih belum menerapkan
secara keseluruhan diet artritis gout. Ny. P dan Ny. S juga sudah dapat
menyiapkan air perasan labu siam dirumahnya. Hal ini sesuai dengan
79
pendapat yang disampaikan oleh Jhonson & Leny (2010) yaitu klien dan
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, dan diet artritis gout.
tingkat pengetahuan kedua klien, baik itu keluarga Tn. H dan keluarga Tn.
drastis. hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa faktor yang dapat
diperoleh. Sesuai hasil pengkajian, pada keluarga Tn. H jarang untuk pergi
menjadi lebih parah. Nn. N juga jarang mengingatkan dan mengajak Ny. P
kedua keluarga.
C. Keterbatasan Penulisan