KONSEP DIRI
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Dengan
Case Analyze Methode (CAM)
Disusun Oleh :
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena anugerah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Diri” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan
menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Konsep Diri. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat untuk di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat di pahami oleh siapa saja yang
membacanya, dan semoga dapat bermanfaat bagi kami dan bagi siapa saja yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan, dan kami
mohon adanya kritik dan saran agar dapat memperbaiki disaat yang akan datang.
Penulis (Kelompok 1)
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep diri merupakan hal yang kompleks dan abstrak, tidak dapat diraba dan tidak
berwujud. Diri merupakan konsep seseorang sebagai orang yang berbeda dengan orang lain
dan objek di sekitarnya. Terpisah dari orang lain dan objek tetapi merupakan manusia yang
utuh.
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti
perilaku dan pandangan klien tentang diri, masalah serta lingkungannya. Respons individu
terhadap stressor atau stimulus dapat dianalisis dari berbagai komponen konsep diri sehingga
perawat dapat merencanakan suatu asuhan yang lebih tajam dan berkualitas. Di dalam
perawatan kesehatan mental-psikiatri hal ini menjadi topik utama yang harus diperhatikan
sehingga asuhan keperawatan yang diberikan bersifat komprehensif dengan memandang
manusia secara utuh baik bio-psiko-sosial maupun spiritual.
Konsep diri merupakan konsep kritis yang perlu dimengerti oleh semua profesi yang
berhubungan dengan manusia (helping professional). Perawatan klien dengan gangguan
konsep diri diperlukan dalam merawat klien pada setiap tatanan pelayanan yaitu di
masyarakat, di rumah sakit umum, atau di rumah sakit jiwa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep diri?
2. Bagaimana teori perkembangan dari konsep diri?
3. Bagaimana rentang respon konsep diri?
4. Bagaimana proses pengkajian pada kasus gangguan konsep diri?
5. Bagaimana tanda dan gejala dari gangguan konsep diri?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis untuk klien dengan gangguan konsep diri?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep diri.
2. Untuk mengetahui bagaimana teori perkembangan dari konsep diri.
3. Untuk mengetahui bagaimana rentang respon konsep diri.
4. Untuk mengetahui proses pengkajian pada kasus gangguan konsep diri.
1
2
5. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala dari gangguan konsep diri.
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis untuk klien dengan
gangguan konsep diri.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Konsep diri ialah konsep seseorang dari siapa dan apa dia itu. Konsep ini merupakan
bayangan cermin, ditentukan sebagian besar oleh peran dan hubungan orang lain, apa yang
kiranya reaksi orang terhadapnya. Konsep diri ideal ialah gambaran mengenai penampilan
dan kepribadian yang didambakannya (Hurlock, 1998).
B. Teori Perkembangan
Secara umum konsep diri belum ada saat bayi dilahirkan tetapi konsep diri ini
berkembang secara bertahap. Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan perkembangan
bicara. Konsep diri dipelajari melalui kontak soial dan pengalaman berhungan dengan orang
lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh bagaimana individu mengartikan
pandangan orang lain tentang dirinya. Keluarga mempunyai peran penting dalam membantu
perkembangan konsep diri terutama pada pengalaman masa kanak-kanak.
3
4
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu gambaran diri (body image), ideal diri (self
ideal), harga diri (self esteem), peran diri (self role) dan identitas diri (self identity).
D. Proses Pengkajian
1. Faktor predisposisi
2. Faktor Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang dihadapi individu
dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat memengaruhi komponen.
5
Stressor yang dapat memengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuh, tindakan
operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh
kembang, prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat memengaruhi
harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan dari diri orangtua yang
berarti, pola asuh yang tidak tepat.
3. Respon Fisiologis
4. Respon Perilaku
b. Kerancuan Identitas
1) Tidak ada kode moral
2) Kepribadian yang bertentangan
3) Hubungan interpersonal yang eksploitatif
4) Perasaan hampa
5) Persaan mengambang tentang diri
6) Kerancuan gender
7) Tingkat ansietas tinggi
8) Tidak mampu empati terhadap orang lain
9) Masalah estimasi
5. Respon Kognitif
Respon kognitif pada klien dengan gangguan konsep diri sebagai berikut:
6. Respon Afektif
8. Sumber Koping
9. Mekanisme Koping
Mekanisme pertahanan ego yang sering dilakukan adalah fantasi, disosiasi, isolasi,
proyeksi dan displacement.
Gambaran diri adalah kumpulan sikap individu terhadap tubuhnya yang disadari atau
tidak disadari. Termasuk persepsi dan perasaan masa lalu dan sekarang tentang ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan dan potensi. Tanda dan gejala gangguan gambaran diri yaitu:
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berperilaku
berdasarkan standar pribadi, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu. Tanda dan gejala
seseorang mengalami gangguan ideal diri:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakti dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
c. Merendahkan martabat.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri.
e. Percaya diri kurang. klien sukar mengambil keputusan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
4. Peran (role)
F. Penatalaksanaan Medis
Harga diri rendah termasuk dalam kelompok penyakit skizoprenia tidak tergolongkan, maka
jenis penatalaksanaan yang bisa dilakukan adalah:
1. Psikofarmako
Adalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangi atau menghilangkan
gejala gangguan jiwa, obat yang biasa digunakan di RS jiwa antara lain:
a. Anti Psikosis
b. Anti Parkinson
Trihexypenidril (artane) dosis 5-15 mg/hr indikasi berbagai bentuk parkinsonisme. Kontra
indikasi: galukoma, takikardi, hipertensi, penyakit jantung, asma, ulserasi, duodenum. Efek
samping: sakit kepala, lemas, cemas, psikosis, depresi, halusinasi, ortostatik, foto sensitivitas,
penglihatan berkabut, mual muntah, konstipasi, frekuensi/retansi urin.
2. Pengobatan Somatik
3. Psikoterapi
Psikoterapi membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian
penting proses terapeutik, upaya dalam psikoterapi yaitu memberikan rasa aman dan tenang.
Menerima klien apa adanya, motivasi klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara
verbal, bersikap ramah sopan dan jujur pada klien.
4. Terapi Modalitas
Terapi Okupasi: Terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi
seseorang dalam melaksanakan aktivitas atau juga yang segala dipilih dengan maksud untuk
memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan harga diri.
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kasus
Ibu M adalah wanita 32 tahun sudah menikah berpenampilan menarik, telah
dirawat di rumah sakit umum karena histerektomi total. Riwayat penyakitnya
disajikan dalam konferensi keperawatan karena dia membuat banyak tuntutan dan
manajer perawat mencatat bahwa banyak anggota staf yang menghindar untuk
merawatnya. Ibu M telah menikah selama 2 tahun dan tidak memiliki anak. Hasil
observasi menunjukkan bapak M tidak pernah mengunjungi istrinya, meskipun ia
berbicara dengan ibu M melalui telepon. Ibu M mengeluh bahwa ia tidak bisa
tidur di malam hari dan sering memanggil perawat untuk perawat yang tampaknya
kecil. Ibu M telah membina hubungan dengan salah seorang perawat, dan mampu
menjelaskan beberapa keprihatinan ibu M.
Ibu M tampaknya memiliki tingkat ansietas berat terkait bisterektomi. Dia
takut efek operasi pada keinginan seksualnya, daya tarik, dan kemampuan untuk
melakukan hubungan intim dan melayani suaminya. Tanpa organ reproduksi, dia
mengatakan, dia akan merasa “tidak adekuat dan tidak lagi seperti seorang
wanita”. Dia mengatakan bahwa dia dan suaminya merencanakan untuk memiliki
anak, dan dia bertanya-tanya apakah suaminya akan meninggalkannya di masa
depan. Dia juga takut bahwa histerektomi akan menyebabkan dia kehilangan
kecantikan dan masa mudanya.
B. Pembahasan
1. Definisi, faktor predisposisi dan presipitasi, tanda dan gejala pada kasus.
a. Definisi
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Stuart&Sudden, 1991).
b. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
12
13
2. Penatalaksanaan
Dari segi obat-obatannya, karena klien mengeluh tidak bisa tidur di malam
hari bisa diberikan obat insomnia, dan untuk mengatasi gangguan konsep dirinya
bisa dilakukan dengan penatalaksanaan Psikoterapi, dimana psikoterapi ini
merupakan bagian penting proses terapeutik. Upaya dalam psikoterapi yaitu
memberikan rasa aman dan tenang, menerima klien apa adanya, motivasi klien
untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah sopan
dan jujur pada klien.
PENGKAJIAN
RUANG RAWAT : Tidak terkaji.
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. M
Tanggal Pengkajian : 04-04-2018
Umur : 32 Tahun
RM No. : Tidak terkaji
Pendidikan terakhir : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Status Marital : Menikah
Tidak berhasil
15
III. FISIK
1. Tanda Vital
TD : N: S: P:
2. Ukuran
TB : BB:
3. KeluhanFisik : ya tidak
4. Pemeriksaan Fisik
Tuliskan data fokus dan efek samping obat yang berhubungan dengan system
tubuh
a. System integumen :Tidak terkaji
b. System kardiovaskuler :Tidak terkaji
c. System respirasi :Tidak terkaji
d. System gastrointestinal :Tidak terkaji
e. Sistem urogenital :Tidak terkaji
f. System reproduksi : Telah dilakukan histerektomi total.
g. System persarafan :Tidak terkaji
h. System musculoskeletal :Tidak terkaji
i. System haemopoitik :Tidak terkaji
j. System endokrin :Tidak terkaji
k. System penginderaan : Tidak terkaji
Jelaskan, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh klien termasuk perilaku
Klien sudah dilakukan tindakan histerektomi total yang membuat klien ansietas berat dan
takut akan efek dari histerektomi tersebut.
17
IV. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri :
a. Gambaran diri :
Klien merasa takut histerektomi akan menghilangkan kecantikannya dan
masa mudanya
b. Identitas :
Klien merasa tidak lagi seperti seorang wanita setelah dilakukan
histerektomi
c. Peran :
Klien merupakan seorang istri dan klien takut efek operasi akan
berpengaruh dalam keinginan seksualnya, kemampuan melakukan
hubungan intim dan melayani suaminya.
d. Ideal diri :
Klien dan suami memiliki rencana untuk memiliki anak, tapi sekarang
setelah dilakukan histerektomi ia takut suaminya akan meninggalkannya.
18
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan :
2. Pembicaraan :
3.Aktivitas Motorik :
4.Alam perasaan :
5. Afek
Tidak sesuai
Penjelasan: Tidak terkaji.
Pengecapan Penghidung
8.Proses pikir :
Sirkumtansial Tangensial
Waham :
Disorientasi waktu
Tempat Orang
11. Memori :
Gangguan daya ingat jangka panjang
Konfabulasi
Jelaskan :Tidak terkaji.
Masalah keperawatan :Tidak terkaji.
13. KemampuanPenilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Menyalahkanhal-haldiluardirinya
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lainnya : Lainnya :
Koping Obat-obatan
Lainnya :
3. DS: Ansietas
1. Klien mengatakan bahwa dirinya
tidak bisa tidur di malam hari
2. Klien mengatakan takut efek
operasi pada keinginan
seksualnya, daya tarik, dan
kemampuan untuk melakukan
hubungan intim dan melayani
suami menurun.
3. Klien bertanya “apakah
suaminya akan meninggalkan
suaminya di masa depan.
DO:
1. Tn. M tidak pernah mengunjungi
istrinya, hanya mengabari lewat
telepon.
2. Memiliki tingkat ansietas berat
terkait histerektomi.
27
Diagnosa Keperawatan
1. Tidak dapat beristirahat 1. Gunakan pendekatan yang tenang 2. Agar klien memiliki tujuan hidup yang
2. Perasaan gelisah dan meyakinkan realistis.
3. Masalah perilaku 2. Berikan informasi faktual terkait 3. Untuk memberi dukungan dan kekuatan
4. Rasa takut yang disampaikan diagnosis, kepada klien.
secara lisan perawatan dan prognosis 4. Agar klien dapat mengungkapkan apa yang
dirasakannya.
5. Rasa cemas yang disampaikan 3. Dorong keluarga untuk
secara lisan mendampingi klien 5. Untuk mengetahui hal apa yang
6. Perhatian yang berlebihan dengan cara yang tepat (suami) membuat tingkat kecemasan klien
Telaah Jurnal
Judul :
Pengarang :
P:
Sebanyak 35 klien dengan harga diri rendah kronis di ruang Yudistira Rumah Sakit
dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
I:
20 klien diberikan tindakan keperawtan generalis, terapi kognitif, dan psiko edukasi
keluarga
C:
15 klien diberikan tindakan generalis dan terapi kognitif.
O:
Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis dan
terapi kognitf menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata 54,94% :
peningkatan kemampuan rata-rata 89,57% ; lama rawat rata-rata 37 hari.
T:
Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis, terapi
kognitif, dan psikoedukasi keluarga menunjukkan penuranan tanda dan gejala, rata-
rata 71,2% ; peningkatan kemampuan klien rata-rata 100% ; peningkatan kemampuan
keluarga rata-rata 98%; ; lama rawat biasanya 26 hari.
31
BAB IV
PENUTUP
C. Kesimpulan
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain (Stuart&Sudden, 1991). Termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Komponen
konsep diri yaitu gambaran diri (body image), ideal diri (self ideal), harga diri (self
esteem), peran diri (self role) dan identitas diri (self identity).
D. Saran
Konsep diri merupakan hal yang kompleks dan abstrak, tidak dapat diraba dan
tidak berwujud. Oleh karena itu konsep diri perlu diketahui perawat untuk mengerti
perilaku dan pandangan klien tentang diri, masalah serta lingkungannya. Selain
perawat, konsep diri juga perlu dimengerti oleh semua profesi yang berhubungan
dengan manusia (helping professional). Perawatan klien dengan gangguan konsep diri
diperlukan dalam merawat klien pada setiap tatanan pelayanan yaitu di masyarakat, di
rumah sakit umum, atau di rumah sakit jiwa.
32
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Ah dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2017-2018. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: Isfi
Penerbitan.
Purwanto, Teguh. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Heather, T. Herdman. 2015-2017. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klarifikasi Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Stuart. W. Gail. 2015. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart Buku 1.
Indonesia: Elsevier.
Moorhead, Sue dkk. 2013. Nursing Outcome Classification (NOC). Indonesia: Elsevier.