Anda di halaman 1dari 13

NASKAH RONDE KEPERAWATAN

Nama Pemeran

1. Wawan Hernawan : Kepala Ruangan

2. Sabar Theresia : Perawat Asosiate

3. Yunita Fitri Rejeki : Perawat Pelaksana

4. Tintin Sumarni : Ketua Tim

Pemeran Pembantu

1. Amir Hamzah : Pasien

2. Ida : KP (Keluarga Pasien)

3. Acep Hasan : Dokter DPJP

4. Nandang Tisna : Dokter Sp. Paru

5. Reni Rohimah : Psikolog

6. Jein A. Paendong : Ahli Gizi

~Pra Ronde ~
Di Sebuah Rumah Sakit Swasta yang berada di Kota Kembang, terdapat seorang
pasien yang benama Tn. R (26 th) megidap penyakit HIV. Virus yang menyerang
sistem imun pasien telah menyebar sehingga sistem pertahanan tubuh pasien lemah,
akibatnya kondisi pasien semakin memburuk dan banyak sekali komplikasi penyakit
salah satunya TB Paru.

Pada jam 08.00 WIB di ruangan Kamboja .........


Pa : Assalamualaikum bu.

Katim : Iya. Waalaikumsallam silahkan duduk.

Pa : Ibu permisi maaf menganggu waktunya. Pasien saya di kamar 301 Tn.R (26 th)
sudah 12 hari dirawat tetapi kondisinya malah semakin parah. Diagnosa medisnya HIV
tetapi 5 hari setelah dirawat pasien di diagnosa mengalami TB Paru. Pasien mengalami
penurunan BB yang sangat drastis bu dari 3 bln terakhir yaitu sekitar20 kg dari yang
awalnya 65 kg menjadi 45 kg, pasien juga mengalami anoreksia, bagaimana menurut
ibu ? apa yang harus kita lakukan akan keadaan pasien tidak semakin parah ?

Katim : Baiklah, saya punya rencana untuk melakukan ronde keperawatan, tetapi saya
akan bicarakan dulu masalah ini dengan karu. Untuk komplikasinya ada lagi selain TB
Paru ?

Pa : Tidak ibu hanya itu saja.

Katim : Baiklah kalau begitu saya akankeruangan Karu dulu, kamu lanjutkan pekerjaan
kamu ya.

Pa : Baik ibu ,kalo begitu saya lanjutkan lagi pekerjaan saya.

Katim pun langsung menuju ruang Karu. Diruang Karu.........

Katim : Assalamualaikum bu.

Karu : Waalaikumsallam, silahkan duduk.

Katim : Ibu maaf menggangu waktunya, barusan saya mendapatkan laporan dari
perawat pelaksana dari tim saya, bahwa pasien yang bernama Tn. R (26 th) dengan
diagnosamedis HIV tetapi mengalami komplikasi TB Paru sudah 12 hari dirawat belum
mengalami perkembangan malah kondisinya semakin memburuk, terutama pada
penurunan berat badannya bu. Bagaimana menurut ibu ? apakah perlu kita lakukan
ronde keperawatan untuk mencari solusi terbaik untuk pasien ?

Karu : Berapa penurunan BB pasien ?

Katim : Pada saat ditanyakan kepada keluarga , keluarga mengatakan BB pasien 3 bln
yg lalu 65kg dan sekarang menjadi 45 kg. Jadi, penurunan BB pasien 3 bln terakhir ini
20 kg, dan sekarang pasien mengalamianoreksia.

Karu : Wah drastis sekali penurunan BB nya. Baiklah kita harus melakukan ronde
keperawatan, kira-kira siapa saja yang akan kita undang dan selain itu apa lagi yang
terjadi dengan pasien ?

Katim : Pasien mengalami penurunan BB yang sangat drastris dan mengalami


anoreksia jadi kita perlu mengundang ahli gizi, selain itu kita juga perlu mengundang
dokter ahli paru karena pasien juga mengalami komplikasi TB paru. Dan tentu saja
dokter penanggung jawab pasien harus diundang karena lebih tau keadaan pasiennya
bu. Setelah dikaji, pasien juga mengalami rasa putus asa akibat penyakitnya sehingga
pasien tidak punya harapan hidup, jadi saya rasa disini perlu di undang juga psikolog.

Karu : Baik lah saya akan membuat proposal dan akan mengajukan kepihak yang
terkait. Kalau begitu sekarang, langsung saja minta persetujuan dari keluarga pasien
dan jangan lupa surat penyataan bahwa pasien sejutu akan dilakukan ronde
keperawatan.

Katim : baik ibu, kalau begitu saya akanlangsung ke pasien dan keluarga untuk
meminta persetujuan.

Katim dan perawat pelaksana menuju ruangan pasien.Diruangan pasien......


PP : Assalamualaikum A, gimana kabarnya ?

KP : Waalaikumsallam, Ah gini weh ga ada perkembangan sus, semenjak sering


batuk-batuk malah susah tidur dan makan juga ga nafsu bahkan uda 2 hari makannya
Cuma 2 atau 3 sendok saja, dan katanya perutnya juga kerasa nyeri, kasian sus liat
kondisinya, bahkan dia juga bilang percuma berobat dah ga akan sembuh.

Katim : Baiklah ibu, melihat kondisi Tn. R yang semakin memburuk maka kami dari tim
perawat akan melakukan ronde keperawatan, yang tujuannya adalah untuk mencari
solusi terbaik untuk mengatasi keadaan anak ibu sekarang. Tentunya kami akan
melibatkan banyak pihak dari berbagai bidang kesehatan seperti ahli gizi, psikolog,
dokter ahli paru, dan dokter yang biasa menangani anak ibu.

KP : Tapi sus, ketika dilakukan tindakan ini apakah mungkin anak saya bisa sembuh
dan bisa kembali seperti sedia kala ?

Katim : Untuk kesembuhan hanya Allah yang bisa menyembuhkannya bu, ibu dan
keluarga banyak berdoa saja, tapi disini, kami bersama tim akan berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Semoga setalah kami melakukan
ronde keperawatan ini, kondisi anak ibu bisa mengalami pembaikan. Baiklah ibu,
bagaimana apakah ibu setuju ?

KP : Iya kalau begitu, saya setuju jika itu demi kebaikan anak saya.

PP : Baik ibu , kalau begitu ini ada surat penyataan jika ibu selaku wali pasien
menyetujui dilakukannya ronde keperawatan ini. Jadi, ibu bisa tanda tangan disini ya bu
(PP memberikan surat persetujuan kepada keluarga pasien dan ditandatangani). karena
besok akan datang berbagai orang dari berbagai bidang kesehatan, jadi ibu jangan
kaget ya bu.
KP : Iya sus.

PP : Baik ibu, kalau begitu kami permisi dulu ya, silahkan lanjutkan kembali
istirahatnya.

Katim dan PP kembali keruangan, Katim pun memberitahu kepada karu bahwa
keluarga pasien setuju jika dilakukan ronde keperawatan. Lalu karu pun menghubungi
pihak-pihak terkait yang akan diikutsertakan dalam ronde keperawatan.

Karu : Selamat pagi, saya karu dari ruangan kamboja, kami memiliki pasien dengan
diagnosa medis HIV yang memiliki komplikasi TB. Pasien mengalami penurunan BB
yang sangat drastis sekitar 20 kg dan mengalami anoreksia dan kami mengundang ibu
untuk bergabung dalam tim ronde keperawatan untuk membantu kami agar bisa
memberikan intervensi keperawatan yang tepat terkait kebutuhan nutrisi pasien.
Acaranya akan dilakukan besok pada jam 09.00 pagi. Bagaimana ibu bersedia ?

Karu : Baik, kalo begitu ditunggu kehadirannya besok.

Dan karu pun melanjutkan menelpon bidang ahli kesehatan yang lainnya.

~ Ronde ~
Keesokan paginya pada jam 09.00 WIB tim ronde keperawatan yang sudah
diundang pun sudah berkumpul diruangan.

Karu : Selamat pagi semuanya, terima kasih untuk bapa dan ibu yang sudah
meluangkan waktunya untuk ikut dalam ronde keperawatan hari ini, sebelum kita
memulai ronde keperawaan ini marilah kita berdoa menurut agama dan keyakinan kita
(berdoa) .Baiklah untuk ronde keperawatan ini akan kita lakukan kurang lebih selama
15 menit. Sebelumnya, perkenalkan nama saya ...... saya sebagai karu diruangan ini.
selain itu disini ada ibu.... sebagai KATIM, Ners ....... sebagai Pa yang bertanggung
jawab atas pasien Tn. R (Dan seterusnya) . Tujuan kita melakukan ronde ini adalah
untuk memecahkan masalah mengenai tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
Kami memiliki pasien bernama Tn. R (26th) dengan diagnosa medis HIV/AIDS sudah
dirawat selama 13 hari dan kondisinya tidak mengalami perkembangan yang baik tetapi
semakin memburuk. Mungkin, untuk lebih jelasnya, informasi selanjutnya mengenai
pasien akan dijelaskan oleh Katim.

Katim : Baiklah, saya akan menjelaskan kondisi pasien saat ini. pasien mengalami
penurunan berat badan yang sangat drastis, mengalami anoreksia, bahkan 2 hari
terakhir sama sekali tidak mau makan, sekalipun makan hanya 2 atau 3 sendok saja.
Akibatnyanutrisi pasien tidak terpenuhi, pasien sering mengeluh nyeri disekitar
abdomen.pasien kehilangan harapan hidupnya setelah dia mengetahui bahwa dia
terkena penyakit HIV/AIDS dan 5 hari setelah pasien masuk RS dari hasil pemeriksaan
diagnostik dokter mendiagnosa bahwa pasien juga tekena penyakit TB Paru. Pasien
mengatakan tidurnya sering terganggu kerena sering terbangun akibat batuk dan sulit
untuk kembali tidur. Kami selaku perawat telah melakukan tindakan keperawatan untuk
mengetasi ketidakseimbangan nutrisi pasien dengan cara membujuk pasien untuk
makan dan menjelaskan betapa pentingnya asupan nutrisi dalam membanu proses
penyembuhan penyakit, lalu kami juga menganjurkan keluarga untuk memberi makan
pasien sedikit tetapi sering dan memantau saat pasien makan, apakah benar
makanannya habis dimakan atau habis karena dibuang. Mungkin dari Pa nya ada yang
ingin ditambahkan ?

PP : Baiklah, selain itu kami berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat TB
seperti Rifamfisin dll dan obat-obat lainnya. Tetapi, keadaan pasien tidak juga
mengalami pembaikan bahkan ketika obat telah diberikan.Malah batuk darah pasien
semakin menjadi. Kami telah mengajarkan pasien cara batuk efektif dan etika batuk.
Mungkin itu saja tambahan dari saya
Katim : Untuk lebih lanjutnya mari kita keruangan pasien untuk melihat keadaan pasien
secara langsung.

Tim ronde Keperawatan pun menuju ruang pasien. Diruangan pasien......

Katim : Selamat pagi ibu, sesuai dengan janji kita kemarin bahwa disini kami akan
melakukan ronde keperawatan dan ini adalah orang-orang yang terlibat di dalam TIM
kami. (memperkenalkan anggota tim satu persatu). Baik ibu kalau begitu bisa kami
lakukan tindakan sekarang.
KP : O iya silahkan.

Setiap anggota tim pun melakukan pengkajian berdasarkan bidangnya begitupun


dengan perawat pelaksana yang memegang pasien tersebut.

Pa : Aa bagaimana tidurnya semalam, bisa tidur tidak ?

Pasien menggeleng.

Pa : Kalau makannya bagaimana A habis tidak ? (sambil membuka kom makanan


pasien dan ternyata hanya sedikit yang dimakan)

Pasien menggeleng.
TIM Pun melakukan Pengkajian kepada pasien.Pa pun memeriksa TTV pasien dan
melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.

Setelah selesai pengkajian....

Katim : Baiklah ibu kami telah selesai melakukan tindakannya. Kalau begitu kami
permisi dulu ya.
Pa : Semoga keadaan Aa mengalami perkembangan yang baik dan selamat
beristirahat.

Setelah tim ronde selesai melakukan pengkajian, mereka pun kembali keruangan
untuk kembali berdiskusi. Di ruangan......
~ Post Ronde ~
Karu : Baiklah, tadi kita sudah melakukan ronde keperawatan. Bagaimana dengan
hasil pengkajiannya silahkan disampaikandimulai dari Pa?

Pa : Baiklah setelah dilakukan TTV dan pemeriksaan fisik di dapatkan hasil TD :


150/100 mmHg RR: 29x/menit HR: 120x/menit Suhu : 38 0 C. Ketika dilakukan
pemeriksaan fisik didapatkan mukosa bibir kering, adanya stomatitis abtosa yang
banyak dibibir bagian dalam, adanya jamur di lidah, pasien masih sering mengalami
hemoptisis, Suara nafas ronhki, suara lambung Timpani, bising usus hiperaktif, pasien
terlihat kurang tidur dan lemas, dan konjungtiva anemis dan juga ada lingkaran hitam
di kelopak matanya.

Katim : Jadi bagaimana untuk intervensi keperawatan selanjutnya apa yang akan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien ?

PP : Untuk tindakan kemarin, makan sedikit tp sering akan terus di lanjutkan tetapi
saat pasien makan saya yang akan menyuapi langsung dan saya menyerankan untuk
memberikan multivitamin agar pasien memiliki nafsu makan. Selain itu kan di mulutnya
ada stomatitis yang sangat banyak dan jamur pada lidahnya, saya akan berkolaborasi
kepada dokter dalam pemberian obat dan meningkatkan perawatan diri pasien
terutama pada bagian mulut.

Karu : Bagaimana untuk ahli gizi untuk tindakan kolaborasi yang bisa dilakukan ?

Ahli Gizi : Tadi sudah dikaji makanan kesukaan pasien, ada beberapa yang bisa
diberikan nanti akan di resepkan oleh kami untuk makanan pasien. Tadi pasien benar-
benar terlihat lemas karena kurangnya asupan nutrisi. Nanti akan diberikan vitamin
untuk menambah nafsu makan pasien dan akan diberikan nutrisi yang lebih adekuat
lagi.
Pa : O iya baiklah jika begitu.

Karu : Untuk Dokter DPJP bagaimana ?

Dokter DPJP : karena tadi terlalu banyak stomatitis yanga ada di mulut dan banyaknya
jamur di lidah setelah ini akan dilakukan pemasangan NGT, jadi untuk asupan
nutrisinya bisa melalui NGT agar nutrisi pasien juga bisa lebih terpenuhi. Tetapi
sebelum dilakukan pemasangan NGT pasien di periksa dulu kebagian Endoskopi untuk
melihat keadaan lambungnya sekarang.

Pa : Jadwal endoskopinya harus dilakukan kapan ya dok ?

Dokter DPJP : Setelah ronde ini selesai saja yah, langsung antar ke ruang endoskopi,
nanti saya sendiri yang akan melakukan endoskopinya.

Pa : Baik dok.

Karu : Kalau dari Dokter Sp. Paru bagaimana dok untuk tindakannya ?

Dokter Sp. Paru : Untuk obatnya nanti akan saya resepkan nanti saya akan
bicarakan dnegan dokter DPJP setelah hasil endoskopinya selesai, karena untuk obat Tb
ada beberapa yang nanti akan berpengaruh terhadap keadaan lambung pasien, dan
untuk nanti ambil sample dahak pasien ya untuk untuk diperiksa ulang. Tadi pasien
juga terlihat sulit bernafas karena banyaknya sekret yang menyumbat jalan nafasnya
jadi untuk mengencerkan dahaknya bisa dilakukan nebulizer, nanti akan saya resepkan
berapa kali harus dilakukan nebulizernya.

Karu : Baiklah terima kasih dokter dan yang terakhir dari psikologi pasien bagaimana
untuk mengatasinya? Silahkan ibu psikolog ?
Psikolog : Baiklah, setelah saya kaji, pasien memang mengalami depresi berat dan
keputusasaan akibat penyakit HIV yang di deritanya, dia menganggap bahwa
penyakitnya tidak akan sembuh dan masyavrakat akan mengucilkannya jika tau
penyakitnya. Jadi saya akan membuat jadwal kunjungan terhadap pasien terhadap
psikologinya dan saya juga akan meminta bantuan kepada komunitas orang-orang yang
mengidap HIV yang telah bekerja sama dengan RS ini untuk membantu pasien dalam
menumbuhkan kepercayaan dirinya, agar pasien tidak merasa bahwa HIV/AIDS adalah
akhir dari segalanya.

Karu : Baik kalau begitu, semua laporan sudah diberikan. Kita langsung saja ke katim
untuk menyimpulkan intervensi keperawatan yang akan dilakukan terhadap pasien.

Katim : Baiklah terima kasih untuk semua masukannya. Jadi, dapat disimpulkan
intervensi keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya adalah memantau pemasukan
nutrisi pasien. Mengantar pasien keruangan endoskopi, lalu memasang NGT, jadi
asupan nutrisi pasien akan diberikan melalui selang NGT. Selain itu juga pasien akan
diberikan nebulizer sesuai dengan order yang diberikan Dokter Sp. Paru dan Pa akan
dibantu oleh Psikolog dalam mengatasi rasa putusasa pasien dalam mengembalikan
kepercayaan dan harapan hidup pasien. Selain itu juga Pa akan melakukan perawatan
kebersihan mulut pasien. Mungkin itu kesimpulan intervensi yang akan dilakukan pada
ronde kali ini.

Karu : Baiklah, semoga ronde yang kita lakukan ini berhasil dan pasien mengalami
perkembangan yang baik, dan bisa kembali kelingkugan sosialnya tanpa rasa minder
yang berlebihan. Terima kasih untuk dokter, psikolog, katim dan Pa yang sudah terlibat
sebelum mengakhiri ronde kali ini marilah kita berdoa menurut keyakinan masing –
masing. Baiklah kalau begitu mari kita kembali kepekerjaan kita masing-masing. Akhir
kata saya tutup ronde ini dengan mengucapkan wabilahitaufik wahidayah
wassalamualaikum Wr. Wb.
Semua Tim Ronde pun kembali ke pekerjaannya masing-masing, kecuali Karu,
Katim dan Pa.

Karu : Baiklah rekan – rekan ku, silahkan lakukan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan sekarang, nanti setelah dilakukan tindakan kasih tau saya respon pasiennya
ya.

Katim : Baik bu, sus untuk sekarang antar pasien dulu keruang endoskopi ya untuk
diperiksa, nanti setelah kembali dari ruangan endoskopi kita lakukan pemasangan NGT.

Pa : Baik bu, saya permisi sekarang kalau begitu.

Pa pun meninggalkan ruangan rapat dan menuju kamar pasien.Lalu mengantar pasien
keruang endoskopi.Setelah kembali dari ruangan endoskopi, Pa dan Katim pun
melakukan pemasangan NGTkepada pasien.Katim pun melaporkan respon pasien
setelah dilakukan pemasangan NGT.

Katim : Ibu, NGT sudah selesai di pasang, hasil pmeriksaan endoskopi terdapat luka
pada lambung pasien, jadi akan diberikan makanan bubur kepada pasien lewat selang
NGT dan respon pasien ketika di pasang NGT kurang nyaman awalnya pasien menolak
tetapi setelah dibujuk oleh keluarganya pasien mau dipasang NGT dan pasien juga mau
bekerja sama saat pemasangan NGT. Untuk sekarang itu saja bu laporannya.

Karu : Baiklah , terima kasih, silahkan lanjutkan tindakan yang sudah di rencanakan
tadi.

Katim : Baik bu.

Katim pun keluar dari ruangan karu dan melanjutkan pekerjaannya.


Bukanlah hal yang mudah untuk menyembuhkan pasien dengan diagnosa
HIV/AIDS yang memiliki komplikasi TB paru dan disertai keputusasaan sehingga tidak
memiliki harapan hidup .Namun dengan usaha yang tidak hentinya sebagai seorang
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik kepada pasien dengan
ilmu pengetahuannya, dan menyerahkan semua hasil usahanya kepada Tuhan YME
maka tidak ada yang tidak mungkin dan tidak ada yang sia-sia.

~ THE END ~

Anda mungkin juga menyukai