Anda di halaman 1dari 5

PERANCANGAN MENURUT “AMERICAN CONCRETE INSTITUTE”

(Kardiyono Tjokrodimuljo)

The American Concrete Institute (ACI) menyarankan suatu perancangan campuran yang
memperhatikan nilai ekonomi, bahan yang tersedia, kemudahan pengerjaan, keawetan, serta
kekuatan yang diinginkan. Cara ACI ini melihat kenyataan bahwa pada ukuran maksimum
agregat tertentu, jumlah air per meter kubik adukan menentukan tingkat konsistensi/kekentalan
(slum) adukan itu.
Secara garis besar, urutan langkah perancangan menurut ACI ialah sebagai berikut :

1. Hitung kuat tekan rata-rata beton, berdasarkan kuat tekan yang disyaratkan (dulu
disebut kuat tekan karakteristik) dan nilai margin yang tergantung tingkat pengawasan
mutunya. Nilai margin ialah :
m = 1,64 . Sd
Dengan Sd ialah nilai deviasi standar yang diambilkan dari tabel 7.4. Kuat tekan rata-
rata dihitung dari kuat tekan yang disyaratkan ditambah margin :
f’cr = f’c + m

Dengan : f’cr = kuat tekan rata-rata, MPa


f’c = kuat tekan yang disyaratkan, MPa
m = nilai margin, MPa

Tabel 7.4. Nilai deviasi standar (kg/cm2)

Volume Pekerjaan Mutu Pelaksanaan


m3 baik sekali baik cukup
Kecil < 1000 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 65 65 < s ≤ 85
Sedang 1000 - 3000 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 55 55 < s ≤ 75
Besar > 3000 25 < s ≤ 35 35 < s ≤ 45 45 < s ≤ 65

2. Tetapkan faktor air-semen berdasarkan kuat tekan rata-rata pada umur yang
dikehendaki (lihat Tabel 7.5.) dan keawetannya (berdasarkan jenis struktur dan kondisi
lingkungan ; lihat Tabel 7.6). Dari dua hasil dipilih yang paling rendah.
3. Berdasarkan jenis strukturnya, tetapkan nilai slam dan ukuran maksimum agregatnya
(dari Tabel 7.7. dan 7.8)
Tabel 7.5. Hubungan faktor air-semen dan kuat tekan rata-rat silinder beton pada
umur 28 hari.

Faktor air-semen Perkiraan kuat tekan rata-rata (MPa)


0,35 42
0,44 35
0,53 28
0,62 22,4
0,71 17,5
0,80 14

Tabel 7.6. Faktor Air Semen Maksimum

Beton didalam ruang bangunan :


a. Keadaan keliling non-korosif 0,60
b. Keadaan keliling korosif, disebebkan oleh kondensasi atau uap 0,52
korosif

Beton di luar bangunan : 0,60


a. Tidak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 0,60
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

Beton yang masuk ke dalam tanah : 0,55


a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti-ganti 0,52
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah

Beton yang kontinyu berhubungan dengan air : 0,57


a. Air tawar 0,52
b. Air laut

Tabel 7.7. Nilai Slam (cm)

Pemaikaian Beton Maks Min


Dinding, plat fondasi dan fondasi telapak bertulang 12,5 5,0
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison, dan struktur di bawah 9,0 2,5
tanah 15,0 7,5
Plat, balok, kolom dan dinding 7,5 5,0
Pengeraan jalan 7,5 2,5
Pembetonan masal

Tabel 7..8. Ukuran maksimum agregat (mm)

Dimensi minimum, mm Balok/kolom Plat


62,5 12,5 20
150 40 40
300 40 80
750 80 80
Tabel 7.9. Perkiraan kebutuhan air berdasarkan nilai slam dan ukuran
maksimum agregat (liter)

Ukuran maksimum agregat,


Slam, mm mm
10 20 40
25 - 50 206 182 162
75 - 100 226 203 177
150 - 175 240 212 188
Udara terperangkap 3% 2% 1%

4. Tetapkan jumlah air yang diperlukan, berdasarkan ukuran maksimum agregat dan nilai
slam yang diinginkan (lihat Tabel 7.9.)
5. Hitung semen yang diperlukan, berdasarkan hasil langkah (2) dan (4) diatas.
6. Tetapkan volume agregat kasar yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan
ukuran maksimum agregat dan nilai modulus kehalusan agregat halusnya (lihat Tabel
7.10.)
7. Hitung volume agregat halus yang diperlukan, berdasarkan jumlah air, semen, dan
agregat kasar yang diperlukan, serta udara yang terperangkap dalam adukan (dari
Tabel 7.9), dengan cara hitungan volume absolute.

Tabel 7.10. Perkiraan kebutuhan agregat kasar per meter kubik beton, berdasarkan ukuran
maksimum agregat dan modulus halus pasirnya, dalam m3

Ukuran maksimum agregat, Modulus halus butir pasir


mm 2,4 2,6 2,8 3,0
10 0,46 0,44 0,42 0,40
20 0,65 0,63 0,61 0,59
40 0,76 0,74 0,72 0,70
80 0,84 0,82 0,80 0,78
150 0,90 0,88 0,86 0,84
CONTOH SOAL :

Rencanakan campuran adukan beton dengan cara ACI jika diketahui sebagai berikut :

Kuat tekan yang disyaratkan f’c = 20 MPa


Volume pekerjaan sedang dan mutu pekerjaan cukup
Beton didalam ruangan dengan keadaan sekeliling non korosif
Jenis struktur adalah balok dan kolom gedung
Ukuran maksimum agregat kerikil adalah 40 mm
Berat satuan kerikil = 1,60
Berat jenis kerikil = 2,60
Berat jenis pasir = 2,60
Modulus halus butir (MHB) = 2,80
PENYELESAIAN :

1. Dihitung deviasi standar berdasar tabel 7.4 dengan volume pekerjaan sedang dan mutu
pekerjaan cukup diperoleh :
Sd = 6,5 MPa
m =1,64 Sd = 10,7 MPa
f’cr =f’c + 1,64 Sd = 30,7 MPa

2. Dihitung nilai FAS dengan tabel 7.5 dengan interpolasi diperoleh FAS = 0,495
Dari tabel 7.6 diperoleh FAS maksimum 0,60 sehingga nilai FAS tetap = 0,495

3. Nilai slam dari Tabel 7.7 untuk jenis struktur balok dan kolom nilainya 75 mm – 150 mm
Ukuran maksimum kerikil 40 mm, sehingga tidak perlu melihat tabel 7.8, namun perlu
diperhatikan bahwa dimensi balok dan kolom berdasar tabel tersebut tidak boleh kurang
dari 150 mm.

4. Ditetapkan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton dengan tabel 7.9
berdasarkan slam antara 75 – 150 mm dan ukuran maksimum agregat 40 mm yaitu 177
liter atau 0,177 m3

5. Dihitung jumlah semen yang diperlukan per meter kubik beton dengan rumus :
Ws = A / FAS
= 0,177 / 0,495
= 0,358 ton

6. Dihitung volume kerikil dari tabel 7.10 berdasarkan ukuran maksimum agregat 40 mm
dan modulus halus pasir 2,80 diperoleh kebutuhan volume kerikil 0,72 m3
Dengan berat satuan kerikil 1,60 maka berat kerikil Wk = 1,60 x 0,72 = 1.152 ton
7. Jumlah volume absolute air, semen, kerikil dan udara adalah :
Va +Vs +Vk + Vu = 0,177 + (0,358/3,15) + (1.152/2,6) + 0,01
= 0,177 + 0,1135 + 0,44308 + 0,01
= 0,74373 m3
Volume absolute pasir :
Vp = 1 – 0,74373
= 0,25627 m3
Berat pasir = 0,25627 x 2,6
= 0,6663 ton

8. Kontrol hitungan dengan cara menghitung berat 1 m3 beton, yaitu berat total air, semen,
kerikil dan pasir :
Berat beton = Wa + Ws + Wk + Wp
= 0,177 + 0,358 + 1,152 + 0,663
= 2,3533 ton
Diperkirakan betul karena berat beton sekitar 2300 kg/m3

Cara ACI memiliki keterbatasan/kekurangan antara lain :


1) Cara ACI ini didasarkan atas penelitian eksperimental untuk memperoleh
proporsi bahan yang akan menghasilkan berbagai konsistensi. Agregat
yang dipakai mempunyai bentuk dan gradasi yang memenuhi spesifikasi
sehingga bila agregat yang dipakai tidak sesuai akan diperoleh
konsistensi yang berbeda.
2) Nilai modulus kehalusan agregat halus sebenarnya kurang
menggambarkan gradasi agregat yang tepat, sehingga jumlah volume
agregat kasar yang diperoleh pada langkah (6) kurang tepat.
3) Langkah (6) tersebut juga berdasarkan berat jenis agregat 2,68 sehingga
perlu koreksi bila dipakai berat jenis butir agregat yang lain.

Anda mungkin juga menyukai