TIMBANG TERIMA
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG PANDAN 1 RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya
sehingga Proposal Timbang terima pada praktek profesi manajemen keperawatan di ruang
Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya telah selesai. Proposal ini dibuat untuk merencanakan
kegiatan dalam pemenuhan kompetensi manajemen keperawatan dalam penerapan model
asuhan keperawatan profesional pada profesi manajemen.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna, begitu
pula laporan yang kami buat, baik dari segi isi maupun penulisan. Kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kami selanjutnya.
Kami juga berterima kasih pada pembimbing klinik Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RS, pasien dan keluarga serta teman-teman
kelompok yang telah membantu dalam proses penyelesaian Proposal Timbang terima.
Penyusun berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi
semua calon perawat dan masyarakat pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3 Tujuan..........................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................5
2.1 Definisi........................................................................................................................5
2.2 Tujuan..........................................................................................................................5
2.3 Manfaat Timbang Terima............................................................................................6
2.4 Prosedur Timbang Terima...........................................................................................7
2.4.1 ISBAR..............................................................................................................7
2.4.2 iSoBAR............................................................................................................9
2.4.3 SBAR...............................................................................................................9
2.5 Alur Timbang Terima.................................................................................................11
2.6 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima............................................12
2.7 Peran Perawat dalam Proses Timbang Terima..........................................................13
2.8 Evaluasi.....................................................................................................................13
2.8.1 Evaluasi Struktur............................................................................................13
2.8.2 Evaluasi Proses...............................................................................................14
2.8.3 Evaluasi Hasil.................................................................................................14
2.9 Observasi Timbang Terima di Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo.......................15
2.9.1 Struktur (Input)...............................................................................................15
2.9.2 Proses.............................................................................................................15
2.9.3 Hasil...............................................................................................................16
BAB 3 PERENCANAAN ROLE PLAY..............................................................................18
3.1 Rencana Pelaksanaan Timbang Terima.....................................................................18
3.2 Struktur Pengorganisasian.........................................................................................18
3.3 Metode.......................................................................................................................18
3.4 Media.........................................................................................................................18
3.5 Kriteria Evaluasi........................................................................................................20
3.5.1 Evaluasi Struktur............................................................................................20
3.5.2 Evaluasi Proses...............................................................................................20
3.5.3 Evaluasi Hasil.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
Lampiran 1...............................................................................................................................23
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
mortalitas dan lama tinggal di rumah sakit (Dingley 2008). Terdapat sekitar 20%-30%
informasi yang disampaikan selama timbang terima tidak didokumentasikan dalam rekam
medik. Dampak kurang dari idealmya timbang terima yaitu timbulnya efek samping,
keterlambatan dalam diagnosis medis dan pengobatan, komunikasi berlebihan, tindakan
berlebihan seperti tambahan prosedur dan tes, rendahnya penyedia dan kepuasan pasien,
biaya yang lebih tinggi, menetap di rumah sakit lebih lama, dan pelatihan yang kurang
efektif untuk petugas kesehatan (Patterson & Wears 2010).
Hasil pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi yang dilakukan tanggal
10-11 September 2018 kepada perawat Ruang Pandan I yaitu timbang terima
dilaksanakan 3 kali sehari yaitu pada pergantian shift malam ke shift pagi (pukul 07.00),
shift pagi ke shift sore, dan shift sore ke shift malam, akan tetapi pada saat validasi hanya
dilakukan pada shift malam ke shift pagi. Timbang terima dilakukan di ruang timbang
terima, dihadiri oleh seluruh perawat yang bertugas hal ini sesuai dengan hasil angket
terhadap 8 perawat yaitu dihadiri perawat yang berkepentingan (87,5%). Seluruh perawat
yang mengisi angket (62,5%) menyatakan timbang terima dilaksanakan tepat waktu.
Sebanyak 25% menyatakan ada kesulitan dalam pendokumentasian laporan saat timbang
terima dan pada saat validasi pasien, 62,5% menyatakan waktu untuk validasi tidak lebih
dari 5-10 menit. Sebanyak 87,5% menyatakan tidak ada interaksi dengan pasien saat
timbang terima di depan pasien. Semua perawat menyatakan telah mengetahui hal-hal
yang harus disampaikan saat timbang terima. Seluruh perawat menyatakan sudah terdapat
buku khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima dan mengetahui yang harus
dipersiapkan dalam pelaksanaan timbang terima. Serta mengetahui teknik pelaporan
timbang terima ketika di depan pasien. Perawat juga telah telah mengetahui yang harus
disampaikan saat timbang terima. Sebagian besar perawat mengetahui waktu yang
diperlukan saat validasi ke pasien pada waktu timbang terima, yaitu selama 5-10 menit.
Keseluruhan perawat telah mengetahui cara penyampaian dan persiapan untuk timbang
terima dimulai dengan pembukaan dan pembacaan do’a yang di pimpin oleh wakil kepala
ruangan Pandan I yang kemudian dilanjutkan dengan melaporkan kondisi pasien pada
perawat yang bertugas pada shift berikutnya.
Joint Commission International Patient Safety Goal 2 tahun 2015 menyatakan
perlunya peningkatan komunikasi yang efektif antara petugas kesehatan (JCI 2015). JCI
membutuhkan organisasi kesehatan untuk menerapkan pendekatan standar untuk
komunikasi timbang terima dengan maksud memperkuat komunikasi antara penyedia
3
layanan kesehatan selama proses timbang terima (Petersen dkk 2013). Peningkatan
komunikasi keperawatan dapat mengurangi kesalahan medis dan membuat perbedaan
positif pada outcomes pasien misalnya kematian yang lebih rendah, kepuasan yang lebih
tinggi, dan readmisi yang lebih rendah. Pelaksanaan alat komunikasi standar yaitu SBAR
sebagai panduan untuk mengkomunikasikan perubahan status pasien (Dingley 2008).
Meningat pentingnya komunikasi efektif maka kegiatan timbang terima patutlah
untuk dipelajari sebagai kompetensi wajib bagi peserta didik keperawatan. Mahasiswa
perlu untuk mempelajari konsep hand over sekaligus mempraktikanya dalam bentuk role
play keperawatan di ruang perawatan. Berdasarkan hal itu kami mahasiswa praktik
profesi keperawatan manajemen di Ruang Pandan I menyelenggarakan role play
keperawatan timbang terima.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan role play diharapkan mahasiswa dapat menerapkan
prinsip manajemen timbang terima dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan
profesional.
8. Mengetahui simulasi pelaksanaan proses timbang terima dalam bentuk role play
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Timbang terima pasien (operan) sebagai teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima
pasien harus dilakukan secara efektif dengan singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima
dilakukan saat perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggungjawab)
dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan (Nursalam 2015).
timbang terima pasien adalah salah satu bentuk komunikasi perawat yang
merupakan bagian dari aktivitas manajemen keperawatan. Timbang terima mencakup
keseluruhan fungsi manajemen. Timbang terima pasien dirancang sebagai salah satu
metode untuk memberikan informasi yang relevan pada tim perawat setiap pergantian
shift, sebagai petunjuk praktik memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien,
tujuan pengobatan, rencana perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton
2010).
kegiatan timbang terima dilakukan pada setiap pergantian perawat (shift). Perawat
yang diganti akan mengkomunikasikan hasil kegiatannya pada perawat pengganti melalui
pertukaran informasi mengenai kondisi pasien (Sumijatun 2009). Menurut cahyono
(2008), timbang terima adalah serah terima tanggung jawab dan pemberi informasi atas
keadaan pasien antar petugas atau transisi dalam perawatan pasien. Proses alih tugas dan
tanggung jawab yang terjadi dalam proses timbang terima dilakukan melalui komunikasi
verbal dan non verbal. Timbang terima adalah proses transfer atau perpindahan informasi
penting untuk asuhan keperawatan pasien secara holistik dan aman yang bertujuan agar
pelayanan yang diberikan oleh setiap perawat saling berkesinambungan (Perry & Potter
2004).
2.2 Tujuan
Tujuan utama komunikasi timbang terima adalah untuk memberikan informasi yang
akurat mengenai keperawatan, pengobatan, pelayanan, kondisi terkini pasien, perubahan
yang sedang terjadi, dan perubahan yang dapat diantisipasi. Informasi harus dijamin
5
6
akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian pelayanan bagi pasien
(Cahyono 2008). Nursalam (2015) membagi tujuan timbang terima menjadi :
a. Tujuan umum:
Mengkomunikasikan kepada pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
b. Tujuan khusus:
1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2. Menyampaikan hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada pasien.
3. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima yang terjadi dalam tatanan pelayanan kesehatan termasuk
keperawatan bertujuan untuk mengakurasi informasi, reliabilitas komunikasi dalam
perpindahan informasi yang relevan tentang tugas dan tanggung jawab yang digunakan
untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan bekerja, kondisi terkini pasien,
perubahan yang sedang terjadi dan perubahan yang dapat diantisipasi. Timbang terima
yang dilakukan oleh perawat memungkinkan terjadinya suatu forum diskusi untuk
bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan perawat. (Angood 2007, Lardner 1996,
Payne 2008).
Introduction:
1. Diri sendiri dengan nama dan jabatan
2. Lokasi anda
3. Dengan siapa anda berbicara
Identifikasi:
I
a. Nama pasien dan konsultan
b. Tanggal masuk rumah sakit
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Lokasi (jika berbeda dengan kamu)
Situation:
Menjelaskan tujuan anda.
S
"Tujuan saya adalah ...."
Jika mendesak katakan demikian dan alasan mengapa, misal tekanan darah rendah
Background:
Menceritakan kronologi:
B Riwayat masalah sekarang
Riwayat masa lalu yang relevan, pemeriksaan yang relevan, hasil tes yang relevan,
pernyataan singkat pengobatan sesuai dengan tanggal
Assessment:
Keluhan utama:
A Tanda-tanda vital terbaru: BP ----- nadi ----- ----- Pernapasan Suhu ----- Urine
Tingkat CNS (AVPU) ----- MEWS ----- bagaimana saturasi O²? ----
Lainnya: Nyeri ----- muskuloskeletal (deformitas / kelemahan) ----- Luka
Recommendation:
Jika diperlukan segera mengatakannya dan alasan mengapa
Kondisi apa yang akan harapkan
Mengajukan pertanyaan:
Apakah ada tes yang diperlukan? Misalnya. CXR, EKG dll
R
Apakah ada obat apapun/cairan yang diperlukan?
Apa perubahan dalam rencana pengobatan yang dibutuhkan?
Seberapa sering Anda mengobservasi tanda-tanda vital?
Apakah titik pemicu untuk MEWS skor perlu disesuaikan untuk pasien?
Jika pasien tidak membaik apakah ada penanganan lagi?
2.4.2 iSoBAR
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat Timbang terima sesuai dengan
iSoBAR, yaitu :
9
SITUATION
Background
Riwayat Keperawatan
Assesment:
Gambar TINJAUAN PUSTAKA.2 Alur timbang terima menurut Chaboyer et.al (2013)
2.8 Evaluasi
2.8.1 Evaluasi Struktur
1. Penanggung jawab timbang terima telah ditentukan
2. Teknik timbang terima disusun bersama-sama dengan staf keperawatan
3. Materi timbang terima ditentukan dengan jelas
4. Status pasien disiapkan sebelum timbang terima dimulai
5. Buku laporan dan buku pesanan khusus telah disiapkan.
2.8.2 Evaluasi Proses
1. Timbang terima dilaksanakan bersama dengan PJ unit dan staf
keperawatan pada pergantian sif
2. Timbang terima dipimpin oleh Perawat Primer sebagai penanggung
jawab shif
3. Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas atau
akan berdinas
4. Timbang terima dilaksanakan di Nurse station paling lama 15 menit
dan 3 menit di setiap pasien dengan keadaan istimewa
2.8.3 Evaluasi Hasil
1. Perawat mampu menyelesaikan dokumentasi secara lengkap yang berisi
(identitas, diagnosis medis, masalah keperawatan, intervensi yang sudah dan
belum dilaksanakan, intervensi kolaboratif, rencana umum pasien).
2. Perawat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
3. Peningkatan kemampuan komunikasi antar perawat.
4. Terjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antarperawat.
5. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.
14
2.9.3 Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi yang dilakukan
tanggal 11-12 September 2018 kepada perawat ruang Pandan I timbang terima
dilaksanakan 3 kali sehari yaitu pada pergantian shift malam ke shift pagi (pukul 07.00)
dan shift pagi ke shift siang (pukul 14.00), dan shift siang ke shift malam (pukul 21.00).
Timbang terima dilakukan di ruang timbang terima, dihadiri oleh seluruh perawat yang
bertugas. Hal ini sesuai dengan hasil angket terhadap 10 perawat yaitu 100% dihadiri
Kepala Ruangan dan perawat yang berdinas (100%). Tetapi dari hasil observasi pada shift
pagi ke shift siang dan shift siang ke shift malam tidak dilakukan validasi ke pasien
Hasil pengumpulan data melalui kuesioner dan observasi yang dilakukan tanggal 10-
11 September 2018 kepada perawat Ruang Pandan I yaitu timbang terima dilaksanakan 3
kali sehari pada pagi hari setelah timbang terima dilakukan validasi ke pasien akan tetapi
pada shift siang dan shift malam tidak dilakukan validasi ke pasien. Timbang terima
dilakukan di ruang timbang terima hanya pada shift pagi, dihadiri oleh seluruh perawat
yang bertugas hal ini sesuai dengan hasil angket terhadap 8 perawat yaitu dihadiri perawat
yang berkepentingan (87,5%).
Seluruh perawat yang mengisi angket (62,5%) menyatakan timbang terima
dilaksanakan tepat waktu. Sebanyak 25% menyatakan ada kesulitan dalam
pendokumentasian laporan saat timbang terima dan pada saat validasi pasien, 62,5%
menyatakan waktu untuk validasi tidak lebih dari 5-10 menit. Sebanyak 87,5%
menyatakan tidak ada interaksi dengan pasien saat timbang terima di depan pasien.
Semua perawat menyatakan telah mengetahui hal-hal yang harus disampaikan saat
timbang terima.
Seluruh perawat menyatakan sudah terdapat buku khusus untuk mencatat hasil
laporan timbang terima dan mengetahui yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan
timbang terima. Serta mengetahui teknik pelaporan timbang terima ketika di depan pasien.
Perawat juga telah telah mengetahui yang harus disampaikan saat timbang terima.
Sebagian besar perawat mengetahui waktu yang diperlukan saat validasi ke pasien pada
waktu timbang terima, yaitu selama 5-10 menit.
Keseluruhan perawat telah mengetahui cara penyampaian dan persiapan untuk
timbang terima dimulai dengan pembukaan dan pembacaan do’a yang di pimpin oleh
16
wakil kepala ruangan Pandan I yang kemudian dilanjutkan dengan melaporkan kondisi
pasien pada perawat yang bertugas pada shift berikutnya. Isi pelaporan timbang terima
menggunakan metode komunikasi SBAR (situation, background, assesment,
recommendation). Form timbang terima mencakup Situation (berisi diagnosa, keluhan
utama, masalah keperawatan), Background (berisi lama keperawatan, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit dahulu), Assesment (berisi TTV, GCS, resiko jatuh),
Recomendation (berisi tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan pemberian obat,
rawat luka, positioning pasien) serta dalam kegiatan timbang terima dilaporkan juga
complain dari pasien. Selain itu disampaikan pula pemeriksaan pada pasien dan tindakan
yang akan dilakukan untuk pasien.
Setelah dilakukan pelaporan, proses timbang terima ditutup oleh evaluasi dari
kepala ruangan dan kemudian dilakukan validasi ke pasien dengan menanyakan keluhan
yang dirasakan oleh pasien. Setelah dilakukan validasi ke pasien, perawat tidak kembali
ke nurse station untuk mendiskusikan kasus pasien namun perawat langsung melakukan
tindakan. Pendokumentasian SBAR dilakukan di buku laporan yang sudah disediakan
oleh ruangan, untuk dibacakan pada saat timbang terima dan tanda tangan yang tercantum
dalam buku laporan adalah tanda tangan perawat yang saat itu bertugas.
BAB 3
PERENCANAAN ROLE PLAY
3.1 Rencana Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/tanggal : Selasa, 25 September 2018
Waktu : 07.30 WIB
Pelaksana : Kepala Ruangan, Perawat Primer, Perawat Associate
Tempat : Ruang Pandan 1 RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
17
18
4. Kegiatan
Keg.
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat
Pasien
3 hari Pra Pra-timbang terima PJ - Ruang
sebelum timbang 1. Membuat proposal role Rawat Inap
timbang terima play Pandan I
terima 2. Persiapan laporan timbang RSUD Dr
terima Soetomo
3. Status pasien
4. Pembagian peran sebagai
Kepala Ruangan, NIC
malam, PP, dan PA
5. Mekanisme/alur yang harus
dilakukan saat timbang
terima
Keg.
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat
Pasien
5 menit Pasca 1. Kepala ruangan Karu, PP, - Ruang
timbang mempersilahkan dinas PA Diskusi/Nur
terima malam untuk beristirahat, se station
dan memberikan semangat
kepada perawat yang dinas
pagi
2. Mengucapkan salam
Angood. 2007. Why the joint comission cares about handoffs strategy. Forum :Reducing Risk
During Handoffs, 25 (1), 5 – 7.
Athanasakis, E. 2013. Synthesizing Knowledge about Nursing Shift
Timbang terimas: Overview and Reflections from Evidence-Based
Literature. International Journal of Caring Sciences September.
December 2013 Vol 6 Issue 3
Cahyono. 2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktek Kedokteran.
Yogyakarta: Kanisius
Clinical Governance Hunter New England Health. 2009. ISBAR revisited: Identifying and
Solving BARriers to effective clinical Timbang terima. Hunter New England: NSW
Health.
Dewi, Mursidah. 2011. Tesis Pengaruh Pelatihan Timbang terima Pasien terhadap
Pelaksanaan Timbang terima dan PEnerapan Keselamatan Pasien oleh Perawat
Pelaksana di Rumah Sakit Husada. Jakarta Universitas Indonesia.
Dingley et al. 2008. Improving Patient Safety through Provider Communication Strategy
Enhancement. Advances in Patient Safety: New Directions and Alternative
Approaches (Vol. 3: Performance and Tools). Rockville (MD): Agency for Healthcare
Research and Quality (US); 2008 Aug.
Elmiyasna, Mayasari. 2011. Gambaran Keefektifan Timbang terima (Operan) di Ruang
Kelas I IRNA non Bedah (Penyakit Dalam) RSUP dr. M. Djamil Padang.
JCI. 2010. Understanding Health Care Fasility Safety, Joint Commision International
Organization.
Lardner, R. 1996. Effective shift Timbang terima: a literature review.
http://www.hse.gov.uk/research/otopdf/1996/oto96003.pdf .
Neese, B. 2015. Effective Communication in Nursing: Theory and Best Practices.
http://online.seu.edu/effective-communication-in-nursing/
Nursalam. 2013. Managemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2015. Managemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
20
21
Peterson et al. 2013. Risk Management: What makes Timbang terima communication
effective? Nursing Management, 44(1), 15-18.
Patterson et al. Patient Handoffs: Standardized and Reliable Measurement Tools Remain
Elusive. The Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety. February 2010
Volume 36 Number 2
Rushton. H. C. 2010. Ethics of Nursing Shift Report. AACN: Advanced Critical
Care: Ethics in Critical Care, 21(4) : 380 – 384.
Lilleyman, Sir John. 2004. Guidance on clinical Timbang terima for clinicians and managers
Safe Timbang terima: safe patients
Wes Coast District Health Board. ISBAR Communication Tool For Health Professionals.
22
Lampiran 1
ROLE PLAY TIMBANG TERIMA PASIEN
DI RUANG PANDAN I RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
menyampaikan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP/PA yang akan
berdinas saat ini (pagi). Mohon disampaikan M1-M5 oleh ners Yumi.
(Before we begin handover the morning shift, let’s have pray together. Prayer begins (lead
pray), enough (prayer enough). (after prayer, NUM invite NIC/AN night shift nurse to report
the condition) Please NIC/AN night shift nurse report the last condition and patient progress
while on duty to this morning shift PN/AN. Nurse yumi please report M1-M5.)
NIC shift malam (Yumi) : Selamat pagi semuanya, terima kasih atas kesempatannya.
Sebelum kami menyampaikan keadaan pasien, saya akan
menyampaikan M1-M5 terlebih dahulu.
(Good morning, before we reporting the patient progress, i am
going to inform you the M1-M5.)
M1 (Ketenagaan): jumlah perawat yang shift malam
sejumlah 3 orang, saya selaku NIC, Ners Mario dan Ners
Roziqin selaku PA. Perawat ruangan 3 orang, mahasiswa
profesi 3 orang, TPP 1 orang. Tidak ada yang izin, masuk
semua. Semua sudah menjalankan tugas masing-masing
dengan baik. Jumlah pasien 12 dengan ketergantungan parsial
3, minimal 7, total care 2. Jumlah BOR 100%.
(The number of night shift Nurse was 3 nurses, i am as AN1, Ners Selly as PN, and Ners Lilis
as AN2. Room Nurse was 3, 3 professional students, and 1 Nurse Aide Team (NAT).
Everyone was present and have carried out their duties well. Number of patients are 12 with
partial dependence 3, minimum 7, total care 2. Total BOR 100%)
M2 (Sarana dan Prasarana): jumlah bed 12 terisi semua,
tiang infus 12, O2 sentral sejumlah 4 terdapat di Bed , tabung
O2 terdapat di ruang B3, B4, dan B5. Syring pump tidak ada,
infus pum tidak ada, tensimeter 2, termometer 2, penlight 1,
Saturasi oksigen 1, bak instrumen , baki 4, perlak 4, keadaan
baik.
(The number of bed is 12 and filled entirely, infusion pole 12, 4 central O2 are in Bed, O2
tube is in B3, B4 and B5. Syringe pump does not exist, infusion pump is not available, there
are 2 tensimeter, 2 thermometer, 1 penlight, 1 oxygen saturation, 1 instrument tray, 4 trays, 4
pads, all in good condition)
M3 (Metode Asuhan Keperawatan): MAKP yang digunakan
adalah MAKP primer
24
Situation : Tn. Tan King Sing, usia 73 tahun, Ulkus decubitus Gr.II Sakrum +
Ensefalopati Sepsis + Anemia (9,0) MRS hari ke 4
Background : KU lemah; GCS 433; TD 120/60mmHg; N:88x/menit; RR: 32
terpasang O2 NRM 8 lpm, suara nafas ronkhi secret (+), S:37,1. Terpasang IV line
tangan kiri (20G) hari ke 3, Terpasang, NGT hari ke 10 produksi warna hitam
20ml/24 jam, Sonde susu 200 cc, Terpasang kateter Hari ke 4 produksi urine 1000
ml/24 jam, BAB terakhir tanggal 25/09/2018 lunak, pasien penurunan kesadaran
B4 Terapi yang sudah diberikan nebul ventolin dan combivent
Assessment : Bersihan jalan nafas tidak efektif
Recommendation :
Monitoring TTV
Manajemen oksigenasi dan bersihan jalan nafas (nebul dan fisioterapi nafas),
Rencana rawat luka ulkus decubitus sacrum
Miring kanan-kiri tiap 2 jam
PA1 (shift malam) (Roziqin) : saya lanjutkan laporankan pasien Bed 5-8
25
Situation : Tn. Bruri Andaru, usia 27 tahun, MRS hari ke 8, diagnosa medis ALL
Leukemia fase limphoma post melena
Background : KU cukup, GCS 456, TTV : TD 120/100 mmHg, N 90/menit, RR
18/menit, suhu 39,9oC menggigil (+), terpasang IV tangan kiri (20G) hari ke 3,
kencing spontan, post open biopsy hari ke-3 luka merembes (-), perdarahan (-),
BAB 1xHari, makan 3/4 porsi, Hb (9,3) Trombosit (9000), klien mengeluh panas
naik turun. Tadi pagi suhu pasien 37,2oC
Terapi yang sudah diberikan
Inj Asam tranexamat 500 mg
Inj Metoclopramid 10 mg
B6
Obat oral Paracetamol 500 mg, Paracetamol drip 100 ml.
Assessment : Hiperthermia dan risiko perdarahan
Recommendation :
Monitoring TTV dan tanda perdarahan
Observasi dan rawat luka post biopsy
Meminimalkan pergerakan untuk mencegah perdarahan post biopsy
Rencana Tranfusi PRC 2 kolf dan TC 10 bag
Anjurkan untuk kompres jika suhu > 37 C
Cek lab kimia klinik dan darah lengkap post tranfusi (Hb, Plt, WBC)
PA2 (shift malam) (Mario) : selanjutnya saya laporkan pasien bed 9-12
(i will continue report patient bed 9-12)
Bed SBAR
B9 Situation : Tn. Ali Fatnan, usia 33 tahun, MRS hari ke 3, dengan diagnosa medis
ESRD HD Reguler + Ascites permagna + HHD
Background : KU Baik; GCS 456; TD 130/80mmHg; N:96x/menit; RR: 24
terpasang 02 nasal 4 lpm; S:37. Terpasang IV line tangan kanan (20G) venflon,
tangan kiri AV Shunt, BAK spontan minimal (<50ml) IWL: 15 x 77 = 1155, intake
minum 400 ml, Terakhir BAB tanggal 19/11 lunak, Edema Ektrimitas kedua kaki
pitting oedema (-), Ascites (+), klien mengeluhkan perut membesar
Terapi yang sudah diberikan
26
Bed SBAR
Obat oral asam folat dan amlodipine 10 mg
Assessment : Kelebihan volume cairan
Recommendation :
Monitoring TTV dan balance cairan
Rencana program HD regular
Rencana evakuasi ascites
Situation : Tn. Bruri Andaru, usia 27 tahun, MRS hari ke 8, diagnosa medis ALL
Leukemia fase limphoma post melena
Background : KU cukup, GCS 456, TTV : TD 120/100 mmHg, N 90/menit, RR
18/menit, suhu 39,9oC menggigil (+), terpasang IV tangan kiri (20G) hari ke 3,
kencing spontan, post open biopsy hari ke-3 luka merembes (-), perdarahan (-),
BAB 1xHari, makan 3/4 porsi, Hb (9,3) Trombosit (9000), klien mengeluh panas
naik turun. Tadi pagi suhu pasien 37,2oC
Terapi yang sudah diberikan
Inj Asam tranexamat 500 mg
Inj Metoclopramid 10 mg
B12
Obat oral Paracetamol 500 mg, Paracetamol drip 100 ml.
Assessment : Hiperthermia dan risiko perdarahan
Recommendation :
Monitoring TTV dan tanda perdarahan
Observasi dan rawat luka post biopsy
Meminimalkan pergerakan untuk mencegah perdarahan post biopsy
Rencana Tranfusi PRC 2 kolf dan TC 10 bag
Anjurkan untuk kompres jika suhu > 37 C
Cek lab kimia klinik dan darah lengkap post tranfusi (Hb, Plt, WBC)
NIC Malam (yumi) :Demikian laporan dari kami selaku shift malam.
(That's the report of night shift.)
Karu (Dhinar) :Terima kasih rekan-rekan dinas malam. Mungkin ada
pertanyaan atau klarifikasi dari teman-teman shift pagi kami
persilahkan.
(Thank you for night shift Nurse. Any question or clarification
from morning shift Nurse?)
PP1 (shift pagi) (Hary) : Untuk acara hari ini dari primer 1
1 B3 Tn. Warimin monitor hemodinamik tidak ada acara
2 B4 Tn. Tan King Sing dengan rawat luka ulkus decubitus
(For today's program from primary 1
1st B3 Mr. Warimin monitors hemodynamics, there is no event
2nd B4 Mr. Tan King Sing with decubitus ulcer care)
PP2 (shift pagi) (Rini) :Untuk acara hari ini dari primer 2
1 B11 Tn. Ali rencana program HD regular
2 B12 Tn. Bruri rencana tranfusi PRC dan TC
27
Karu (Dhinar) :Selamat pagi pak Warimin, saya selaku kepala ruangan pagi
hari ini, nama saya Dhinar, dan ini ners Hary yang bertugas pada pagi hari ini. Jika ada
keluhan silahkan menghubungi ners Hary.
PP1 (shift pagi) (Hary) :selamat pagi pak warimin? Apa bapak masih mengeluhkan
badan bapak lemas?
Pasien B3 (Tn.W) : iya ners Hary. Badan saya masih terasa lemas
PP1 (shift pagi) (Hary) : makannya semalam apa dihabiskan pak?
Pasien B3 (Tn.W) : tidak ners, saya tidak ada nafsu makan.
PP1 pagi (Hary) : bapak harus berusaha menghabiskan makannya, karna itu
sumber energi bapak, jika tidak makan badan bapak akan lemas.
Makan sedikit tapi sering ya pak. Dan pagi ini bapak akan
diambil darah untuk cek Labaoratorium.
Pasien B3 (Tn. W) : baik ners hary
Karu (Dhinar) : Baik, mari ke pasien lain. Silahkan bapak beristirahat kembali.
Semua :Permisi Pak Warimin.
Pasien B3 (Tn.W) :Iya
Narator
Setelah selesai Karu dan perawat kembali ners station untuk mengklarifikasi kembali apakah
ada yang perlu dibahas kembali
(When finished, the NUM and nurse back to the nurse station to clarify whether there was
anything needed to be discussed again)
perlu diklarifikasi ?
is there any other question or something to be clarified from morning
shift nurse?
Semua :Tidak ada ners Dhinar
No Nurse Dhinar
Karu (Dhinar) :Apabila tidak ada, silahkan PP pagi untuk menandatangani format
timbang terima dan PP malam menyerahkan status pasien. Saya
ucapkan terimakasih pada dinas malam dan selamat bertugas pada
perawat shift pagi. Teman-teman yang dinas malam semoga selamat
sampai rumah, dan yang dinas pagi tetap semangat dan selalu berhati-
hati selama tindakan. Jangan lupa perawat pagi setelah merapikan
tempat tidur pasien dilanjutkan memandu pasien dan keluarga untuk
melakukan 6 langkah cuci tangan. Saya akhiri, Wassalamualaikum,
Wr.Wb.
Well, if there is no one, please morning shift PN to sign the handover-
format, and night shift PN to give the patient status. I say thank you to
the night shift Nurse, take care on the way home. And for the morning
shift nurse team, please enjoy your duty, do your best and always be
careful on duty. After tidying up the patient's bed, remember to
continue guide the patient and family to do 6 steps of hand washing. I
close this session, Wassalamualaikum wr.wb.