Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

YERIKHO

Yerikho kerap disebut di kitab Suci. Tercatat sebanyak 59 kali ia disebut dalam Kitab
Suci. Rinciannya, 53 kali dalam Perjanjian Lama dan enam kali dalam Perjanjian Baru.
Dalam perjanjian lama Yerikho dikenal sebagai pintu masuk bagi bangsa Israel saat mereka
kembali dari perbudakan di Mesir.

Dari Yerikho,bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua kemudian menaklukkan kota-
kota lain ditanah Kanaan merebut kembali tanah terjanji warisan nenek moyang mereka.
Kisak penaklukkan Yerikho diceritakan panjang lebar dalam kitab Yosua (1-6). Oleh Yosua,
kota Yerikho dilulu-lantahkan. Berabad-abab kemudian, yakni pemerintahan Ahab, raja
Israel, Yerikho dibangun kembali oleh Hiel, orang Betel (1 Raja-raja 16:34). Di Kota inilah
Elia dan Elisa melakukan tugas kenabian mereka (2 Raja-raja 2:4-5). Sementara itu, dalam
Perjanjian Baru, nama Yerikho disebut sebagai lokasi dimana Yesus berjumpa dengan
Bartimeus (Markus 10:46). Dan Zakheus (Luk 19:1-2).

Dalam catatan sejarah arkeologi Kitab Suci, Yerikho adalah situs kedua (yang
pertama adalah Yerusalem) di Tanah Suci yang mendapat perhatian para arkeolog. Sejak
akhir abad ke 19, situs Yerikho mulai digali dan diteliti. Namun, penggalian besar terhadap
situs ini baru dimulai pada abad ke-20. Pertanyaan awal yang perlu diajukan disini
adalah,’’mengapa situs Yerikho menarik perhatian studi para arkeolog? Apa nilai
kepentingannya?’’Telah dikatakan diatas bahwa Yerikho adalah pintu bagi bangsa Israel
untuk masuk kembali ke tanah Kanaan-tanah terjanji yang diberikan Tuhan kepada Abraham,
nenek moyang bangsa Israel.(Kejadian 17:8).- selepas masa perbudakan di Mesir dengan
merebut Yerikho, pasukan Israel yang dipimpin Yosua memiliki akses untuk merebut
kembali kota-kota lain ditanah Kanaan.

Masalahnya Yerikho bukan sekedar Kota kecil yang gampang ditaklukkan. Kota ini
terlindung oleh tembok/benteng kota yang tinggi lagi kuat. Namun, dari penuturan Kitab
Yosua, dikisahkan bahwa berkat bantuan Tuhan, Yosua dan pasukan Israel meluluh-
lantakkan kota Yerikho dengan cara yang ajaib.

1
KISAH KITAB SUCI (YOSUA 1-6)

Pada akhir pengembaraan di padang gurun, Musa telah membawa bangsa Israel yang
keluar dari Mesir tiba didataran Moab. Sebenarnya bangsa Israel tinggal diselangkah lagi
masuk ke tanah Kanaan. Mereka tinggal menyeberang sungai Yordan. Namun, atas
kehendak-Nya, Tuhan baru memimpin bangsa Israel masuk ke tanah terjanji selepas Musa
mati dan digantikan oleh Yosua (mengenai mengapa Tuhan tidak memperkenankan Musa
masuk ke tanah kanaan bisa dibaca dalam Ulangan 3:23-27, 32:28-52: Bilangan 27:12-14).
Untuk masuk ke tanah Kanaan, kota pertama yang harus ditaklukkan oleh Yosua dan bangsa
Israel adalah Yerikho. Setelah sempat menutus dua orang mata-mata ke Yerikho, Yosua dan
bangsa Israel bersiap masuk ke Yerikho dengan menyebrangi sungai Yordan. Tuhan
menyertai mereka dengan mukjijat yang ia perbuat. Atas perintah Tuhan, Yosua menyuruh
para Imam dari suku Lewi untuk mengangkat tabut perjanjian dan berjalan didepan bangsa
Israel. Sesampainya mereka disungai Yordan, dan para Imam pengangkat Tabut Perjanjian
mencelupkan kakinya ke dalam air ditepi sungai Yordan, maka berhentilah air sungai itu
mengalir. Terciptalah sebuah bendungan air, lalu bangsa Israel pun menyeberangi sungai
Yordan di tanah yang kering (Yosua 2-3).

Berita masuknya bangsa Israel ke tanah Kanaan dengan cara yang ajaib terdengar ditelinga
para raja Kanaan. Merekapun menjadi tawar hati dan hilang semangat melawan orang israel.
Demikian juga dengan penduduk Yerikho. Sesampainya di Yerikho, pintu gerbang kota itu
telah tertutup, tidak ada orang keluar atau masuk. Dalam penyerbuan ke Yerikho, sekali lagi
Tuhan melakukan mujijat ditengah bangsa israel. Tuhan menitahkan Yosua untuk
mengelilingi kota Yerikho selama senam hari lamanya. Sehari satu kali. Sementara itu, tujuh
imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba didepan tabut perjanjian yang ikut
diarak mengelilingi kota Yerikho. Kemudian, pada hari ketujuh, mereka harus mengelilingi
kota itu sebanyak tujuh kali. Dan, ketika para imam meniup sangkakala tanduk domba yang
panjang bunyinya, maka haruslah seluruh bangsa Israel bersorak dengan sorak yang nyaring.
Seketika itu kota Yerikho akan runtuh. Maka, terjadilah demikian seturut dengan titah Tuhan.
Ketika tembok Yerikho runtuh, orang-orang Israel pun memanjat masuk kedalam Kota
Yerikho, entah itu penduduk atau ternak, kacuali Rahab dan seluruh keluarganya yang
diperkenankan Hidup. Sebab ia pernah ia berbaik hati menyembunyikan dan menyelamatkan
nyawa dua orang mata-mata Israel. Akhir cerita, kota Yerikho dan segala yang ada

2
didalamnya pun dibakar habis, kecuali emas dan perak, juga barang-barang tembaga dan besi
diselamatkan, sebab barang-barang itu dikhususkan bagi Tuhan (Yosua 5-6).

Fakta Arkeologis

Penggalian untuk menemukan jejak sejarah tentang Yerikho kuno oleh para Arkeolog
dipusatkan di situs Tell es –Sultan, sebuah dataran di lembah Yordan, sekitar 10 kilometer
arah utara dari laut mati dan 2 kilometer arah barat laut dari kota Yerikho sekarang. Dari hasil
penggalian arkeologis, diketahui bahwa kota ini merupakan dataran rendah. Ia berada 204 m
dibawah permukaan laut 914 m dibawah Yerusalem (ingat: perumpamaan Yesus tentang
orang samaria yang murah hati,’’ adalah seorang turun dari Yerusalem ke Yerikhho Lukas
10:30. Yerikho merupakan daerah yang subur. Banyak sumber mata air yang ditemukan
disekitarnya. Karena tanahnya subur, maka tak heran bahwabila dalam catatan Kitab Suci,
kota ini dikenal juga sebagai ‘’kota pohon korma’’(Ulangan 34:3 ; Hak 1:16, 3:3 ; 2 Tawarik
28:15).

Berdasarkan hasil penggalian, ditemukan bahwa Yerikho kuno dikelilingi oleh


tembok (benteng) berupa dinding tanah liat yang kokoh. Tebalnya sekitar 6 kaki, dan
tingginya sekitar 20-26 kaki. Tembok itu memiliki pondasi berupa dinding batu penahan pada
dasarnya, tinggi batu penahan itu adalah sekitar 12-15 kaki. Sementara itu, dibagian atas
daerah ini terdapat pula tembok berupa batu bata yang tingginya sekitar 46 kaki. Disinilah
letak kota Yerikho. Luasnya sekitar 9 hektar. Dari hasil penelitian, dipastikan juga bahwa
para penduduk Yerikho juga tinggal disepanjang benteng bawah dan atas tembok kota.

Selain itu, di situs Tell es Sultan tersebut, ditemukan juga puing-puing peninggalan
kota Yerikho kuno berupa barang-barang tembikar. Kendi-kendi utuh yang berisi benih
gandum, atau juga sisa-sisa tata letak kota yang memberi banyak imformasi soal kota
Yerikho dan terutama soal penyerbuan kota itu oleh bangsa Israel.

Sinkronisasi Kisah Kitab Suci dan Fakta Arkeologis

Hasil penggalian di situs Tell es Sultan menampilkan cukup banyak imformasi yang merujuk
pada penuturan Kitab Yosua tentang perebutan dan jatuhnya kota Yerikho. Sekalipun
demikian, dari bukti-bukti penggalian yang mereka temukan, para arkeolog juga bersilang
pendapat soal kesahian peristiwa perebutan dan perebutan dan jatuhnya Yerikho oleh bangsa
Israel yang dipimpin oleh Yosua.

3
1. Soal Kronologi .
Dari data dan bukti hasil penggalian, diantara para arkeolog rupanya belum
ada kata sepakat soal kapan bangsa Israel masuk dan menyerbu kota Yerikho. Jika
melihat kronologi historis kisa Kitab Suci, maka penghancuran kota Yerikho terjadi
sekitar tahun 1405 SM, yakni pada periode perunggu akhir. Pendapat ini diamini oleh
Garstang., arkeolog ternama asal inggris (melakukan penggalian sejak 1930-1936).
Garstang mendasarkan pandangannya dari temuan tembikar diantara reruntuhan kota
dan barang-barang lain yang selepas diteliti berasal sekitar tahun 1400 SM.
Namun arkeolog lain yakni Kathleen Kenyon (melakukan penggalian pada
1952-1958) menolak hasil studi Garstang dari hasil penggaliannya, Kenyon melansir
bahwa penghancuran kota Yerikho terjadi sekitar tahun 1550 SM, pada periode
perunggu awal, dengan demikian, menurutnya, ketika bangsa israel menyerang
Yerikho sebagaimana digambarkan dalam kitab Yosua, saat itu tidak ada tembok
tidak ada kota. Lebih jauh, ia menuturkan bahwa tahun itu Yrikho di hancurkan oleh
orang-orang Mesir yang meluaskan wilayah kekuasaanya di Kanaan. Namun dalam
penelitian terkini Bryant Wood seorang propesor tamu dari Universitas Toronto,
menyanggah pendapat kenyon. Menurut Wood dalam analisinya mengenai kronologi
historis penghancuran Yerikho, Kenyon agaknya menafikan data-data dari barang-
barang tembikar yang yang ditemukan di situs Tell es-Sultan. Sebab, dari hasil
penelitian modren, barang-barang tembikar itu ternyata memiliki kontiunitas historis
dengan penetapan waktu penghancuran Yerikho sebagaimana dilaporjkan didalam
kitab suci.

Pertama

Dari sinilah kita bisa belajar untuk berhati-hati agar tidak memberikan dukungan yang
berlebihan kepada perkiraan tanggal dan penafsiran data yang dilakukan oleh para arkeolog.
Penetapan tanggal dan kesimpulan yang didasarkan atas penemuan-penemuan arkeologis
sering bergantung pada faktor-faktor yang bersifat subyektif.

Kedua

Soal runtuhnya tembok Yerikho. Kitab Yosua mencatat bahwa robohnya tembok
Yerikho terjadi lantaran Tuhan turut berperang di pihak mereka. Dengan kata lain, atas kuasa
Tuhanlah tembok Yerikho yang kokoh itu roboh.

Ketiga

Soal caranya masuknya orang-orang Israel ke kota Yerikho. Meskipun tembok kota
Yerikho telah roboh. Namun tembok kota itu masih memiliki pondasi yang cukup kuat
(karena dibuat dari batu). Dan tinggi yakni sekitar 12-15 kaki. Dengan demikian, orang-orang
Israel dapat memanjat diatas gundukan puing-puing tembok yang roboh, naik di atasnya, dan
lalu masuk kedalam kota. Yosua 6:20 dengan jelas menggambarkannya ‘’ maka runtuhlah

4
tembok itu, lalu mereka memanjat masuk kedalam kota, masing-masing langsung kedepan,
dan merebut kota itu.

Penutup

Tujuan khusus dari kitab Yosua, dengan tekanan pada perebutan dan pembagian
tanah, adalah menunjukkan kesetiaan Allah akan janji-janji yang dibuat dulu kpeda para Bapa
bangsa Musa terutama janji akan tanah. Janji itu terpenuhi dalam Kitab Yosua untuk
membangkitkan dalam hati umat kepercayaan akan janji-janji Allah

Kitab Suci memang pertama-tama bukan buku sejarah. Kitab Suci adalah buku Iman.
Funsinya adalah untuk mengajar dan mendidik umat beriman. Kalaupun ada peristiwa dan
catatan sejarah dalam kitab suci, itu semua harus dimngerti dalam konteks iman, yakni
bagaimana Allah hadir dan menyertai umat pilihan-Nya dalam sejarah hidup manusia.

Anda mungkin juga menyukai