Makalah Kepemimpinan Operasional
Makalah Kepemimpinan Operasional
*KEPEMIMPINAN OPERASIONAL*
Dosen Pengampu:
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 4
TP. 2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulishaturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Berkat dan
Rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Isi makalah ini, kami mengangkat
topik permasalahan tentang “KEPEMIMPINAN OPERASIONAL”. Semoga dengan pembahasan
makalah ini dapat berguna bagi kita. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang telah membantu kami dengan memberikan dorongan dan saran untuk menyusun
makalah ini sehingga diselesaikan dengan baik. Dan juga makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, apabila ada kekurangan atau kesalahan kata dalam penulisan, penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya dan bersedia menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi memperbaiki makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 7
B. SARAN ........................................................................................................................ 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model pemimpin ideal , yang mampu mewujudkan apa yang menjadi visi lembaganya.
Gambaran model pemimpin seperti itu ,adalah model kepemimpina yang menitik beratkan pada
bagian operasional dan bukan hanya kepemimpinan yang terkutat pada persoalan administratif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahpada makalah ini adalah
bagaimana kepemimpinan operasionaldalam pendidikan.
C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan pada makalah ini adalah untuk bagaimana kepemimpinan
operasional dalam pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah kepemimpinan operasional ini sebagai bentuk kepemimpinan yang berfungsi sebagai
pengawalan atas kebijakan yang di ambil pemimpin dan lembaga. Pengawalan akan bersifat konrol
dan sekaligus sebagai pendamping atau patner dengan semua anggota atau bawahan. Sehingga
fungsi pemimpin akan terus menerus berada dalam atmosfir atau berada dalam komunitas yang
dipimpinya. Ia secara aktif dan proaktif dalam mengembangkan visi yang dimilikinya tidak saja
dalam tataran administrstif tetapi secara langsung ada di lapangan perjuangan.
2
Kepemimpinan adminstratif ,sebagai model kepemimpinan yang pemimpinnya
menitikberatkan kepada ketuntasan administratif. Baik dalam pembuatan target , implementasi
strategi pencapaian targetnya, pemimpin hanya akan berkytat kepada duta serta fakta administrasi
di belakang meja ruang kerja sang pemimpin.Kepemimpinan operasional akan menutur seorang
pemimpin yang mampu berkomunikasi secara emosional ,startegis, dan taktis. Pola komunikasi
ini akan dirasakn oleh komunitas sebagai kehangatan yang sekaligus mencerdaskan komunitas
yang ada. Pola komunikasi pemimpin operasional akan melahirkan pemimpin pemimpin yang baru
yang akan lebih cemerlang di kemudian hari. Karena kepemimpina operasional selalu akan
memberikan inspirasi bagi anggota komunitas yang memiliki potensi kepemimpinan.
Misalnya untuk mengukur efektivitas kepemimpinan operasional pada tingkat prodi pada
suatu perguruan tinggi,tercermin dari efektivitas pimpinan prodi dalam mengarahkan dan
mempengaruhi semua unsur dalam prodi dalam penyusunan madmap, penyusunan kurikulum,
perencanaan , pelaksaaan , dan pengawasan pendidikan , penelitian dan pengabdian pada
masyarakat , dan administrasi prodi.
1. Membangun karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan peraturan perundang
undangan dan kemampuan untuk menjunjung tinggi etika publik,taat pada nilai nilai
,norma, moralitas dan bertanggungjawab memimpin lembaganya /intensitasnya.
2. Membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan
3. Melakukan koloborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola tugas tugas
organisasi ke arah efektivitas dan efesiensi pelaksaan kegiatan orientasi
4. Melakukan inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan pelaksaan kegiatan yang
lebih efektif dan efisiensi
5. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal organisasi dalam
implementasii.
Misalnya dilingkungan unit fakultas suatu perguruan tinggi , pimpinan fakultas (Dekan) dapat
mengarahkan dan memperbaharui perilaku semua unsur dalam lingkungan fakultas , mengikuti
nilai , norma. Etika, dan budaya organisasi yang disepakati bersama serta mampu membuat
keputusan yang tepat dan cepat. Pimpinan fakultas daoat merumuskan tata pamong yang bersifat
impikatif di setiap unit kerja.
Tata pamong adalah suatu sistem yang dapta menjadikan kepemimpinan , sistem pengelolaan
dan penjaminan mutu berjalan secara efektif di dalam universitas/fakultas yang mengelola
program studi. Hal hal yang menjadi tata pamong termasuk bagaiman kebijakan dan strategi
3
disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terplilihnya pemimpin dan pengelola yang
kredibel dan sistem penyelenggaran program studi kredibel , transparan, akuntabel,
bertanggungjawab dan menerapkan prinsip prinsip keadilan.
a. Hal yang bersifat instruktif. Hal hal yang bersifat instruktif sentralistik di putuskan oleh
dekan yang kemudian didelegasikan ke bawah
b. Hal hal yang bersifar koordinatif . keputusan di ambil melalui rapat rapat
c. Hal hal yang bersifat otonomis. Keputusan di srerahkan kepada subsistem yang diberikan
hak untuk memutuskan.
d. Hal hal yang bersifat konsultatif. Keputusan di ambil setelah adanya kesepakatan.
Dalam penjamina mutu pemeblajaran dilakukan melalui kontrol presensi perkuliahan yang
dilakukan oleh dosen pengampu matakuliah melalui jurnal perkuliahan dan absensi kehadiran
dosen. Sementara untuk menjamin mutu lulusan fakultas atau prodi tersebut dilakukan kontrol
dengan mengajukan pertnayaan secara informal kepada alumni yang meminta legalisir ijazah
yahng tekait dengn proses belajar dan mengajar yang pernah dilkakukan sebelumnya.
4
D. FUNGSI KEPEMIMPINAN OPERASIONAL
Secara operasional fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok, yaitu:
1) Fungsi Instruksi Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator
merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk menggerakan dan memotivasi orang lain agar mau
melaksanakan perintah.
2) Fungsi Konsultasi Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan yang
mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai
mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap
berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan
setelah keputusan di tetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan
untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusankeputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.
3) Fungsi Partisipasi Dalam menjalankan fungsi ini, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-
orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas melakukan semuanya, tetapi dilakukan
secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil
tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin
dan bukan pelaksana.
4) Fungsi Delegasi Fungsi Delegasi dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang
membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan
dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima
delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan
prinsip, persepsi, dan aspirasi.
5
Fungsi Pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses
(efektif) mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat
diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan. Seluruh fungsi
kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktivitas kepemimpinan secara integral, yaitu
pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja, mampu memberikan petunjuk yang jelas,
berusaha mengembangkan kebebasan berfikir dan mengeluarkan pendapat, mengembangkan kerja
sama yang harmonis, mampu memecahkan maalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas
tanggung jawab masingmasing, menumbuhkembangkan kemampuan memikul tanggung jawab,
dan pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Alangkah lebih baik nya lebih di perbanyak dan di perjeleas penjelasan dari kepemimpinan
operasional ini. Karena pembaca akan lebih mudah tertarik dan mengerti materi apa tau ringkasan
dari kepemimpinan operasional ini. Berdasarkan pada uraian tersebut di atas, maka kami sebagai
penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
a) Hendaknya para pemimpin dalam melaksanakan aktivitasnya kepemimpinannya dalam
mempengaruhi para bawahannya berdasarkan pada kriteria-kriteria kepemimpinan yang baik.
b) Dalam membuat suatu rencana atau hendaknya para pemimpin memahami keadaan atau
kemampuan yang dimiliki oleh para bawahannya, dan dalam pembagian pemberian tugas
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
c) Pemimpin hendaknya memahami betul akan tugasnya sebagai seorang pemimpin.
d) Dalam melaksanakan akvititasnya baik pemimpin ataupun yang dipimpin menjalin suatu
hubungan kerjsama yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan organisasi atau instnasi.
7
DAFTAR PUSTAKA