Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Memahami Pengutipan dan Penulisan Daftar


Pustaka

Dosen Pengampu:
Eva Eri Dia, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Adhellia Rizqi D. (5113007)
Ajizatur Rohmah (5213006)
Makin Nugroho (5213018)

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam


Program Studi Matematika Dan Pendidikan Matematika
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM JOMBANG
2014

i|Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Alhamdulillah, Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas izin dan
ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul
“Memahami Pengutipan dan Penulisan Daftar Pustaka” dengan tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam tetap terlimpah curahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing dan menuntun kita dari zaman
yang gelap hingga menuju zaman yang terang-benderang dengan ajaran “Addinul
Islam” sehingga kita dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada Bu Eva Eri Dia,Spd., M.pd.
selaku dosen pembimbing yang telah ikhlas mengajar, membimbing, mendidik serta
memberi pengetahuan kepada kami dan juga ucapan terimakasih kepada rekan-
rekan mahasiswa dan mahasiswi yang telah membantu dalam penyelesaian
penulisan makalah ini. Semoga bantuan-bantuan yang telah diberikan bisa menjadi
amal yang hasanah dan diterima oleh Allah SWT.
Dalam makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang berguna mengarahkan kami ke arah yang lebih baik dalam penulisan
makalah berikutnya dan apabila terdapat kekeliruan dalam makalah yang sederhana
ini, kami mohon maaf, karena kami hanyalah manusia biasa. Sesungguhnya
kebenaranitu hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah kami ini bermanfaat
untuk pembaca umumnya dan penulis khususnya. Amin.

Penulis.

ii | B a h a s a I n d o n e s i a
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ················································································ i


Kata Pengantar ·················································································· ii
Daftar Isi·························································································· iii
Bab 1 Pendahuluan ············································································· 4
1.1 Latar belakang ·········································································· 4
1.2 Rumusan masalah ······································································ 4
1.3 Tujuan pembahasan ···································································· 5
Bab 2 Pembahasan ·············································································· 6
2.1 Kutipan langsung dan tidak langsung ·············································· 6
2.2 Penulisan sumber rujukan ···························································· 10
2.3 Penulisan daftar pustakan ····························································· 14
Bab 3 Penutup ··················································································· 21
3.1 Kesimpulan ············································································· 21
Daftar pustaka ··················································································· 23

iii | B a h a s a I n d o n e s i a
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dunia pendidikan mengharuskan para pelajarnya mampu memiliki kemampuan
atau skill dalam penggunaan bahasa karena bahasa merupakan alat komunikasi paling
penting untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bagi orang Indonesia, penguasaan
berbahasa Indonesia haruslah menjadi hal yang harus diperhatikan. Kemahiran dalam
berbahasa Indonesia bagi mahasiswa Indonesia tercermin dalam tata pikir, tata ucap,
tata tulis, dan tata laku dalam konteks ilmiah dan akademis. Maka dari itu, bahasa
Indonesia masuk dalam mata kuliah untuk perkembangan kepribadian siswa sebagai
insan terpelajar yang akan terjun dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pada mata kuliah bahasa Indonesia, mahasiswa diajarkan untuk mahir membaca,
berbicara, dan menulis. Dalam konteks menulis misalnya, mahasiswa diajarkan untuk
mampu membuat karya ilmiah, karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan menulis
akademik. Contoh dari karya ilmiah yaitu makalah, proposal penelitian, skripsi, tesis,
disertasi,dan lain-lain. Karya tulis yang dihasilkan oleh para mahasiswa diharapkan
kelak dapat menyebarkan pemikiran dan ilmunya dalam berbagai forum ilmiah.
Penyusun suatu karangan ilmiah, seorang penulis mencari beberapa sumber
untuk melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan
ke dalam sebuah kutipan, catatan kaki maupun daftar pusaka. Penulisan kutipan, catatan
kaki, dan daftar pusaka yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
harus diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan karangan ilmiah.
Sebagian besar orang belum memahami dan mempelajari tentang kutipan, catatan kaki,
dan daftar pustaka bahkan mengabaikan tata cara penulisannya karena dianggap tidak
begitu penting. Dalam kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan kutipan, catatan
kaki, dan daftar pustaka secara lengkap dan jelas.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana cara membuat kutipan dalam tulisan karya ilmiah?
2. Bagaimana cara penulisan sumber rujukan dalam karya ilmiah?
3. Bagaimana cara penyusunan daftar pustaka dalam sebuah karya?

4|Bahasa Indonesia
1.3 Tujuan pembahasan
1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami cara membuat kutipan dalam
tulisan karya ilmiah.
2. Pembaca dapat memahami cara penulisan sumber rujukan dalam karya
ilmiah.
3. Pembaca dapat mengetahui cara penyusunan daftar pustaka dalam sebuah
karya.

5|Bahasa Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN

Pada hakikatnya, menulis merupakan kegiatan menyusun serta merangkaikan


kalimat sedemikian rupa agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam
pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik yang
diwujudkan di atas dengan menggunakan media visual menurut grafologi tertentu.
“Karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seorang ilmuwan (yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan
pengetahuan orang lain sebelumnya” (Dwiloka, 2005: 2).
Karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertanggung jawabkan
penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk
mempertanggung jawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi.
Sehingga dalam karya ilmiah dibutuhkan sumber referensi sebagai rujukan dalam
penulisan karya ilmiah yang dibuat. Sumber referensi tersebut pun harus tercantum
dalam karya ilmiah dimuat dalam daftar pustaka, catatan kaki atau kutipan baik secara
langsung ataupun tidak langsung.

2.1. Kutipan langsung dan tidak langsung


1. Kutipan
Kutipan merupakan bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi,
rumusan atau penelitian dari penulis lain, atau penulis sendiri yang telah
(menurut penulis kata telah harus dihilangkan) terdokumentasi, serta dikutip
untuk dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan Azahari (dalam
Alam, 2005:38). Tindakan mengutip dalam penulisan karya ilmiah dibenarkan,
dimana tindakan ini memberikan kejelasan tentang topik yang sedang
dikerjakan, serta memberikan penanda penulis menguasai informasi yang sudah
ada. Tindakan mengutip bukan semata-mata meniru teks orang lain, namun
mengutip harus dilakukan agar pembaca mengetahui bahwa informasi yang
disampaikan penulis berhubungan dengan informasi yang ditulis orang lain.

6|Bahasa Indonesia
Adapun tujuan dari pengutipan antara lain :
1. Memperkuat pendapat penulis
2. Membandingkan dengan pendapat penulis
3. Membedakan dengan pendapat penulis
4. Menyanggah pendapat seseorang

Mengutip merupakan pekerjaan yang dapat menunjukkan kredibilitas


penulis. Oleh karena itu, mengutip harus dilakukan secara teliti, cermat, dan
bertanggung jawab.
Hariwijaya dan Triton (2011: 151) mengatakan bahwa ketika mengutip
perlu dipelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai dengan standar ilmiah
(penambahan kata dengan oleh penulis). Untuk itu, perlu diperhatikan hal
berikut: (1) mengutip sehemat-hematnya, (2) mengutip jika dirasa sangat perlu
semata-mata, dan (3) terlalu banyak mengutip mengganggu kelancaran bahasa.
Kutipan dibagi 2 jenis, yaitu pengutipan langsung dan pengutipan tidak
langsung.
1) Kutipan langsung
Mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan
kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
– Dikutip apa adanya.
– Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis.
– Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan).
– Dibubuhi tanda kutip (“….”).
– Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama
penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page
(ADP), misalnya (Penulis, 2012:100).
– Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan
(kursif).
– Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung
(sic) di kanan kata yang salah tadi.

7|Bahasa Indonesia
– Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda
titik sebanyak tiga biah jika yang dihilangakan itu ada di awal atau di tengah
kutipan, dan empat titik jika di bagian akhir kalimat.
– Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara
tandakurung, nislnya, (penggarisbawahan oleh penulis).
Contoh:
Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan
30) mengatakan, “Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan
kekuasaan kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang
berlangsung melalui penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda
Pajajaran kepada Prabu Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis
berarti bahwa Sumedang dilarang menjadi penerus Kerajaan Sunda.”
2) Kutipan tidak langsung
Merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan
(Widjono, 2005: 63).
Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
– Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa).
– Mencamtumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman).
Contoh:
Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan
Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui
penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu
Geusan Ulun. Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa
Sumedanglarang menjadi penerus Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983:
20—21 dan 30).

Cara menulis kutipan, mengacu pada APA Style (American Psychological


Association) yang sudah diakui secara internasional.
Gaya kutipan APA mengacu pada aturan yang telah disetujui dalam
konvensi American Psychological Association untuk menulis sumber yang
digunakan dalam makalah penelitian . Gaya APA ini digunakan baik dalam
teks kutipan maupun dalam daftar referensi . Karena untuk setiap kutipan

8|Bahasa Indonesia
dalam teks, harus ada di dalam daftar referensi dan begitu juga sebaliknya.
Di bawah ini adalah cara – cara menulis kutipan dan contohnya.
a. Memasukkan nama penulis di dalam tanda kurung.
Contoh :
Fotosintesis adalah proses yang terjadi pada daun untuk menghasilkan
makanan hasil dari proses kimiawi yang terjadi di dalamnya (Nugraha, 1995,
p. 17).
b. Memasukkan nama penulis di dalam pembahasan.
Contoh :
Menurut Nugraha (1995), Fotosintesis adalah proses kimiawi yang terjadi di
dalam daun untuk menghasilkan makanan (p. 17).
c. Kutipan dengan dua penulis berbeda
Contoh :
Fakta membuktikan bahwa pria yang sudah menikah berpenghasilan lebih
tinggi daripada pria yang belum menikah (Chun & Lee, 2001).
d. Kutipan dengan tiga hingga lima penulis
Contoh :
Al baironi, Munandar, Nyoman, dan Susanto (1889) berpendapat bahwa
kesusksesan seseorang ditentukan oleh kemauan kuat yang ada pada dirinya.
e. Bisa juga dengan menggunakan : et al yang berarti dan lainnya.
Contoh:
Menurut Al baironi et al. (1889), kesuksesan bergantung pada kemauan yang
ada pada diri pribadi.Kutipan dengan 6 atau lebih penulisContoh :Gracia et
al. (2003) berpendapat, “Pendidikan karakter di masa kanak – kanak akan
mencetak remaja – remaja yang memiliki karakter.”
f. Kutipan tanpa adanya nama penulis
Contoh :
Penyakit banyak sekali tumbuh di masa pencaroba ini (“Dampak Perubahan
Musim,” 2015).
g. Penulis dengan nama yang sama
Contoh:

9|Bahasa Indonesia
Menahan diri untuk tidak makan atau diet bisa mencegah obesitas (A.
Nugraha, 1997). Namun, faktanya diet bisa menimbulkan penyakit lain
seperti mag, dan mal nutrisi (B. Nugraha, 2000).
h. Karya yang sama dikutip lebih dari sekali
Contoh :
Ekonomi mikro adalah penunjang pertumbuhan ekonomi suatu Negara
(Afriando, 2012, p.3). Namun, Afriando mengatakan “jumlah ekonomi
mikro di Indonesia masih sangat jauh dari cukup” (p. 4).
i. Dua atau lebih sumber di dalam kutipan
Contoh :
Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa kekuasaan dengan
pekerjaan yang didapatkan berhubungan dengan performa di tempat kerja
(Faire 2002; Hall, 1996, 1999).
j. Dua atau lebih informasi yang dikutip dari sumber dan tahun yang sama
Contoh :
Schmidt (1997a, p. 23) menyatakan, “kesuksesan dapat dicapai dengan usaha
yang tekun.”
k. Mengutip informasi dari sumber lain
Contoh :
Menurut Pablo (1976), Olahraga dapat menyegarkan pikiran (as cited in
Wayan, 2013).
l. Kutipan yang diambil dari organisasi atau kelompok
Contoh :
 Kutipan pertama :
Hewan – hewan yang dilindungi oleh pemerintah masih terancam
keberadaannya. Bahkan sebagian telah punah (Kelompok Pemerhati
Satwa [KPS], 2014).
 Kutipan kedua :
Penyebab punahnya hewan – hewan itu tidak lain dan tidak bukan adalah
faktor pemburu dan perdagangan gelap (KPS, 2014).
m. Kutipan yang berasal dari wawancara langsung, e-mail, surat, atau memo
Contoh :

10 | B a h a s a I n d o n e s i a
Menurut Sudirman berpuasa bisa melatih diri dari rasa marah (personal
communication, 12 May 2015).
2.2. Penulisan sumber rujukan
Sumber rujukan atau informasi dapat diperoleh melalui media cetak, audio,
audio visual, komunikasi pribadi, dan media elektronik. Rujukan yang
dicantumkan harus benar-benar relevan, penting, diusahakan terbitan terbaru
(kecuali ilmu sejarah), dan dirujuk dalam naskah/tulisan.
Dalam merujuk sumber rujukan, penulisan karya ilmiah dapat mendasarkan,
membandingkan, dan atau hanya menunjuk pendapat, temuan, data, dan atau
informasi dari sumber yang telah dirujuk. Penulisan sumber rujukan harus
memberikan informasi yang jelas tentang identitas sumber rujukan sesuai
dengan yang dirujuk dalam naskah/tulisan. Informasi yang jelas dari sumber
rujukan memudahkan pembaca dalam merunut sumber aslinya apabila ingin
mendalami lebih lanjut informasi yang dirujuk.
Sistem rujukan digunakan sebagai sumber referensi, jika penulis
1) menggunakan kutipan dengan berbagai cara yang disebutkan di atas,
2) menjelaskan dengan kata-kata sendiri pendapat penulis atau sumber lain,
3) meminjam tabel, peta, atau diagram dari suatu sumber,
4) menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain,
5) menyajikan suatu pembuktian khusus yang bukan suatu pengetahuan umum,
6) merujuk pada bagian lain pada teks.
Sistem perujukan sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar
kutipan, yaitu Sistem Catatan dan Sistem Langsung.
a) Sistem catatan (note-bibliography) menyajikan informasi mengenai
sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang
(endnotes) atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography).
b) Sistem langsung (parenthetical-references) yang menempatkan informasi
mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada
bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c)
pada daftar pustaka.
Sistem Catatan

11 | B a h a s a I n d o n e s i a
Sistem catatan dilakukan dengan mencantumkan pemarkah angka arab di
akhir setiap kutipan. Angka arab tersebut mengacu kepada catatan yang berisi
informasi dari sumber kutipan.
Ada dua cara penempatan catatan. (1) Catatan dapat ditempatkan di
bawah halaman yang sama dengan nomor pemarkah dan disebut catatan kaki
(footnotes). (2) Catatan dapat pula ditempatkan pada akhir setiap bab atau
sebuah tulisan dan disebut catatan belakang (endnotes). Biasanya, untuk catatan
belakang, penomoran kutipan dilakukan secara berurutan dalam satu bab dan
dimulai lagi dengan angka satu pada bab berikutnya. Untuk catatan kaki, urutan
angka dapat berlaku sepanjang tulisan atau karya ilmiah.
Fungsi dari catatan kaki dan catatan belakang :
1. Pengakuan akan sumber informasi
2. Dukungan akan argumen
3. Pembuktian kutipan naskah
4. Perluasan akan makna dalam naskah
5. Penunjukan bagian lain dalam naskah bagi pembaca
6. Penjelasan tambahan oleh penulis
Penulisan catatan kaki :
1) Catatan kaki ditempatkan dibawah halaman yang sama dengan nomor
pemarkah
2) Catatan kaki dipisahkan antara sesama dengan dua spasi
3) Catatan kaki yang lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi
4) Catatan kaki yang lebih dari 1 baris diketik agak menjorok kedalam pada
baris pertama
5) Nomor urutan pada catatan kaki berkelanjutan dalam satu laporan tanpa
ada pembagian bab
6) Nomor urut diberik angka arab dan tidak diberi tanda apapun
7) Dalam nomor urut catatan terletak setengah spasi ke atas
8) Dalam penulisan catatan kaki urutannya adalah nama pengarang [nama
depan nama belakang], judul karangan (diketik italic), (nama kota, tahun
terbit), nomor halaman.
Ex :

12 | B a h a s a I n d o n e s i a
1
A. Parasuraman, Marketing Research, ed ke-2 (Reading: Addison-
wesley, 1991), 63-69.
2
William Giles Campell, Stephen Vaughn Ballou dan Carole Slade,
Form and Style: Theses, Report, Term Papers, es, ke-8 (Boston: Houghton
Mifflin, 1991), 35.
Jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada
sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk
merujuk pada sumber pertama. Ketiga jenis singkatan itu adalah sebagai berikut.
a. Ibid : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti ‘pada
tempat yang sama’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan
mengacu langsung pada karya yang disebut dalam perujukan nomor
sebelumnya. Jika nomor halaman pengacuan sama, tidak perlu dicantumkan
nomor halaman. Jika nomor halamannya berbeda, setelah Ibid dicantumkan
nomor halamannya. Ibid, harus diikuti oleh titik dan dicetak miring. Contoh:
Ibid., 87.
b. Op.cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti
‘pada karya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan
lanjutan mengacu pada perujukan pertama yang berasal dari buku, namun
diselingi oleh perujukan lain. Teknik penulisannya adalah menggunakan
nama belakang penulis, diikuti oleh Op.Cit. (dicetak miring), diikuti oleh
nomor halaman, jika halaman perujukannya berbeda dari perujukan
pertama. Contoh: Keraf, op.cit., 37
c. Loc.Cit: singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti
‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan
lanjutan mengacu pada perujukan pertama yang berasal dari artikel dalam
bunga rampai/antologi, majalah, ensiklopedia, surat kabar, namun diselingi
oleh perujukan lain. Oleh karena hanya merupakan bagian dari suatu buku,
majalah, surat kabar (atau opus, ‘karya’), artikel dirujuk dengan locus yang
berarti ‘tempat’. Teknik penulisannya adalah menggunakan nama belakang
penulis, diikuti oleh Loc.Cit, diikuti oleh nomor halaman, jika halaman
perujukannya berbeda dari perujukan pertama. Contoh: Anjuang, loc.cit, 40.
Contoh diambil dari Keraf (1997):

13 | B a h a s a I n d o n e s i a
1
Edgar Sturtevant, An Introduction to Linguistics Science (New Haven,
1947), 20
2
Ibid
3
Ibid, 30
4
Richard Pittman, “Nauhati Honorifics, “International Journal of American
Linguisticties, XI (April 1950) 374
5
H.A. Gleason, An Introduction to Descriptive Linguistics, (Rev. Ed.; New
York: Holt, Rinehart and Winston, 1961), 51-52.
6
Ibid
7
Ibid 56.
8
Sturtevant, op.cit. 42
9
M. Ramlan, “Partikel-partikel Bahasa Indonesia,” Seminar Bahasa Indonesia
1986 (Ende: Nusa Indah, 1971), 122, mengutip Charles F. Hockett, A Course in
Modern Linguistics (New York: The Mac Millan Company, 19590, 222.
10
Robert Ralph Bolger, “Rhetoric”, Encyclopedia Britannica (1970), XIX,
2757-260
11
Sturtevant, op.cit 50
12
Ibid
13
Bolgar,loc.cit. 260
Kedua sistem catatan di atas harus disertai dengan daftar yang memperlihatkan
semua sumber kutipan dan bahan acuan yang digunakan dalam sebuah karya
ilmiah atau tulisan. Oleh karenanya, kedua cara ini sering disebut juga catatan
daftar pustaka (note bibliography system). Sistem penulisan daftar pustaka akan
diuraikan setelah ini.
2.3. Penulisan daftar pustaka
Daftar pustaka/ bibliografi ialah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku,
artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian
dengan sebuah karangan atau sebagian dan karangan yang tengah digarap Keraf
(1994:213)
Daftar pustaka memuat sejumlah pustaka atau sumber lain yang digunakan
penulis untuk mendukung pendapatnya, membedakan pendapatnya dengan ahli
lain, menolak pendapat ahli lain, atau hanya sekadar memberikan informasi

14 | B a h a s a I n d o n e s i a
bahwa ahli lain memiliki pendapat yang tidak sejalan dengan pendapatnya.
Aktivitas pemuatan pustaka memberikan gambaran kepada kita bahwa seorang
ahli dalam berinteraksi ilmih memiliki etika, kejujuran ilmiah dijunjung dalam
rangka menghormati seseorang yang sudah terlebih dahulu melakukan kajian
terhadap permasalahan tertentu.
Cara penyusunan daftar pustaka :
1. Susun daftar pustaka secara alfabethis, yaitu nama pengarang dari belakang
ke depan.
2. Dalam daftar pustaka tidak ada nomor urut
3. Nama buku dicetak miring atau garis bawah
4. Diawali dengan margin kiri dengan jarak antar baris 1 spasi baris kedua dan
seterusnya dalam rujukan yang sama diketik masuk 5 ketukan (± 1 spasi)
5. Jarak antarbaris antar rujukan adalah 2 spasi.

Daftar pustaka disusun melalui cara tertentu, meliputi komponen berikut :


a) Nama penulis
Pencantuman nama penulis dilakukan dengan menyebut nama akhir kemudian
diikuti dengan tanda koma, selanjutnya nama depan atau singkatan nama depan,
sedangkan gelar tidak ditulis dalam daftar pustaka.
Ex :
Muhammad Ibrahim ditulis Ibrahim, Muhammad atau bisa ditulis Ibrahim, M.
Abdul Haris Nasution ditulis Nasution, A. H.
Penyunting/ editor : Keraf, G. (Ed.)
Penerjemah : Alimandan. (Penerjemah)
 Penulisan daftar pustaka dengan 1 pengarang
Format dasar :
Nama pengarang 1 [nama belakang, nama depan]. Tahun terbit. Judul buku
(ditulis italic). Kota terbit : penerbit
Ex :
Suriasumantri, J. S. 1993. Filsafat Ilmu (Sebuah Pengatar Populer). Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.

15 | B a h a s a I n d o n e s i a
Rosenne, S. 1984. Practice and Methods of International Law. New York :
Oceana Publications, Inc.
 Penulisan daftar pustaka dengan penulis lebih dari satu pengarang
Untuk 2 pengarang, format dasar : nama pengarang 1 [nama belakang, nama
depan], dan nama pengarang 2 [nama belakang, nama depan]. Tahun terbit.
Judul buku(ditulis italic). Kota terbit : penerbit.
Untuk 3 pengarang, format dasar : nama pengarang 1 [nama belakang, nama
depan], nama pengarang 2 [susunan nama tidak dibalik], dan nama pengarang 2
[nama belakang, nama depan]. Tahun terbit. Judul buku(ditulis italic). Kota
terbit : penerbit.
Untuk 4 pengarang atau lebih, format dasar : nama pengarang 1 [nama
belakang, nama depan], dkk atau et. Al (untuk internasional). Tahun terbit. Judul
buku(ditulis italic). Kota terbit : penerbit.
Ex :
Bachero, J. T dan Badger, W. L. 1987. Introduction to Chemical Engineering.
Singapore : McGraw-Hill Inc.
Dulay, Heidi, Marina Burt, and Krashen, Stephen. 1982. Language Two. New
York : Oxford University Press.
Suparno, dkk. 1994. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang : Seksi Kajian Bahasa
dan Seni.
Edens, Walter, et al. 1997. Teaching Shakespeare. Princeton: Princeton UP.
 Penulisan daftar pustaka sumber rujukan tanpa nama penulis
Format dasar : nama badan/instansi yang bertanggung jawab. Tahun terbit.
Judul buku(ditulis italic). Kota terbit : penerbit.
Ex :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jombang. 2004. Kabupaten
Jombang dalam Angka. Jombang: Badan Pusat Kabupaten Jombang.

b) Tahun terbit
Penulisan tahun terbit harus sesuai dengan yang tercantum pada sumber rujukan.
Jika penerbitan berkala tercantum volume sebagai petunjuk terbitan tahun ke

16 | B a h a s a I n d o n e s i a
berapa, yang dilengkapi dengan nomor berkala sekaligus tahun terbit, yang
dicantumkan tahun terbitnya.
Ex :
Syafudian, H. 1996. Jurnal Analisis Sosial. 2 (Februari 1996). Bandung:
Yayasan Akatiga.
Diponolo, G.S. 1975. Ilmu Negara. 2 Jilid. Jakarta: Balai Pustaka.
 Jika terdapat sumber rujukan dengan nama penulis yang sama dalam
tahun terbit yang sama, setelah penulisan tahun terbit diberi huruf (a, b,
c) sebagai pembeda.
Ex :
Cornet, L., and Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Treeds and Emerging
issues. 1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L., and Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladde: Lesson from the
States. 1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
 Rujukan yang tidak disebutkan tahun terbirnya, penulisan dalam rujukan
diganti dengan (tanpa tahun) ditempatkan setelah nama penulis.
Ex :
Pratomo, M. (Tanpa Tahun). Tehnik Pengolahan Hasil Pertanian. Bogor:
Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian.
c) Judul naskah
 Diketik dengan huruf miring. Jika judul naskah asli dalam bahasa asing
dan yang dirujuk terjemahan dalam bahasa indonesia, judul asli diketik
normal diapit tanda petik, sedang judul terjemahan diketik huruf miring.
Jika sumber rujukan berupa buku bunga rampai, penulisan judul
bagian/bab yang dirujuk diketik normal diapit tanda petik, sedangkan
judul buku bunga tampai diketik huruf miring. Cara ini sama dengan
pengetikan judul artikel dalam jurnal, yaitu jurnal artikel diketik normal,
diapit tanda petik, sedangkan judul buku/nama jurnal diketik huruf
miring.
Ex :
Siswoyo, T.A. 2006. “Optimalisasi Sintesa Vitamin C-ester Secara Enzimatik”.
Urnal Ilmu Dasar, 7 (1): 6-12.

17 | B a h a s a I n d o n e s i a
Ket : 7 adalah nomor volume berkala, (1) adalah nomor terbitan, 6-12 adalah
nomor halaman
d) Bentuk sumber informasi
 Penulisan daftar pustaka berupa buku
Format dasar : nama pengarang(dibalik)/badan/instansi terkait. Tahun terbit.
Judul buku. Jilid/edisi ke berapa(jika ada). Kota terbit : penerbit
Ex :
American Psychological Association. 1994. Publication Manual of the American
Psychological Association. Fourth Edition. Washington DC: APA.
Keraf, Gorys. 2005. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
 Penulisan daftar pustaka dari buku terjemahan
Format dasar : nama pengarang asli. Judul buku asli (diapit tanda petik “...”).
Tahun terbit buku asli. Judul buku terjemahan (diketik italic). Terjemahan oleh
(pengarang yang menerjemahkan). Tahun terbit buku terjemahan. Kota terbit :
penerbit
Ex:
Eangleton, Terry. 1998. Teori Sastra: Satu Pengenalan. Terjemahan oleh
Mohammad Haji Saleh. 2004. Kualumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Neufert, Ernst. “Of Bauentwurflehre”. 1986. Data Arsitek. Jilid 1. Edisi 33.
Terjemahan oleh Ing Sunarto Tjahjadi. 1996. Jakarta: Erlangga.
 Penulisan daftar pustaka dari artikel dalam buku kumpulan artikel
Format dasar : Pengarang 1 [nama belakang, nama depan) dan Pengarang 2
[nama depan nama belakang]. Tahun terbit. “Judul artikel/bab”. Judul Buku
(diketik italic). Editor [nama depan nama belakang]. Kota terbit: Penerbit, tahun
terbit. halaman
Donosepoetro, Marsetio. “Perguruan Tinggi dalam Era Globalisasi.” Muncul
dari Panggilan Moral Wujud Kepedulian: dari Budi Pekerti Sampai Masalah
Korupsi. Dalm Moch. Djaelani (Ed.). Surabaya: Forum Abdi Purna Bhakti Jawa
Timur, hal. 111-118.
 Penulisan daftar pustaka dari koran, majalah, jurnal.

18 | B a h a s a I n d o n e s i a
Format dasar : Pengarang 1 [nama belakang, nama depan], dan Pengarang 2
[nama depan nama belakang]. Tanggal bulan tahun terbit. “Judul Artikel.” Nama
Serial (diketik italic) nomor: hal.
Martana, Salmon Priaji. 3 February 2008. “Estetika Tenda dalam Ruang Publik.”
Kompas: 26.
Warner, Joan. Desember 2007. “Menjual Kelebihan Radio.” Cakram 286: 44-45.
Henry, W. A., 1990, April 9. “Beyond the melting pot.” Time, 135: 28-31
 Penulisan daftar pustaka untuk yang tidak dipublikasikan
Untuk penulisan daftar pustaka berupa makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis,
dan disertasi perlu dicantumkan sumber informasi yang diikuti dengan kata-kata
tidak dipublikasikan.
Format dasar : Pengarang 1 [nama belakang, nama depan]. Tahun terbit. “Judul
bab.” Tidak dipublikasikan. Judul buku (diketik italic). Nama kota tempat
perguruan tinggi: nama fakultas, nama perguruan tinggi.
Ex :
Mulyono, E. 1998. “Beberapa Permasalahan Implementasi Konvensi
Keanekaragaman Hayati dalam Pengelolaan Taman Nasional Meru Betiri.”
Tidak dipublikasikan. Tesis. Bandung: Program Pascasarjana Universitas
Padjajaran.
Paramita, Pradnya. 2007. “Pengaruh Bioteknologi Pertanian terhadap Proses
Pematangan Tomat.” Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret.
 Penulisan daftar pustaka terbitan berkala
Untuk terbitan berkala perlu mencantumkan nomor volume berkala dengan
angka arab, meskipun dalam terbitan berkala ditulis dengan huruf romawi,
diikuti nomor terbitan yang diapit tanda kurung, kemudian diikuti nomor
halaman.
Format dasar : nama pengarang [nama belakang, nama depan]. Tahun terbit.
“judul bab”. Judul buku (diketik italic), nomor volume berkala, (nomor terbitan):
halaman
Ex :

19 | B a h a s a I n d o n e s i a
Siswoyo, T.A. 2006. “Optimalisasi Sintesa Vitamin C-ester Secara Enzimatik”.
Urnal Ilmu Dasar, 7 (1): 6-12.
 Penulisan daftar pustaka dari media elektronik (internet)
Format dasar : pengarang (nama belakang, nama depan). “Judul karya” (online).
tanggal akses. <alamat sumber pustaka>
Ex :
Herusatato. 2002. “Bioteknologi Pertanian” (online). diakses tanggal 12
Desember 2002. <http://www.chang.jayaHeru.com/Biotekpertan04.htm>
 Penulisan daftar pustaka dari poster
Format dasar : Pengarang 1 [nama belakang, nama depan], dan Pengarang 2
[nama depan nama belakang]. Tanggal bulan tahun terbit. “Judul Artikel.” Nama
Serial (diketik italic). Kota terbit.
Ex :
Ruby, J., & Fulton, C. 1993, June. “Beyond Redlining: Editing software that
work”. Poster session presented at the annual meeting of Society for
Scholarty Publishing.Washington, DC.
e) Kota penerbitan dan nama terbit
Pencantuman kota penerbitan harus dilakukan secara benar dan tepat sesuai
dengan yang tertera dalam sumber rujukan yang ditempatkan setelah penulisan
judul. Adakalanya kota penerbitan lebih dari satu, maka yang dicantumkan
adalah nama kota yang disebutkan paling awal atau nama kota tempat buku
dipublikasikan.
Seperti contoh sebuah buku tercantum nama-nama kota: Amsterdam, New York,
Thailand, Tokyo, maka penulisannya :
Mey, J. C & Asher, R. E. (Eds.). 1998. Concise Ensiclopedia of Pragmatic.
Amsterdam: Elsevier.

Dari uraian penjelasan dari catatan kaki dan daftar pustaka diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan antara catatan kaki dengan daftar pustaka, yaitu :
Catatan Kaki Daftar Pustaka
Nomor halaman dari sumber rujukan harus Nomor halaman tidak selalu harus
dicantumkan. dicantumkan.
Nama sumber rujukan dicantumkan Nama sumber ditulis dengan nama

20 | B a h a s a I n d o n e s i a
dengan urutan: nama diri diikuti oleh nama keluarga terlebih dahulu, baru nama diri.
keluarga.
Ada penyebutan referensi pertama dan Tidak ada penyebutan referensi lanjutan.
penyebutan referensi lanjutan.

21 | B a h a s a I n d o n e s i a
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karya ilmiah ditulis bukan sekedar untuk mempertanggung jawabkan
penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk
mempertanggung jawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan
materi. Sehingga dalam karya ilmiah dibutuhkan sumber referensi sebagai rujukan
dalam penulisan karya ilmiah yang dibuat. Sumber referensi tersebut pun harus
tercantum dalam karya ilmiah dimuat dalam daftar pustaka, catatan kaki atau
kutipan baik secara langsung ataupun tidak langsung.
1) Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang
pengarang atau ucapan seorang yang ahli dalam bidang yang sedang ditulis.dalam
tindakan pengutipan dibagi menjadi 2, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung
a. Kutipan langsung yaitu penulis menulis apa adanya teks yang dikutip dan
penulis tidak mengubah kata-kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang
dikutip.
b. Kutipan tidak langsung adalah penulis menuliskan intisari dari pendapat yang
ada di sumber kutipan. Dalam penulisan kutipan tidak langsung ini, kutipan
tidak diapit dengan tanda petik.
2) Sistem perujukan sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar
kutipan, yaitu Sistem Catatan dan Sistem Langsung.
a) Sistem catatan (note-bibliography) menyajikan informasi mengenai
sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang
(endnotes) atau langsung dalam daftar pustaka (bibliography).
Penulisan catatan kaki :
1. Catatan kaki ditempatkan dibawah halaman yang sama dengan
nomor pemarkah
2. Nomor urutan pada catatan kaki berkelanjutan dalam satu laporan
tanpa ada pembagian bab
3. Dalam nomor urut catatan terletak setengah spasi ke atas

22 | B a h a s a I n d o n e s i a
4. Dalam penulisan catatan kaki urutannya adalah nama pengarang
[nama depan nama belakang], judul karangan (diketik italic), (nama
kota, tahun terbit), nomor halaman.
Ex :
1
A. Parasuraman, Marketing Research, ed ke-2 (Reading: Addison-
wesley, 1991), 63-69.
b) Sistem langsung (parenthetical-references) yang menempatkan informasi
mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada
bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c)
pada daftar pustaka
3) Daftar pustaka memuat sejumlah pustaka atau sumber lain yang
digunakan penulis untuk mendukung pendapatnya, membedakan pendapatnya
dengan ahli lain, menolak pendapat ahli lain, atau hanya sekadar memberikan
informasi bahwa ahli lain memiliki pendapat yang tidak sejalan dengan
pendapatnya.
Cara penyusunan daftar pustaka :
1. Susun daftar pustaka secara alfabethis, yaitu nama pengarang dari
belakang ke depan.
2. Dalam daftar pustaka tidak ada nomor urut
3. Nama buku dicetak miring atau garis bawah

23 | B a h a s a I n d o n e s i a
DAFTAR PUSTAKA

Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, dan Wahyudi, A.B . 2010. Bahasa Indonesia
untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.
Utami, Sintowati R., Sudiharto (Ed.). 1998. Bahasa Indonesia untuk Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Ningsih, Sri, dkK. 2007. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Yogyakarta: C. V Andi
OFFSET.

24 | B a h a s a I n d o n e s i a

Anda mungkin juga menyukai