Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

Avaliable online at
www.ilmupangan.fp.uns.ac.id

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan


Universitas Sebelas Maret

Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN SUHU SPRAY DRYER TERHADAP


KARAKTERISTIK BUBUK KLOROFIL DAUN ALFALFA (Medicago sativa L.) DENGAN
MENGGUNAKAN BINDER MALTODEKSTRIN

THE INFLUENCE OF ETHANOL CONCENTRATION AND TEMPERATURE OF SPRAY DRYER


FOR CHLOROPHYLL POWDER CHARACTERISTICS OF ALFALFA (Medicago sativa L.) BY
USING BINDER MALTODEKSTRIN

Fitri Mardaningsih*), M. A. M. Andriani*), Kawiji*)


*)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Received 25 September 2012 ; accepted 1 October 2012 ; published online 23 October 2012

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi etanol yang digunakan untuk ekstraksi klorofil daun alfalfa
dan suhu yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak klorofil daun alfalfa terhadap karakteristik bubuk klorofil yang dihasilkan
dilihat dari rendemen, kadar air, kelarutan, dan kadar klorofil. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua
faktor yaitu variasi konsentrasi etanol (75%, 85%, 95%) dan suhu spray dryer (70°C, 80°C, 90°C).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen bubuk klorofil berkisar antara 10,6445-14,9005%, kadar air bubuk klorofil berkisar
antara 5,1465-7,2002%, kelarutan bubuk klorofil berkisar antara 92,0199-95,6940%, dan kadar klorofil bubuk yang dihasilkan
berkisar antara 0,2693-0,6391%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi etanol yang digunakan untuk
ekstraksi klorofil dari daun alfalfa dan suhu spray dryer yang digunakan untuk mengeringkan ekstrak klorofil, maka bubuk klorofil
yang dihasilkan memiliki rendemen, kelarutan, kadar klorofil yang semakin tinggi dan kadar air yang semakin rendah.

Kata kunci: alfalfa, klorofil, konsentrasi etanol, spray dryer

ABSTRACT

This research aims to know the influence of the ethanol concentration used for extraction of alfalfa leaf chlorophyll and temperature
used for drying the alfalfa chlorophyll extracts for the characteristics of chlorophyll powder produced views of yield, water content,
solubility, and levels of chlorophyll. This research used completely randomized design with two factors : variations of the ethanol
concentration (75%, 85%, 95%) and spray dryer temperature (70°C, 80°C, 90°C).
The results of the research shows the yield of chlorophyll powder ranges between 10,6445-14,9005%, water content of chlorophyll
powder ranges between 5,1465-7,2002%, chlorophyll powder solubility ranges from 92,0199-95,6940%, and the resulting levels of
chlorophyll powder ranges between 0,2693-0,6391%. The results showed that the higher ethanol concentration that is used for the
alfalfa chlorophyll extraction from leaves and spray dryer temperature used to dry the chlorophyll extract, chlorophyll powder
produced have yield, solubility, lipids, chlorophyll is the higher and the water content became lower.

Keywords: alfalfa, chlorophyll, ethanol concentration, spray dryer


*)
Corresponding author: daningwae@ymail.com

110
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

PENDAHULUAN Spray drying adalah metode pengeringan untuk


Klorofil merupakan zat warna hijau alami yang menghasilkan bubuk kering dari cairan atau bubur
banyak terdapat pada daun-daunan terutama yang dengan udara panas dengan waktu yang
berwarna hijau. Selain dapat digunakan sebagai singkat. Cara ini banyak digunakan untuk
pewarna alami, kini klorofil telah banyak mengeringkan bahan makanan dan obat-obatan yang
dimanfaatkan sebagai suplemen makanan yang dapat sensitif terhadap panas. Pengeringan dapat
membantu meningkatkan fungsi metabolik dalam menyebabkan panas sehingga perlu adanya optimasi
tubuh. Salah satu suplemen makanan yang telah suhu pengeringan karena klorofil dapat mengalami
banyak dikonsumsi adalah liquid chlorophyll yang degradasi akibat panas sehingga warna hijau
berbahan dasar dari klorofil daun alfalfa (Medicago mengalami perubahan (Fennema, 1996). Salah satu
sativa L.). Menurut Eskin (1979), klorofil adalah keuntungan metode spray drying adalah
pigmen utama berwarna hijau pada tumbuhan, menghasilkan produk yang bermutu tinggi,
memiliki struktur mirip dengan hemoglobin, dimana berkualitas dengan tingkat kerusakan gizi yang
pada klorofil atom sentral Fe2+ pada hemoglobin rendah. Selain itu perubahan warna, bau dan rasa
diganti dengan Mg2+. dapat diperkecil.
Klorofil memiliki tingkat kepolaran yang rendah. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan
Oleh karena itu, tingkat kepolaran pelarut yang penelitian untuk membuat produk klorofil dengan
digunakan untuk ekstraksi akan mempengaruhi memanfaatkan daun alfalfa dalam bentuk bubuk
banyaknya klorofil yang terekstrak. Klorofil dapat menggunakan spray dryer dengan mengetahui
diekstraksi dari jaringan tumbuhan menggunakan pengaruh konsentrasi etanol yang digunakan1 dalam
pelarut organik. Beberapa jenis pelarut dapat ekstraksi dan suhu spray dryer terhadap karakteristik
digunakan, antara lain aseton, metanol, etanol, etil bubuk klorofil daun alfalfa dengan menggunakan
asetat, piridin, dan dimetilformamid (Fennema, binder maltodekstrin. Pengaruh pada bubuk klorofil
1996). Pada umumnya pelarut yang sering dalam penelitian ini dilihat dari kadar klorofil, kadar
digunakan adalah etanol. Karena etanol telah banyak air, kelarutan, dan rendemen bubuk yang dihasilkan.
digunakan sebagai pelarut di bidang pangan dan
obat-obatan dan cenderung lebih aman dibandingkan METODE PENELITIAN
eter dan aseton. Alat
Ketersediaan sumber-sumber klorofil di Indonesia Alat-alat yang digunakan untuk membuat ekstrak
sangat besar mengingat kondisi geografisnya. klorofil daun alfalfa antara lain timbangan, blender,
Negara tropis seperti Indonesia memiliki kekayaan batang pengaduk, kain saring, alumunium foil, gelas
flora yang melimpah termasuk flora yang beker, gelas ukur, corong, dan botol tertutup. Alat-
mengandung bahan aktif tertentu yang dapat alat yang digunakan untuk pembuatan bubuk klorofil
digunakan sebagai obat ataupun suplemen makanan. antara lain spray dryer dan wadah tertutup. Alat-alat
Salah satu flora di Indonesia yang memiliki banyak yang digunakan untuk analisis sebagai berikut :
kandungan klorofil adalah tanaman alfalfa. Tanaman 1. Kadar total klorofil : spektrofotometer UV-Vis,
tersebut termasuk golongan kacang-kacangan yang tabung reaksi, sentrifuse, tabung sentrifuse, pipet
tumbuh subur di daerah subtropis. Kehebatan alfalfa volum.
terletak pada kandungan klorofilnya yang lebih 2. Kadar air : botol timbang, oven, desikator.
tinggi dibandingkan dengan tanaman yang lain 3. Kelarutan : kertas saring, oven, pompa vakum,
(Rahmayanti dan Sitanggang, 2006). beker gelas, batang pengaduk.
Pemanfaatan klorofil menjadi bentuk bubuk kini 4. Rendemen : timbangan analitik.
juga telah mulai dikembangkan. Ekstrak klorofil
dalam bentuk bubuk ini lebih efektif dalam Bahan
penggunaannya. Disamping praktis, bentuk bubuk Bahan-bahan yang digunakan untuk ekstraksi
juga memiliki masa simpan yang lebih lama karena klorofil adalah daun alfalfa yang berasal dari Alfalfa
kadar airnya yang sangat rendah sehingga dapat Center di Tlatar, Boyolali, etanol 75%, etanol 85%,
memperkecil terjadinya kerusakan selama etanol 95%, dan MgCO3. Sedangkan untuk
penyimpanan. Salah satu cara pengeringan yang pembuatan bubuk klorofil, bahan yang digunakan
dapat digunakan untuk membuat bubuk klorofil dari adalah maltodekstrin dan aquades. Bahan-bahan
ekstrak daun adalah dengan metode spray drying. yang digunakan untuk analisis sebagai berikut :
111
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

1. Kadar total klorofil : aseton 80 %. berbeda pula. Variasi konsentrasi etanol yang
2. Kelarutan : aquades digunakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 75%, 85%, dan 95%. Perbedaan konsentrasi
Tahapan Penelitian etanol akan mempengaruhi banyaknya klorofil yang
Tahapan penelitian dapat digambarkan melalui terlarut dalam proses ekstraksi. Tabel 4.1
diagram yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. menunjukkan hasil rata-rata rendemen bubuk
klorofil dari tiap variasi konsentrasi etanol. Variasi
konsentrasi etanol 75%, 85%, dan 95% memiliki
perbedaan yang nyata terhadap rata-rata rendemen
bubuk klorofil yang dihasilkan. Semakin tinggi
konsentrasi etanol yang digunakan untuk ekstraksi
klorofil daun alfalfa maka jumlah bubuk klorofil
yang dihasilkan pada akhir pembuatan semakin
meningkat. Tingginya konsentrasi pelarut juga
menunjukkan turunnya polaritas pelarut yang
merupakan campuran etanol dan air.
Rata-rata rendemen tertinggi diperoleh dari daun
alfalfa yang diekstrak dengan etanol 95%, yaitu
sebesar 14,239%. Sedangkan rendemen terendah
dihasilkan oleh daun alfalfa yang diekstrak dengan
etanol 75%, yaitu sebesar 10,980%. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi konsentrasi etanol maka
semakin rendah tingkat kepolaran pelarut yang
digunakan (Shadmani et al., 2004). Sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan pelarut
Gambar 3.1 Pembuatan Bubuk Klorofil Daun
dalam mengekstrak kandungan klorofil yang juga
Alfalfa
bersifat kurang polar. Hal ini sejalan dengan
penelitian Hutajulu (2008) yang menyatakan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN
ekstraksi klorofil menggunakan etanol 95%
Rendemen
menghasilkan rendemen yang lebih tinggi
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa
dibandingkan menggunakan etanol 75%. Selain
variasi konsentrasi etanol yang digunakan untuk
variasi konsentrasi etanol, variasi suhu spray dryer
ekstraksi klorofil dari daun alfalfa memberikan
juga memberikan pengaruh nyata terhadap rendemen
pengaruh yang nyata terhadap rendemen bubuk
bubuk klorofil. Pengaruh suhu spray dryer terhadap
klorofil pada tingkat signifikansi 5%. Demikian pula
rendemen bubuk klorofil dapat dilihat pada Tabel
dengan variasi suhu spray dryer yang digunakan
4.2.
untuk mengeringkan ekstrak klorofil daun alfalfa
Tabel 4.2 Pengaruh Suhu Spray Dryer terhadap
dan interaksi kedua variasi tersebut. Pengaruh
Rendemen Bubuk Klorofil
konsentrasi etanol terhadap rendemen bubuk klorofil
Suhu Spray Dryer Rendemen (% bb)
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pengaruh Konsentrasi Etanol terhadap 70ºC 11,909a
Rendemen Bubuk Klorofil 80ºC 12,744b
90ºC 13,429c
Konsentrasi Etanol Rendemen (% bb)
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
75% 10,980a menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α =
85% 12,862b 5%
95% 14,239c Pada penelitian ini, variasi suhu spray dryer yang
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama digunakan dalam penelitian ini adalah 70ºC, 80ºC,
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α = dan 90ºC. Tabel 4.2 menunjukkan hasil rata-rata
5%
rendemen bubuk klorofil dari tiap variasi suhu spray
Pada penelitian ini, konsentrasi etanol yang berbeda
dryer. Variasi suhu spray dryer pada proses
pada proses ekstraksi klorofil dari daun alfalfa
pengeringan dalam pembuatan bubuk klorofil
dilakukan untuk memperoleh rendemen yang
112
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

menghasilkan perbedaan yang nyata terhadap rata- memperkecil jumlah bubuk klorofil yang menempel
rata rendemen bubuk klorofil yang dihasilkan. pada tabung spray dryer sehingga bubuk klorofil
Semakin tinggi suhu spray dryer yang digunakan, yang dihasilkan juga semakin banyak dan rendemen
rendemen bubuk ekstrak klorofil yang dihasilkan juga semakin meningkat. Menurut Master (1979),
juga semakin tinggi. Dari data tersebut, dapat kandungan total padatan berpengaruh terhadap lama
diketahui bahwa rendemen bubuk ekstrak klorofil proses pengeringan dan rendemen yang dihasilkan.
terendah diperoleh dari hasil pengeringan ekstrak makin sedikit total padatan suatu campuran,
klorofil menggunakan suhu 70ºC (11,909%), diikuti rendemen produk akan semakin sedikit.
dengan perlakuan suhu 80ºC (12,744%), dan
rendemen tertinggi diperoleh pada perlakuan suhu Kadar Air
90ºC (13,429%). Hal ini diduga karena pada suhu Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa
90ºC, bubuk klorofil yang menempel pada tabung variasi konsentrasi etanol yang digunakan untuk
spray dryer lebih sedikit dibandingkan dengan suhu ekstraksi klorofil dari daun alfalfa memberikan
70ºC dan 80ºC. Suhu spray dryer yang lebih tinggi pengaruh yang nyata terhadap kadar air bubuk
akan menghasilkan bubuk yang lebih kering, produk klorofil pada tingkat signifikansi α = 5%. Demikian
yang menempel pada tabung lebih sedikit, serta pula dengan variasi suhu spray dryer yang
kehilangan produk yang lebih kecil. digunakan untuk mengeringkan ekstrak klorofil daun
Pada penelitian ini, interaksi kedua variasi tersebut alfalfa yang juga memberikan pengaruh yang nyata
juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap terhadap kadar air bubuk klorofil daun alfalfa.
rendemen bubuk klorofil. Interaksi konsentrasi Pengaruh konsentrasi etanol terhadap kadar air
etanol dan suhu spray dryer terhadap rendemen bubuk klorofil dapat dilihat pada Tabel 4.4.
bubuk klorofil dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.4 Pengaruh Konsentrasi Etanol terhadap
Tabel 4.3 Interaksi Konsentrasi Etanol dan Suhu Kadar Air Bubuk Klorofil
Spray Dryer terhadap Rendemen Bubuk Klorofil (% Konsentrasi Etanol Kadar Air (% bb)
bb) 75 % 6,5379c
Konsentrasi Suhu Spray Dryer 85 % 5,8874b
Etanol 70ºC 80ºC 90ºC 95 % 5,3401a
a b
75 % 10,6445 11,1168 11,1805b Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
85 % 11,6402c 12,7417d 14,2066f menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α =
e f 5%
95 % 13,4426 14,3760 14,9005g
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variasi
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α = konsentrasi etanol memberikan perbedaan yang
5% nyata terhadap rata-rata kadar air bubuk klorofil
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rendemen bubuk yang dihasilkan. Kadar air bubuk klorofil dengan
klorofil mengalami kenaikan akibat adanya variasi konsentrasi etanol 75% berbeda nyata dengan
peningkatan konsentrasi etanol dan suhu spray bubuk klorofil hasil ekstraksi etanol 85% dan juga
dryer. Rendemen bubuk klorofil yang dihasilkan berbeda nyata dengan kadar air bubuk klorofil hasil
berkisar antara 10,6445-14,9005%. Rendemen ekstraksi etanol 95%. Bubuk klorofil dengan kadar
bubuk klorofil tertinggi didapat dari variasi air tertinggi dihasilkan dari daun alfalfa yang
konsentrasi etanol 95% dan suhu spray dryer 90°C, diekstrak dengan etanol 75%, diikuti oleh bubuk
yaitu sebesar 14,9005%. Sedangkan rendemen klorofil yang dibuat dengan etanol 85%. Sedangkan
terendah dihasilkan pada variasi konsentrasi etanol bubuk klorofil dengan kadar air terendah diperoleh
75% dan suhu spray dryer 70°C, yaitu sebesar dari daun alfalfa yang diekstrak dengan etanol 95%.
10,6445%. Semakin tinggi konsentrasi etanol maka Semakin tinggi konsentrasi etanol maka kadar air
semakin tinggi juga rendemen bubuk klorofil yang dari bubuk klorofil yang dihasilkan semakin kecil.
dihasilkan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi Hal ini disebabkan karena etanol dengan konsentrasi
etanol yang tinggi akan memperbanyak klorofil yang yang tinggi mengandung air yang lebih rendah
terlarut sehingga total padatan terlarut juga semakin sehingga kadar air bubuk klorofil yang dihasilkan
meningkat yang pada akhirnya akan memperbanyak akan lebih kecil.
jumlah bubuk klorofil yang dihasilkan. Begitu juga Pengaruh suhu spray dryer terhadap kadar air bubuk
dengan peningkatan suhu spray dryer akan klorofil dapat dilihat pada Tabel 4.5.

113
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

Tabel 4.5 Pengaruh Suhu Spray Dryer terhadap interaksi variasi konsentrasi etanol dan suhu spray
Kadar Air Bubuk Klorofil dryer tidak memberikan pengaruh yang nyata
Suhu Spray Dryer Kadar Air (% bb) terhadap kelarutan bubuk klorofil. Pengaruh
70ºC 6,3265b konsentrasi etanol terhadap kelarutan bubuk klorofil
80ºC 5,7897a dapat dilihat pada Tabel 4.6.
90ºC 5,6492a Tabel 4.6 Pengaruh Konsentrasi Etanol terhadap
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama Kelarutan Bubuk Klorofil
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α = Konsentrasi Etanol Kelarutan (%)
5%
75% 92,248a
Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa variasi suhu
85% 92,226a
spray dryer menghasilkan bubuk klorofil dengan
95% 95,665b
rata-rata kadar air yang berbeda nyata. Kadar air Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
bubuk klorofil hasil spray drying dengan suhu 70°C menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α =
berbeda nyata dengan bubuk klorofil hasil spray 5%
drying dengan suhu 80°C dan 90°C. Bubuk klorofil Dari hasil yang ditunjukkan oleh Tabel 4.6, dapat
dengan kadar air tertinggi dihasilkan dari spray dilihat bahwa konsentrasi etanol yang berbeda
drying dengan suhu 70°C, diikuti oleh bubuk memberikan rata-rata kelarutan yang berbeda nyata
klorofil hasil spray drying dengan suhu 80°C. pada bubuk klorofil. Bubuk klorofil yang dibuat
Sedangkan bubuk klorofil dengan kadar air terendah dengan etanol 75% menghasilkan kelarutan yang
diperoleh dari spray drying dengan suhu 90°C. tidak berbeda nyata dengan etanol 85%. Namun,
Semakin tinggi suhu spray dryer yang digunakan bubuk klorofil yang dibuat dengan etanol 75% dan
untuk pengeringan ekstrak klorofil dari daun alfalfa 85% tersebut menghasilkan kelarutan yang berbeda
maka kadar air dari bubuk klorofil yang dihasilkan nyata dengan bubuk klorofil yang dibuat dengan
semakin kecil. Hal ini disebabkan karena suhu etanol 95%. Bubuk klorofil yang dalam
pengeringan yang tinggi akan menguapkan air dalam pembuatannya diekstrak dari daun alfalfa
jumlah yang lebih besar sehingga kadar air bubuk menggunakan etanol 95% memiliki kecenderungan
klorofil yang dihasilkan akan lebih kecil. Hasil ini lebih mudah larut dari pada 2 variasi konsentrasi
sesuai dengan pendapat Desrosier (1988) yang etanol lainnya. Hal ini disebabkan karena bubuk
menyatakan bahwa semakin tinggi suhu udara klorofil yang dibuat dengan etanol 95% memiliki
pengeringan maka semakin besar panas yang dibawa kadar air yang rendah yang membuat bubuk menjadi
udara sehingga semakin banyak uap air yang lebih higroskopis dan mudah menyerap air sehingga
diuapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. kelarutan bubuk dalam air juga semakin besar. Hasil
Interaksi antara variasi konsentrasi etanol dan suhu ini sejalan dengan pendapat Hardjanti (2008) yang
spray dryer tidak memberikan pengaruh yang nyata menyatakan bahwa kadar air yang rendah akan
terhadap kadar klorofil bubuk klorofil yang menyebabkan bubuk menjadi lebih higroskopis
dihasilkan. Berdasarkan hasil analisis ragam, bubuk sehingga ada perbedaan tekanan tekanan uap air
klorofil yang dihasilkan memiliki kadar air berkisar yang besar antara solid dan cairan. Selain itu, bubuk
antara 5,1465 % hingga 7,2002 %. Angka ini sudah klorofil dengan kadar air yang rendah memiliki
memenuhi persyaratan Kepmenkes No. kemungkinan lebih porous dibanding bubuk yang
661/MENKES/SK/VII/1944 tentang persyaratan kadar airnya lebih tinggi. Akibatnya kemampuan
obat tradisional dalam bentuk serbuk yang menyerap air lebih besar dan kelarutannya pun akan
menyatakan bahwa kadar air tidak boleh melebihi menjadi lebih besar.
10% (BPOM RI, 2001). Dari hasil analisis keragaman, diketahui bahwa
variasi suhu spray dryer dan interaksi antara variasi
Kelarutan konsentrasi etanol dan suhu spray dryer tidak
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelarutan
variasi konsentrasi etanol yang digunakan untuk bubuk klorofil. Hal ini dapat dilihat dari hasil
ekstraksi klorofil dari daun alfalfa memberikan analisis kelarutan bubuk klorofil yang menghasilkan
pengaruh yang nyata terhadap kelarutan bubuk kelarutan yang tidak berbeda nyata pada taraf
klorofil dalam air pada tingkat signifikansi 5%. signifikansi 5%. Dapat dilihat juga nilai kelarutan
Sedangkan untuk variasi suhu spray dryer dan bubuk klorofil dalam air berkisar antara 92,0199%

114
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

hingga 95,6940%. Produk yang dihasilkan dalam Kadar klorofil tertinggi diperoleh dari bubuk klorofil
penelitian ini secara keseluruhan masuk dalam daun alfalfa yang dalam proses ekstraksinya dibuat
kategori tinggi kelarutannya dalam air. dengan etanol 95%. Sedangkan kadar klorofil
terendah dihasilkan oleh daun alfalfa yang diekstrak
Kadar Klorofil dengan etanol 75%. Hal ini dikarenakan semakin
Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa tinggi konsentrasi etanol maka semakin rendah
variasi konsentrasi etanol yang digunakan untuk tingkat kepolaran pelarut yang digunakan (Shadmani
ekstraksi klorofil dari daun alfalfa memberikan et al., 2004). Sehingga pada akhirnya dapat
pengaruh yang nyata terhadap kadar klorofil bubuk meningkatkan kemampuan pelarut dalam
klorofil pada tingkat signifikansi 5%. Demikian pula mengekstrak kandungan klorofil yang juga bersifat
dengan variasi suhu spray dryer yang digunakan kurang polar. Selain variasi konsentrasi etanol,
untuk mengeringkan ekstrak klorofil daun alfalfa variasi suhu spray dryer juga memberikan pengaruh
dan interaksi kedua variasi tersebut juga nyata terhadap kadar klorofil bubuk yang dihasilkan.
memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar Pengaruh suhu spray dryer terhadap kadar klorofil
klorofil bubuk klorofil daun alfalfa. Pengaruh dapat dilihat pada Tabel 4.8.
konsentrasi etanol terhadap kadar klorofil bubuk Tabel 4.8 Pengaruh Suhu Spray Dryer terhadap
klorofil dapat dilihat pada Tabel 4.7. Kadar Klorofil Bubuk Klorofil
Tabel 4.7 Pengaruh Konsentrasi Etanol terhadap Suhu Spray Dryer Kadar Klorofil (% bb)
Kadar Klorofil Bubuk Klorofil 70ºC 0,2634a
Konsentrasi Etanol Kadar Klorofil (% bb) 80ºC 0,3218b
75 % 0,2898a 90ºC 0,4451c
85 % 0,3019a Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
95 % 0,4386b menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α =
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama 5%
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α = Tabel 4.8 menunjukkan hasil rata-rata kadar klorofil
5% bubuk dari tiap variasi suhu spray dryer. Variasi
Pada penelitian ini, variasi konsentrasi etanol yang suhu spray dryer pada proses pengeringan dalam
berbeda pada proses ekstraksi klorofil dari daun pembuatan bubuk klorofil menghasilkan rata-rata
alfalfa dilakukan untuk memperoleh kadar klorofil kadar klorofil yang berbeda nyata. Semakin tinggi
yang berbeda pula dalam bubuk klorofil. Perbedaan suhu spray dryer yang digunakan, kadar klorofil
konsentrasi etanol akan mempengaruhi banyaknya bubuk yang dihasilkan juga semakin tinggi. Dari
klorofil yang terlarut dalam proses ekstraksi. Tabel data tersebut, dapat diketahui bahwa kadar klorofil
4.7 menunjukkan hasil rata-rata kadar klorofil bubuk bubuk ekstrak klorofil terendah diperoleh dari hasil
dari tiap variasi konsentrasi etanol yang digunakan. pengeringan ekstrak klorofil menggunakan suhu
Variasi konsentrasi etanol 75%, 85%, dan 95% 70ºC, diikuti dengan perlakuan suhu 80ºC, dan kadar
menghasilkan rata-rata kadar klorofil yang berbeda klorofil tertinggi diperoleh pada perlakuan suhu
nyata pada bubuk klorofil yang dihasilkan. Bubuk 90ºC. Hal ini diduga karena pada suhu 90ºC, proses
klorofil yang dibuat dengan etanol 75% pengeringan terjadi lebih cepat sehingga kontak
menghasilkan kadar klorofil yang tidak berbeda bahan dengan panas akan lebih singkat maka klorofil
nyata dengan bubuk klorofil yang dibuat dengan yang terdegradasi akan semakin kecil.
etanol 85%. Namun kadar klorofil bubuk yang Pada penelitian ini, interaksi kedua variasi tersebut
dibuat dengan kedua variasi konsentrasi etanol juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap
tersebut berbeda nyata dengan bubuk yang dibuat kadar klorofil bubuk yang dihasilkan. Interaksi
dengan etanol 95%. Semakin tinggi konsentrasi konsentrasi etanol dan suhu spray dryer terhadap
etanol yang digunakan untuk ekstraksi klorofil daun kadar klorofil bubuk klorofil dapat dilihat pada
alfalfa maka kadar klorofil yang dihasilkan pada Tabel 4.9.
akhir pembuatan bubuk klorofil semakin meningkat.
Tingginya konsentrasi pelarut juga menunjukkan
turunnya polaritas pelarut yang merupakan
campuran etanol dan air.

115
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

Tabel 4.9 Interaksi Konsentrasi Etanol dan Suhu klorofil (0,6391%) bubuk klorofil daun alfalfa yang
Spray Dryer terhadap Kadar Klorofil Bubuk Klorofil tinggi dengan kadar air (5,1456%) yang rendah.
(% bb)
Konsentrasi Suhu Spray Dryer DAFTAR PUSTAKA
Etanol 70ºC 80ºC 90ºC Apriyantono, Fardiaz, D., Puspita, N. L.
b b
75 % 0,2693 0,2832 0,3170b Sedarnawati, Budiyanto, S. 1989. Petunjuk
85 % 0,2200a 0,3064b 0,3792c Analisis Pangan. Departemen Pendidikan
b c
95 % 0,3009 0,3759 0,6391d dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Keterangan : Angka yang diikuti dengan huruf yang sama Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas
menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf signifikansi α = IPB. Bogor.
5%
Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa kadar klorofil Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik
bubuk yang dihasilkan mengalami kenaikan akibat Indonesia. 2001. Peraturan Perundang-
adanya peningkatan konsentrasi etanol dan suhu undangan di Bidang Obat Tradisional, Obat
spray dryer. Kadar klorofil bubuk yang dihasilkan Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Cetakan
berkisar antara 0,2693-0,6391%. Menurut Pertama. BPOM RI. Jakarta.
Widiasmadi (2008), kandungan klorofil daun alfalfa Desrosier, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan
Indonesia mencapai 0,6424% (bb). Kadar klorofil Pangan. UI Press. Jakarta.
bubuk yang dihasilkan tertinggi didapat dari variasi
konsentrasi etanol 95% dan suhu spray dryer 90°C, Eskin, N. A. M. 1979. Plant Pigments Flavors and
yaitu sebesar 0,6391%. Sedangkan kadar klorofil Textures : The Chemistry and Biochemistry
terendah dihasilkan pada variasi konsentrasi etanol of Selected Compounds. Academic Press.
85% dan suhu spray dryer 70°C, yaitu sebesar New York.
0,2200%. Semakin tinggi konsentrasi etanol maka Fennema, Owen R. 1996. Food Chemistry Third
semakin tinggi juga kadar klorofil pada bubuk yang Edition. Marcel Dekker Inc. New York.
dihasilkan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi
Gardjito, Murdijati dan Wardana, Agung Setya.
etanol yang tinggi akan memperbanyak klorofil yang
2003. Hortikultura : Teknik Analisis Pasca
terlarut sehingga kadar klorofil pada bubuk yang
Panen. Transmedia Global Wacana.
dihasilkan juga akan semakin tinggi. Begitu juga
Yogyakarta.
dengan peningkatan suhu spray dryer akan
memperkecil kontak panas dengan bahan sehingga Hardjanti, Sri. 2008. Potensi Daun Katuk Sebagai
klorofil yang terdegradasi akan semakin kecil yang Sumber Zat Pewarna Alami dan
pada akhirnya akan meningkatkan kadar klorofil Stabilitasnya Selama Pengeringan Bubuk
bubuk yang dihasilkan. dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin.
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 13, No. 1,
KESIMPULAN April 2008 : 1-18.
Dari penelitian tentang “Pengaruh Konsentrasi Hutajulu, Tiurlan Farida, Hartanto, Eddy Sapto, dan
Etanol dan Suhu Spray Dryer terhadap Karakteristik Subagja. 2008. Proses Ekstraksi Zat Warna
Bubuk Klorofil Daun Alfalfa (Medicago sativa L.) Hijau Khlorofil Alami Untuk Pangan dan
dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin”, dapat Karakterisasinya. Jurnal Riset Industri Vol. 2
diambil kesimpulan sebagai berikut : No. 1 Juni 2008 : 44-45.
1. Variasi konsentrasi etanol mempengaruhi
rendemen, kadar air, kelarutan, dan kadar Master. 1979. Spray Drying Handbook. George
klorofil bubuk klorofil dari daun alfalfa. Godwin Limited. London.
2. Variasi suhu spray dryer mempengaruhi Rahmayanti, E., dan Sitanggang, M., 2006.
rendemen, kadar air, dan kadar klorofil tapi Taklukkan Penyakit dengan Klorofil Alfalfa.
tidak mempengaruhi kelarutan bubuk PT Agro Media Pustaka. Jakarta.
klorofil dari daun alfalfa.
Konsentrasi etanol (95%) dan suhu spray dryer
(90°C) yang tinggi menghasilkan rendemen Rosmiati, Risti. 2011. Karakteristik Fisiko-Kimia
(14,9005%), kelarutan (95,6940%), dan kadar dan Uji Toksisitas Bubuk Cu-Turunan
116
ISSN: 2302-0733 Jurnal Teknosains Pangan Vol 1 No 1 Oktober 2012

Klorofil (Cu-Chlorophyllin) Daun Murbei


(Morus alba L.) sebagai Prototipe Bahan
Suplemen Makanan. Skripsi. Departemen
Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia.
Institut Pertanian Bogor.
Shadmani, A., Azhar, I., Mazhar, F., Hassan, M.M.,
Ahmed, S.W., Ahmad, I., Usmanghani, K.,
and Shamin, S. 2004. Kinetic Studies On
Zingiber Officinale. Pakistan Journal of
Pharmaceutical Sciences, Vol. 17, hal. 47-54.
Sudarmadji, S., B. Haryono, Suhardi. 1976.
Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Widiasmadi, Nugroho. 2008. Menguak Manfaat
Klorofil. Tabloid AGRINA Edisi 75, April
2008. Jakarta.

117

Anda mungkin juga menyukai