PENDAHULUAN
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum dari nyeri fossa iliaka kanan.
Secara tradisional, diagnosis radang usus buntu dibuat semata-mata berdasarkan
gejala klinis dan tanda-tanda, dan diagnosis kemudian termasuk hasil variabel
laboratorium inflamasi. Praktek ini dalam diagnostik menyebabkan diagnosis positif
palsu (negatif appendicectomy) tingkat di kisaran 15-30% .1-3
Banyak sistem penilaian untuk diagnosis apendisitis akut telah dicoba, tetapi
kebanyakan ini rumit dan tidak memungkinkan dalam keadaan darurat.
Sistem penilaian Alvarado yang dimodifikasi MASS telah ditunjukkan oleh
penelitian terbaru untuk menjadi alat diagnostik yang mudah, sederhana dan murah
untuk mendukung diagnosis apendisitis akut terutama untuk ahli bedah junior.4-7 The
Raja Isteri Pengiran Anak Saleha Appendicitis (RIPASA) adalah sistem penilaian
diagnostik baru yang dikembangkan untuk diagnosis Apendisitis Akut dan telah
terbukti memiliki sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi diagnostik yang lebih tinggi
terutama bila diterapkan pada populasi Asia.8,9
Sistem penilaian RIPASA mencakup lebih banyak parameter daripada sistem
Alvarado dan yang terakhir tidak mengandung parameter tertentu seperti usia, jenis
kelamin, durasi gejala sebelum presentasi.10
Parameter ini terbukti mempengaruhi sensitivitas dan spesifitas sistem
penilaian ALVARADO dalam diagnosis apendisitis akut.7
Tabel 1: Skor apendisitis RIPASA.
Panduan pengambilan
Skor total RIPASA
keputusan
Probabilitas akut
<5.0 radang usus buntu tidak
mungkin
Probabilitas rendah akut
5.0-7.0
radang usus buntu
Probabilitas akut
7.5-11.5
radang usus buntu tinggi
≥12 Apendisitis akut pasti
Skor 7,5 diambil sebagai kemungkinan tinggi apendisitis akut untuk sistem
penilaian RIPASA.
Tabel 3: Sistem penilaian apendisitis ALVARADO.
Gejala Skor
Migrasi nyeri ke RIF 01
Anorexia 01
Mual-muntah 01
Tanda-tanda
Rif tenderness 02
Rebound tenderness 01
Demam 01
Investigation
Raised WBC 02
Shift of WBC to left 01
Skor total 10
METODE
Analisis prospektif dari 116 kasus yang dirawat dengan nyeri RIF selama
periode 2 tahun dilakukan. Pasien antara 15-60 tahun diberi skor per sistem penilaian
Alvarado dan RIPASA. Laporan histopatologi dari kasus dikumpulkan dan
dibandingkan dengan skor. Analisis area kurva ROC dilakukan untuk memeriksa
akurasi diagnostik skor RIPASA dan ALVARADO.
Skor Alvarado mengandung 8 parameter, sedangkan skor RIPASA
mengandung 18 parameter. Skor untuk parameter berkisar 0,5-2 untuk RIPASA dan 1
hingga 2 untuk Alvarado seperti yang ditunjukkan di atas.
Skor 7 diambil sebagai kemungkinan tinggi apendisitis akut untuk sistem
skoring Alvarado dan skor 7,5 untuk sistem penilaian RIPASA. Keputusan tentang
apendisektomi semata-mata berdasarkan penilaian klinis ahli bedah setelah
mempertimbangkan semua temuan dari penyelidikan klinis, laboratorium dan
radiologi.
Temuan histopatologi dari kasus yang dioperasikan akan diikuti dan
dikorelasikan dengan skor. Skor akan ditabulasikan dan dibandingkan dengan
menerapkan tes Chi-square. Semua pengukuran dilakukan menggunakan SPSS versi
21.0 dan membuka perangkat lunak epi 3.01 P <0,05 dianggap signifikan secara
statistik.
HASIL
Usia rata-rata di antara pasien adalah 34,4 tahun dan jumlah TLC rata-rata
adalah 10550 sel / cumm. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam usia di antara
pasien dengan radang usus buntu dan tidak ada apendisitis.
Ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah TLC rata-rata di antara pasien
dengan radang usus buntu dan tidak ada apendisitis.
Histopathology
Tidak Radang Appendicitis
Rata2 SD Rata2 SD
ALVARADO 4.75 1.25 6.54 1.95
RIPASA 6.65 2.06 9.55 2.60
P<0.0001
Histopatologi
ALVARDO Appendicitis Tidak Radang
Jumlah Tabel N % Jumlah Tabel N %
Appendicitis 50 43.1% 4 3.4%
Tidak Radang 46 39.7% 16 13.8%
Ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata dalam ALVARADO dan
RIPASA pada pasien dengan skor sugestif apendisitis dan tidak ada apendisitis
(Tabel 9).
Tabel 11: Sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, akurasi diagnostik skor ALVARADO.
Lower-upper
Parameter Estimasi
95% CIs
Sensivitas 52.08 (42.2, 61.8)
Spesifitas 80 (58.4, 91.93)
Nilai prediksi positif 92.59 (82.45, 97.08)
Nilai prediktif negatif 25.81 (16.55, 37.88)
Keakuratan diagnostik 56.9 (47.81, 65.54)
Tabel 12: Perbandingan antara skor RIPASA dan laporan histopatologis di antara pasien.
Histopatologi
RIPASA Appendicitis Tidak Radang
Table N Table N
Jumlah % Jumlah %
Appendicitis 72 62.1% 7 6.0%
Tidak Radang 24 20.7% 13 11.2%
Tabel 13: Sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, akurasi diagnostik skor RIPASA.
Lower-upper
Parameter Estimasi
95% CIs
Sensivitas 75 (65.49, 82.59)
Kekhususan 65 (43.29, 81.88)
Nilai prediksi positif 91.14 (82.82, 95.64)
Nilai prediktif negatif 35.14 (21.83, 51.24)
Keakuratan diagnostik 73.28 (64.57, 80.49)
ALVARADO
RIPASA Appendicitis No appendicitis
Count Table N % Count Table N %
Appendicitis 49 42.2 30 25.9
Tidak radang 5 4.3 32 27.6
Kappa=0.411, p<0.0001
Asymptotic 95%
Hasil tes Interval kepercayaan
Area P
variabel Batas Batas
bawah atas
ALVARADO 0.771 0.00 0.673 0.870
RIPASA 0.810 0.00 0.706 0.913
Ketika kurva ROC diamati, area di bawah kurva tinggi untuk skor RIPASA
dan ALVARADO tetapi lebih tinggi untuk sistem penilaian RIPASA.
AUC signifikan untuk sistem penilaian ALVARADO dan RIPASA.
DISKUSI
Dalam penelitian ini dari 116 pasien kelompok usia dominan di antara pasien
adalah 21-30 tahun.
Tabel 16: Distribusi kelompok usia di antara pasien dalam penelitian Zulfiqur. 9
Distribusi umur (years) N %
<20 29 12.0
21-40 139 55.0
41-60 77 31.0
>60 5 2.0
Mean±SD 35.27±12.57
Dalam sebuah studi prospektif yang dilakukan oleh Nunjhandaiah et al, pada
pasien yang dirawat dengan nyeri fossa iliaka kanan di antara 206 pasien usia rata-
rata dalam kelompok studi mereka yang terdiri dari 61,6% pasien laki-laki dan 38,4%
pasien perempuan adalah 27,82 ± 9,262 tahun.11
Dalam studi cross-sectional yang dilakukan pada 250 pasien yang mengalami
apendisitis akut oleh Zulfiquar et al usia rata-rata adalah 35,17 ± 9,13 dan 184 (74%)
adalah laki-laki dan 66 (26%) adalah perempuan dengan rasio laki-laki dan
perempuan 1,92: 1.9
Usia rata-rata ketika dibandingkan antara pasien dengan apendisitis dan tanpa
apendisitis tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,3). Proporsi
perempuan dan laki-laki dalam penelitian ini adalah 51,7% dan 48,3% masing-
masing. Meskipun perempuan adalah mayoritas secara numerik tidak terlalu tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nunjhandaih et al males adalah
mayoritas merupakan 61,6% dari total subyek yang lebih tinggi dari populasi studi
sekarang laki-laki.11 Bahkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Zulfiqur et al laki-
laki adalah mayoritas sekitar 74% bila dibandingkan dengan perempuan sebesar
26%.9
Dalam penelitian ini pada 116 subjek yang diduga apendisitis akut, laporan
histopatologi menunjukkan beberapa fitur apendisitis akut. Sekitar 82,8% memiliki
laporan positif untuk apendisitis akut di mana sebanyak 17,2% diberikan Tidak ada
apendisitis.
Perbedaan 7% diamati antara ultrasonografi dan histopatologi dalam
mendiagnosis apendisitis akut yang tidak signifikan dalam penelitian ini. Ketika
jumlah total leukosit (TLC) dibandingkan antara pasien dengan radang usus buntu
dan tidak ada apendisitis ada perbedaan yang signifikan dengan nilai p 0,03. Ketika
pasien diberi skor untuk ALVARADO dalam penelitian ini skor 6 diambil sebagai
terputus untuk kemungkinan tinggi apendisitis akut. Dalam studi mereka dari 236
pasien 92% menunjukkan skor di atas 6 menunjukkan kemungkinan tinggi apendisitis
di mana 8% menunjukkan probabilitas yang lebih rendah. Skor rata-rata adalah
8.18.10 Hasil ini jauh di atas skor. Mereka tidak sebanding dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini ketika skor RIPASA diterapkan sekitar 50,9%
menunjukkan probabilitas tinggi dan 17,2% memiliki skor apendisitis yang
dikonfirmasi. 31,9% memiliki skor probabilitas rendah dan kemungkinan apendisitis.
Ketika penelitian ini dibandingkan dengan studi yang dilakukan oleh Nanjundaiah et
al, studi mereka menunjukkan, dan hasilnya berbeda dari penelitian ini.
KESIMPULAN
Ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata dalam ALVARADO dan
RIPASA pada pasien dengan skor sugestif apendisitis dan tidak ada apendisitis.
Sensitivitas skor ALVARDO diperkirakan 52,08 dengan 95% confidence interval
42,2-61,8 untuk cut off 6. spesifisitas adalah 80% dengan 95% CI 58,4 hingga 91,93,
nilai prediksi positif adalah 92,59 dengan 95% CI 82,45 hingga 97,08, nilai prediksi
negatif adalah 25,81 dengan 95 % CI 16,55 hingga 37,88. Keakuratan Diagnostik
skor ALVARADO ditemukan menjadi 56,9 dengan interval kepercayaan 95% adalah
47,8-65,54.
Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif dari
sistem penilaian RIPASA adalah 75% (95% CI 65,49-82,59), 65% (95% CI 43,29-
81,88), 91,14% (95% CI 82,82-95,64), 35,14% (95% CI 21,83-51,24). Keakuratan
diagnostik skor RIPASA adalah 73,28 dengan interval kepercayaan 95% 64,57
hingga 80,49. Perbedaan dalam akurasi diagnostik antara sistem penilaian
ALVARADO dan RIPASA adalah 16,38% dalam penelitian ini. Namun, nilai p
signifikan <0,0001 pada kedua penelitian yang menunjukkan skor RIPASA adalah
alat diagnostik yang jauh lebih baik untuk diagnosis apendisitis akut. Ketika kurva
ROC diamati, area di bawah kurva tinggi untuk skor RIPASA dan ALVARADO
tetapi lebih tinggi untuk sistem penilaian RIPASA. AUC signifikan untuk sistem
penilaian ALVARADO dan RIPASA.
DAFTAR PUSAKA
1. Gilmore OJ, Browett JP, Griffin PH, Ross IK, Brodribb AJ, Cooke TJ, et al.
Appendicitis and mimicking conditions. A prospective study. Lancet.
1975;2(7932):421-4.
2. Andersson RE, Hugander A, Thulin AJ. Diagnostic accuracy and perforation rate
in appendicitis: association with age and sex of the patient and with
appendicectomy rate. Eur J Surg. 1992;158(1):37-41.
3. Hoffmann J, Rasmussen OO. Aids in the diagnosis of acute appendicitis. Br J
Surg. 1989;76(8):774-9.
4. Kanumba ES, Mabula JB, Rambau P, Chalya PL. Modified Alvarado scoring
system as a diagnostic tool for acute appendicitis at Bugando Medical Centre,
Mwanza, Tanzania. BMC Surg. 2011;11:4.
5. Fenyo G, Lindberg G, Blind P, Enochsson L, Oberg A. Diagnostic decision
support in suspected acute appendicitis: validation of a simplified scoring system.
Eur J Surg Med. 1997;163:831-8.
6. Alvarado A. A practical score for the early diagnosis of acute appendicitis. Ann
Emerg Med. 1986;15:557-64.
7. Wani MM, Yousaf MN, Khan MA. Usefulness of the Alvarado scoring system
with respect to age, sex and time of presentation, with regression analysis of
individual parameters. Internet J Surg. 2007;11(2).
8. Chong CF, Adi MI, Thien A. Development of the RIPASA score: a new
appendicitis scoring system for the diagnosis of acute appendicitis. Singapore
Med J. 2010;51:220-5.
9. Ali Z, Saleem R. An Accurate Early Diagnosis of Acute Appendicitis by Clinical
Scoring and Ultrasonography Reduces Complications. PJMHS 2014;8(4).
10. Chong CF, Adi MI, Thien A. Development of the RIPASA score: a new
appendicitis scoring system for the diagnosis of acute appendicitis. Singapore.
Med J. 2010;51:220-5.
11. Nanjundaiah N, Mohammed A. A Comparative Study of RIPASA Score and
ALVARADO Score in the Diagnosis of Acute Appendicitis. J Clin Diagn Res.
2014;8(11):NC03-5.
12. Kothari D, Kothari A. Modified Alvarado scoring system as a diagnostic tool for
acute appendicitis at a tertiary care teaching hospital, Central India: a cross
sectional study. Int Surg J. 2017 Aug;4(8).
13. Chong CF, Thien A, Mackie AJ. Comparison of RIPASA and Alvarado scores
for the diagnosis of acute appendicitis. Singapore Med J. 2011;52(5):340-5.
BAGIAN ILMU BEDAH JOURNAL READING
FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2018
UNIVERSITAS PATTIMURA
Disusun oleh:
Feby Ilviana Hattu
NIM. 2017-84-016
Pembimbing:
dr. Jacky Tuamelly, Sp.B (K) Trauma, FICS, FINACS