Anda di halaman 1dari 16

SEBUAH STUDI PERBANDINGAN SKOR RIPASA DAN SKOR

ALVARADO DALAM DIAGNOSIS APENDISITIS AKUT


Vamsavardhan Pasumarthi*, C. P. Madhu

PENDAHULUAN
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum dari nyeri fossa iliaka kanan.
Secara tradisional, diagnosis radang usus buntu dibuat semata-mata berdasarkan
gejala klinis dan tanda-tanda, dan diagnosis kemudian termasuk hasil variabel
laboratorium inflamasi. Praktek ini dalam diagnostik menyebabkan diagnosis positif
palsu (negatif appendicectomy) tingkat di kisaran 15-30% .1-3
Banyak sistem penilaian untuk diagnosis apendisitis akut telah dicoba, tetapi
kebanyakan ini rumit dan tidak memungkinkan dalam keadaan darurat.
Sistem penilaian Alvarado yang dimodifikasi MASS telah ditunjukkan oleh
penelitian terbaru untuk menjadi alat diagnostik yang mudah, sederhana dan murah
untuk mendukung diagnosis apendisitis akut terutama untuk ahli bedah junior.4-7 The
Raja Isteri Pengiran Anak Saleha Appendicitis (RIPASA) adalah sistem penilaian
diagnostik baru yang dikembangkan untuk diagnosis Apendisitis Akut dan telah
terbukti memiliki sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi diagnostik yang lebih tinggi
terutama bila diterapkan pada populasi Asia.8,9
Sistem penilaian RIPASA mencakup lebih banyak parameter daripada sistem
Alvarado dan yang terakhir tidak mengandung parameter tertentu seperti usia, jenis
kelamin, durasi gejala sebelum presentasi.10
Parameter ini terbukti mempengaruhi sensitivitas dan spesifitas sistem
penilaian ALVARADO dalam diagnosis apendisitis akut.7
Tabel 1: Skor apendisitis RIPASA.

Karakteristik Skor RIPASA


Pasien
Perempuan 0.5
Laki-Laki 1.0
Umur <39.9 years 1.0
Umur >40 years 0.5
Gejala
Rif pain 0.5
Migrasi nyeri ke RIF 0.5
Anorexia 1.0
Mual dan muntah 1.0
Durasi gejala < 48 jam 1.0
Durasi gejala > 48 jam 0.5
Tanda-tanda
Rif tenderness 1.0
Guarding 2.0
Rebound tenderness 1.0
Rovsing Sign 2.0
Demam > 37°C <39°C 1.0
Investigation
Raised WBC 1.0
Analisis urin negatif 1.0
Skor tambahan
Foreign NRIC 1.0
Skor total 17.5

Tabel 2: Interpretasi sistem penilaian RIPASA.

Panduan pengambilan
Skor total RIPASA
keputusan
Probabilitas akut
<5.0 radang usus buntu tidak
mungkin
Probabilitas rendah akut
5.0-7.0
radang usus buntu
Probabilitas akut
7.5-11.5
radang usus buntu tinggi
≥12 Apendisitis akut pasti

Skor 7,5 diambil sebagai kemungkinan tinggi apendisitis akut untuk sistem
penilaian RIPASA.
Tabel 3: Sistem penilaian apendisitis ALVARADO.

Gejala Skor
Migrasi nyeri ke RIF 01
Anorexia 01
Mual-muntah 01
Tanda-tanda
Rif tenderness 02
Rebound tenderness 01
Demam 01
Investigation
Raised WBC 02
Shift of WBC to left 01
Skor total 10

Tabel 4: Interpretasi skor ALVARADO.

Skor RIPASA Interpretasi


Skor <5 Tidak Yakin
Skor antara 5-6 Cocok
Skor antara 6-9 Mungkin
Skor > 9 Dikonfirmasi

Skor 7 diambil sebagai kemungkinan tinggi apendisitis akut untuk sistem


penilaian Alvarado.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan RIPASA SCORE dan
ALVARADO SCORE dalam diagnosis apendisitis akut.

METODE
Analisis prospektif dari 116 kasus yang dirawat dengan nyeri RIF selama
periode 2 tahun dilakukan. Pasien antara 15-60 tahun diberi skor per sistem penilaian
Alvarado dan RIPASA. Laporan histopatologi dari kasus dikumpulkan dan
dibandingkan dengan skor. Analisis area kurva ROC dilakukan untuk memeriksa
akurasi diagnostik skor RIPASA dan ALVARADO.
Skor Alvarado mengandung 8 parameter, sedangkan skor RIPASA
mengandung 18 parameter. Skor untuk parameter berkisar 0,5-2 untuk RIPASA dan 1
hingga 2 untuk Alvarado seperti yang ditunjukkan di atas.
Skor 7 diambil sebagai kemungkinan tinggi apendisitis akut untuk sistem
skoring Alvarado dan skor 7,5 untuk sistem penilaian RIPASA. Keputusan tentang
apendisektomi semata-mata berdasarkan penilaian klinis ahli bedah setelah
mempertimbangkan semua temuan dari penyelidikan klinis, laboratorium dan
radiologi.
Temuan histopatologi dari kasus yang dioperasikan akan diikuti dan
dikorelasikan dengan skor. Skor akan ditabulasikan dan dibandingkan dengan
menerapkan tes Chi-square. Semua pengukuran dilakukan menggunakan SPSS versi
21.0 dan membuka perangkat lunak epi 3.01 P <0,05 dianggap signifikan secara
statistik.

HASIL
Usia rata-rata di antara pasien adalah 34,4 tahun dan jumlah TLC rata-rata
adalah 10550 sel / cumm. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam usia di antara
pasien dengan radang usus buntu dan tidak ada apendisitis.
Ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah TLC rata-rata di antara pasien
dengan radang usus buntu dan tidak ada apendisitis.

Tabel 5: Skor ALVARADO di antara beberapa kasus.

ALVARADO Jumlah Kolom N %


Not sure 32 27.6%
Compatible 30 25.9%
Probable 47 40.5%
Confirmed 7 6.0%

Tabel 6: Grup penilaian ALVARADO di antara


para pasien.

ALVARADO Jumlah Column N %


No appendicitis 62 53.4%
Appendicitis 54 46.6%
Tabel 7: Penilaian RIPASA di antara pasien.

RIPASA Count Column N %


Apendisitis tidak mungkin 4 3.4%
Kemungkinan rendah appendix 33 28.4%
Kemungkinan tinggi 59 50.9%
Apendisitis terkonfirmasi 20 17.2%

Tabel 8: Kelompok skor RIPASA di antara pasien.

RIPASA Jumlah Kolom N %


No appendicitis 37 31.9%
Appendicitis 79 68.1%

Tabel 9: Rata-rata perbedaan skor ALVARADO


dan RIPASA antara kelompok histopatologi.

Histopathology
Tidak Radang Appendicitis
Rata2 SD Rata2 SD
ALVARADO 4.75 1.25 6.54 1.95
RIPASA 6.65 2.06 9.55 2.60
P<0.0001

Tabel 10: Perbandingan antara penilaian ALVARADO


dan laporan histopatologis di antara pasien.

Histopatologi
ALVARDO Appendicitis Tidak Radang
Jumlah Tabel N % Jumlah Tabel N %
Appendicitis 50 43.1% 4 3.4%
Tidak Radang 46 39.7% 16 13.8%

Ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata dalam ALVARADO dan
RIPASA pada pasien dengan skor sugestif apendisitis dan tidak ada apendisitis
(Tabel 9).
Tabel 11: Sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, akurasi diagnostik skor ALVARADO.

Lower-upper
Parameter Estimasi
95% CIs
Sensivitas 52.08 (42.2, 61.8)
Spesifitas 80 (58.4, 91.93)
Nilai prediksi positif 92.59 (82.45, 97.08)
Nilai prediktif negatif 25.81 (16.55, 37.88)
Keakuratan diagnostik 56.9 (47.81, 65.54)

Tabel 12: Perbandingan antara skor RIPASA dan laporan histopatologis di antara pasien.

Histopatologi
RIPASA Appendicitis Tidak Radang
Table N Table N
Jumlah % Jumlah %
Appendicitis 72 62.1% 7 6.0%
Tidak Radang 24 20.7% 13 11.2%

Tabel 13: Sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, akurasi diagnostik skor RIPASA.

Lower-upper
Parameter Estimasi
95% CIs
Sensivitas 75 (65.49, 82.59)
Kekhususan 65 (43.29, 81.88)
Nilai prediksi positif 91.14 (82.82, 95.64)
Nilai prediktif negatif 35.14 (21.83, 51.24)
Keakuratan diagnostik 73.28 (64.57, 80.49)

Tabel 14: Perbandingan antara sistem penilaian ALVARADO


dan RIPASA di antara dua kelompok.

ALVARADO
RIPASA Appendicitis No appendicitis
Count Table N % Count Table N %
Appendicitis 49 42.2 30 25.9
Tidak radang 5 4.3 32 27.6
Kappa=0.411, p<0.0001

Ada perbedaan statistik yang signifikan antara sistem penilaian ALVARDO


dan RIPASA dengan nilai p <0,0001 dan nilai Kappa 0,411.
Dari 116 subjek yang didiagnosis sebagai apendisitis di bawah sistem
penilaian ALVARDO 42,2% di mana menunjukkan positif untuk radang usus buntu
dengan sistem penilaian RIPASA sedangkan 4,3% di mana negatif untuk radang
usus buntu di bawah sistem penilaian RIPASA.
Ketika pasien menunjukkan tidak ada apendisitis di bawah penilaian
ALVARADO di mana dianalisis sekitar 25,9% menunjukkan apendisitis pada sistem
penilaian RIPASA yang hampir 1/4 dari total yang diharapkan positif pada
ALVARADO. Sama-sama 27,6% dari mereka tidak menunjukkan apendisitis pada
penilaian RIPASA juga.

Gambar 1: Penerima kurva ROC mengoperasikan kurva karakteristik


dengan AUC yang sesuai untuk sistem penilaian ALVARADO
dan RIPASA dalam memprediksi apendisitis akut.

Tabel 15: AUC untuk sistem penilaian ALVARADO


dan RIPASA dalam memprediksi apendisitis akut.

Asymptotic 95%
Hasil tes Interval kepercayaan
Area P
variabel Batas Batas
bawah atas
ALVARADO 0.771 0.00 0.673 0.870
RIPASA 0.810 0.00 0.706 0.913

Ketika kurva ROC diamati, area di bawah kurva tinggi untuk skor RIPASA
dan ALVARADO tetapi lebih tinggi untuk sistem penilaian RIPASA.
AUC signifikan untuk sistem penilaian ALVARADO dan RIPASA.
DISKUSI

Dalam penelitian ini dari 116 pasien kelompok usia dominan di antara pasien
adalah 21-30 tahun.

Tabel 16: Distribusi kelompok usia di antara pasien dalam penelitian Zulfiqur. 9
Distribusi umur (years) N %
<20 29 12.0
21-40 139 55.0
41-60 77 31.0
>60 5 2.0
Mean±SD 35.27±12.57

Dalam sebuah studi prospektif yang dilakukan oleh Nunjhandaiah et al, pada
pasien yang dirawat dengan nyeri fossa iliaka kanan di antara 206 pasien usia rata-
rata dalam kelompok studi mereka yang terdiri dari 61,6% pasien laki-laki dan 38,4%
pasien perempuan adalah 27,82 ± 9,262 tahun.11
Dalam studi cross-sectional yang dilakukan pada 250 pasien yang mengalami
apendisitis akut oleh Zulfiquar et al usia rata-rata adalah 35,17 ± 9,13 dan 184 (74%)
adalah laki-laki dan 66 (26%) adalah perempuan dengan rasio laki-laki dan
perempuan 1,92: 1.9
Usia rata-rata ketika dibandingkan antara pasien dengan apendisitis dan tanpa
apendisitis tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p = 0,3). Proporsi
perempuan dan laki-laki dalam penelitian ini adalah 51,7% dan 48,3% masing-
masing. Meskipun perempuan adalah mayoritas secara numerik tidak terlalu tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nunjhandaih et al males adalah
mayoritas merupakan 61,6% dari total subyek yang lebih tinggi dari populasi studi
sekarang laki-laki.11 Bahkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Zulfiqur et al laki-
laki adalah mayoritas sekitar 74% bila dibandingkan dengan perempuan sebesar
26%.9
Dalam penelitian ini pada 116 subjek yang diduga apendisitis akut, laporan
histopatologi menunjukkan beberapa fitur apendisitis akut. Sekitar 82,8% memiliki
laporan positif untuk apendisitis akut di mana sebanyak 17,2% diberikan Tidak ada
apendisitis.
Perbedaan 7% diamati antara ultrasonografi dan histopatologi dalam
mendiagnosis apendisitis akut yang tidak signifikan dalam penelitian ini. Ketika
jumlah total leukosit (TLC) dibandingkan antara pasien dengan radang usus buntu
dan tidak ada apendisitis ada perbedaan yang signifikan dengan nilai p 0,03. Ketika
pasien diberi skor untuk ALVARADO dalam penelitian ini skor 6 diambil sebagai
terputus untuk kemungkinan tinggi apendisitis akut. Dalam studi mereka dari 236
pasien 92% menunjukkan skor di atas 6 menunjukkan kemungkinan tinggi apendisitis
di mana 8% menunjukkan probabilitas yang lebih rendah. Skor rata-rata adalah
8.18.10 Hasil ini jauh di atas skor. Mereka tidak sebanding dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini ketika skor RIPASA diterapkan sekitar 50,9%
menunjukkan probabilitas tinggi dan 17,2% memiliki skor apendisitis yang
dikonfirmasi. 31,9% memiliki skor probabilitas rendah dan kemungkinan apendisitis.
Ketika penelitian ini dibandingkan dengan studi yang dilakukan oleh Nanjundaiah et
al, studi mereka menunjukkan, dan hasilnya berbeda dari penelitian ini.

Tabel 17: Skor RIPASA di antara kasus di Indonesia Studi Nunjundaiah. 11


Skor RIPASA No. kasus Persentase
<5 0 0
5-7 26 12.6%
>7 180 11.1%
Total 206 100.00

Ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata ALVARADO dan


RIPASA antara dua kelompok histopatologi seperti yang terlihat pada Tabel-12
dengan nilai p <0,0001. Ketika skor ALVARADO dibandingkan dengan temuan
histopatologi, hasilnya seperti yang terlihat (Tabel 10).
Tabel 18: Perbandingan antara penilaian ALVARDO dan laporan
histopatologi di antara pasien dalam penelitian Kothari D.12
Histopatologi
Radang Usus Tidak Radang
ALVARADO
Table Table
Jumlah Jumlah
N% N%
Appendicitis >7 52 65% 4 5%
Tidak radang<7 17 21.2% 7 8%

Sekitar 43,1% dari kasus di mana didiagnosis melalui skor ALVARADO


dalam penelitian ini yang rendah bila dibandingkan dengan studi yang dilakukan oleh
Kothari D et al sebagai 65% kasus di mana didiagnosis melalui penilaian
ALVARADO.12
Namun sekitar 13,8% kasus di mana mengesampingkan melalui penilaian
ALVARADO dalam penelitian ini yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
studi yang dilakukan oleh Kothari D et al.12
Sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV, dan akurasi diagnostik skor
ALVARADO seperti yang terlihat (Tabel 11). Dalam sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Nanjundaiah et al, pada batas cutoff optimal> 7 sensitivitas dan
spesifisitas sistem penilaian Alvarado adalah 58,9% dan 85,7% masing-masing yang
sangat sebanding dengan penelitian ini..11Nilai prediksi positif dan nilai prediksi
negatif dari skor Alvarado adalah 97,3% dan 19,1% masing-masing yang mirip
dengan penelitian ini.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Chong CF et al, skor ambang
batas 7.0 untuk skor Alvarado, sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV dan akurasi
diagnostik adalah 68,3 persen, 87,9 persen, 86,3 persen, 71,4 persen dan 86,5 persen,
masing-masing.13
Ketika skor RIPASA dan laporan histopatologi dibandingkan hasilnya seperti
yang terlihat (Tabel 12).
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nanjundaiah et al menggunakan
skor RIPASA, 96,2% pasien yang benar-benar memiliki apendisitis akut didiagnosis
dengan benar dan ditempatkan dalam kelompok probabilitas tinggi (skor RIPASA>
7,5), dibandingkan dengan hanya 58,9% ketika menggunakan skor ALVARADO
pada sampel populasi yang sama.11
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Chong CF et al skor RIPASA
dengan benar diklasifikasikan 98 persen dari semua pasien yang dikonfirmasi dengan
apendisitis akut histologis ke kelompok probabilitas tinggi (skor RIPASA lebih besar
dari 7,5) dibandingkan dengan 68,3 persen dengan skor Alvarado (skor Alvarado
lebih besar dari 7,0; p-value kurang dari 0,0001).13
Sensitivitas, spesifisitas, PPV NPV, Keakuratan diagnostik skor RIPASA
seperti yang terlihat (Tabel 13).
Dalam penelitian serupa yang dilakukan oleh Nanjundaiah et al, pada batas
cutoff optimal > 7,5, sensitivitas dan spesifitas sistem penilaian RIPASA adalah
96,2% dan 90,5% masing-masing.11 Nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif
skor RIPASA adalah 98,9% dan 73,1% masing-masing.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Chong CF et al, pada skor
ambang batas optimal 7,5 yang berasal dari ROC, sensitivitas, spesifisitas, PPV, NPV
dan akurasi diagnostik skor RIPASA adalah 98,0 persen, 81,3 persen, 85,3 persen,
97,4 persen dan 91,8 persen, masing-masing.13
Perbedaan dalam akurasi diagnostik antara ALVARADO dan sistem penilaian
RIPASA adalah 16,38% dalam penelitian ini yang berbeda dengan studi yang
dilakukan oleh Nanjundaiah et al yang menunjukkan perbedaan 33,93%.11
Namun, nilai p signifikan <0,0001 pada kedua penelitian yang menunjukkan
skor RIPASA adalah alat diagnostik yang jauh lebih baik untuk diagnosis apendisitis
akut.
Penelitian ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Chong CF et
al juga.13
Dalam penelitian ini ketika ROC digambarkan kurva berikut seperti yang
terlihat (Gambar 1). Ketika kurva ROC diamati, area di bawah kurva tinggi untuk
skor RIPASA dan ALVARADO tetapi lebih tinggi untuk sistem penilaian RIPASA.
Daerah AUC di bawah kurva signifikan untuk sistem penilaian ALVARADO dan
RIPASA. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nanjundaiah et al perbedaan
di daerah di bawah kurva 13,4% adalah signifikan antara dua sistem penilaian (p
<0,0001), yang setara dengan 30 (13,4%) pasien dengan apendisitis akut yang salah
didiagnosis menggunakan skor Alvarado dibandingkan dengan skor RIPASA.11
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Chong CF et al, area di bawah
kurva (akurasi diagnostik) untuk skor RIPASA adalah 0,9183 (91,83%), yang lebih
besar dari itu untuk skor Alvarado, yaitu 0,8651 (86,51%). 13 Perbedaan dalam
daerah (berbayang) di bawah kurva 0,0532 (5,32%) signifikan antara dua sistem
penilaian (p <0,0001), yang setara dengan 30 (15,6%) pasien dengan apendisitis akut
yang salah didiagnosis menggunakan skor Alvarado dibandingkan dengan RIPASA
skor. Hasilnya sangat dekat dengan penelitian ini.

KESIMPULAN
Ada perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata dalam ALVARADO dan
RIPASA pada pasien dengan skor sugestif apendisitis dan tidak ada apendisitis.
Sensitivitas skor ALVARDO diperkirakan 52,08 dengan 95% confidence interval
42,2-61,8 untuk cut off 6. spesifisitas adalah 80% dengan 95% CI 58,4 hingga 91,93,
nilai prediksi positif adalah 92,59 dengan 95% CI 82,45 hingga 97,08, nilai prediksi
negatif adalah 25,81 dengan 95 % CI 16,55 hingga 37,88. Keakuratan Diagnostik
skor ALVARADO ditemukan menjadi 56,9 dengan interval kepercayaan 95% adalah
47,8-65,54.
Sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif dari
sistem penilaian RIPASA adalah 75% (95% CI 65,49-82,59), 65% (95% CI 43,29-
81,88), 91,14% (95% CI 82,82-95,64), 35,14% (95% CI 21,83-51,24). Keakuratan
diagnostik skor RIPASA adalah 73,28 dengan interval kepercayaan 95% 64,57
hingga 80,49. Perbedaan dalam akurasi diagnostik antara sistem penilaian
ALVARADO dan RIPASA adalah 16,38% dalam penelitian ini. Namun, nilai p
signifikan <0,0001 pada kedua penelitian yang menunjukkan skor RIPASA adalah
alat diagnostik yang jauh lebih baik untuk diagnosis apendisitis akut. Ketika kurva
ROC diamati, area di bawah kurva tinggi untuk skor RIPASA dan ALVARADO
tetapi lebih tinggi untuk sistem penilaian RIPASA. AUC signifikan untuk sistem
penilaian ALVARADO dan RIPASA.
DAFTAR PUSAKA

1. Gilmore OJ, Browett JP, Griffin PH, Ross IK, Brodribb AJ, Cooke TJ, et al.
Appendicitis and mimicking conditions. A prospective study. Lancet.
1975;2(7932):421-4.
2. Andersson RE, Hugander A, Thulin AJ. Diagnostic accuracy and perforation rate
in appendicitis: association with age and sex of the patient and with
appendicectomy rate. Eur J Surg. 1992;158(1):37-41.
3. Hoffmann J, Rasmussen OO. Aids in the diagnosis of acute appendicitis. Br J
Surg. 1989;76(8):774-9.
4. Kanumba ES, Mabula JB, Rambau P, Chalya PL. Modified Alvarado scoring
system as a diagnostic tool for acute appendicitis at Bugando Medical Centre,
Mwanza, Tanzania. BMC Surg. 2011;11:4.
5. Fenyo G, Lindberg G, Blind P, Enochsson L, Oberg A. Diagnostic decision
support in suspected acute appendicitis: validation of a simplified scoring system.
Eur J Surg Med. 1997;163:831-8.
6. Alvarado A. A practical score for the early diagnosis of acute appendicitis. Ann
Emerg Med. 1986;15:557-64.
7. Wani MM, Yousaf MN, Khan MA. Usefulness of the Alvarado scoring system
with respect to age, sex and time of presentation, with regression analysis of
individual parameters. Internet J Surg. 2007;11(2).
8. Chong CF, Adi MI, Thien A. Development of the RIPASA score: a new
appendicitis scoring system for the diagnosis of acute appendicitis. Singapore
Med J. 2010;51:220-5.
9. Ali Z, Saleem R. An Accurate Early Diagnosis of Acute Appendicitis by Clinical
Scoring and Ultrasonography Reduces Complications. PJMHS 2014;8(4).
10. Chong CF, Adi MI, Thien A. Development of the RIPASA score: a new
appendicitis scoring system for the diagnosis of acute appendicitis. Singapore.
Med J. 2010;51:220-5.
11. Nanjundaiah N, Mohammed A. A Comparative Study of RIPASA Score and
ALVARADO Score in the Diagnosis of Acute Appendicitis. J Clin Diagn Res.
2014;8(11):NC03-5.
12. Kothari D, Kothari A. Modified Alvarado scoring system as a diagnostic tool for
acute appendicitis at a tertiary care teaching hospital, Central India: a cross
sectional study. Int Surg J. 2017 Aug;4(8).
13. Chong CF, Thien A, Mackie AJ. Comparison of RIPASA and Alvarado scores
for the diagnosis of acute appendicitis. Singapore Med J. 2011;52(5):340-5.
BAGIAN ILMU BEDAH JOURNAL READING
FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2018
UNIVERSITAS PATTIMURA

PERBANDINGAN SKOR RIPASA DAN SKOR ALVARADO DALAM


DIAGNOSIS APENDISITIS AKUT

Disusun oleh:
Feby Ilviana Hattu
NIM. 2017-84-016

Pembimbing:
dr. Jacky Tuamelly, Sp.B (K) Trauma, FICS, FINACS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU BEDAH
RSUD DR. M. HAULUSSY AMBON
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2018

Anda mungkin juga menyukai