Oleh :
Kelompok 5 Semester 4
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. PRINSIP PRAKTIKUM
C. DASAR TEORI
Pangan tradisional adalah pangan yang sudah turun temurun dihasilkan atau
dikonsumsi, menggunakan bahan yang dihasilkan local, diolah secara khas disuatu
daerah di wilayah Indonesia Pangan tradisional Bali jumlahnya banyak, jenis dan
kandungan gizinya beragam, bahan baku yang digunakan dalam pengolahan
tersedia secara local dan memiliki citarasa yang disukai oleh sebagian besar
masyarakat di Bali. Potensi yang dimiliki pangan tradisional ini dapat dijadikan
dasar pengembangan saat ini dan dimasa mendatang, sudah tentu dengan tetap
memperhatikan dan memperbaiki kelemahan pangan tradisional terutama dari
aspek kebersihin dan higienis personal yang menangani pangan tradisional. Saat ini
keamanan pangan yang ada dipasar tidak terjamin sebagai akibat intensifnya
penggunaan bahan kimia terlarang saat pengolahan pangan, serta meningkatnya
kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat diprediksi bahwa permintaan pangan
fungsional akan meningkat dimasa yang akan datang. Mengacu pada potensi yang
ada pada pangan tradisional bali dan prospek pengembangan pangan fungsional
yang baik dimasa dating yang akan datang, maka pengembangan pangan tradisional
bali dapat diarahkan menjadi pangan fungsional denga proiritas pengembangannya
untuk dijadikan pangan oleh-oleh khas Bali. Pengembangan industry pangan
fungsional berbasis pangan tradisionl tidak hanya menguntungkann bagi industry,
tapi juga bagi masyarakat dan pemerintah.
Makanan tradisional Indonesia adalah segala jenis makanan olahan asli
Indonesia, khas daerah setempat, mulai dari makanan lengkap, selingan dan
minuman yang cukup kandungan gizi serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat
daerah tersebut dengan beragaram dan bervariasinya bahan dasar, maka dapat
dihasilkan bermacam-macam jenis makanan tradisional yang sedemikian rupa
sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi seimbang. Demikian juga cara
pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi seperti dengan :
membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng dan
menumis.
Sumping merupakan salah satu
pangan khas Indonesia khususnya di
Bali dan termasuk dalam kue basah.
Bahan utama sumping adalah tepung
beras, yang menjadi agen utama
pembentuk teksturnya yang liat. Lalu
ada pula tambahan tepung lain seperti
tepung tapioca, maizena, sagu,
penambahan tepung lain ini membantu tepung beras untuk membentuk tekstur dari
sumping. Bahan lain yang ditambahkan dalam pembuatan sumping adalah santan,
gula, daun pandan, dan garam. Buah pisang digunakan sebagai isisan dari sumping,
sementara daun pisang digunakan untuk membalut kue tersebut selama pengukusan
dan penyimpanan. Adonan kue tersebut kemudian dikukus. Selama proses
pengukusan, pati yang terkandung didalam tepung lain yang ditambahan akan
mengalami gelatinisasi. Setelah dikukus, kue didinginkan disuhu ruang agar
terbentuk tekstur produk yang liat dan sedikit kenyal. Proses pengukusan juga
mengeluarkan aroma dari daun pandan, sebagian keluar dari daun sementara
sebagian lainnya menyerap ke daam kue.
Menurut Anonim (2004:a), nilai energy pisang 136 kalori untuk setiap 100
gram, namun kandungan protein dan lemak dalam pisang sangat rendah yaitu hanya
2.3% dan 1.3%. menurut Chandler (1995), pisang juga mengandung mineral
penting seperti kalium, vitamin A, B1, B2, dan C.
Berdasarkan bahan pembuatannya, sumping merupakan pangan
berkarbohidrat tinggi. Kandungan zat gizi perbungkus sumping yaitu (±50 g,
energy 216.5 kkal, protein 2.8 g, lemak 5.1 g, karbohidrat 40.5 g, kalsium 14.7 mg,
fosfor 50.3 mg, dan besi 0.3mg (Disparbud 2012)
E. PROSEDUR KERJA
F. HASIL PRAKTIKUM
Pengamatan organoleptic
Nama
Warna Tekstur Aroma Rasa
Makanan
Aroma sumping pada
Sumping Putih
Lembek umumnya yaitu aroma Manis
Pisang pucat
pandan
600
= 𝑥 100%
700
= 85,71%
H. PEMBAHASAN
J. DAFTAR PUSTAKA