Anda di halaman 1dari 11

EXCECUTIVE SUMMARY

Pragmatisme timbul akibat dari Pemberontakan melawan sistem idealisme yang terlalu
memperdepankan intelektual dan bersifat tertutup. Pragmatisme diperkenalkan pertama kali oleh
William James (1842-1910) di Amerika. Empiri Inggris dan Jerman Modern mempengaruhi
berdirinya pragmatisme, juga pengalaman sosial bangsa Amerika pada abad XIX dalam
perdagangan yang menekankan kerja keras dan kebijakan.

Sehingga, pragmatisme menjadi alat untuk menolong manusia dalam hidup sehari-hari.
Pelaksanaan atau praktik hiduplah yang penting dalam aliran pragmatisme, bukan Cuma
pendapat atau teori yang bersifat hipotesis. Kebenaran diartikan sebagai hal yang dinamis yang
mana kebenaran dibuat sambil berjalan atau melaksanakan konsep hidup, karena kebenaran
sifanya dinamis

. John Dewey mengambarkan konsep hidup terdapat dua unsur, yaitu kecerdasan atau
intelaktual manusia dan pengalaman. Kecerdasan manusia merupakan sesuatu yang bersifat
kreatif, sedangkan pengalaman merupakan unsur yang terpokok dalam segala pengetahuan.oleh
karena itu, pentingnya pragmatisme dalam kehidupan manusia. penulis akan sedikit mengulas
tentang aliran pragmatisme dari pengertian pragmatisme, teori tentang kebenaran, dan konsep
hidup yang di kemukaan oleh filosofi Amerika John Dewey.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat dan Rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas kuliah ini yaitu “CRITICAL JOURNAL REVIEW” dalam
mata kuliah Filsafat Pendidikan

Saya berterima kasih kepada ibu dosen yang sudah membimbing saya dalam menyelesaikan
tugas ini, kepada semua yang sudah memberikan saran dan kritik, dan semua yang sudah
membantu saya dalam menyelesaikan tugas ini. Terutama saya berterima kasih kepada dosen
pengampu saya ibu Imelda Free Unita Manurung , S.Pd. ,M.Pd

Saya mengharapkan agar tugas ini tidak hanya agar terpenuhinya tugas kuliah, tetapi juga
dapat bermanfaat bagi semua pembacanya, dan semoga juga dapat menambah pengetahuan bagi
saya dan pembaca.

Saya sadar bahwa saya masih dalam proses belajar, dan makalah ini pun tidak luput dari
kesalahan. Saya mohon maaf jika ada terdapat kesalahan pada penulisan dan tata bahasa dalam
makalah ini, dan saya mohon kritik dan saran yang membangun untuk critical jurnal review yang
saya buat ini.

Medan, Oktober 2019

Dewi Melia Gultom

NIM : 4193321017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..

A.Rasionalisasi Pentingnya CJR………………………………………………………..

B. Tujuan Penulisan CJR………………………………………………………………...

C. Manfaat CJR…………………………………………………………………………..

D. Identitas Artikel dan Jornal yang direview………………………………………….

BAB II. RINGKASAN ISI ARTIKEL………………………………………………….

BAB III. PEMBAHASAN/ ANALISIS………………………………………………….

BAB IV. PENUTUP……………………………………………………………………..

A.Kesimpulan….………………………………………………………………………..

B. Rekomendasi………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………

LAMPIRAN………………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim disebabkan karena rendahnya minat baca
mahasiswa atau mahasiswi pada saat ini. Mengkritik jurnal merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat membaca. Mengkritik Jurnal (Critical
Journal Review) merupakan kegiatan mengulas suatu jurnal agar dapat mengetahui dan
memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Pada dasarnya review jurnal menitikberatkan
pada evaluasi mengenai keunggulan dan kelemahan, serta apa yang menarik pada jurnal tersebut.

Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam menganalisis dan
mengevaluasi pembahasan yang disajikan oleh penulis. Sehingga menjadi masukan berharga
bagi proses kreatif kepenulisan lainnya. Mengkritik Jurnal tidak dapat dilakukan apabila
pengkritik tidak membaca keseluruhan Jurnal tersebut. Dengan melakukan review tersebut
pembaca dapat mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan kualitas jurnal dengan
membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya serta dapat
memberikan masukan terhadap penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap sistematika
penulisan, isi, dan juga substansi jurnal.

B. Tujuan Penulisan CJR

1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan.

2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa atau mahasiswi dalam meringkas, menganalisa, dan


membandingkan serta memberi kritik pada sebuah jurnal.

3. Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya Filsafat Pendidikan dalam kehidupan.

C. Manfaat CJR

1. Dapat membandingkan dua atau lebih jurnal yang akan direview.

2.Meningkatkan analisis kita terhadap suatu jurnal.

3. Supaya kita dapat mengetahui cara penulisan CJR yang benar.

4. Dapat menulis bagaimana jurnal yang baik dan benar.

5. Menambah pengetahuan pembaca tentang isi- isi dari sebuah jurnal penelitian.
D. Identitas Jurnal Yang Direview

`1. Judul Artikel : “MEANING AND PRAGMATISM THE VIOLATIONS OF MAXIMS

IN TRUTH ANALYSIS IN THE TV SERIES LIE TO ME “

2. Nama Jurnal : Pardigma, Jurnal Kajian Budaya

3. Edisi Terbit :-

4. Pengarang Artikel : Regina Vika

5. Penerbit : FITK Universitas Sains Al Quran

6. Kota Terbit :-

7. Nomor ISSN :-

8. Alamat Situs : https ://paradigma. ui. ac. id

BAB II

RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan

Komunikasi adalah keterampilan verbal untuk berkomunikasi satu sama lain, dan ini
menjadikannya peran penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Komunikasi itu sendiri
terdiri dari kalimat-kalimat bahasa tertentu, yang digunakan oleh pembicara untuk
mengekspresikan perasaan mereka.

Namun, jika pengguna tidak mengerti bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, tujuan
komunikasi tidak dapat tercapai. Ketika orang berkomunikasi, mereka menciptakan berbagai
kondisi; tergantung pada jenis topik yang mereka bicarakan. Cara untuk mengungkapkan apa
yang orang ingin katakan kepada orang lain adalah dengan mengatakannya secara langsung dan
tidak langsung, yang bisa berhasil atau tidak.
Ketidaktepatan terjadi ketika ucapan gagal mengungkapkan, dan kemudian pembicara. Orang
akan mencari informasi tentang makna yang berasal dari konteks ucapan itu berarti bahwa
pendengar mengambil asumsi dari niat pembicara dan membangun makna tersirat.

B. Deskripsi Isi

Dalam komunikasi, pembicara dan pendengar harus berkontribusi dan menanggapi


informasi yang telah dibahas, dan ini seharusnya menjadi informasi yang berguna bagi mereka.
Aturannya adalah bahwa mereka harus memahami ucapan satu sama lain. Untuk mencapai
tujuan komunikasi, baik pembicara dan pendengar harus memenuhi Prinsip Kooperatif, yang
menurut Grice terdiri dari empat prinsip.

Pepatah Kualitas, Pepatah Kuantitas, dan Pepatah Manner. Grice mendefinisikan Prinsip
Kerja Sama, kontribusi seperti yang diperlukan, pada tahap di mana hal itu terjadi, dengan tujuan
atau arah pembicaraan pembicaraan yang diterima di mana adalah prinsip-prinsip dari keempat
prinsip.

Pertama, pepatah kuantitas, itu berarti bahwa seorang pembicara harus informatif seperti yang
diperlukan. Akibatnya, pembicara melakukan khitanan atau tidak langsung ke intinya. Selain
itu, pembicara tidak boleh memberikan informasi terlalu banyak atau terlalu sedikit. Ketika
orang tidak memberikan informasi yang cukup, mungkin pendengar itu mungkin tidak dapat
mengidentifikasi apa yang mereka bicarakan

Sebaliknya, orang yang memberikan terlalu banyak informasi akan membuat pendengarnya
bosan. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk mengulangi kata-kata tertentu karena si
pembicara ingin melakukan sunat atau tidak pada intinya. Tujuan dari pepatah ini adalah untuk
menyajikan bahwa pernyataan itu kuat atau informatif.

Kedua, pepatah Kualitas, itu berarti bahwa seorang pembicara diharapkan untuk menjadi
tulus karena pembicara tidak dianggap mengatakan apa pun yang dianggap salah atau kurang
bukti. Beberapa pembicara suka menarik perhatian pendengar mereka pada fakta bahwa mereka
hanya mengatakan apa yang mereka yakini benar, dan bahwa mereka kekurangan bukti yang
memadai.

Orang yang melanggar pepatah kualitas akan menyampaikan pernyataan dengan


menggunakan nada sarkastik untuk mengekspresikan pernyataan, yang berbeda dari makna lit
eral untuk menggoda orang lain. Ini dapat menunjukkan bahwa pembicara menolak atau
mengubah informasi.

Pepatah Relevansi berarti bahwa seorang pembicara diasumsikan mengatakan informasi


yang relevan dengan apa yang telah dikatakan sebelumnya. Selama percakapan, seorang
pendengar membandingkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki pendengar,
fokus pada informasi yang paling terkait dengan pengetahuan, dan terakhir membuat asumsi
tentang maksud pembicara dengan memproses informasi.

Akibatnya, pembicara melakukan kausalitas yang salah untuk mendukung kata-katanya


karena dia ingin menghindari topik tersebut. Keempat, pepatah Manner berarti bahwa penutur
menggunakan bahasa yang ambigu untuk membesar-besarkan informasi. Selain itu, penutur tidak
memahaminya. Pembicara diharapkan untuk mengatakan sesuatu secara singkat dan tertib.
Misalnya: menggunakan bahasa gaul di depan orang.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa karakter tersebut tidak melanggar semua
maksim ketika mereka lving. Kebanyakan dari mereka melanggar pepatah & kuantitas, kualitas,
dan relevan pada saat yang sama. Hanya satu dari kutipan yang melanggar semua prinsip secara
bersaman.

Namun, pepatah sopan santun jarang dilanggar karena mereka mencoba mengendalikan dan
berperilaku ketika mereka tiba. Sulit untuk mengendalikan sikap gugup terhadap kebohongan
mereka. Jika pembicara melanggar pepatah marner tetapi dia tidak bisa melakukannya dengan
baik, cara menyembunyikan kebenaran bisa dilihat dengan jelas.

BAB III

PEMBAHASAN/ ANALISIS

A. Pembahasan Isi Jurnal

Artikel 1

Dari kedua artikel telah dibahas mengenai aliran filsafat yaitu Pragmatisme. Aliran tersebut
diterapakan kepada dua aspek yaitu penerapan Pragmatisme dan Implikasinya dalam pendidikan
Fisika dan juga penerapan Pragmatisme dalam komunikasi.

Pada artikel pertama menjelaskan bahwa pragmatisme dalam komunikasi dalam berbicara itu
memiliki keterkaitan yang erat. Dan keterampilan berbicara juga memiliki peranan penting
dalam kehidupan manusia dan dijelaskan bahwa dalam beberapa situasi, terutama dalam kasus-
kasus kejahatan, orang-orang tidak mematuhi prinsip kerja sama dengan sengaja.

Artikel 2

Pada artikel dua dibahas mengenai pandangan filsafat pragmatisme menurut John D ewey
yang menyatakan bahwa pendidikan diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada
saat ini muncul sehingga metode yang disarankan digunakan dalam pembelajaran adalah
problem solving dan learning by doing.
Implikasi fisafat pragmatisme John Dewey dalam bidang pendidikan fisika di Indonesia yang
berlaku adalah penggunaan problem solving dan learning by doing yang digunakan untuk
menghadapi kehidupan mendatang yang sangat sesuai dengan pola pembelajaran fisika
berdasarkan kurikulum pendidikan yang berlaku di indonesia.

B. Kelebihan dan Kekurangan Isi Artikel

1. Berdasarkan aspek ruang lingkupnya

Pada artikel pertama dijelaskan penerapan pragmatisme aspek keterampilan berbicara.


Berdasarkan artikel diatas diterapkan beberapa prinsip- prinsip yang harus dipatuhi dalam
berbicara. Pelanggaran prinsip tidak berarti bahwa pembicara harus berbohong, tetapi juga dapat
digunakan sebagai prediksi bahwa pembicara dapat menyembunyikan sesuatu.

Sedangkan pada artikel kedua dijelaskan bahwa John Dewey mengajak para filosof untuk
menciptakan masyarakat yang progresif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, tidak
sekedar memikirkannya saja.

2. Dari Segi Aspek Bahasa

Pada artikel pertama, digunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga pembaca lebih mudah
memahaami isi dari artikel secara mendalam. Dan pada artikel ini juga dijelaskan mengenai
pandangan John Dewey terhadap aliran Filsafat Pragmatisme. Namun artikel ini tidak
menjelaskan secara rinci mengenai Pragmatisem dalam pendidikan Fisika.

Pada artikel kedua, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan juga mencakup beberpa
penerapan aliran Filsafat Pragmatisme. Namun artikel imi memiliki kekurangan yaitu artikel ini
tidak dijelaskan secara rinci penyelesaian suatu masalah mengenai Pragmatisme.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan kelemahan dan kelebihan yang telah dijelaskan atau dipaparkan diatas, setiap
jurnal yaitu jurnal utama dan jurnal pembanding memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing, baik itu dari segi penulisan, tata bahasa dan juga kedalaman materi. Maka dapat
disimpulkan bahwa kedua jurnal tersebut sudah baik dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
pembaca, tetapi masih perlu dilakukan perbaikan dan jurnal tersebut sudah layak dan bagus
untuk digunakan pembaca sebagai referensi untuk penelitian – penelitian lainnya.

B. Rekomendasi

Setelah me- review isi dari jurnal ini penulis dapat memberikan saran bahwa mahasiswa calon
guru dapat menerapkan isi dari jurnal ini dalam pembelajaraan mengenai materi pragmatisme
dalam aspek keterampilan berbicara. Dalam menulis artikel ilmiah agar mengandung informasi
yang lenih relevan seharusnya menggunakan referensi yang up to date apabila referensinya
diambil dari artikel ilmiah, karena perkembangan pengetahuan selalu mengalami kemajuan
seiring berkembangnya teknologi.

Untuk kedepannya atau selanjutnya kelemahn-kelemahan atau pun kekurangan setiap jurnal ini
perlu diperbaiki supaya lebih baikn lagi untuk dimanfaatkan sebagi referensi penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Regina Vika, 2010. Meaning and Pragmatism the Violations of Maxims in truth analysis in the
tv series. FITK Universitas Sains Al Quran

Anda mungkin juga menyukai