Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak dan cepat busuk, karenanya
perlu dilakukan suatu penanganan yang tepat. Kerusakan dan cepat menjadi busuk
pada ikan dapat disebabkan karena sifat fisik dan kimia dari dalam tubuh ikan. Ikan
mempunyai tekstur daging yang lunak, kadar air tinggi, kaya komponen zat gizi
yang berpotensi sebagai substrat mikroorganisme dan enzym yang masih aktif pada
kondisi ikan mati. Faktor ini juga dapat mempengaruhi kesegaran ikanProduk
perikanan dikenal sebagai bahan pangan yang sangat mudah rusak. Segera setelah
dipanen atau ditangkap, produk perikanan akan mengalami serangkaian proses
perombakan yang mengarah ke penurunan mutu. Hal ini karena tingginya kandungan
cairan dan ketersediaan nutrisi bagi pertumbuhan mikroorganisme.
1. Pre Rigor
Pre rigor adalah tahap dimana mutu dan kesegaran ikan sama seperti ketika masih
hidup. Fase ini ditandai dengan pelepasan lendir cair, bening, atau transparan yang
menyelimuti seluruh tubuh ikan. Proses ini disebut hiperemia yang berlangsung 2-4
jam. Lendir yang dikeluarkan ini sebagian besar terdiri dari glukoprotein dan musin
yang merupakan media ideal bagi pertumbuhan bakteri (Junianto, 2003). Ikan lele
dumbo dengan perlakuan dimatikan segera mengalami fase prerigor selama 9 jam
(Nurimala et al., 2009). Tahap prerigor merupakan perubahan yang pertama kali
terjadi setelah ikan mati. Fase ini ditandai dengan pelepasan lendir cair, bening, atau
transparan yang menyelimuti seluruh tubuh ikan. Proses ini disebut hiperemia yang
berlangsung 2-4 jam. Lendir yang dikeluarkan ini sebagian besar terdiri dari
glukoprotein dan musin yang merupakan media ideal bagi pertumbuhan bakteri.
Tahap prerigor terjadi ketika daging ikan masih lembut dan lunak. Perubahan awal
yang terjadi ketika ikan mati adalah peredaran darah berhenti sehingga pasokan
3. Post Rigor
Memasuki tahap post rigor mortis, proses pembusukan daging ikan telah
dimulai. Pada tahap ini daging ikan kembali melunak secara perlahan-lahan, sehingga
secara organoleptik akan meningkatkan derajat penerimaan konsumen sampai pada
tingkat optimal. Lamanya mencapai tingkat optimal tergantung pada jenis ikan dan
suhu lingkungan. Darah ikan lebih cepat menggumpal daripada hewan-hewan darat
(Sulistyati, 2004). Menurut Wibowo et al. (2014), pada fase post rigor nilai pH
daging ikan nila mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut diduga terjadi karena
adanya peningkatan aktivitas bakteri pengurai senyawa nitrogen non protein yang
menghasilkan basa volatil. Ikan lele dumbo dengan perlakuan dimatikan segera
mengalami fase postrigor selama 87 jam yaitu mulai jam ke-57 hingga jam ke-144.
Ikan lele dumbo memiliki bau amoniak dan sedikit bau asam pada fase postrigor
akhir. Daging ikan lunak dan bekas jari terlihat jelas bila daging ikan ditekan dengan
jari (Nurimala et al., 2009).
FISIKA KIMIA BIOLOGIS