Anda di halaman 1dari 37

ADMINISTRASI PESERTA DIDIK

(Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan Kimia)
Dosen:

Dr.Ara Hidayat, M.Pd


Annisa Lutfia, M.Pd

Disusun Oleh :
Niken Pratiwi

(1122080049)

Ramdani

(1122080062)

Risya Anjani

(1122080069)

Rizka Nurul Zakiah

(1122080070)

Pendidikan Kimia 7 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah ini tepat waktu
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Adapun yang menjadi judul makalah ini adalah Administrasi Peserta
Didik. Tujuan kami menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi salah satu
tugas dari dosen pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah
Pengelolan Pendidikan Kimia.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr.Ara Hidayat, M.Pd
dan ibu Annisa Lutfia, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan Kimia, yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami.
Dalam makalah ini kami juga menyadari masih banyak kekurangan yang
menyebabkan makalah ini menjadi tidak sempurna, baik dalam penulisan maupun
isinya, untuk ini dengan hati yang terbuka kami menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat.

Bandung, 13 November 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Tujuan Administrasi Peserta Didik__________________________
3
2.2 Ruang Lingkup Administrasi Peserta Didik________________________________
9
2.3 Kegiatan Administrasi Peserta Didik_____________________________________
13
2.4 Peran Guru dalam Administrasi Peserta Didik______________________________
17
BAB III PENUTUP
3
3.1 Kesimpulan_________________________________________________________
19
Daftar Pustaka________________________________________________________
20

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak ada satu hal untuk abad modern sekarang yang lebih
penting dari administrasi, kata Charles A. Beard yang dikutip oleh
Albert Lepawzley dalam bukunya "Administration"

dan juga

dikutip oleh Sondang P. Siagian. (dalam Hendyat S dan Wasty


S,1982).
Meminjam istilah dari Charles A. Beard. Tidak ada satu hal
untuk abad modern ini, untuk melayani kebutuhan-kebutuhan
peserta didik yang lebih penting dari administrasi peserta didik.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah memang
tergantung dari beberapa komponen pendukung pelaksanaan
kegiatan, seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga
pelaksana dan sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut
merupakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan lembaga
sekolah, artinya semua komponen adalah penting dan tidak satu
komponen pun yang lebih penting dari komponen yang lainnya.
Komponen peserta didik merupakan jantung sekaligus
menjadi tulang punggung kebermutuan sekolah dan salah satu
potensi yang penting dalam kelembagaan sekolah. Sebagaimana
yang di kemukakan oleh Rektor Universitas Gresik. "Peserta didik
merupakan faktor terpenting yang harus diperhatikan mengingat

5
variable ini merupakan subjek dan objek yang memiliki karakter,
culture dan dinamika. Sebagai hal yang tidak kalah pentingnya
peserta didik adalah merupakan unsur pelanggan yang perlu
mendapat pelayanan dan kepuasan" (Sukiyat,2009:168).
Dengan demikian, administrasi peserta didik bagi lembaga
pendidikan sekolah sangat dibutuhkan untuk mengkordinasikan
sejumlah aktifitas peserta didik yang memerlukan perencanaan,
pemikiran, pengarahan dan pengaturan serta mempergunakan
atau mengikutsertakan semua potensi yang ada secara efektif
dan efisien

1.2 Rumusan Masalah


a; Apa yang dimaksud dengan administrasi peserta didik?
b; Apa tujuan administrasi peserta didik?
c; Bagaimana ruang lingkup administrasi peserta didik?
d; Bagaimana kegiatan administrasi peserta didik?
e; Apa peran guru dalam administrasi peserta didik?

1.3 Tujuan
a; Untuk mengetahui definisi dan tujuan dari administrasi peserta didik
b; Untuk mengetahui ruang lingkup serta kegiatan administrasi peserta didik
c; Untuk mengetahui peran guru dalam administrasi peserta didik

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Administrasi Peserta Didik
Administrasi diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha
untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua
kegiatan didalam mencapai suatu tujuan. Fungsi administrasi
adalah perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, komunikasi,
supervise dan evaluasi. Dalam administrasi pendidikan salah
satu ruang lingkup administrasi pendidikan adalah administrasi
peserta didik. Administrasi peserta didik meliputi :
a)

Organisasi dan perkumpulan peserta didik

b)

Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik

c)

Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik

d)

Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance

and counseling).
Administrasi peserta didik adalah proses pengurusan serta
layanan dalam hal-hal yang berkaitan dengan murid di suatu
sekolah

mulai

dari

perencanaan

penerimaan

murid

baru,

pembinaan selama murid berada di sekolah, sampai dengan


murid menamatkan pendidikannya.
Administrasi peserta didik dilaksanakan melalui upaya
menciptakan suasana yang kondusif untuk terjadinya proses
belajar yang efektif. Tugas kepala sekolah dan para guru adalah
7
memberikan

layanan

dengan

memperlihatkan

apa

yang

dibutuhkan, dirasakan dan dicita-citakan murid dalam batas


kewenangan, keinginan serta peraturan dan ketentuan sekolah
yang berlaku.
Administrasi peserta didik merupakan kegiatan pencatatan murid
dari proses penerimaan hingga murid tamat dari sekolah atau
keluar karena pindah sekolah atau sebab lain.
2.1.1 Tujuan Administrasi
Dalam ketetapan MPR RI Nomor II/MPR/1988 tentang
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), Tujuan Pendidikan
Nasional
Nasional

Indonesia

dinyatakan

berdasarkan

bahwa

Pancasila,

Pendidikan

bertujuan

untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia


yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkpribadian, berdisiplin, bekerja
keras tangguh, bertanggung jawab, mandiri cerdas dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional
juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa
cinta pada Tanah Air, mempertebal semangat kebangsaan
dan

rasa

kesetiakawanan

sosial.
Sejalan

dengan

itu

dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat


menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap
dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian

8
pendidikan pendidikan nasional akan mampu mewujudkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa”.
Dalam tujuan pendidikan nasional tersebut tersirat dua
puluh aspek yang harus dikembangkan dalam pendidikan
kita

melalui

kurikulum

pendidikan

disemua

jenjang

pendidikan, dan dicapai melalui melalui kegiatan/proses


belajar
nasional

mengajar.
yang

Maka

telah

tercapainya

ditetapkan

tujuan

sangat

pendidikan

ditentukanoleh

kegigihan para pengelola/administrator pendidikan. (Catatan


: Dalam Tujuan Pendidikan Nasional tahun 1978

terdapat

delapan aspek, sedang TPN 1983 terdapat sembilan aspek ).


Dari definisi tentang Administrasi Pendidikan yang
telah disebutkan dimuka, pada pokoknya terdapat tiga
fungsi Administrasi Pendidikan, yaitu :
a; Merencanakan kegiatan-kegiatan yang strategis
b; Mengusahakan untuk pelaksanaannya secara sungguh-

sungguh dengan cara-cara yang terarah demi tercapainya


tujuan yang telah di tetapkan, disertai pembinaan demi
peningkatan pendidikan.
c; Memanfaatkan

sumber-sumber
yang

tersedia

secara

efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar.

9
Tujuan Administrasi Pendidikan adalah memberikan
sistematika kerja dalam mengelola pendidikan, sehingga
tugas-tugas operasional kependidikan dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien menuju sasaran atau tujuan yang
telah

ditetapkan.

Dengan

demikian

para

pengelola

pendidikan, khusunya para kepala sekolah dapat dengan


mudah menguasai bidang tugasnya. Selanjutnya dengan
pengalaman kerjanya sehari-hari akan dapat meningkatkan
keterampilannya dalam mengemudikan bahtera sekolah
yang dipimpinnya.
Agar seorang pengelola pendidikan ( Kepala Sekolah,
Wakil

Kepala

Sekolah, dan sebagainya)

sukses

dalam

mengelola tugasnya, maka ia harus menguasai bidangbidang garapannya. Seperti


seorang pilot pesawat atau
pengemudi kendaraan bermotor akan dapat mengemudikan
pesawat atau kendaraannya dengan baik, lancar dan aman
bila ia sangat menguasai alat/perlengkapan kendaraannya
seperti pedal, gas, rem, kopling,
klakson, penghapus kaca,

kemudi, ppersnelling,

penunjuk

arah. (Belanda :

richtingwizer) dan sebagainya secara tepat dan terampil.


bagi seorang Kepala Sekolah yang ingin sukses harus sangat
menguasai dan terampil melaksanakan garapan-garapan

10
tentang pengelolaan/administrasi sekolah sekolah ditambah
dengan pemilikkan “ Akte/Sertifikat Kepala Sekolah”.
Berdasarkan
ruang
lingkupnya,
administrasi
pendidikan

yang

bersifat

makro

adalah

administrasi

ppendidikan bertaraf nasional ( sampai internasional) seperti


yang dilakukan oleh Depdikbud Pusat yaitu Direktorat
Jenderal dan Inspektorat Jenderal.
Administrasi Pendidikan dalam lingkup mezo adalah
administrasi pendidikan bertaraf regional/provinsi seperti
yang dilakukan oleh Kanwil Depdikbud Provinsi, Kabupaten,
Kecamatan,

dan

Kordinator

Pergururan

Tinggi

Swasta

(Kopertis). Administrasi Pendidikan berlingkup mikro adalah


administrasi pendidikan bertaraf lokal seperti yang dilakukan
oleh perguruan tinggi dan Sekolah. Untuk memahami dan
menemukan

dengan

tepat

dan

kronologi-logi,

maka

dimulailah dari lingkup yang paling sempit atau mikro, yaitu


sekolah seperti sajian berikut ini.
2.1.2.

Dalam

Administrasi
kegiatan

Sekolah

pengelolaan

maka

sekolah

garapan-garapannya

atau
adalah

sebagai berikut:
a; Dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989

tentang

Sistem Pendidikan nasional, Bab I Pasal I disebutkan


bahwa:

Pendidikan

adalah

usaha

sadar

untuk

menyiappkan peserta didik ( penulis, siswa/mahasiswa)

11
melalui

kegiatan

bimbingan,

pengajaran,

dan/atau

latihan bagi tugasnya ppada mmasa yang akan datang.


Jadi

dalam

pertama

administrasi

pendidikan,

damn

garappan

utama

yang
adalah

mengelola/mengadministrasikan peserta didik.


b; Juga dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tersebut

disebutkan

bahwa

Tenaga

pendidikadalah

masyarakat

yang

bertugas

membimbing,

anggota
mengajar

dan/atau melatih peserta didik. Jadi pendidik (guru)


merupakan garapan kedua setelah peserta didik. Dalam
garapan ini juga termasuk pegawai tata usaha, sehingga
keseluruhannya disebut ersonel atau ppegawai/karyawan.
(

kata
personel

“personeel”

yang

diadoppsi
sama

dari
denga

bahasa
bahasa

Belanda
inggris

“ppersonnel”, jadi ppersonel bisa juga disebut personel.


Sedangkan

“ppersonalia”

artinya

“urusan-

pegawai/kepegawaian). (kamus Balai Pustaka, Depdikbud,


1989 : 675).
c; Peserta didik dan pendidik (guru) berinteraksi melalui

bahan pelajaran yang tersusun dalam kurikulum. Maka


garapan

yang ketiga adalah Administrsi Kurikulum.

Interaksi antara ketiga komponen tersebut, yaitu peserta


didik, Pendidik (guru) dan Kurikulum merupakan kegiatan
yang disebut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau
Proses Belajar Mengajar (PBM). Selanjutnya KBM/PBM
inilah

yang

menjadi

12

fokus

dalam

Administrasi
Pendidikan/Sekolah, karena segala upaya atau kegiatan
yang dilakukan terhada tujuan suksesnya mengelola
sekolah

akan

dipusatkan

dalam

KBM/PBM.

Seperti

berbagai metode, inovasi, media dan sebagainya selalu


dituangkan

dalam

PBM/KBM.

Maka

garapan-garapan

berikutnya dari Administrasi Pendidikan/sekolah adalah


garapan-garaapan

yang

diusahakan

untuk

mengsukseskan KBM/PBM.
d; KBM/PBM akan makin baik dan berhasil bila ditunjang

dengan

Sarana

timbullah

dan

Prasarana

Pendidikan

maka

yang keempat yaitu Adminstrasi Sarana dan

Prasarana Pendidikan.
e; KBM/PBM akan makin baik dan berhasil bila ditunjang

dengan Anggaran/Biaya yang memadai. Maka timbullah


garapan yang kelima yaitu Administrasi Anggaran/Biaya
Pendidikan.
f;

KBM/PBM akan makin baik dan berhasil bila ditunjang


dengan tata laksana yang baik pula. Kegiatan ini yang
sering disebut administrasi dalam arti sempit atau
kegiatan tulis menulis (clerical work ), atau kewarkatan.
Garapan keenam inni yang disebut Administrasi Tata
laksana, yang menunjang seluruh garapan yang ada.

g; KBM/PBM akan makin berhasil bila seluruh kegiatan

penunjangnya diorganisasikan dengan sebaik-baiknya,


termasuk ppengorganisasian struktur, jenjang pendidikan,

13
dan sebagainya. Terjadilah garapan yang ketujuh yang
disebut Administrasi Organisasi Pendidikan.
h; Akhirnya

pendidikkan

sebagai

lembaga

sosial

akan

semakin lancar dan berhasil dalam tugasnya,

dan

memperoleh simpati dari publiknya bila dapat menjalin


hubungan yang akrab dan serasi

segenap dengan

segenap publiknya, yang disebut Husemas (Hubungan


sekolah dengan masyarakat). Kegiatan kedelapan atau
Administrasi

Husemas

ini

pun

harus

senantiasa

diprogram,dilaksanakan dan dievaluasi demi keberhasilan


selanjutnya.
i;

Kedelapan

Garapan

Administrasi

Pendidikan/Sekolah

tersebut yang telah tersusun secara khornologik-logik itu


akan

merupakan

kunci

keberhasilan
seorang

administrator sekolah dalam melaksanakan tugasnya


sehari-hari. Dan untuk keberhasilan selanjutnya, masingmasing garapan serta
keseluruhannya harus disupervisi.
Ini tugas para supervisor dan pengawas, yang harus
memiliki Kepemimpinan Pendidikan Pancasila.
2.2 Ruang Lingkup Administrasi Peserta Didik
Administrasi

kesiswaan

mempunyai

ruang

lingkup

pencatatan data dan pelaporan, diatara keduanya berkaitan dan


tidak bisa dilepaskan, sehingga dibutuhkan format-format untuk
menjalankan dan mengelola pencatatan data dan pelaporan
selama kegiatan sekolah tersebut berlangsung.

14
Sebagaimana

Hendyat

Soetopo

dan

Wasty

Soemanto,

(1982:98-99). Mengungkapkan administrasi siswa sebagai salah


satu subtansi problem dari administrasi secara keseluruhan
terdiri

dari

beberapa

kegiatan

mengatur

siswa.

Kegiatan

mengatur siswa tersebut mencakup :


1; Mengatur penerimaan siswa baru (PSB) :
a; Rapat penentuan penerimaan siswa baru.
b; Pemasangan Pengumuman
c; Pendaftaran siswa baru
d; Seleksi calon siswa
e; Penentuan penerimaan.
2; Pengaturan orientasi siswa baru.
3; Pengaturan

siswa sebelum masuk ke kelas pelajaran

sesungguhnya:
a; Rapat pembagian kelas dengan wali kelas
b; Sesudah upacara, siswa masuk ke kelas bersama wali

kelasnya masing-masing
c; Pembentukan/Pembagian tugas kelas
d; Penjelasan tentang roster dan perpustakaan.
4; Mengatur kepenasehatan memilih program
5; Mengatur pelayanan BP kepada siswa
6; Mengatur pengelompokan siswa dikelas
7;

Mengatur presensi dan absensi siswa

8; Mengatur kegiatan organisasi siswa


9; Mengatur kegiatan ekstra kurikuler

15
10; Mengatur drop out dan promosi siswa
11; Mengatur pelaksanaan ulangan-ulangan formatif
12; Mengatur test sumatif pada setiap akhir semester
13; Mengatur

penentuan

kenaikan

kelas

dengan

norma

tertentu
14; Mengatur pembagian raport siswa

Merenungkan kalimat dari John Amos Commenius "Sebuah


sekolah yang tidak berdisiplin, sebagai kincir yang tidak berair"
(dalam Sahertian,1994:103). Oleh sebab itu pengelolaan siswa
secara

teratur

dan

berdasarkan

administrasi

siswa

akan

meciptakan mutu dan prestasi sekolah. Berdasarkan hal tersbut


diatas,

maka

yang

perlu

diuraikan

disini

ruang

lingkup

administrasi peserta didik antara lain:


1; Sensus sekolah adalah masalah kehadiran siswa di sekolah,

masalah ini sangat esensial dalam pengelolaan siswa, karena


ini adalah syarat untuk pencapaian pengetahuan dan proses
pengalaman belajar.
Maka ekologi administrasi pendidikan

perlu dipelajari untuk membantu menyelesaikan masalahmasalah ketidakhadiran siswa


dan sekaligus mempunyai
gambaran atau peta keadaan siswa. Itulah pentingnya sensus
sekolah sebagai dasar untuk mengetahui jumlah siswa.
2; Fungsi sensus sekolah, ini adalah pencatatan anak usia

sekolah untuk di jadikan acuan penetapan rencana jumlah dan


daerah yang perlu didirikan sebuah sekolah dan juga untuk
menetapkan berapa batas penerimaan siswa baru di sebuah

16
daerah

(rayonisasi),

kemudian

mempersiapkan layanan

sebagai

angkutan,

dan

acuan

untuk

memproyeksikan

layanan-layanan kegiatan bagi sekolah yang membutuhkan,


termasuk juga mempersiapkan fasilitas pendidikan khusus,
serta membuat rayonisasi untuk anak-anak yang akan masuk
dari suatu sekolah ke sekolah lain, dan yang tidak kalah
penting

sebaia

alat

record/rekam

mengenai

jumlah

perkembangan sekolah swasta, dan alat untu rekam berbagai


sumber

mengenai

bantuan

masyarakat

pada

kemajuan

sekolah.
3; Metode pelaksanaan sensus dapat dilakukan pada bulan-

bulan tertentu dalam tahun pelajaran yang sedang berjalan,


akan tetapi sering dilakukan pada saat sekolah sekolah libur
panjang. Dan sensus ini perlu dilakukan secara terus menerus
atau dengan prinsip kontinuitas.

Pada umumnya sensus ini


dilaksanakan secara nasional, tetapi dibawahi oleh kondisi
daerahnya

masing-masing

untuk

menjaga

tingkat

keberhasilan.
4; Waktu sensus secara periodik harus direncanakan, sebab

pengambilan data dari rumah ke rumah waktunya harus


bersamaan, jika dilakukan dengan waktu yang tidak tetap
akan terjadi pencatatan ganda. Sensus dapat diselenggarakan
dalam satu tahun atau beberapa tahun satu kali. Sering kali
sensus yang dilakukan tidak memberi arti bagi perencanaan,
dikarenakan dalam pengambilan data melalui telpon, atau
pencatatannya dari orang tua dikirim ke sekolah atau data

17
yang diperoleh berdasarkan laporan dari kepala sekolah,
kemudian hanya memperkirakan sekian persen yang belum
sekolah,
5; Pembuatan

peta

mengembangkan

sekolah

sensus

sekolah

dalam
ini

adalah

usaha
school

mapping ialah suatu bentuk untuk mengetahui semua data


yang

berkaitan

dengan

perencanaan

dan

pengawasan

pendidikan yang disusun secara visual dan geografis dan


berfungsi untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan
antara lain:
a; Berapa jumlah sekolah.
b; Apa jenisnya.
c; Berapa beayanya.
d; Dimana tempatnya.
e; Apa tujuan sekolah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
f;

Apa fasilitasnya dan apa manfaatnya.

g; Fasilitas apakah yang masih akan dibutuhkan.


h; Dimana fasilitas tersebut akan dibangun berikutnya.

secara sederhana pembuatan peta sekolah adalah alat


informasi dan data bagi strategi perencanaan program sekolah,
antara lain:
1; Segi

penduduk

-
jumlah,

kepadatan,

anak

umur

sekolah,yang tidak dan yang sekolah, dan yang belum


sekolah.

18
2; Komunikasi - jalan negara, kabupaten, kecamatan, jarak

rumah dan tempat sekolah.


3; Geografis - Gunung, sungai, rawa, kuburan
4; Per-ekonomian - sawah, kebun, pusat perekonomian, pasar,

pertokoan.
5; Pendidikan/sekolah – lokasi, jarak, keadaan luas, jumlah

lokal.
6; Administrasi pemerintahan batas kampung, kecamatan,

kabupaten/kotamadya.

2.3 Kegiatan Administrasi Peserta Didik


Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka administrasi
peserta didik dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu kegiatan
administrasi pada awal tahun pelajaran, administrasi selama
tahun pelajaran dan administrasi akhir tahun pelajaran. Adapun
perinciannya adalah sebagai berikut :
1; Kegiatan Awal Tahun Pelajaran

Kegiatan awal tahun pelajaran yang dilaksanakan


setiap Sekolah adalah melaksanakan penerimaan murid
baru.

Penerimaan

murid

adalah

proses

seleksi

dan

pencatatan murid yang memasuki sekolah tertentu setelah


memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh
sekolah itu.
Kegiatan-kegiatan dalam penerimaan murid baru ada
beberapa kegiatan yang harus dilakukan yaitu :

19
a)

Penetapan Daya Tampung

b)

Penetapan Syarat-syarat Murid Baru

c)

Pembentukan Panitia/Petugas Penerimaan Murid Baru

2; Selama Tahun Pelajaran

Kegiatan/langkah lebih lanjut setelah murid diterima


di sekolah adalah membina murid tersebut sehingga
berkembang

kemampuannya

secara

maksimal

sesuai

dengan tujuan sekolah. Pembinaan murid dilakukan agar


murid mengenal lingkungan tempat belajar mereka, dan
dapat menyesuaikan diri dengan tuntunan sekolah. Dengan
pemahaman terhadap lingkungan itu diharapkan dapat
tercipta suatu keadaan di mana murid lebih tertib dan lebih
mementingkan

tugas-tugas

belajarnya,

dibandingkan

dengan kegiatan pribadi lainnya di sekolah. Beberapa hal


yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan murid ini
adalah :
a; Orientasi untuk Murid Baru

Kegiatan-kegiatan yang diberikan dalam masa


orientasi ini adalah :
1; Perkenalan
2; Penjelasan Tata Tertib Sekolah
3; Penjelasan tentang Fasilitas sekolah
b; Peraturan Kehadiran Murid

20
Beberapa

alat

yang

dapat

digunakan

untuk

melakukan pencatatan kehadiran murid ini di antaranya


adalah :
1; Papan Absensi Harian Murid
2; Buku Absensi Harian Murid
3; Buku Rekapitulasi Absensi Harian Murid Sekolah
4; Papan Rekapitulasi Absensi Harian Murid Sekolah
5; Buku Absensi Bulanan Murid
6; Buku Rekapitulasi Absensi Tahunan Murid
c; Promosi dan Mutasi Murid
1; Prinsip-Prinsip Promosi
2; Mutasi
3; Prosedur Mutasi
d; Pembinaan Disiplin Murid

Disiplin merupakan pembentukan kebiasaan yang


mengandung empat unsur penting, yaitu :
1; Murid harus berbuat atau bertingkah laku sesuai

dengan

aturan

atau

sesuatu

yang

diinginkan

masyarakat dan menghilangkan perilaku yang tidak


diinginkan atau tidak cocok dengan nilai-nilai yang
ada di masyarakat,
2; Murid

merasakan adanya suatu kepuasan batin

sesudah berperilaku seperti yang diharuskan dan


merasakan tidak puas atau merasa salah apabila
tidak melakukan seperti yang ada dalam aturan,

21
3; Dalam

berbuat,

murid

melaksanakannya

secara

otomatis tanpa adanya pengawasan,


4; Murid dapat memperbaiki perilaku yang tidak baik

tanpa dipaksa oleh orang lain.


e; Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat untuk


melatih murid mempraktekkan disiplin disekolah.
f;

Ganjaran dan Hukuman


Ganjaran adalah imbalan yang menyenangkan yang
diterima murid karena prestasinya dalam berusaha
untuk mengerjakan sesuatu. Hukuman adalah imbalan
yang tidak menyenangkan yang harus diterima murid
akibat tingkah laku mereka dinilai sekolah tidak pada
tempatnya.

3; Akhir Tahun Pelajaran

Adapun kegiatan pada akhir tahun adalah pelaksanaan


Ujian Nasional dan Ujian Akhir Semester. Administrasi yang
dilakukan

berhubungan

dengan

kegiatan

tersebut

diantaranya :
a; Pelaksanaan Ujian Nasional
b; Kenaikan Kelas

Apabila murid telah menamatkan (selesai dan lulus)


semua mata pelajaran atau kurikulum sekolah, maka murid
berhak mendapatkan surat tanda temat belajar dari kepala
sekolah. Dalam hal yang demikian murid sudah tidak
mempunyai hak lagi untuk tetap ”tinggal” di sekolah yang
22
bersangkutan karena dianggap telah mampu menguasai
semua mata pelajaran atau kurikulum sekolah.

2.4 Peranan Guru dalam Administrasi Peserta Didik


Dalam pengelolaan murid guru lebih banyak berperan tidak
langsung dibandingkan dengan kepala sekolah yang memegang
pucuk pimpinan dalam pengelolaan. Diantara peranan guru
dalam pengelolaan murid adalah:
a; Guru dapat dilibatkan dalam penerimaan murid baru,

dengan menunjuk mereka sebagai panitia penerimaan


yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari
pencatatan

penerimaan

sampai

dengan

pelaporan

pelaksanaan tugas.
b; Peranan yang besar dalam masa orientasi dipegang oleh

guru kelas satu, disamping kepala sekolah. Tugas guru


adalah membuat murid dapat lebih cepat beradaptasi
dengan lingkungan sekolah. Peranan guru dalam hal ini
sangat penting, karena kekeliruan dalam orientasi dapat
berakibat kurang menguntungkan bagi jiwa anak pada
waktu-waktu selanjutnya.
c; Untuk pengaturan kehadiran murid di kelas, guru pun

mempunyai andil yang besar.


d; Guru harus mampu menciptakan suasana yang mendorong

timbulnya motivasi murid untuk senantiasa berprestasi


tinggi.

23
e; Guru juga harus berperanan besar dalam menciptakan

disiplin sekolah atau kelas yang baik, karena di sekolah


merupakan

masa

pembentukan

disiplin

yang

sangat

menentukan untuk masa selanjutnya. Untuk membuat


murid disiplin, guru diharapkan mampu menjadi contoh
atau panutan bagi murid-muridnya.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Administrasi peserta didik adalah proses pengurusan serta
layanan dalam hal-hal yang berkaitan dengan murid di suatu
sekolah

mulai

dari

perencanaan

penerimaan

murid

baru,

pembinaan selama murid berada di sekolah, sampai dengan


murid menamatkan pendidikannya.
Administrasi

kesiswaan

mempunyai

ruang

lingkup

pencatatan data dan pelaporan, diatara keduanya berkaitan dan


tidak bisa dilepaskan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka administrasi
peserta didik dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu kegiatan
administrasi pada awal tahun pelajaran, administrasi selama
tahun pelajaran dan administrasi akhir tahun pelajaran.
Dalam pengelolaan murid guru lebih banyak berperan tidak
langsung dibandingkan dengan kepala sekolah yang memegang
pucuk pimpinan dalam pengelolaan

25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2012.

Administrasi

Peserta

Didik.

Tersedia:

http://dolphcute.blogspot.co.id/2012/12/administrasi-peserta-didik.html.
[Diakses 25 Oktober 2015]
Jahari, Jaja. 2013. Pengelolaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Teori
dan Praktik. Bandung: Fajar Media

Khusila zulhadi. 2014. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Tersedia:


http://khusilazh.blogspot.co.id/2014/04/administrasi-dan-
supervisipendidikan_1829.html. [Diakses 25 Oktober 2015]
Taufik

Harris.

2012.

Administrasi

Kesiswaan.

Tersedia:

http://mismojopahit.blogspot.co.id/2012/11/administrasi-kesiswaan.html.
[Diakses 25 Oktober 2015]

26

Anda mungkin juga menyukai