Anda di halaman 1dari 11

Makalah Quantum Learning

Tugas Mata Kuliah “Teori Pembelajaran Anak Usia Dini”


Dosen Pengampu Ahmad Syaikhu, M.Pd

DiSusun Oleh :
Kelompok 4
Mulia Intan
Heru Sugito
Riska Yunita Sari
Farah Aurelia
Vinka Aulia

Program Studi PAUD


STKIP Kusuma Negara Jakarta
1

2019
Page
Kata Pengantar

Bismilahirrohmanirrohimm…..

Alhamdulilahirobilalaminn segala puji bagi Allah yang telah memberikan


hidayah serta magfirohnya berbagai kemudahan dalam menyusun makalah ini,
makalah “Quantum Learning” ini disusun guna memenuhi tugas kami dalam mata
kuliah “Teori Pembelajaran Anak Usia Dini”.

Banyak sekali metode pembelajaran yang bisa kita terapkan dalam


mendidik anak-anak kita, quantum learning salah satunya. Metode yang
menerapakan pembelajaran yang berpusat pada pikiran positive memberikan
semangat dan manfaat belajar yang menyenangkan.

Demikianlah makalah ini kami susun semoga dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi para pendidik serta orang tua pada umumnya.

Akhir kata kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan, atas perhatian,
saran dan kritiknya kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,

Kelompok 4
2
Page
Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. 3


BAB I .................................................................................................................................. 4
Pendahuluan ...................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah : ................................................................................................. 6
C. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : .......................................................... 7
BAB II ................................................................................................................................ 7
Pembahasan ....................................................................................................................... 7
2.1 Tujuan Pembelajaran kuantum............................................................................ 7
2.2 Prinsip Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning) ............................. 7
2.3 Model-Model Pembelajaran Kuantum ................................................................ 8
2.4 Keunggulan dan Kelemahan Model pembelajaran Kuantum (Quantum
Learning) ........................................................................................................................ 9
BAB III............................................................................................................................. 10
Kesimpulan ...................................................................................................................... 10
3
Page
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar
sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Bobbi DePorter
mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk
membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi
tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat
jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov,
pendidik berkebangsaan Bulgaria.

Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia).


Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi
belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif.
Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid
di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka
didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi,
ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif
bermunculan.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning,
pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa
belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal,
dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui
campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif,
dan emosi yang sehat.
“Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program
neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak
4

mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan


Page

perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa


dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana
menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan
posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif.
Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik
dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai
“interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka
mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi
manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal
energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah
materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin
cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”.
Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik
pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode
tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar,
seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas
(visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan
holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol
(metaphoric learning), simulasi/permainan.
Beberapa hal yang penting dicatat dalam quantum learning adalah sebagai
berikut. Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas.
Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan
yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti
fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui
hasil penelitian Global Learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip
bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap
berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan
“cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor
umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi
yang sempurna untuk belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa
5
Page

kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk


terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi
keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu diakhiri
dengan “kegembiraan dan tepukan.”
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan
struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat
mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial,
kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi.
Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak
langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain,
meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui
perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana
memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses
berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional),
misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas
teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial,
menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir
otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik),
dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan
nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu
(merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial,
pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan
visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan
tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan
diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan
diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan
otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan
kehormatan diri.
B. Rumusan Masalah :
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
6
Page

1. Apa tujuan dari Quantum Learning?


2. Apa saja prinsip-prinsip pembelajaran kuantum?
3. Apa saja model-model pembelajaran Quantum?
4. Bagaimana kelebihan dan kekuatan Quantum Learning?
C. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tujuan dari Quantum Learning?
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran kuantum?
3. Untuk mengetahui model-model pembelajaran Quantum?
4. Untuk mengetahui bagaimana kelebihan dan kekuatan Quantum
Learning?

BAB II
Pembahasan
2.1 Tujuan Pembelajaran kuantum
1. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif
2. Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan
3. Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh
otak
4. Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir
5. Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran

2.2 Prinsip Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)


Adapun prinsip-prinsip pembelajaran kuantum (quantum learning ) adalah sebagai
berikut.
1. Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi: Bawalah Dunia Mereka
(Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia Kita (Pengajar)
ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar).
2. Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran
merupakan permainan orchestra simfoni.
Prinsip-prinsip dasar ini ada lima macam berikut ini :

1. Ketahuilah bahwa segalanya berbicara: Dalam pembelajaran kuantum,


7

segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa


Page

tubuh pengajar, penataan ruang sampai guru, mulai kertas yang dibagikan
oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya
mengirim pesan tentang pembelajaran.

2. Ketahuilah bahwa segalanya bertujuan: Semua yang terjadi dalam proses


pengubahan energy menjadi cahaya mempunyai tujuan.

3. Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan: Poses pembelajaran


paling baik terjadi ketika pembelajar telah mengalami informasi sebelum
mereka memperoleh makna untuk apa yang mereka pelajari.

4. Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran: Pembelajaran


atau belajar selalu mengandung risiko besar.

5. Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan:


Segala sesuatu dipelajari sudah pasti layak pula dirayakan
keberhasilannya.

2.3 Model-Model Pembelajaran Kuantum


1. Peta Konsep
Menurut Nacy Murgilulier yang dikutip Rose dan Nicholl sebelum
belajar kita memvisualisasikan gambar dengan pikiran kita dan
mengkaitkannya dengan konsep-konsep.
Langkah-langkah tehnik penggunaan peta menurut Rose dan Nicholl :
a. Mulai degan topik di tengah halaman: Tulislah gagasan uatama di tengah-
tengah halaman kerertas dan lingkupilah dengan segitiga atau bentuk-
bentuk lain ,sehingga kita terdorong untuk mendefinisikan gagasan inti
subjek yang dipelajari sebagai titik awal yang efektif.
b, Buat cabang-cabangnya: Tambahkan cabang keluar untuk setiap poin atas
gagasan utama antrara lima atau tuju cabang jangan terlalu banyak.
c. Gunakan kata-kata kunci: Kata kunci adalah kata yang menyampaikan isi
sebuah gagasan dan memudahkan memicu ingatan kita.
2. Teknik Memori
8
Page
Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai
dengan cara kerja otak (brain-based technique). Dalam teknik ini perlu
meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam menyerap dan
menyimpan informasi.
3. Teknik Rantai Kata
Teknik ini menggunakan cara menyambung atau merantai kata menjadi
cerita yang mudah kita hafalkan. Syarat yang harus dilakukan dalam
membuat ceita pendek.

2.4 Keunggulan dan Kelemahan Model pembelajaran Kuantum (Quantum


Learning)
Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2011:18-19) dalam bukunya yang berjudul
”Quantum Learning” juga menjelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan dari
pembelajaran kauntum (quantum learning) yaitu sebagai berikut.
Keunggulan :
1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika
kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,
“hewan-istis”, dan atau nativistis.
3. Pembelajaran kuantum lebih konstruktivitis, bukan positivistis-empiris,
behavioristis.
4. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu
dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
5. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan
pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
6. Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
7. Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran.
8. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
9
Page

pembelajaran.
9. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal
atau material.
10. Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran.
11. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban.
12. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran.
Kelemahan :
1. Membutuhkan pengalaman yang nyata
2. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
3. Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa

BAB III
Kesimpulan

Dalam pembelajaran kuantum, segala sesuatu mulai lingkungan pembelajaran


sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang sampai guru, mulai kertas
yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan pembelajaran, semuanya
mengirim pesan tentang pembelajaran.

Pembelajaran kuantum sangat memperhatikan keaktifan serta kreatifitas yang dapat


dicapai oleh peserta didik. Pembelajaran kuantum mengarahkan seorang guru
menjadi guru yang “baik”. baik dalam arti bahwa guru memiliki ide-ide kreatif
dalam memberikan proses pembelajaran, mengetahui dengan baik tingkat
kemampuan siswa.

Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
yang diingin
10
Page
Page
11

Anda mungkin juga menyukai