0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
72 tayangan2 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang alasan utama petani Indonesia belum banyak yang melakukan budidaya hidroponik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Dokumen juga membahas tentang aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih komoditas tanaman, termasuk iklim, kondisi lahan, dan permintaan pasar.
3. Komoditas padi dipilih karena cocok dengan kondisi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang alasan utama petani Indonesia belum banyak yang melakukan budidaya hidroponik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Dokumen juga membahas tentang aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih komoditas tanaman, termasuk iklim, kondisi lahan, dan permintaan pasar.
3. Komoditas padi dipilih karena cocok dengan kondisi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang alasan utama petani Indonesia belum banyak yang melakukan budidaya hidroponik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Dokumen juga membahas tentang aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih komoditas tanaman, termasuk iklim, kondisi lahan, dan permintaan pasar.
3. Komoditas padi dipilih karena cocok dengan kondisi
Mengapa kebanyakan petani di Indonesia tidak melakukan budidaya
tanaman tanpa tanah (hidroponik)? Hidroponik berasal dari bahasa latin. Hydro berarti air dan phonos berarti kerja sehingga hidroponik merupakan air yang bekerja. ”Hidroponik adalah aktivitas pertanian yang dijalankan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah”. Jadi, hidroponik merupakan media tanam tanpa menggunakan tanah dan mengambil unsur hara mineral dari yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air. Penanaman hidroponik dapat menggunakan kerikil, pasir kasar, atau sabut kelapa. Terdapat dua jenis metode dalam penanaman hidroponik, yaitu media substrat dan media NFT. Media substrat tidak menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat yang dapat menyerap air, oksigen, dan nutrisi. Sedangkan media NFT, menggunakan cara dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Hal-hal yang menyebabkan masih sedikitnya bercocok tanam dengan menggunakan hidroponik adalah para petani yang belum mengenal cara bercocok tanam secara hidroponik dan cara-cara bercocok tanamnya yang belum dipahami dengan benar oleh para petani. Beberapa kemungkinan yang menjadi penghambat penggunaan tanaman hidroponik, antara lain : 1. Kebanyakan petani di Indonesia tidak berani untuk mencoba hal-hal baru. 2. Kebanyakan petani di Indonesia masih menggunakan cara konvensional, karena berpedoman pada sifat turun temurun dan pengalaman. 3. Kebanyakan petani beranggapan bahwa lahan di Indonesia masih mencukupi. 4. Biaya instalasi yang cukup besar, apalagi jika musim penghujan , harus membuat green house atau penutup atap, atau harus lebih intensif pengecekan nutrisi nya. 5. Penjualan hasil hidroponik masih terbatas, jika dijual di pasar umum dirasa rugi. 6. Pelatihan mengenai tanaman hidroponik juga masih kurang kalo untuk perdesaan yang mayoritas penduduknya adalah petani.
Dasar pemilihan komoditas merupakan kunci keberhasilan budidaya tanaman
seperti iklim, kondisi lahan, kesesuaian lahan, permintaan pasar. Atas dasar apa komoditas tersebut dipilih? Dan aspek manakah yang tidak sepenuhnya dipahami? Kunci keberhasilan budidaya tanaman harus memperhatikan beberapa aspek dalam pemilihan komoditas yang akan ditanam, yaitu: 1. Aspek iklim meliputi radiasi matahari, curah hujan, suhu, kelembaban udara, dan angin. 2. Aspek radiasi matahari. Indonesia di garis khatulistiwa sehingga menjadikan indonesia beriklim tropis. Radiasi matahari 12 jam sehari mencapa 300-500 cal dan pada musim hujan akan mendapatkan intensitas yang rendah. 3. Aspek curah hujan Curah hujan sangat berpengaruh terhadap pemilihan suatu komoditas. Meliputi pola hujan, distribusi hujan, dan intensitas hujan. 4. Aspek suhu Tinggi suatu tempat akan mempengaruhi suhu udara. Ketinggian tempat dibedakan menjadi tiga, yaitu dataran rendah, dataran tinggi, dan dataran medium. Dataran rendah memiliki ketinggian 0-400 dpl, topografi rata, suhu udara 27-33 C, Intensitas radiasi matahari tinggi. Sedangkan dataran tinggi memiliki ketinggian >700 dpl, topografi berbutik 20%, tanah subur (andisol), suhu udara 20 C, curah hujan tinggi, intensitas matahari kecil. Kemudian untuk dataran medium memiliki ketinggian 400-700 dpl, topografi berbukit relatif rata, suhu udara 22-27 C, intensitas cahaya matahri sedang. 5. Aspek kondisi lahan Dibagi menjadi dua yaitu lahan basah dan lahan kering. Lahan basah ialah lahan yang selalu dijenuhi air, topografi rata, pengairan teknis sawah dan non teknis rawa. Sedangkan lahan kering ialah lahan yang tidak dijenuhi air (kering), topografi miring dan berbukit, pengarian tergantung curah hujan. Kesesuaian lahan ditentukan dengan melakukan survey untuk mendapatkan data sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, topografi, iklim, kondisi sosial budaya, jumlah penduduk, dll. Kemudian disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman, sistem budidaya, dan cara budidaya. 6. Aspek permintaan pasar Pemilihan komoditas disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Komoditas yang dipilih adalah tanaman padi, karena padi merupakan komoditas pangan nasional yang sanat dibutuhkan oleh masyarakat indonesia. Adapun Tanaman padi tumbuh di daerah tropis dan subtropis pada 45º LU sampai 45º LS dengan cuaca/hawa panas dan banyak mengandung uap air (kelembaban tinggi) dengan curah hujan rata-rata 200 m/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki sekitar 1.500-2.000 mm/tahun dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1.500 m dpl (Surowinoto 1982; Kuenzer and Knauer, 2013). Tanaman padi dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Di dataran rendah padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 m dpl. dengan temperatur 22,5 C – 26,5 C, sedangkan di dataran tinggi padi dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 650-1.500 m dpl dan membutuhkan temperatur berkisar 18,7 C – 22,5 C. Pada dasarnya tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan, walaupun dengan rekayasan genetik beberapa diantaranya toleran naungan pada batas tertentu. Angin bermanfaat bagi tanaman dalam proses penyerbukan/persilangan, tetapi apabila terlalu kencang (dan dalam jangka waktu lama) dapat menurunkan hasil/produksi, terutama akibat kerebahan dan kerusakan tanaman. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dan pada lapisan tanah atas mempunyai ketebalan antara 10-30 cm. kandungan air dan udara di dalam pori-pori tanah masing-masing 25% (AAK 1990). Padi dapat tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisannya atasnya antara 18-22 cm dengan pH tanah berkisar antara 4-7 dengan warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman, tanah tersebut gembur.