Anda di halaman 1dari 2

Nama : Patricia Sukma Ditya P.S.

NIM : 195040100111070
Kelas : V Agribisnis

Jawaban Soal PPT Bab 3 dan 4

 Mengapa kebanyakan petani di Indonesia tidak melakukan budidaya


tanaman tanpa tanah (hidroponik)?
Hidroponik berasal dari bahasa latin. Hydro berarti air dan phonos berarti kerja
sehingga hidroponik merupakan air yang bekerja. ”Hidroponik adalah aktivitas
pertanian yang dijalankan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan
tanah”. Jadi, hidroponik merupakan media tanam tanpa menggunakan tanah dan
mengambil unsur hara mineral dari yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang
dilarutkan dalam air. Penanaman hidroponik dapat menggunakan kerikil, pasir
kasar, atau sabut kelapa.
Terdapat dua jenis metode dalam penanaman hidroponik, yaitu media substrat
dan media NFT. Media substrat tidak menggunakan air sebagai media, tetapi
menggunakan media padat yang dapat menyerap air, oksigen, dan nutrisi.
Sedangkan media NFT, menggunakan cara dengan meletakkan akar tanaman
pada lapisan air yang dangkal.
Hal-hal yang menyebabkan masih sedikitnya bercocok tanam dengan
menggunakan hidroponik adalah para petani yang belum mengenal cara bercocok
tanam secara hidroponik dan cara-cara bercocok tanamnya yang belum dipahami
dengan benar oleh para petani.
Beberapa kemungkinan yang menjadi penghambat penggunaan tanaman
hidroponik, antara lain :
1. Kebanyakan petani di Indonesia tidak berani untuk mencoba hal-hal baru.
2. Kebanyakan petani di Indonesia masih menggunakan cara konvensional,
karena berpedoman pada sifat turun temurun dan pengalaman.
3. Kebanyakan petani beranggapan bahwa lahan di Indonesia masih mencukupi.
4. Biaya instalasi yang cukup besar, apalagi jika musim penghujan , harus
membuat green house atau penutup atap, atau harus lebih intensif pengecekan
nutrisi nya.
5. Penjualan hasil hidroponik masih terbatas, jika dijual di pasar umum dirasa
rugi.
6. Pelatihan mengenai tanaman hidroponik juga masih kurang kalo untuk
perdesaan yang mayoritas penduduknya adalah petani.

 Dasar pemilihan komoditas merupakan kunci keberhasilan budidaya tanaman


seperti iklim, kondisi lahan, kesesuaian lahan, permintaan pasar. Atas dasar apa
komoditas tersebut dipilih? Dan aspek manakah yang tidak sepenuhnya
dipahami?
Kunci keberhasilan budidaya tanaman harus memperhatikan beberapa aspek
dalam pemilihan komoditas yang akan ditanam, yaitu:
1. Aspek iklim
meliputi radiasi matahari, curah hujan, suhu, kelembaban udara, dan angin.
2. Aspek radiasi matahari.
Indonesia di garis khatulistiwa sehingga menjadikan indonesia beriklim tropis.
Radiasi matahari 12 jam sehari mencapa 300-500 cal dan pada musim hujan akan
mendapatkan intensitas yang rendah.
3. Aspek curah hujan
Curah hujan sangat berpengaruh terhadap pemilihan suatu komoditas. Meliputi
pola hujan, distribusi hujan, dan intensitas hujan.
4. Aspek suhu
Tinggi suatu tempat akan mempengaruhi suhu udara. Ketinggian tempat
dibedakan menjadi tiga, yaitu dataran rendah, dataran tinggi, dan dataran medium.
Dataran rendah memiliki ketinggian 0-400 dpl, topografi rata, suhu udara 27-33 C,
Intensitas radiasi matahari tinggi. Sedangkan dataran tinggi memiliki
ketinggian >700 dpl, topografi berbutik 20%, tanah subur (andisol), suhu udara
20 C, curah hujan tinggi, intensitas matahari kecil. Kemudian untuk dataran
medium memiliki ketinggian 400-700 dpl, topografi berbukit relatif rata, suhu
udara 22-27 C, intensitas cahaya matahri sedang.
5. Aspek kondisi lahan
Dibagi menjadi dua yaitu lahan basah dan lahan kering. Lahan basah ialah lahan
yang selalu dijenuhi air, topografi rata, pengairan teknis sawah dan non teknis
rawa. Sedangkan lahan kering ialah lahan yang tidak dijenuhi air (kering),
topografi miring dan berbukit, pengarian tergantung curah hujan. Kesesuaian
lahan ditentukan dengan melakukan survey untuk mendapatkan data sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah, topografi, iklim, kondisi sosial budaya, jumlah
penduduk, dll. Kemudian disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman,
sistem budidaya, dan cara budidaya.
6. Aspek permintaan pasar
Pemilihan komoditas disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
Komoditas yang dipilih adalah tanaman padi, karena padi merupakan komoditas
pangan nasional yang sanat dibutuhkan oleh masyarakat indonesia. Adapun
Tanaman padi tumbuh di daerah tropis dan subtropis pada 45º LU sampai 45º LS
dengan cuaca/hawa panas dan banyak mengandung uap air (kelembaban tinggi)
dengan curah hujan rata-rata 200 m/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4
bulan, curah hujan yang dikehendaki sekitar 1.500-2.000 mm/tahun dengan
ketinggian tempat berkisar antara 0-1.500 m dpl (Surowinoto 1982; Kuenzer and
Knauer, 2013). Tanaman padi dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran
tinggi. Di dataran rendah padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 m dpl.
dengan temperatur 22,5 C – 26,5 C, sedangkan di dataran tinggi padi dapat
tumbuh baik pada ketinggian antara 650-1.500 m dpl dan membutuhkan
temperatur berkisar 18,7 C – 22,5 C. Pada dasarnya tanaman padi memerlukan
penyinaran matahari penuh tanpa naungan, walaupun dengan rekayasan genetik
beberapa diantaranya toleran naungan pada batas tertentu. Angin bermanfaat
bagi tanaman dalam proses penyerbukan/persilangan, tetapi apabila terlalu
kencang (dan dalam jangka waktu lama) dapat menurunkan hasil/produksi,
terutama akibat kerebahan dan kerusakan tanaman. Tanah yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu
dan lempung dalam perbandingan tertentu dan pada lapisan tanah atas
mempunyai ketebalan antara 10-30 cm. kandungan air dan udara di dalam
pori-pori tanah masing-masing 25% (AAK 1990). Padi dapat tumbuh baik pada
tanah yang ketebalan lapisannya atasnya antara 18-22 cm dengan pH tanah
berkisar antara 4-7 dengan warna tanah coklat sampai kehitam-hitaman, tanah
tersebut gembur.

Anda mungkin juga menyukai