Disusun Oleh
Kelompok 1
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Makalah..................................................................................................2
D. Manfaat Makalah................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
A. Definisi Berat Bayi Lahir Rendah.......................................................................4
B. Klasifikasi Berat Bayi Lahir Rendah..................................................................4
C. Faktor Yang Mempengaruhi BBLR....................................................................5
D. Manifestasi Klinis...............................................................................................8
E. Patofisiologi........................................................................................................9
F. Komplikasi........................................................................................................10
G. Penatalaksanaan................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KELAINAN BAYI RESIKO TINGGI
BERAT BAYI LAHIR RENDAH...................................................................................12
A. Pengkajian........................................................................................................12
B. Fokus Pengkajian BBLR...................................................................................12
C. Pemeriksaan Fisik.............................................................................................14
D. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................16
E. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................16
F. Intervensi Keperawatan....................................................................................17
G. Implementasi Keperawatan...............................................................................20
H. Evaluasi Keperawatan.......................................................................................21
BAB IV............................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................22
A. Kesimpulan.......................................................................................................22
B. Saran.................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah pada makalah
ini adalah “Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kelainan Bayi Resiko
Tinggi Berat Bayi Lahir Rendah”
C. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kelainan Bayi
Resiko Tinggi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi pengkajian, yang meliputi penyebab masalah
kesehatan mengenai BBLR sehingga tanda dan gejala serta
komplikasinya dapat dicegah sedini mungkin.
b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan dengan BBLR
c. Mampu menetapkan perlunya konsultasi dan kolaborasi.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan dalam rangka memandirikan
keluarga dalam melaksanakan tugas asuhan keperawatan dengan
masalah BBLR.
e. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan secara menyeluruh
pada bayi resiko tinggi BBLR.
f. Mampu melaksanakan Perencanaan Asuhan keperawatan secara
menyeluruh pada bayi resiko tinggi BBLR.
g. Mampu mengevaluasi dari Asuhan keperawatan yang sudah diberikan
pada bayi resiko tinggi BBLR
D. Manfaat Makalah
1. Manfaat Teoritis
Hasil makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan informasi bagi
perkembangan ilmu keperawatan
2. Manfaat Praktis
a. Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada asuhan yang sudah
diberikan.
b. Sebagai Bahan Pustaka dan dapat digunakan sebagai bahan
referensi guna mengembangkan penelitian dengan variable yang
lebih luas.
c. Bagi Masyarakat
Dengan melakukan asuhan keperawatan pada BBLR,, masyarakat
dapat mengantisipasi penyakit tersebut dan ibu bisa lebih
kooperatif dengan tenaga kesehatan.
d. Bagi Pengkaji
Bermanfaat untuk menerapkan antara ilmu teori dan ilmu praktik
dilapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan dengan bayi berat lahir rendah
(Mitayani, 2009):
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala kurang dari 33cm.
b. Masa gestasi kurang dari 37 minggu.
c. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit.
d. Osofikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.
e. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia miyora.
f. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan
sering mendapatkan serangan apnea.
g. Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan menelan
belum sempurna.
E. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB)
lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram.
Masalah ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan
ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan
bayi dengan berat badan lahir normal (Ismawati, 2010)
Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita
sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu
akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi
kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa
hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang
tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Ibu hamil umumnya mengalami
deplesi atau penyusutan besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin
yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Kekurangan zat besi dapat
menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh
maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, dan BBLR. Hal ini menyebabkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi, sehingga
kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar (Nelson,
2010).
Pathway
F. Komplikasi
Komplikasi Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir
rendah (Mitayani, 2009) :
a. Sindrom aspirasi mekonium Sindrom aspirasi mekonium adalah gangguan
pernapasan pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh masuknya mekonium
(tinja bayi) ke paru-paru sebelum atau sekitar waktu kelahiran (menyebabkan
kesulitan bernafas pada bayi).
b. Hipoglikemi simptomatik Hipoglikemi adalah kondisi ketidaknormalan kadar
glokosa serum yang rendah. Keadaan ini dapat didefinisikan sebagai kadar
glukosa dibawah 40 mg/dL. Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena
cadangan glukosa rendah ,terutama pada laki-laki.
c. Penyakit membran hialin yang disebabkan karena membran surfaktan belum
sempurna atau cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
aspirasi, tidak tertinggal udara dalam alveoli, sehingga dibutuhkan tenaga
negative yang tinggi untuk pernafasan berikutnya. 19
d. Asfiksia neonatorum Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir
yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
e. Hiperbilirubinemia (gangguan pertumbuhan hati) Hiperbilirubinemia (ikterus
bayi baru lahir) adalah meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan
ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya
berwarna kuning.
G. Penatalaksanaan
Menurut rukiyah, dkk (2010) perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah :
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus dipertahankan dengan
ketat
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatiakn prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi (ASI), refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh
sebab itu pemberian nutrisi dilakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi
bayo dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebah itu
penimbangan dilakukan dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
6. Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/ tets dengan pemberian ASI.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KELAINAN BAYI RESIKO
TINGGI BERAT BAYI LAHIR RENDAH
A. Pengkajian
Pada saat kelahiran bayi baru harus menjalani pengkajian cepat namun
seksama untuk menentukan setiap masalah yang muncul dan mengidentifikasi
masalah yang menuntut perhatian yang cepat. Pemeriksaan ini terutama ditujukan
untuk mengevaluasi kardiopulmonal dan neurologis. Pengkajian meliputi
penyusunan nilai APGAR dan evaluasi setiap anomaly congenital yang jelas atau
adanya tanda gawat neonatus (Wong, 2008)
1. Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir jenis
kelamin, Orang tua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan, penghasilan, pekerjaan. Yang lebih ditekankan pada
umur bayi karena berkaitan dengan diagnosa bayi BBLR.
2. Keluhan utama : pada klien BBLR yaitu BBL kurang dari 2500 gram.
3. Riwayat kesehatan sekarang : apa yang di rasakan klien sampai di rawat di
rumah sakit, atau perjalanan penyakit.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan : bagaimana proses persalinan apakah
spontan, premature, aterm, letak bayi belakang kaki atau sungsang.
Data Objektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui atau berlaku (Wong,
2008)
1. Keadaan umum : Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan
hanya merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang
aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari
responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang badan
sesuai dengan usianya, tidak ada pembesaran lingkar kepala dapat
menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
2. Tanda-tanda Vital : Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi
bila suhu tubuh < 36 °C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh <
37 °C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5°C – 37,5°C, nadi
normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali
permenit, sering pada bayi post asfiksia berat pernafasan belum teratur.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Kulit : Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru,
pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
2. Kepala
inspeksi : bentu kepala bukit, fontanela mayor dan minor masih cekung,
sutura belum menutup dan kelihatan masih bergerak.
3. Rambut
Inspeksi : lihat distribusi rambut merata atau tidak, besih atau bercabang
dan halus atau kasar.
4. Mata
Inspeksi : biasnya konjungtiva dan sclera berwarna normal, terdapat
radang atau tidak, dan pupil isokor. Pada pupil terjadi miosis terhadap
cahaya.
5. Hidung
Inspeksi : Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lendir.
6. Mulut dan Faring
Inspeksi : terdapat sianosis, membran mukosa kering, bibir kering dan
pucat.
7. Telinga
Inspeksi : Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
8. Leher
Inspeksi : Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
9. Thorax
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara
wheezing dan ronchi, frekuensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per
menit.
10. Abdomen
Inspeksi : inspeksi kesimetrisan abdomen
Palpasi : adanya atau tidaknya nyeri tekan pada abdomen.
11. Umbilikus
Inspeksi : ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda infeksi pada
tali pusat.
12. Genitalia
Inspeksi : Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat
labia mayor dan labia minor, adanya sekresi mucus keputihan.
13. Anus
Inspeksi : adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta
warna dari feses.
14. Ekstremitas
Inspeksi : gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang
atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya
Palpasi : adanya nyeri tekan atau benjolan.
15. Refleks
Reflek morrow : kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam).
Reflek menghisap : suckling
Reflek menelan swallowing : masih buruk atau kurang.
Reflek batuk belum sempurna
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik pada bayi BBLR (Mitayani, 2009) :
a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12- 24gr/dL), Ht
(normal: 33 -38% ) mungkin dibutuhkan.
b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
c. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres
pernafasan bila ada. Rentang nilai normal :
1) pH : 7,35-7,45
2) TCO2 : 23-27 mmol/L
3) PCO2 : 35-45 mmHg
4) PO2 : 80-100 mmHg
5) Saturasi O2 : 95 % atau lebih 20
d. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
e. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia. Bilirubin normal:
1) bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl.
2) bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
f. Urinalisis: mengkaji homeostatis.
g. Jumlah trombosit (normal: 200000 - 475000 mikroliter): Trombositopenia
mungkin menyertai sepsis.
h. EKG, EEG, USG, angiografi: defek kongenital atau komplikasi.
E. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada
bayi dengan BBLR (NANDA, 2015)
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan
penurunan ekspansi paru.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan menerima nutrisi, imaturitas peristaltik
gastrointestinal.
3. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh b.d kegagalan mempertahankan
suhu tubuh , penurunan jaringan lemak subkutan.
F. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada
bayi dengan BBLR (NANDA, 2015)
Tujuan dan
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil
(NIC)
(NOC)
1. Pola Nafas tidak efektif b.d NOC : NIC :
imaturitas otot-otot Respiratory status Airway Management
pernafasan dan penurunan Ventilation Buka jalan nafas,
ekspansi paru. Respiratory status guanakan teknik
Definisi : Pertukaran udara Airway chin lift atau jaw
inspirasi dan/atau ekspirasi patency thrust bila perlu
tidak adekuat Vital sign Posisikan pasien
Batasan karakteristik : Status untuk
Penurunan tekanan Kriteria Hasil : memaksimalkan
inspirasi/ekspirasi Mendemonstra ventilasi
Penurunan pertukaran sikan batuk Identifikasi pasien
udara per menit efektif dan perlunya
Menggunakan otot suara nafas pemasangan alat
pernafasan tambahan yang bersih, jalan nafas buatan
Pernafasan rata- tidak ada Pasang mayo bila
rata/minimal : sianosis dan perlu
Bayi : < 25 atau > 60 dyspnea Lakukan fisioterapi
Usia 1-4 : < 20 atau > (mampu dada jika perlu
30 mengeluarkan Keluarkan sekret
Usia 5-14 : < 14 atau > sputum, dengan batuk atau
25 mampu suction
Usia > 14 : < 11 atau > bernafas Auskultasi suara
24 dengan nafas, catat adanya
Kedalaman pernafasan mudah, tidak suara tambahan
Dewasa volume ada pursed Lakukan suction
tidalnya 500 ml saat lips) pada mayo
istirahat Berikan
Faktor yang bronkodilator bila
berhubungan : perlu
Hiperventilasi Bersihkan mulut,
Deformitas tulang hidung dan secret
Kelainan bentuk trakea
dinding dada
Penurunan
energi/kelelahan
Tujuan dan
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil
(NIC)
(NOC)
2. Ketidak seimbangan nutrisi NOC : NIC :
kurang dari kebutuhan Status nutrisi Monitor nutrisi
tubuh b.d ketidakmampuan Nafsu makan Monitor turgor
menerima nutrisi, Tingkat kulit dan mobilitas
imaturitas peristaltik ketidak Identifikasi
gastrointestinal. nyamanan abnormalitas
Definisi : Setelah dilakukan eliminasi bowel
Asupan nutrisi tidak tindakan Monitor diet dan
cukupuntuk memenuhi keperawatan asupan kalori
kebutuhan metabolik selama 3x24 jam Identifikasi
Batasan Karakteristik : nutrisi klien dapat perubahan nafsu
Kram abdomen terpenuhi. makan dan
Nyeri abdomen Asupan gizi aktivitas akhir-
Menghindari normal akhir ini
makanan Asupan Monitor status
Berat badan 20% makanan mental (misalnya
atau lebih dibawah normal bingung.depresi,da
berat badan ideal Rasio berat n cemas)
Faktor badan/tinggi Manajemen saluran
YangBerhubungan : badan normal cerna
Faktor biologis Hasrat/keingin Catat tanggal
Faktor ekonomi an untuk buang air besar
makan tidak terakhir
terganggu Monitor buang air
besar termasuk
frekuensi,konsisten
si,bentuk,volume
,dan warna,dengan
cara yang tepat
Tujuan dan
Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil
(NIC)
(NOC)
3. Risiko ketidak NOC NIC
seimbangan suhu tubuh b.d Termoregulasi
kegagalan Termoregulasi : Newborn Care
mempertahankan suhu Newborn Pengaturan suhu :
tubuh, penurunan jaringan mencapai dan atau
lemak subkutan. Kriteria Hasil : mempertahankan
Suhu kulit suhu tubuh dalam
Definisi : Berisiko normal Suhu range normal
mengalami kegagalan badan 36-37 C Pantau suhu
mempertahankan suhu TTV dalam bayi baru lahir
tubuh dalam kisaran batasnormal sampaistabil
normal Hidrasi Pantau tekanandarah,
adekuat nadi, dan pernafasan
Faktor Risiko : Tidak hanya dengantepat
Perubahan laju menggigil Pantau warna
metabolisme Gula darah dansuhu kuilt
Dehidrasi Pemajanan DBN Pantau danlaporkan
suhu lingkungan yang Keseimbangan tanda dangejala
ekstrem asam basa hipotermi
Usia ekstrem DBN danhipertemi.
Berat badan ekstrem Bilirubin
DBN
G. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan atau implementasi merupakan bagian aktif dalam asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat sesuai denga rencana tindakan.
Tindakan ini bersifat intelektual, teknis, dan interpersonal berupa berbagai upaya
untuk memuhi kebutuhan dasar manusia. Tindakan keperawatan meliputi,
tindakan keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan kesehatan/keperawatan,
tindakan medis yang dilakukan oleh perawat atau tugas limpah (Suprajitno, 2004).
H. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang
sistematik pada status kesehatan klien. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
melaksanakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil keputusan
(Nursalam, 2001) :
a. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan).
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan
untuk mencapai tujuan).
c. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah, maka dapat disimpulkan bahwa berat bayi lahir
rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya < 2500 (sampai
2.499gram).
Penanganan pada berat bayi lahir rendah tergantung pada kondisi bayi
tersebut, semakin kondisi bayi tidak stabil maka penanganan harus segera
dilaksanakan. Tahap pelaksanaan pada BBLR tersebut dimulai setelah rencana
tindakan disusun, kemudian di implementasikan guna membantu BBLR mencapai
tujuan yang diharapkan, mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping klien maupun keluarga. Setelah itu
dilakukan evaluasi keperawatan untuk menilai seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
B. Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara komprehensif,
tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh
sebagai biopsikososialspiritual.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi tentang asuhan keperawatan pada bayi resiko tinggi bayi
berat lahir rendah.
3. Dunia keperawatan diharapkan berperan dalam peningkatan kualitas perawat
dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk memperoleh
ilmu yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi bayi berat lahir
rendah
DAFTAR PUSTAKA
Nelly Indrasari. 2012. Faktor Resiko Pada Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(Bblr). Vol 8 no.2
Suci Amalia. 2017. Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Bblr Dengan
Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Rsud Dr. Soedirman Kebumen. Karya
Tulis Ilmiah Thesis. Stikes Muhammadiyah Gombong.
Fika Agnofia, Fika Agnofia. 2016. Asuhan keperawatan pada Ny I dengan BBLR
di ruang rawat inap perinatologi RSAM bukittinggi. Diploma Thesis, Stikes
Perintis Padang
Latifah, Al Ma'idatul. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lahir
Rendah Dengan Hipotermi Di Ruang Perinatologi Rsud Bangil
Pasuruan. Diploma Thesis. STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.