Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis M Sadiqul Iman H1e108059 PDF
Laporan Praktikum Perhitungan Erosi Dengan Gis M Sadiqul Iman H1e108059 PDF
DOSEN PEMBIMBING :
ANDI MIZWAR, MSi
NIP.132326020
OLEH :
2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan petunjuk yang dicurahkan-Nya saya dapat menyelesaikan
penulisan laporan praktikum ini.
Penulisan laporan praktikum perpetaan, perhitungan erosi dengan
menggunakan sistem informasi geografis (SIG) ini disajikan dalam rangka
memenuhi tugas dari dosen perpetaan, Bapak Andi Mizwar, MSi dalam rangka
penggunaan sistem arcview yang memudahkan kita dalam perhitungan ataupun
analisis peta, yang tentunya sangat berguna dalam aplikasi kedepannya.
Tujuan yang saya ambil dari kegiatan penulisan laporan ini adalah untuk
mengembangkan daya kreativitas remaja khususnya mahasiswa dalam
mengembangkan daya cipta untuk melakukan suatu perubahan dalam upaya
sumbangan pikiran untuk pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Penulisan laporan ini dapat diselesaikan karena berkat bimbingan secara
terpadu oleh bapak Andi Mizwar, MSi, kakak Ainal Muttaqin selaku asisten dan
dukungan dari semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan kali ini saya
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Dan akhirnya diharapkan
agar penulisan laporan ini dapat berguna bagi kita semua serta kemajuan ilmu
pengetahuan. Penulisan ini tentunya tidak lepas dari kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Praktikan,
Klasifikasi tingkat besar erosi dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Klasifikasi Besar Erosi Tanah
Kelas Besarnya Erosi (ton/ha/th) Keterangan
1 < 15 Erosi sangat ringan (SR)
2 15 – 60 Erosi ringan (R)
3 60 – 180 Sedang (S)
4 180 – 480 Erosi berat (B)
5 > 480 Erosi sangat berat (SB)
Sumber: Departemen Kehutanan , 1988 dalam Najib, 2001.
b. Langkah-Langkah Pembuatan
Buka View baru dan beri nama IE.
Add theme dengan memasukkan theme RKLSCP.shp.
Buka Open theme table, kemudian pilih toolbar edit dan pilih add field.
Beri nama IE pada nama field-nya dan masukkan data indeks erosinya.
Kemudian pilih toolbar view dan pilih geoprocessing wizard.
Selanjutnya pilih dissolve features based on attribute, kemudian pilih
theme to dissolve yaitu RKLSCP.shp, pilih attribute to dissolve yaitu IE
dan simpan hasil dissolve tersebut pada folder kita, dan beri nama IE.shp,
selanjutnya finish.
Maka sekarang pada view IE, terdapat theme IE.shp.
Pada theme IE.shp, kita tampilkan unique value data IE-nya.
Selesai.
3.4. Analisis Erosi
3.4.1. Overlay Peta
a. Data Atribut Peta Indeks Erosi (IE) & Kecamatan
SHAPE NAMA KECAMATAN IE RATA-RATA A PERIMETER HECTARES
POLYGON Kec. I Berat 229.2600 37665.031 492.918
POLYGON Kec. I Sangat Ringan 2.5954 71169.738 5640.875
POLYGON Kec. II Berat 229.2600 39790.032 418.015
POLYGON Kec. II Menengah 144.1227 31022.277 337.342
POLYGON Kec. II Ringan 38.9063 11926.436 178.751
POLYGON Kec. II Sangat Berat 2040.0879 9632.599 169.786
POLYGON Kec. II Sangat Ringan 2.5954 91959.159 2948.478
POLYGON Kec. XI Menengah 144.1227 3863.936 73.513
POLYGON Kec. XI Ringan 38.9063 31323.587 1098.063
POLYGON Kec. XI Sangat Ringan 2.5954 52187.821 3560.858
POLYGON Kec. IV Berat 229.2600 22541.168 313.597
POLYGON Kec. IV Menengah 144.1227 4195.630 24.242
POLYGON Kec. IV Ringan 38.9063 67248.886 1233.672
POLYGON Kec. IV Sangat Berat 2040.0879 1208.694 1.946
POLYGON Kec. IV Sangat Ringan 2.5954 80491.759 4225.064
POLYGON Kec. XII Berat 229.2600 11188.736 544.053
POLYGON Kec. XII Menengah 144.1227 38849.792 1269.954
POLYGON Kec. XII Ringan 38.9063 40416.809 1258.925
POLYGON Kec. XII Sangat Berat 2040.0879 9244.654 135.389
POLYGON Kec. XII Sangat Ringan 2.5954 47863.799 1180.439
POLYGON Kec. III Berat 229.2600 14034.873 149.551
POLYGON Kec. III Menengah 144.1227 28976.665 492.730
POLYGON Kec. III Sangat Ringan 2.5954 55781.232 1553.609
POLYGON Kec. V Berat 229.2600 53586.112 809.982
POLYGON Kec. V Menengah 144.1227 1023.837 5.516
POLYGON Kec. V Ringan 38.9063 14833.335 200.737
POLYGON Kec. V Sangat Ringan 2.5954 75023.221 2824.910
POLYGON Kec. VI Berat 229.2600 51763.383 836.639
POLYGON Kec. VI Ringan 38.9063 29621.709 591.124
POLYGON Kec. VI Sangat Ringan 2.5954 69630.182 2401.243
POLYGON Kec. X Berat 229.2600 32892.301 860.341
POLYGON Kec. X Menengah 144.1227 30850.162 1162.843
POLYGON Kec. X Ringan 38.9063 27279.015 487.163
POLYGON Kec. X Sangat Berat 2040.0879 29713.042 553.726
POLYGON Kec. X Sangat Ringan 2.5954 70960.005 3929.626
POLYGON Kec. IX Berat 229.2600 11748.297 123.360
POLYGON Kec. IX Menengah 144.1227 7838.787 238.417
POLYGON Kec. IX Ringan 38.9063 37696.398 906.610
POLYGON Kec. IX Sangat Berat 2040.0879 14711.053 181.318
POLYGON Kec. IX Sangat Ringan 2.5954 55340.471 2371.983
POLYGON Kec. VII Berat 229.2600 13336.980 59.067
POLYGON Kec. VII Ringan 38.9063 62758.405 925.329
POLYGON Kec. VII Sangat Ringan 2.5954 85031.420 4943.589
POLYGON Kec. VIII Berat 229.2600 37025.570 557.714
POLYGON Kec. VIII Menengah 144.1227 6554.638 115.821
POLYGON Kec. VIII Ringan 38.9063 20206.945 277.776
POLYGON Kec. VIII Sangat Berat 2040.0879 9856.553 130.686
POLYGON Kec. VIII Sangat Ringan 2.5954 50678.441 1481.120
POLYGON Kec. XIII Berat 229.2600 29043.950 550.571
POLYGON Kec. XIII Menengah 144.1227 20605.170 408.001
POLYGON Kec. XIII Ringan 38.9063 15104.638 355.753
POLYGON Kec. XIII Sangat Berat 2040.0879 35806.599 887.040
POLYGON Kec. XIII Sangat Ringan 2.5954 76402.487 3732.884
POLYGON Kec. XIV Berat 229.2600 14827.476 687.956
POLYGON Kec. XIV Menengah 144.1227 39557.847 2023.314
POLYGON Kec. XIV Ringan 38.9063 73302.476 1832.535
POLYGON Kec. XIV Sangat Berat 2040.0879 39067.771 586.050
POLYGON Kec. XIV Sangat Ringan 2.5954 77544.671 2722.049
POLYGON Kec. XV Ringan 38.9063 53257.631 980.415
POLYGON Kec. XV Sangat Berat 2040.0879 2759.414 32.642
POLYGON Kec. XV Sangat Ringan 2.5954 74518.948 5202.796
POLYGON Kec. XVI Ringan 38.9063 52804.161 855.394
POLYGON Kec. XVI Sangat Berat 2040.0879 2143.807 28.976
POLYGON Kec. XVI Sangat Ringan 2.5954 80325.655 3306.614
3.4.2. Pembahasan
Berdasarkan peta yang telah dibuat, diketahui bahwa pada kecamatan I
pada kabupaten XX, terdapat 2 klasifikasi indeks erosi, yaitu berat dan sangat
ringan. Pada indeks erosi berat, diketahui bahwa daerah tersebut merupakan
daerah yang datar hampir landai, namun karena penggunaan lahan untuk
permukiman, menyebabkan indeks erosinya menjadi berat. Selain itu juga jenis
tanahnya yaitu grumosol yang memiliki nilai faktor erodibilitas tanah yang tinggi
yaitu 0,3. Sedangkan untuk indeks erosi yang sangat ringan, didapatkan data
bahwa selain dikarenakan karena lahannya yang datar hampir landai, tetapi juga
dikarenakan karena penggunaan lahannya untuk sawah dan tegalan.
Untuk kecamatan II, terdapat semua klasifikasi indeks erosi, yaitu sangat
ringan, ringan, menengah, berat dan sangat berat. Untuk klasifikasi sangat ringan
sendiri dikarenakan karena merupakan lahan yang datar hampir landai, selain itu
juga dikarenakan karena penggunaan lahannya sebagai sawah serta curah hujan
rata-rata bulanan yang tidak terlalu besar yaitu sekitar 140-160 cm. Untuk
klasifikasi indeks erosi yang ringan, selain daerahnya yang datar hampir landai
dan jenis tanah yang mediteran, juga dikarenakan karena pengelolaan lahannya
sebagai tegalan, dimana tegalan merupakan ladang yang tidak menggunakan
sistem pengairan namun sangat tergantung dengan hujan. Untuk klasifikasi
menengah, pengelolaan lahannya merupakan tegalan, jenis tanah yang mediteran,
serta curah hujan rata-rata yang hanya 160 cm perbulan serta daerah yang landai
namun agak miring. Sedangkan untuk klasifikasi berat sendiri disebabkan karena
daerah yang landai namun agak miring serta penggunaan lahannya untuk
permukiman. Dan terakhir untuk klasifikasi sangat berat sendiri disebabkan
karena penggunaan lahannya sebagai tempat permukiman yang menggunakan
daerah yang landai namun agak miring.
Untuk kecamatan III, terdapat 3 klasifikasi indeks erosi, meliputi sangat
ringan, menengah dan berat. Untuk daerah yang terkena indeks erosi sangat
ringan sendiri, dikarenakan daerah merupakan lahan yang datar hampir landai,
selain itu pengunaan lahan sebagai sawah dan tanah berjenis aluvial dengan
tingkat konservasi tanah sebesar 0,2. Sedangkan daerah dengan tingat erosi
menengah, kebanyakan disebabkan karena penggunaan lahan sebagai tempat
permukiman pada daerah yang datar hampir landai, dengan curah hujan rata-rata
bulanan mencapai 140 – 160 cm. Pada daerah dengan erosi berat, hal ini
disebabkan karena penggunaan lahan sebagai tempat permukiman pada lahan
yang datar hampir landai dengan jenis tanah aluvial, dengan tingkat konservasi
tanah antara 0,2 hingga 1.
Kecamatan IV memiliki kelima klasifikasi indeks erosi. Dimana untuk
tingkat erosi sangat ringan berada pada daerah yang datar hampir landai dengan
tingkat konservasi tanah antara 0,2 hingga 1, serta jenis tanah mediteran dan
latosol dengan penggunaan lahan yang sebagian besar merupakan sawah. Untuk
indeks erosi ringan sendiri, kebanyakan disebabkan karena daerahnya sendiri
digunakan sebagai tegalan dan tempat permukiman dengan lahan yang datar
hampir landai serta dengan tingkat konservasi tanah antara 0,4 sampai 1 dan curah
hujan rata-rata bulanan mencapai 160 cm. Daerah dengan tingkat erosi menengah
disebabkan karena berada pada daerah yang landai agak miring dengan
penggunaan lahan sebagai tempat permukiman serta sawah dengan tingkat
konservasi tanah 0,2 dan 1, yang berada pada jenis tanah mediteran. Untuk indeks
erosi berat dan sangat berat sendiri kebanyakan karena disebabkan lahan yang
digunakan sebagai tempat permukiman dengan daerah yang landai hampir miring
dan datar hampir landai, dengan tingkat konservasi tanah mencapai 1 serta berada
pada daerah dengan curah hujan 160 cm perbulan dan jenis tanah mediteran.
Indeks erosi yang berada pada kecamatan V ada 4, yang meliputi sangat
ringan, ringan, menengah dan berat. Dimana untuk tingkat erosi sangat ringan
berada pada daerah yang datar hampir landai dengan tingkat konservasi tanah
antara 0,2 hingga 1, serta jenis tanah mediteran dengan penggunaan lahan yang
sebagian besar merupakan sawah. Untuk indeks erosi ringan sendiri, kebanyakan
disebabkan karena daerahnya sendiri digunakan sebagai tegalan dengan lahan
yang datar hampir landai serta dengan tingkat konservasi tanah antara 0,4 sampai
1 dan curah hujan rata-rata bulanan mencapai 160 cm. Daerah dengan tingkat
erosi menengah disebabkan karena berada pada daerah yang datar hampir landai
dengan penggunaan lahan sebagai tempat permukiman serta dengan tingkat
konservasi tanah 0,2 dan 1, yang berada pada jenis tanah aluvial. Untuk indeks
erosi berat sendiri kebanyakan karena disebabkan lahan yang digunakan sebagai
tempat permukiman dengan daerah yang datar hampir landai dengan tingkat
konservasi tanah mencapai 1 serta berada pada daerah dengan curah hujan 160 cm
perbulan dan jenis tanah mediteran.
Untuk Kecamatan VI dan VII, sama-sama memiliki 3 klasifikasi indeks
erosi, yang meliputi sangat ringan, ringan dan berat. Untuk indeks erosi sangat
ringan didominasi oleh daerah sawah dan tegalan dimana daerahnya merupakan
dataran hampir landai, dengan jenis tanah mediteran dan latosol dengan curah
hujan rata-rata bulanan antara 160 – 180 cm. Sedangkan untuk klasifikasi ringan
disebabkan oleh penggunaan lahannya sebagai tegalan, selain itu daerah yang
berada pada dataran hampir landai, dengan jenis tanah mediteran dan sedikit
latosol dan berada pada curah hujan 160 – 180 cm per bulan, dengan tingkat
konservasi tanah antara 0,4 hingga 1. Dan terakhir untuk indeks erosi berat,
kebanyakan disebabkan oleh daerah yang berada pada lahan yang datar hampir
landai, dengan jenis tanah latosol maupun mediteran dan kebanyakan penggunaan
lahannya sebagai tempat permukiman dengan curah hujan antara 160 – 180 cm
per bulan.
Untuk kecamatan VIII dan IX, sama-sama memiliki kelima klasifikasi
indeks erosi. Dimana untuk klasifikasi sangat ringan, disebabkan daerah yang
berada pada lahan yang datar hampir landai, namun ada juga pada daerah yang
miring. Dimana dengan curah hujan berada pada 180 cm per bulan dengan jenis
tanah latosol dan mediteran, yang sebagian besar penggunaan lahan untuk sawah.
Untuk ringan, pengaruh penggunaan lahan sebagai tegalan yang sangat tergantung
pada hujan, serta daerah yang berada pada lahan yang miring dengan jenis tanah
yang sebagian besar latosol serta tingkat konservasi tanah mencapai rata-rata 0,4.
Untuk indeks erosi menengah sendiri, sebagian besar disebabkan karena lahan
berada pada daerah yang sangat miring agak curam dengan penggunaan lahan
sebagai tegalan, dimana tingkat konservasi tanah sebesar 0,4. Untuk indeks erosi
berat disebabkan karena daerah yang berada pada datar hampir landai dengan
pengelolaan lahan sebagai tempat permukiman dan tingkat curah hujan rata-rata
bulanan mencapai 180 cm. Sedangkan yang terakhir, yaitu indeks erosi sangat
berat disebabkan karena daerah yang berada pada kawasan landai agak miring
hingga sangat miring agak curam dengan penggunaan lahan sebagian besar
sebagai tempat permukiman dan tegalan dengan tingkat curah hujan bulanan rata-
rata mencapai 180 cm dan tingkat konservasi tanah mencapai 0,4.
Untuk kecamatan X, memiliki kelima klasifikasi indeks erosi. Dimana
untuk klasifikasi sangat ringan, disebabkan daerah yang berada pada lahan yang
miring, sangat miring agak curam hingga sangat curam. Dimana dengan curah
hujan berada pada 180 - 200 cm per bulan dengan jenis tanah latosol, andosol dan
mediteran, yang sebagian besar penggunaan lahan untuk kawasan hutan. Untuk
ringan, pengaruh penggunaan lahan sebagai perkebunan yang berada pada curah
hujan 180 cm per bulan, serta daerah yang berada pada lahan yang miring dengan
jenis tanah yang sebagian besar latosol serta tingkat konservasi tanah mencapai
rata-rata 0,5. Untuk indeks erosi menengah sendiri, sebagian besar disebabkan
karena lahan berada pada daerah yang sangat miring agak curam dengan
penggunaan lahan sebagai tegalan dan perkebunan, dimana tingkat konservasi
tanah sebesar 0,4 – 0,5. Untuk indeks erosi berat disebabkan karena daerah yang
berada pada daerah miring dan sangat miring agak curam dengan jenis tanah yang
sebagian besar andosol serta pengelolaan lahan sebagai perkebunan dan tegalan
dan tingkat curah hujan rata-rata bulanan mencapai 180 – 200 cm. Sedangkan
yang terakhir, yaitu indeks erosi sangat berat disebabkan karena daerah yang
berada pada kawasan sangat miring dengan penggunaan lahan sebagian besar
sebagai tempat permukiman dan tegalan dengan tingkat curah hujan bulanan rata-
rata mencapai 180 cm dan tingkat konservasi tanah mencapai 1 serta jenis tanah
mediteran dan latosol.
Untuk kecamatan XI sendiri memiliki 3 klasifikasi indeks erosi yang
meliputi sangat ringan, ringan dan menengah. Dimana untuk sangat ringan lebih
banyak disebabkan karena penggunaan lahan sebagai sawah dengan lahan yang
datar hampir landai serta curah hujan rata-rata bulanan 180 cm dan jenis tanah
yang sebagian besar merupakan latosol. Untuk klasifikasi ringan sendiri, lebih
dikarenakan penggunaan lahannya sebagai lahan perkebunan dimana berada pada
daerah yang miring dengan curah hujan 180 cm per bulan dan tingkat konservasi
tanah mencapai 0,5. Dan yang terakhir untuk klasifikasi menengah lebih banyak
disebabkan oleh letak daerah yang sangat miring agak curam, dengan jenis
pengelolaan lahan sebagai perkebunan dan sedikit sawah, dimana untuk tingkat
konservasi tanah rata-rata 0,4 dan jenis tanah yang sebagaian besar meupakan
latosol.
Kecamatan XII memiliki kelima klasifikasi indeks erosi. Untuk sangat
ringan sendiri disebabkan penggunaan lahan sebagai sawah dan tegalan dimana
daerahnya beada pada lahan yang miring hingga sangat miring agak curam,
dengan tingkat curah hujan rata-rata bulanan mencapai 180 – 200 cm, dan jenis
tanah yang sebagian besar merupakan latosol dengan tingkat konservasi tanah
mencapai 0,2 dan 0,4. Klasifikasi ringan, lebih banyak disebabkan oleh
penggunaan lahan sebagai perkebunan dan tegalan, yang berada pada daerah
miring dengan jenis tanah latosol. Dan untuk klasifikasi menengah sendiri, daerah
berada pada lahan yang miring hingga sangat miring agak curam, yang
didomonasi oleh perkebunan dan tegalan dengan tingkat konservasi tanah 0,4 –
0,5 dan berada pada curah hujan rata-rata bulanan 180 cm. Untuk klasifikasi
terakhir yaitu berat dan sangat berat lebih disebabkan oleh penggunaan lahan
sebagai tempat permukiman dan tegalan, dengan daerah yang rata-rata miring
hingga sangat miring agak curam dan jenis tanah yang sebagian besar latosol.
Untuk Kecamatan XIII dan XIV, terdapat kelima klasifikasi indeks erosi.
Dimana untuk indeks erosi sangat ringan dipengaruhi oleh daerah yang berupa
hutan walaupun berada pada daerah yang sangat curam dan tingkat curah hujan
bulanan rata-rata mencapai 200 cm, dengan jenis tanah yang andosol serta tingkat
konservasi tanah yang hanya 0,15. Sedangkan untuk klasifikasi ringan, daerah
berada pada lahan yang miring dengan penggunaan lahan sebagai tempat
permukiman dan tegalan, jenis tanah yang mediteran dan latosol serta curah hujan
yang berkisar 180 cm per bulan. Klasifikasi menengah disebabkan karena lahan
yang berada pada daerah sangat miring agak curam hingga sangat curam,
didominasi oleh tegalan dengan jenis tanah andosol dan latosol serta jumlah curah
hujan rata-rata 180 cm. Untuk klasifikasi berat dan sangat berat, daerah berada
pada lahan yang miring hingga sangat miring agak curam, dengan pengelolaan
lahan sebagai tegalan dan sebagian kecil permukiman, dan curah hujan rata-rata
mencapai 180 – 200 cm per bulan dengan tingkat konservasi tanah yang hanya
0,4.
Kecamatan XV, memiliki 3 klasifikasi indeks erosi, yaitu sangat ringan,
ringan dan sangat berat. Dimana untuk klasifikasi sangat ringan lebih banyak
dipengaruhi oleh daerah yang digunakan sebagai tegalan dan sawah serta berada
pada daerah yang datar hampir landai, dengan jenis tanah yang sebagian besar
merupakan latosol dan tingkat konservasi tanah antara 0,4 hingga 1. Untuk
klasifikasi ringan sendiri disebabkan oleh penggunaan lahan yang sebagaian besar
meupakan tegalan walaupun berada pada daerah yang miring dan datar hampir
landai, dan sebagaian besar merupakan jenis tanah latosol serta curah hujan
bulanan mencapai 180 cm. Sedangkan klasifikasi sangat berat, daerah berada pada
daerah miring dan merupakan tempat permukiman dengan curah hujan bulanan
180 cm, serta tingkat konservasi tanah mencapai 1.
Dan terakhir untuk kecamatan XVI, sama halnya dengan kecamatan XV
terdapat 3 klasifikasi indeks erosi meliputi sangat ringan, ringan dan sangat berat.
Untuk klasifikasi sangat ringan, disebabkan oleh daerah yang datar hampir landai
dengan penggunaan lahan sebagai sawah dan tegalan, sedangkan jenis tanah
latosol serta tingkat konservasi tanah 0,4 hingga 1. Klasifikasi ringan disebabkan
oleh daerah yang berada pada lahan datar hampir landai yang merupakan tempat
permukiman, dengan tingkat konservasi tanah mencapai 1 serta curah hujan
bulanan rata-rata 180 cm. Serta terakhir untuk klasifikasi sangat berat disebabkan
karena daerah yang miring dengan pengelolaan lahan sebagai tegalan serta tingkat
curah hujan rata-rata mencapai 180 cm per bulan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Secara umum proses erosi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu erosi geologi
atau erosi alam dan erosi dipercepat. Erosi geologi adalah erosi yang
belum dipengaruhi oleh campur tangan manusia atau proses erosi yang
terjadi secara alami, dimana proses tersebut masih dapat diimbangi oleh
proses pembentukan tanah. Apabila erosi terjadi karena campur tangan
manusia maka umumnya proses erosi tersebut lebih cepat daripada proses
pembentukan tanah sehingga disebut erosi yang dipercepat.
Perhitungan erosi yang sering digunakan adalah persamaan USLE
(Universal Soil Loss Equation).
Untuk nilai RM berkisar antara 2438 – 3961, nilai K berkisar antara 0 –
0,3, nilai Ls berkisar antara 0,25 – 12,00, nilai C berkisar antara 0 – 1 dan
nilai P berkisar antara 0 – 1.
Untuk klasifikasi indeks erosi meliputi sangat ringan, ringan, menengah,
berat dan sangat berat.
Klasifikasi indeks erosi tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek
meliputi curah hujan bulanan, jenis tanah, kemiringan lereng, pengelolaan
lahan, faktor erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, indeks panjang dan
kemiringn lereng, indeks pengelolaan tanaman serta indeks teknik
konservasi tanah.
4.2 Saran
Penggunaan lahan yang sesuai dengan keadaan daerah dapat mencegah
terjadinya erosi yang sangat berat, selaian itu dengan menjaga ekosistem
lingkungan yang ada juga dapat mengurangi dampak negatif dari bahaya erosi.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok Kerja Erosi dan Sedimentasi. 2002. Kajian Erosi dan Sedimentasi
pada DAS Teluk Balikpapan Kalimantan Timur.
http://www.crc.uri.edu/download/TE-02_13-
I_Kajian_Erosi_Teluk_BPN.pdf
diakses tanggal 26 Desember 2009
Najib, Ainun. 2001. Besar Erosi Tanah di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
Propinsi Jawa Tengah.
http://etd.eprints.ums.ac.id/3267/1/E100096135.pdf
diakses tanggal 26 Desember 2009