Pengukuran Dan Pengujian Pembangkit List
Pengukuran Dan Pengujian Pembangkit List
Disusun Oleh :
MUHAMMAD AHDIYAT KAUTSAR
14 420 029
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
pengukuran pembangkit tegangan tinggi. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Pengukuran Pengajuan
Pembangkit Tegangan Tinggi. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca
dan penulis pada umunya. Dan untuk perbaikan makalah ini selanjutnya
diharapkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana dasarteori Pengukuran Pembangkit Tegangan Tinggi ?
2) Bagaimana teknik Pembangkitan Tegangan Tinggi bolak-balik dengan
frekuensi rendah dan frekuensi tinggi?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik
(elektrik power engineering) adalah semua tegangan yang dianggap cukup
tinggioleh kaum teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran
tegangan tinggi yang semuanya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik
tertentu (sujektif), atau dmana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi
(objektif).Batas yang menyatakan kapan suatu tegangan dapat dikatakan tinggi
H.V (high Voltage), dan kapan sudah ahrus dsebut tinggi sekali E.H.V (Extra
High Voltage) serta Ultra tinggi U.H.V (Ultra High Voltage).Tegangan ini
berbeda-beda untuk setiap negara atau perusahaan tenaga listrik dinegara-negara
tersebut, dan biasanya tergantung kepada kemajuan tekniknya masing-
masinng.Salah satu faktor yang menentukan ialah tingginya tegangan transmisi
yang dipakai. Sebagi mana diketahui, ini tegantung kepada besarnya tenaga yang
harus disalurkan dari pusat-pusat listrik kepusat beban (load centres) dan jarak
yang harus ditempuh untuk memindahkan tenaga tersebut secara ekonomis.
Dinegara –negara yang sudah maju H.V. dianggap mulai pada tegangan 20-30 kV,
E.H.V pada tegangan 220 kV, sedangkan U.H.V pada tegangan 765 kV.Tentu saja
harga-harga tersebut dapat berubah menurut keadaan setempat dan kemajuan –
kemajuan yang tercapai.
Besarnya tegangan pengujian yang harus diterapkan pada pengujian
tegangan tinggi tergantung pada tegangan nominal alat lisrik yang diuji pada
standar yang berlaku. Tegangan tinggi yang diterapkan atau yang dialami oleh
sistem tenaga dapat berupa :
Tegangan biasa (nominal) yaitu tegangan yang seharusnya dapat
ditahan oleh sistem tersebut untuk waktu yang tak terhingga.
Tegagan lebih (Over Voltage) yang hanya dapat ditahan untuk waktu
terbatas.
6
Pada pengujian tegangan tinggi tersebut terdapat pengujian yang bersifat
merusak dan tidak merusak alat yang diuji, pengujian ang sifatnya
merusak pada umumnya terdiri dari tahap yang tegantung pada tingkat
tegangan.
Dikelompokkan kedalam :
a.Pengujian sifat-sifat dielektrik temuan baru.
b.Pengujian untuk memeriksa kualitas isolasi peralatan listrik.
c.Mengetahui ketahanan isolasi peralatan dalam memikul tegangan lebih yang
terjadi
2.1.2. JENIS-JENIS PENGUJIAN
7
c. Pengujian kegagalan (Breakdown Test) : mengukur tegangan tembus benda uji,
tegangan ini lebih tinggi dari tegangan peluahan dan dinaikkan secara bertahap
sampai benda uji tembus listrik.
8
b. Memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan
normalnya untuk waktu yang tak terbatas.
9
Untuk mentest peralatan tegangan tinggi diperlukan peralatan-peralatan dan
teknik yang khusus.Perlu dipelajari bagaimana mensimulasikan keadaan yang
sebenarnya, misalnya akibat petir atau tegangan surja hubung (switching
surge).Pengujian tegangan tinggi meliputi tegangan AC, DC dan impulse yaitu
untuk surja hubung dan petir.
Masalah yang lain adalah koordinasi isolasi. Tegangan lebih tidak dapat
dihindarkan untuk ini perlu ada pengaman-pengaman dan juga koordinasi
peralatan (isolasi) sehingga peralatan yang ada tidak rusak akibat pulsa-pulsa
tegangan lebih (impuls).
10
c. Pengujian kegagalan (breakdown test) : tegangan dinaikkan sampai terjadi
kegagalan pada benda uji.
11
c. - Kelembaban mutlak ............................. 11 gram / m3
VS = VB / d (1)
Sedangkan, bB adalah tekanan udara pada waktu pengujian (mmHg) dan t B adalah
suhu sekeliling pengujian (C).
VS = VB kH
di mana : kH = faktor koreksi kelembaban dicari
VS = VB kH hB=Xgram/m3
12
2.1.10. Pengujian Ketahanan dalam Minyak atau Air
13
sama, maka sudutnya benar 450. Berdasarkan standar Jepang tersebut, untuk air
yang mempunyai resistivitas lain dipakai faktor koreksi.
Tegangan lompatan api dari sebuah isolator sangat dipengaruhi oleh bentuk
elektroda dan benda yang ada disekelilingnya. Oleh sebab itu pada waktu
pengujian elektroda dan benda yang mengelilinginya harus diatur sedemikian rupa
sehingga keadaan yang sebenarnya ditirukan.
Tegangan pengujian dinaikkan secara bebas sampai harga 75 % dari
tegangan lompatan api yang diharapkan, sesudah itu tegangan dinaikkan sampai
lompatan api terjadi dengan kecepatan 1000 volt perdetik Tegangan lompatan
didefinisikan sebagai harga rata-rata dari lima harga lompatan yang diukur dengan
batas antara 15detik sampai 5 menit. Rumus koreksi harus digunakan.
14
standar sehingga mewakili kondisi hujan.Hasil Pengujian adalah terjadinya
lompatan listrik pada saat tegangan tertentu.
15
melambangkan ukuran waktu muka gelombang dan waktu ekor gelombang,
seperti 1,2 x 50 s, 1 x 50 s, 1,5 x 40 s. standar ukuran ini tergantung dari
negara ataupun komisi yang melakukan pengujian.Sebagai contoh, untuk
rekomendasi IEC, tegangan impuls yang digunakan adalah 1,2 x 50 s, sedangkan
negara jerman dan Inggris adalah 1 x 50 s, negara Amerika menstandarkan 1,5 x
40 s, serta Jepang 1 x 40 s
16
b. Kontruksi Transformator Penguji
Oleh karena kapasitasnya yang rendah dan waktu pemakaiannya yang
pendek (50 menit sampai 1 jam), maka praktis tidak ada pendinginan trafo
tersebut seperti pada trafo tenaga.
Ciri-ciri Kontruksi trafo uji antara lain:
1. Pengoperasian singkat à tidak ada masalah pendinginan trafo
2. Sistem Isolasi Minyak
3. Inti umumnya Core Type
4. Lilitan berbentuk (50-60 kV)
Lilitan berbentuk “Polylayer Polyline Wound Disc Winding” dipakai untuk
trafo yang tegangannya kurang dari 50-60kV.Lilitan Primer digulung di Inti,
sedangkan lilitan sekundernya digulung di luar lilitan primernya. Distribusi
tegangan tidak linier, jadi ditambahkan perisai statis)
- Fortesque (100 kV). Untuk mendapatkan isolasi yang ekonomis dan
gradien tegangan yang seragam maka dililit cara Fortesque. Primer di
dekat inti, lilitan sekunder menjauh membentuk kerucut.
- Fischer Gulungan primer dililitkan dekat inti, sedangkan gulungan
sekunder dililtkan berturut-turut diluarnya sehingg tegang tertinggi yang
terjauh dari inti.
2.2.3. Karateristik Transformator Penguji
Karena lilitan banyak disebabkan perbandingan kumparan besar maka
kapasitansi tersebar (Distributed Capacitance) besar.Arus pemuat (excitasi) besar
maka hasinya adalah Arus Leading, akibatnya tegangan menjadi naik/tinggi
daripada tegangan yang ditentukan perbandingan lilitan.Cara mengatasinya yaitu
dengan membuat sela udara di dalam inti dan membesarkan arus
pembangkit.Berhubung dengan kapasitansi tersebar (Distributed Capacitance)
besar dan adanya reaktansi yang besar maka timbullah Resonansi yang
frekuensinya mempunyai kebesaran beberapa ratus Hertz. Jika bentuk gelombang
tidak sempurna, maka akan timbullah perubahan bentuk yang lebih besar lagi
yang ditimbulkan resonansi diatas. Hala ini berakibat bahwa tegangan yang
dihasilkan tidak lagi dapat diperkirakan dari perbandingan kumparan.dan cara
17
mengatasinya yakni dengan cara Pembangkit gelombang sinus dan meredam
resonansi atau dengan filter.
TABEL FREKUENSI RESONANSI
Tegangan Kapasitas (kVA) Frekuensi Catatan
Sekunder pada Resonansi (Hertz)
transformator
(kV)
18
tinggi, maka penembusan tidak akan terjadi, sebab arus bocor yang timbul akan
melalui permukaan isolator tersebut. Untuk mudahnya dapat dikatakan bahwa
apabila apiny terlihat dari luar, maka isolator yang diuji tidak mempunyai
keretakan, sedangkan bila apinya tidak terlihat, maka isolator tersebut mempunyai
keretakan atau kantong udaradidalamnya, artinya tidak baik.
2.3.2. Gulungan Tesla
Alat yang dipakai untuk membangkitkan tegangan bolak-balik frekuensi
tinggi guna keperluan diatas disebut gulungan tesla.
Apabila L1C1 = L2C2, maka tegangan sekunder adalah:
V2 = Φ …….
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari isi makalah ini telah dijelaskan tentang teknik pengukuran pembangkitan
tegangan tinggi maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: ·
1. tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (elektrik power
engineering) adalah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh
kaum teknisi listrik sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran
tegangan tinggi yang semuanya bersifat khusus dan memerlukan teknik-
teknik tertentu (sujektif), atau dmana gejala-gejala tegangan tinggi mulai
terjadi (objektif).
2. Kenaikan tegangan dengan frekuensi rendah dapat ditimbulkan seperti
oleh putusnya kawat tegangan tinggi yang panjangnya melebihi suatu
batas tertentu, atau karena adanya hubungan singkat pada kawat-kawat
transmisi antara satu atau dua fasa dengan tanah.
3. Tegangan tinggi yang berfrekuensi tinggi dipakai untuk mengetahui
adanya kerusakan-kerusakan mekanis (keretakan, kantong udara, dsb)
pada isolator terutama porselen.
3.2. Saran
20
pengetahuan individu atau pengalaman yang dialami sendiri (kontekstual) melalui
belajar kelompok dan berdiskusi antar teman.Kepada dosen di harapkan
mengajarkan sifat berfikir dengan penerapan pendekatan kontekstual kepada
mahasiswa untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata seperti meninjau langsung ke lokasi ataupun dengan melakukan
praktikum untuk meningkatkan kualitas mahasiswa.
21