Di buat
Oleh:
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul “INKONTINENSIA
URINE POST PARTUM” pada waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya
kami, mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari teman-
teman pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Harapan, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi perkembangan dunia
keperawatan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTARISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Lata Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Definisi ...............................................................................................
B. Penyebab dan Faktor Resiko.................................................................
C. Terapi dan Penatalaksanaan.................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melemahnya kekuatan otot dasar panggul (ODP) dapat menyebabkan
berbagai gejala yangmengganggu kualitas hidup dan merupakan masalah
umum pada wanita dalam fungsi reproduksi, bukan hanya karena
perubahan anatomi ODP dalam kehamilan dan proses persalinan, namun
juga karena trauma yang terjadi pada proses tersebut. Trauma dasar
panggul selama persalinan sekarang diketahui sebagai faktor etiologi
utama terhadap gangguan ODP seperti inkontinensia urin, prolaps organ
pelvis dan inkontinensiafekal. Hampir 50% wanita yang pernah
melahirkan akan menderita prolaps organ genitourinaria, 40% akan
disertai dengan inkontinensia urin dan sekitar 4,2% akan mengalami
inkontinensia fekal. Evaluasi kekuatan ODP merupakan parameter yang
penting dalam pokok persoalan klinik dan ilmiah sehubungan dengan
kelemahan dasar panggul.
B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan rerata selisih kekuatan otot dasar panggul
sebelum dan sesudahpersalinan spontan antara kelompok inkontinensia
urindengan kelompok normal?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan rerata selisih kekuatan otot dasar panggul
sebelum dan sesudahpersalinan spontan antara kelompok inkontinensia
urin dengan kelompok normal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Kehamilan dan persalinan akan menyebabkan dasar panggul melemah
atau rusak sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Pada proses
persalinan, otot-otot dasar panggul mengalami tekanan langsung dengan
bagian terbawah janin, bersamaan dengan tekanan ke bawah yang
berasal dari tenaga meneran ibu. Banyak wanita mengalami kebocoran
urine yang tidak dapat dikendalikan akibat cedera saat melahirkan.
Kondisi-kondisi pada ibu postpartum yang mengganggu pengontrolan
urine meliputi inkontinensia urine stres, inkontinensia urine desakan,
trigonitis, sistisis, kondisi patologis pada kordaspinalis, dan abnormalitas
traktus urinarius kongenital. Komplikasi lain yang bisa timbul akibat
proses persalinan adalah retensi urine.
Retensi urine memberikan gejala gangguan berkemih, termasuk
diantaranya kesulitan buang air kecil; pancaran kencing lemah, lambat,
dan terputus-putus; ada rasa tidak puas, dan keinginan untuk mengedan
atau memberikan tekanan pada suprapubik saat berkemih. Perubahan
fisiologis pada kandung kemih yang terjadi saat kehamilan berlangsung
merupakan predisposisi terjadinya retensi urine satu jam pertama sampai
beberapa hari postpartum.
Retensi urin merupakan fenomana yang biasa terjadi pada ibu
postpartum. Hal ini disebabkan banyak faktor. Salah satunya adalah
penekanan kepala janin ke uretra dan kandung kemih yang menyebabkan
edema. Distensi yang disebabkan akan berlangsung selama sekitar 24
jam setelah melahirkan. Namun kemudian karena penumpukan cairan
yang terjadi, secara perlahan akan terjadi pengeluaran cairan secara
besar-besaran yang biasa disebut inkontinensia.
Inkontinensia urin menurut International ContinenceSociety didefinisikan
sebagai keluarnya urin secara involunter yang menimbulkan masalah
sosial dan higiene serta secara objektif tampak nyata. International
ConsultationonIncontinence membagi klasifikasi inkontinensia urine
menjadi 6, yaitu : Inkontinensia urine desakan, inkontinensia urine
stress , inkontinensia urine campuran, Inkontinensia urine berlebih,
Nokturnal Enuresis, PostMicturitionDribbling dan Incontinenciacontinua.
Masalah berkemih yang paling umum dalam kehamilan dan pascapartum
adalah inkontinensia urine stress. The International ContinenceSociety
(ICS) mendefinisikan inkontinensia urine stres sebagai keluhan pelepasan
involunter saat melakukan aktivitas, saat bersin dan pada waktu batuk.
Inkontinensia urine stres terjadi akibat peningkatan tekanan intra
abdomen yang tiba-tiba (misalnya, tekanan mendadak yang timbul akibat
bersin atau batuk). Sedangkan inkontinensia urine desakan disebabkan
oleh gangguan pada kandung kemih dan uretra. Kedua jenis
inkontinensia ini merupakan tipe yang paling sering terjadi pada ibu
postpartum. Terkadang muncul gejala campuran dari kedua tipe
inkontinensia ini, yang disebut juga dengan inkontinensia urine
campuran.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inkontinensia urin merupakan eliminasi urin dari kandung kemih yang
tidakterkendaliatau terjadi diluar keinginan. Jika Inkontinensia urin terjadi
oleh kelainaninflamasi(sistitis), mungkin sifatnya hanya sementara.
Namun jika kejadian ini timbulkarenakelainan neurologi yang serius
(paraplegia), menunggu besar sifatnya akanpermanen(Brunner &
Suddarth, 2002. hal: 1471). Variasi dari inkontinensia urinmeliputikeluar
hanya beberapa tetes urin saja sampai benar-benar banyak,
bahkanterkadangjuga istirahat inkontinensia alvi (pulih menunggu
feses).Urineinkontinensialebih sering terjadi pada wanita yang sudah
tidak pernah melahirkan dari yangbelumtidak pernah melahirkan
(nulipara). Hal ini terjadi karena keberadaan perubahan ototdanfasia di
dasar panggul.Daripengkajian yan gdilakukan pada klien maka prioritas
diagnosa kep erawatanpadakasus diatas adalah:
1.Inkontinensia air seni menekankan berhubungan dengan tekanan
intraabdomen tinggiditandaidengan -melaporkan rembesan sukarela
sedikit air seni pada saattertawa,bersin, dan batuk
2.Ketidakseimbangan nutrisi > kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupanberlebihandalam dipertimbangkannya dengan kebutuhan
metabolisme ditandai dengan beratbadan20% di atas tinggi dan sejauh
tubuh ideal (TB : 144 cm, BB : 70 kg, BMI :33,75kg)
3.Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
ditandaidenganperasaan tidak nyaman dan pikiran
B. Saran
Horbach NS, Blanco JS, Ostergard DR, Bent AE, Cornella JL. A Suburethral Sling
ProcedureWithPolytetrafluoroethylenefortheTreatmentofGenuineStressIncontinen
ce in PatientsWith Low UrethralClosurePressure. ObstetGynecol 1988 ; 71 : 648-
652.
Josoprawiro. Inkontinensia Urin dan Gejala Uroginetal Terkait Pada Wanita Usia
Lanjut. PIT X, Padang. 30Juni-3Juli 1997