Anda di halaman 1dari 7

I.

Uji Viskositas dan rheologi


A. Prinsip dan cara kerja
1. Viskositas
a. Metode rheologi praktis meliputi penggunaan viskometer Brookfield yang
dipasang pada landasan berdiri. Sumbu batang-T dibuat untuk turun perlahan ke
suspensi, dan pembacaan pada viskometer tersebut kemudian merupakan ukuran
ketahanan yang terdapat pada berbagai level dalam suatu sedimen. Dalam tehnik
ini, batang-T terus menerus mengubah posisi, dan mengukur sampel yang tidak
terganggu ketika batang tersebut maju ke bawah ke dalam suspensi tersebut.
(Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K. Teori dan Praktek Industri Farmasi
Edisi III. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 2008)
b. Metode yang umum digunakan untuk pengukuran kekentalan meliputi
penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan untuk
mengalir melalui kapiler. Banyak jenis viskosimeter tabung kapiler telah
dirancang, tetapi viskosimeter Ostwald dan Ubbelohde adalah yang paling
sering digunakan.
(Kemenkes RI. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kemenkes RI; 2014)
2. Rheologi
Sifat reologi seperti pada sediaan semisolida, dapat mempengaruhi sistem
penghantaran obat. Viskostas bepengaruh langsung terhadap kecepatan difusi obat
pada tingkat mikrostruktur. Pada sediaan semisolida dengan viskositas yang relatif
tinggi (kemungkinan) masih dapat menunjukkan kecepatan difusi yang tinggi jika
dibandingkan dengan sediaan semisolida dengan viskositas lebih rendah.
Pengamatan ini menekankan betapa pentingnya sifat reologi sediaan semisolida,
secara spesifik, viskositas dan kinerja produk obat semisolida.
Kebanyakan sediaan semisolida jika mengalami geseran (sheared) menunjukkan
perilaku non-newton. Struktur yang terbentuk dalam sediaan semisolida selama
manufaktur dapat menunjukkan rentang perilaku yang berbeda, seperti viskositas
geser pencair (shear thinning), tiksotropik, dan kerusakan struktur yang mungkin
tidak reversible atau reversible secara potensial. Di samping viskositas, sediaan
semisolida sangat dipengaruhi oleh faktor struktur fisika inheren dari produk,
teknik pengambilan sampel produk, temperatur sampel urtuk pengujian viskositas,
ukuran dan bentuk kontener, dan metodologi spesifik yang digunakan dalam
pengukuran viskositas. Bermacam metode dapat dilakukan untuk karakterisasi
konsistensi sediaan semisolida, seperti penetrometri, viskometri, dan rheometri.
Dengan melakukan pengujian menurut semua metode ini, perlu sekali diperhatikan
sejarah geser yang dialami oleh sampel yang diuji. Berdasarkan rheogram, cairan
non-newton dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Sifat alirannya tidak dipengaruhi oleh waktu
 Aliran Plastis
 Aliran Pseudoplastis
 Aliran Dilaktan
b. Sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu
 Aliran Tiksotropik
 Aliran Rheopeksi
 Aliran Viskoelastis
(Agoes, Goeswin. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida Edisi 7. Bandung:
ITB;2012)

B. Hasil ideal/ nilai standart


No. Bentuk Sediaan Hasil ideal Sumber
1. Sirup
2. Suspensi
3. Suspensi Rekonstitusi
4. Emulsi
5. Krim
6. Salep
7. Gel

C. Perhitungan
Kv (konstanta alat) LV = 673.7 dyne/cm
Kv (konstanta alat) RV = 7187.0 dyne/cm
ƞ = skala x factor (cps)
F = skala x konstanta alat/kv (dyne/cm2)
Formula No.Spindel Skala Faktor RPM ɳ (cPs) F (dyne/cm2)
4 17 20000 0.3 340000 11452.9
4 31.5 10000 0.6 315000 21221.55
1 4 65.5 4000 1.5 262000 44127.35
4 31.5 10000 0.6 315000 21221.55
4 18 20000 0.3 360000 12126.6
Keterangan :
- Skala< 10 naikkan RPM
- Skala > 100 ganti spindle
Perhitungan Viskometer Brookfield Tipe LV
Kv (konstanta alat) tipe LV = 673.7 dyne/cm²
1. RPM 0.3 3. RPM 1.5 5. RPM 0.3
ɳ=rxf ɳ=rxf ɳ=rxf
ɳ = 17 x 20000 ɳ = 65.5 x 4000 ɳ = 18 x 20000
ɳ = 340000 cPs ɳ = 262000 cPs ɳ = 360000 cPs
ɳ = 3400 Ps ɳ = 2620 Ps ɳ = 3600 Ps
2. RPM 0.6 4. RPM 0.6 Rata-rata ɳ = 318400 cPs
ɳ=rxf ɳ=rxf
ɳ = 31.5 x 10000 ɳ = 31.5 x 10000
ɳ = 315000 cPs ɳ = 315000 cPs
ɳ = 3150 Ps ɳ = 3150 Ps

Perhitungan F (gaya gesek)


Kv = 673.7 dyne/cm²
F = skala x kv
1. RPM 0.3 3. RPM 1.5 5. RPM 0.3
F = 17 x 673.7 F = 65,5 x 673.7 F = 18 x 673.7
F = 11452.9 dyne/cm² F = 44127.35 dyne/cm² F = 12126.6 dyne/cm²

2. RPM 0.6 4. RPM 0.6


F = 31.5 x 673.7 F = 31.5 x 673.7
F = 21221.55 dyne/cm² F = 21221.55 dyne/cm²

D. Pustaka
II. Uji daya sebar
A. Prinsip dan cara kerja
Griadometer terdiri dari sebuah blok logam yang keras, dibagian sebelah atasnya
dibuat satu buah atau dua buah jalur dengan lebar kira-kira 1 cm yang permukaanya
miring, dimana tingkat kedalamannya secara kontinyu meningkat dari 0-30 µm atau
0-100 µm. pada bagian memanjangnya terdapat skala yang memungkinkan
pembacaan setiap kedalaman jalur. Untuk menentukannya, sampel salap
didistribusikan secara homogen diseluruh bidang dan daerah yang paling dalam
sampai yang terdangkal dengan menggunakan penggaris rambut baja keras. Pada
lokasi dimana ukuran partikel bahan obat yang digabungkan sesuai dengan kedalaman
jalurnya.
(Voight, R. Buku Pengantar Teknologi Farmasi Edisi V. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press; 1994)

B. Hasil ideal/ nilai standart


No. Bentuk Sediaan Hasil ideal Sumber
1. Krim
2. Salep
3. Gel

C. Perhitungan
Vertikal Horizontal d (mm) r (mm) F (mm)²
7,5 mm 8,50 mm 8 4 50.24

Keterangan :
d = diameter (mm)
r = jari (mm)
F = daya sebar (mm)²
Rumus F (mm²) = πr²
= 3.14 x 4²
= 50.24 mm²
D. Pustaka
III. Uji waktu rekonstitusi
A. Prinsip dan cara kerja
Sebanyak 10 gram suspensi kering dilarutkan dalam 200 mL air minum. Pengamatan
dilakukan terhadap kecepatan suspensi kering terlarut. Semakin cepat waktu
rekonstitusi maka sediaan tersebut semakin baik.
(Rahmi, Widia. Formulasi Suspensi Kering Efervesen Ekstrak Akar Acalypha indica
Linn. Menggunakan Pati Ganyong Terpregelatinasi Sebagai Eksipien Secara
Granulasi Peleburan [skripsi]. Depok: Departemen Farmasi Fakultas MIPA UI; 2009)
B. Hasil ideal/ nilai standart
C. Perhitungan
D. Pustaka

Anda mungkin juga menyukai