Makalah Psikologi Pendidikan Kelompok 3
Makalah Psikologi Pendidikan Kelompok 3
Kelompok 3:
1. EMIA BR. S. MAHA
2. LUKSIADE SARAGIH
3. TARISA DIBA
4. YOSIA SIHOMBING
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi
pembaca.Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya.Sebelumnya kami meminta maaf bilamana
terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap
adanya masukan serta kritikan yang membangun bagi penulis demi terciptanya makalah yang
lebih baik. Terimakasih.
Kelompok3
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Tidak setiap anak bertumbuh sesuai dengan perkembangan normal. Banyak diantara
mereka yang memiliki hambatan, gangguan, atau faktor-faktor berisiko dalam
perkembangannya. Hal tersebut biasa disebut kelainan.Anak berkebutuhan khusus
(Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya
tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk
kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan
belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan, dan kesulitan
bersosialisasi. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak
cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan
pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka.
Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus
untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa
dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat
pendidikan dasar dan menengah. Jadi, Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan
tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-
kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik
berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. (2) Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan
melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan,
dan/atau satuan pendidikan keagamaan. Pasal 133 ayat (4)menetapkan bahwa
Penyelenggaraan satuan pendidikan khusus dapat dilaksanakan secara terintegrasi
antarjenjang pendidikan dan/atau antarjenis kelainan.
B.RUMUSAN MASALAH
1.Apa yang dimaksud dengan anak berkebutuhan khusus?
.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis pendidikan
bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun
2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan
atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif
atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk
jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan
tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-
kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan.
Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab
utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik,
hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan
lingkungan, budaya, atau ekonomi.
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu :
a. Faktor intern (factor dari dalam diri anak itu sendiri ) yang meliputi:
Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang
sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran,
memahami pelajaran menjadi tidak sempurna.
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang
ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan
sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor
psikologis ini adalah intelegensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110
– 140), atu genius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat.
Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami
masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ
dibawah 90 atau bahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam
masalah belajar.
Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-
anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak
yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu
juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau
bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak.
2). Faktor-faktor non- sosial
Secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok,
yaitu:
3.Model Inklusi
Dari ketiga model pelayanan pendidikan sebagaimana diuraikan di atas, maka pilihan
penempatan disesuaikan dengan kondisi dan potensi lapangan. Tipe pemilihan penempatan
anak berkesulitan belajar adalah:
Sistem pelayanan dalam bentuk kelas reguler dimaksudkan untuk mengubah citra
tentang adanya dua tipe anak, anak dengan berkesulitan belajar dan tidak berkesulitan belajar.
Dalam kelas reguler yang dirancang untuk membantu anak berkesulitan belajar diciptakan
suasana belajar kooperatif sehingga semua anak dapat menjalin kerjasama dalam mencapai
tujuan belajar. Suasana belajar kompetitif dihindari agar anak berkesulitan belajar tidak putus
asa.
-) kelas khusus untuk mata pelajaran tertentu atau kelas khusus sebagian waktu.
Dalam kelas khusus sepanjang hari belajar, anak-anak berkesulitan belajar dilayani
oleh guru khusus. Anak-anak di kelas ini belajar semua jenis mata pelajaran dan hanya
berinteraksi dengan anak-anak lain yang juga berkesulitan belajar pada saat jam istirahat dan
atau bermain.
Ruang sumber merupakan ruang yang disediakan oleh sekolah untuk memberikan
pelayanan pendidikan khusus bagi anak-anak yang membutuhkan, terutama yang berkesulitan
belajar. Di dalam ruang sumber terdapat guru remedial atau guru sumber dan berbagai media
belajar. Aktivitas utama dalam ruang sumber umumnya berkonsentrasi pada upaya
memperbaiki keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Guru sumber
diharapkan dapat menjadi pengganti guru kelas dan menjadi konsultan bagi guru reguler.
-Efisien.
-Kuantitatif.
Remedial Teaching
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang
bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat : pengajaran yang membuat
menjadi baik. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching itu adalah bentuk khusus
pengajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuat menjadi
baik. Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil yang optimal sesuai dengan kemampuan
masing-masing siswa melalui keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan pribadi
siswa.
a. Metode Diskusi
Metode ini dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah, yaitu dengan
memberikan tugas kepada siswa agar siswa dapat berinteraksi dengan siswa yang lain,
dengan metode ini siswa dapat : Berinteraksi dalam kelompok yang dapat menumbuhkan
sikap percaya mempercayai, mengembangkan kerja sama antar pribadi , menumbuhkan
kepercayaan diri, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab
b. Metode Tugas
Metode ini dapat digunakan dalam rangka mengenal kasus dan dalam rangka
pemberian bantuan. Dengan pemberian tugas-tugas tetentu baik secara individual maupun
secara kelompok. Siswa yang mengalami kesulitan dapat ditolong. Dengan metode ini siswa
diharapkan : Lebih memahami dirinya, dapat memperluas atau mendalam materi yang
diperlajari, dapat memperbaiki cara-cara belajar yang pernah dialami
c. Kerja Kelompok
Metode ini hampir bersamaan dengan metode pemberian tugas dengan metode
diskusi. Yang penting adalah interaksi antara anggota kelompok dengan harapan terjadi
perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar karena :
d. Metode Tutor
Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya
yang mengalami kesulitan belajar, karena berhubungan antara teman umumnya lebih dekat
dibandingkan hubungan guru dengan siswa. Pemilihan tutor ini didasarkan atas prestasi,
punya hubungan sosial baik, dan cukup disenangi oleh teman-temannya. Tutor berperan
sebagai pemimpin dalam kegiatan kelompok sebagai pengganti guru. Dengan tutor ini ada
kebaikannya yaitu : Adanya hubungan yang dekat dan akrab, tutor sendiri kegiatannya
merupakan pengayaan dan menambah motivasi belajar, dapat meningkatkan rasa tanggung
jawab dan kepercayaan diri.
e. Pengajaran Individual
Pengajaran individual adalah interaksi antara guru dan siswa secara individual dalam
proses belajar mengajar. Pengajaran individual ini bersifat teraputik artinya mempunyai sifat
penyembuhan dengan cara memperbaiki cara-cara belajar siswa. Untuk melaksanakan
pengajaran individual ini guru dituntut memiliki kemampuan membimbing dan bersikap
sabar, ulet, rela, bertanggung jawab, menerima dan memahami dan sebagainya.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan
tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung.
B. SARAN
Adapun saran dari penulis,mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca baik
sebagai referensi tugas maupun sekadar pengetahuan. Dan penulis juga mengharapkan
kritikan dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki hal-hal yang kurang pada makalah ini
dan menjadikan makalah selanjutnya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://.id.m.wikipedia.org