Anda di halaman 1dari 3

Sub Modul

MENJELASKAN KONSEP ISOLASI MANDIRI/KARANTINA MANDIRI

Karantina Mandiri di Rumah

Karantina rumah adalah upaya pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya
yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi untuk mencegah penyebaran
penyakit atau kontaminasi. (Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat
COVID-19 di Indonesia, Gugus Tugas COVID-19 Pusat, 2020)

Karantina dilakukan terhadap OTG untuk mewaspadai munculnya gejala sesuai definisi
operasional. Lokasi karantina dapat dilakukan di rumah, fasilitas umum, atau alat angkut
dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi setempat. (Revisi 4 Pedoman P2P Covid-19,
2020)

Karantina mandiri adalah Pembatasan kegiatan/pemisahan orang yang tidak sakit, tetapi
mungkin terpapar agen infeksi atau penyakit menular dengan tujuan memantau gejala dan
mendeteksi kasus sejak tinggi yang dilakukan di rumah atau di tempat lain yang disediakan
sebagai tempat karantina. (Kepmankes, Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020, Panduan
Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja
Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi
Pandemi)

Isolasi Mandiri di Rumah

Isolasi diri dilakukan dengan memantau kondisi kesehatan diri sendiri di rumah dengan
menghindari kemungkinan penularan dengan orang-orang sekitar termasuk keluarga,
melaporkan kepada fasyankes terdekat kondisi kesehatannya.

Warga dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) yang ditetapkan oleh Rumah Sakit/Puskesmas harus mengisolasi mandiri dengan
tetap tinggal di rumah. (Panduan bagi pelaksana pemberdayaan masyarakat dalam
pencegahan COVID-19 di tingkat RT/RW/Desa, Kemankes RI, 2020).

Isolasi rumah atau perawatan di rumah dilakukan terhadap orang yang bergejala ringan dan
tanpa kondisi penyerta seperti (penyakit paru, jantung, ginjal dan kondisi
immunocompromised) (Revisi 4 Pedoman P2P Covid-19, 2020)

Isolasi mandiri adalah Pemisahan orang yang tidak sakit atau terinfeksi dari orang lain
sehingga mencegah penyebaran infeksi atau kontaminasi yang dilakukan di rumah atau di
tempat lain yang disediakan sebagai tempat karantina. (Kepmankes, Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020, Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi)

Karantina Fasilitas Khusus

Karantina fasilitas khusus adalah karantina yang dilakukan di fasilitas khusus yang
disediakan oleh otoritas yang berwenang dan didasarkan kepada orang yang memiliki gejala
dan riwayat kontak dengan seseorang yang positif. (Panduan bagi pelaksana
pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19 di tingkat RT/RW/Desa,
Kemankes RI, 2020).
Orang Tanpa Gejala (OTG)
Orang tanpa gejala yang memiliki kontak dengan kasus positif. (Panduan bagi pelaksana
pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19 di tingkat RT/RW/Desa,
Kemankes RI, 2020).

Orang Tanpa Gejala yang selanjutnya disingkat OTG adalah orang yang memiliki riwayat
kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19 (dengan PCR) tetapi tidak memiliki gejala.
(Kepmankes, Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020, Panduan Pencegahan Dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan
Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi)

Orang Dalam Pemantauan (ODP)


Orang yang memiliki gejala ringan, dan membutuhkan pemeriksaan. (Panduan bagi
pelaksana pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19 di tingkat
RT/RW/Desa, Kemankes RI, 2020).

Orang Dalam Pemantauan yang selanjutnya disingkat ODP adalah orang yang mengalami
demam (≥38°C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis
yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal* atau memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19. (Kepmankes, Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020, Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi)

Pasien Dalam Pengawasan (PDP)


Pasien yang memiliki gejala ringan/ sedang/berat yang memiliki riwayat perjalanan/kontak
dan membutuhkan pemeriksaan. (Panduan bagi pelaksana pemberdayaan masyarakat
dalam pencegahan COVID-19 di tingkat RT/RW/Desa, Kemankes RI, 2020).

Pasien Dalam Pengawasan yang selanjutnya disingkat PDP adalah orang yang mengalami
demam (≥38°C) atau riwayat demam; disertai batuk/sesak nafas/sakit tenggorokan/
pilek/pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis yang meyakinkan DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal* atau memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19. (Kepmankes, Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020, Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi)

Kasus Konfirmasi
Kasua Konfirmasi adalah Pasien yang terinfeksi COVID- 19 dengan hasil pemeriksaan
positif. (Panduan bagi pelaksana pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan COVID-19
di tingkat RT/RW/Desa, Kemankes RI, 2020).

Kasus konfirmasi adalah pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes
positif melalui pemeriksaan PCR. (Kepmankes, Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020,
Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat
Kerja Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi
Pandemi)

Anda mungkin juga menyukai